GORONTALO – Kantor Pencarian dan Pertolongan Gorontalo (Basarnas Gorontalo) menyelenggarakan Rapat Koordinasi SAR Daerah Gorontalo, yang dibuka secara langsung oleh Wakil Gubernur Gorontalo Idris Rahim, di dampingi Direktur Operasi SAR Basarnas, Brigjen TNI (Mar) Rasman, M.Tr (Han), di Hotel Aston, (29/6/2021).
Dalam kesempatan tersebut Direktur Operasi Basarnas secara khusus hadir bertatap muka dengan potensi SAR, termasuk didalamnya unsur TNI/Polri dan Organisasi berpotensi SAR Lainnya.
Dalam sambutannya Direktur Operasi Basarnas mengungkapkan bahwa Gorontalo adalah salah satu wilayah yang rawan akan bencana. Kecelakaan dan bencana di Indonesia terus meningkat dari tahun ketahun dengan jumlah korban jiwa yang cukup banyak.
“Banyak kecelakaan terjadi karena kurangnya pengetahuan dan antisipasi masyarakat tentang potensi terjadinya kecelakaan,” Ujarnya
Dirinya juga mengajak semua untuk bersama-bersama mengidentifikasi, menganalisis dan mengambil tindakan pencegahan agar tidak terjadi korban jiwa dalam setiap terjadinya kecelakaan, dengan mengedepankan pola Quik Response Search and Rescue.
“Yakni kecepatan dalam memberikan pencarian dan pertolongan serta mitigasi bencana, sehingga dapat mengurangi tingkat resiko pada suatu kecelakaan atau bencana,” Katanya lagi.
Tak hanya itu saja, Ia menegaskan tantangan kedepan penanganan pencarian dan pertolongan akan semakin berat. Masyarakat semakin kritis akan tuntutan keselamatan khususnya kepada petugas SAR, namun disatu sisi kewaspadaan masyarakat terhadap potensi kecelakaan juga masi kurang.
“Hal inilah yang mendasari perlunya dilaksanakan evaluasi setiap saat lewat Rapat Koordinasi antara Basarnas dengan seluruh Potensi SAR agar dapat mengetahui apa yang menjadi kekurangan selama ini,..”
“Hasil dari pembahasan bisa menjadi patokan apakah diperlukan perbaikan dan diharapkan dapat menemukan formulasi yang tepat agar mampu melaksanakan dan mewujudkan misi, khususnya bagi Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan yaitu menyelamatkan jiwa manusia,” Tegas beliau.
Menurutnya, Basarnas juga senantiasa berupaya meningkatkan kapasitas SDM aparatur dan masyarakat melalui pembinaan dan peningkatan kemampuan SDM maupun peralatan yang dibutuhkan, selain itu juga melaksanakan pelatihan potensi SAR diseluruh wilayah Republik Indonesia.
POHUWATO – Pelaku usaha pertambangan emas tanpa izin (PETI) di Desa Balayo, Kecamatan Patilanggio, mulai merasakan tekanan dari pihak-pihak tertentu yang memberhentikan aktivitas mereka. Hal ini terungkap dari pengakuan salah satu pelaku usaha di desa tersebut, yang dikenal dengan inisial UW, dalam perbincangan dengan awak media pada Selasa (03/09/2024).
Menurut UW, keluhan ini juga dirasakan oleh rekan-rekannya sesama pelaku usaha yang tergabung dalam kelompoknya. Mereka merasa terganggu karena ada pihak yang menghentikan operasi mereka di lokasi tersebut.
“Kita ini hanya membantu kalian. Kalau yang menghentikan aktivitas itu berniat membantu, silakan. Saya akan menarik alat saya dari lokasi tersebut,” ungkap UW, yang berperan sebagai koordinator di lokasi, kepada rekan-rekannya yang merasa terganggu.
UW menjelaskan bahwa alasan pihak tersebut menghentikan aktivitas adalah karena para pelaku usaha tidak melakukan koordinasi dengan mereka. Ia menyampaikan kepada para pelaku usaha yang mengeluh, “Jika kalian berkoordinasi dengan yang bersangkutan, apakah itu mungkin diizinkan?”
Ketika ditanya apakah peralatan dari kelompok lain juga diminta untuk berhenti oleh pihak yang menghentikan aktivitas, UW mengaku tidak mengetahui hal tersebut. Namun, ia menyebutkan bahwa ada seorang warga sipil dari Taluduyunu yang diduga mengumpulkan dan menerima “atensi” terkait aktivitas tersebut.
Awak media berencana untuk terus menggali informasi lebih dalam mengenai oknum yang menghentikan aktivitas PETI di Desa Balayo serta menelusuri peran warga sipil yang disebut-sebut oleh UW dalam wawancara tersebut.
POHUWATO – Beredarnya informasi yang menyatakan bahwa miskomunikasi antara PT Loka Indah Lestari dan Eko Otoluwa belum terselesaikan ternyata tidak benar. Eko Otoluwa sendiri menyampaikan klarifikasi ini kepada awak media, menegaskan bahwa hubungan antara dirinya dan pihak perusahaan telah kembali baik setelah kejadian tersebut.
“Terkait informasi yang menyebutkan saya masih mempermasalahkan miskomunikasi yang terjadi sebelumnya, itu tidak benar. Kami sudah berkomunikasi dan menyelesaikan masalah tersebut dengan baik,” ujar Eko saat berada bersama pihak perusahaan.
Eko menjelaskan bahwa miskomunikasi bermula dari pemahaman yang salah tentang akses keluar-masuk area jalan perusahaan. Setelah dilakukan klarifikasi oleh perusahaan, masalah ini telah selesai. Dia juga membantah adanya laporan atau gugatan terkait insiden tersebut, termasuk kabar adanya tembakan.
“Saya tidak melaporkan atau menggugat perusahaan. Setelah kejadian, saya kembali beraktivitas seperti biasa. Bahkan, saya tidak mendengar adanya tembakan saat itu, mungkin karena emosi saya sudah memuncak,” jelas Eko.
Eko berharap agar masalah ini tidak lagi dibesar-besarkan. Dia menegaskan bahwa fokusnya saat ini adalah pada usahanya dan mengapresiasi bantuan yang telah diberikan oleh perusahaan selama ini.
Manajer Legal PT Loka Indah Lestari, Freddy P. Simamora, turut memperkuat pernyataan Eko dengan mengatakan bahwa persoalan yang terjadi hanyalah miskomunikasi dan telah diselesaikan. Freddy juga menegaskan bahwa penutupan sementara akses jalan perusahaan dilakukan untuk menghindari keterlibatan dengan aktivitas Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di wilayah perusahaan.
“Setelah dibicarakan bersama, penjelasan kami mengenai penutupan sementara jalan ini diterima dengan baik oleh Eko dan masyarakat,” ujar Freddy.
Dengan klarifikasi ini, diharapkan tidak ada lagi kesalahpahaman yang berkembang di masyarakat terkait hubungan antara Eko Otoluwa dan PT Loka Indah Lestari.
POHUWATO – Salah satu tokoh masyarakat Pohuwato, Eko, membantah keras isu yang beredar terkait dirinya akan melaporkan atau menggugat PT Loka Indah Lestari (LIL), perusahaan perkebunan kelapa sawit di wilayah tersebut. Isu ini muncul setelah terjadi miskomunikasi beberapa waktu lalu di jalan akses perusahaan di wilayah KM 8, Kecamatan Popayato, yang diduga melibatkan tembakan peringatan.
Eko menjelaskan kepada media bahwa ia tidak pernah melihat atau mendengar adanya tembakan saat insiden tersebut terjadi. “Tidak ada saya melapor, menggugat, atau menuntut pihak TNI maupun perusahaan. Katanya ada tembakan, maaf ya, saya tidak pernah melihat tembakan itu, karena saya memang tidak tahu,” ujarnya saat bertemu dengan Manajer Legal PT LIL pada Senin (02/09/2024).
Eko juga menuturkan bahwa dalam situasi tersebut, ia begitu emosional sehingga tidak menyadari siapa yang mengancam atau menembak. Ia menekankan bahwa semua informasi mengenai pengancaman dan tembakan, termasuk temuan selongsong peluru, tidak ia ketahui secara langsung. “Bentuk peluru yang ditembakkan itu seperti apa, saya juga tidak lihat,” tambahnya.
Sebagai tokoh masyarakat yang pernah dipercaya sebagai panitia untuk pembebasan lahan enam desa di Gorontalo, Eko menegaskan bahwa ia tidak berniat menggugat atau melaporkan perusahaan atau individu terkait insiden tersebut. Ia juga menolak rumor yang menyebut bahwa ia telah melapor kepada pihak berwenang. “Saya tegaskan sekali lagi, saya murni tidak ada laporan ke mana-mana,” jelasnya.
Terkait informasi di kalangan masyarakat tentang penembakan terhadap dirinya, Eko mengucapkan terima kasih atas perhatian yang diberikan. Namun, ia menekankan bahwa jika memang ada tembakan, seharusnya masyarakat yang ada di lokasi akan bereaksi dengan melarikan diri.
Eko juga memastikan bahwa hubungan dan komunikasi antara dirinya dan pihak perusahaan tetap baik-baik saja setelah insiden tersebut. Ia menyatakan bahwa miskomunikasi terjadi karena ia mengira SOP yang diterapkan perusahaan masih sama seperti sebelumnya. “Hubungan saya dengan perusahaan baik-baik saja, tidak ada masalah lagi,” tandasnya.
Pernyataan ini diharapkan dapat meredam spekulasi yang beredar di masyarakat dan menegaskan bahwa tidak ada konflik yang berkelanjutan antara Eko dan PT Loka Indah Lestari.