Connect with us

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

Prestasi, Birokrasi dan Ibu Tiri

Published

on

Oleh :Parman Ibrahim
           Sekertaris HMJ-BK FIP UNG 2021

Fakultas Ilmu Pendidikan adalah Fakutas Tertua di Universitas Negeri Gorontalo (UNG), tentu saja dalam hal ini telah banyak generasi yang dilahirkan yang selanjutnya mengabdikan dirinya untuk bangsa dan negara. Hampir semua putra putri terbaik daerah masuk dan menimbah ilmu di fakultas ini, mulai dari papua, Maluku, Sulawesi, Kalimatan, Jawa dan Sumatera.

Namun, tidak sedikit keluhan yang dirasakan dan dicurhatkan oleh mahasiswa, baik itu yang aktif dalam bidang akademik maupun organisasi kemahasiswaan, bahkan hal ini dirasakan oleh tiap angkatan dan juga generasi.

Tentunya keluhan ini menyorot kepada orang tua kita di FIP UNG, yang kemudian bertanggung jawab penuh sebagai Birokrasi di fakultas hijau, fakultas tertua, yang memiliki slogan Satu Untuk Semua, Semua Untuk Satu.

Berbicara tentang keluhan, ada begitu banyak keluhan mahasiswa sampai telah dibuatkan Inventaris Masalah mulai dari pemenuhan Fasilitas, Pelayanan sampai pada giat pendanaan tiap ORMAWA FIP UNG. Dalam hati menimbulkan pertanyaan, apa yang bisa kami banggakan di Fakutas Tertua FIP UNG?

Sementara disisi lain orang tua kami tercinta di FIP UNG terus menginginkan anak-anaknya untuk dapat meraih Prestasi-prestasi. Ibarat seperti Romusa, tanpa ada support Fasilitas, Pelayanan dan juga minimnya anggaran untuk giat mahasiwa yang ingin meraih segudang prestasi.

Padahal jika melihat Rektor Kami Tercinta, Begitu semangatnya mangangkat nama kampus UNG serta apa yang disampaikan bahwa prestasi mahasiswa adalah hal yang paing utama, belum lagi ibunda tercinta, Wakil rektor III bagian kemahasiswaan dan alumni tiada henti-hentinya berusaha dan memfasilitasi kami anak-anak nya dalam ruanglingkup kampus Kerakyatan.

Hal ini berbanding terbalik yang kita rasakan di fakultas tertua FIP UNG. Yang kami katakana Sebagai birokrasi yang harusnya melindungi tapi sekarang terasa seperti ibu tiri. Bagaimana tidak, sikap birokrasi yang hanya selalu mengedepankan keuntungan birokrasi sampai rela mengekang hal-hal yang harusnya menjadi milik mahasiswanya sendiri. Dalam hal pendanaan setiap kegiatan masih saja rumit, dalam hal ini kami ormawa berfikir yang kami lakukan untuk mengkat nama kampus, terkesan hanya merugikan birokrasi.

Sekali lagi Tuntutan birokrasi agar supaya mahasiswanya berprestasi tapi ketika berinovasi selalu saja diintimidasi, selalu mengedepankan perhitungan untung rugi.
Birokrasi atau ibu tiri???

Beberapa kebijakan dirasa tumpang tindih, dimana pada awal kepengurusan dipertemuan perdana dengan ormawa, pihak birokrasi mengeluarkan statemen bahwa setiap kegiatan ormawa yg mengacu pada IKU (Indeks Prestasi Utama) akan didanai
Namun pada kenyataan, kami sempat mengusulkan proposal pelatihan NUDC yang jelas-jelas mengacu pada IKU namun nihil dan ditolak oleh pihak birokrasi, sehingga kami merasa bahwa yang terjadi tidak sesuai dengan pertemuan perdana dengan ormawa.

Selain itu, ada beberapa yang dirasa harus dibenahi oleh pihak birokrasi, salah satunya adalah bentuk pendampingan untuk mahasiswa-mahasiswa berprestasi yang tidak jarang hanya sekedar menjadi delegasi fakultas pada perlombaan tingkat universitas tanpa ada pendampingan berupa pelatihan diawal waktu
Sehingga belakangan kita melihat fakultas kesulitan meraih prestasi ditingkat universitas.

melihat dari beberapa delegasi lomba dari FIP sangat kurang pengwalan dari pihak birokrasi, contoh MTQ dan KDMI. Saya berharap kedepan Fakultas bisa lebih memperhatikan hal-hal sperti in, karena kami slalu di tuntut untuk meraih prestasi di tingkat universitas maupun nasional namun pengwalan dari pihak birokrasi itu sangat kurang.

Saya Berharap Kritikan ini dapat membangun dan tidak mengintimidasi mahasiswa yang memberikan kritikan dan masukan untuk kampusnya tercinta khusus nya Fakultas Hijau Fakultas Ilmu Pendidikan.

Advertorial

Rektor UNG Bahas Tata Kelola PTN di Forum Nasional Pendidikan Tinggi

Published

on

UNG – Transformasi tata kelola Perguruan Tinggi Negeri (PTN) kembali menjadi sorotan dalam Konferensi Puncak Pendidikan Tinggi Indonesia tahun 2025 yang berlangsung di UNESA Surabaya. Dalam forum strategis tersebut, Prof. Dr. Ir. Eduart Wolok, ST., MT., IPU., ASEAN.Eng, Rektor Universitas Negeri Gorontalo sekaligus Ketua Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia, tampil sebagai narasumber kunci, membahas isu-isu penting seputar pengelolaan kelembagaan PTN di Tanah Air.

Dalam pemaparannya, Prof. Eduart menguraikan serangkaian tantangan yang dihadapi PTN, mulai dari proses perubahan status kelembagaan dari Satker menjadi PTN BLU maupun PTNBH. Transformasi ini, menurutnya, berdampak signifikan terhadap tingkat otonomi institusi, sistem pengelolaan keuangan, hingga kualitas layanan pendidikan tinggi nasional. Ia menegaskan, “Perguruan tinggi Indonesia berada di titik persimpangan menuju era University 4.0, dimana integrasi teknologi digital, inovasi pembelajaran, serta kolaborasi lintas sektor sangat dibutuhkan demi menjawab kebutuhan masyarakat dan dinamika global pendidikan tinggi.”

Dalam sesi diskusi konferensi, turut dibahas masalah birokrasi yang masih berlebihan, keterbatasan otonomi, transparansi tata kelola, disrupsi teknologi digital, serta urgensi penguatan sumber daya manusia di lingkungan kampus. Prof. Eduart menekankan bahwa perubahan tata kelola harus merombak model birokratis yang kaku menjadi manajemen yang lebih lincah dan responsif terhadap perkembangan zaman.

Beberapa langkah strategis yang direkomendasikan meliputi percepatan transformasi status kelembagaan menjadi PTN BLU atau PTNBH dengan dukungan roadmap yang jelas, optimalisasi digitalisasi layanan kampus, profesionalisasi manajemen, dan penguatan kemitraan dengan industri serta komunitas global. Prinsip Good University Governance (GUG) diusung sebagai pilar utama, dengan transparansi, akuntabilitas, dan responsibilitas menjadi nilai inti untuk mewujudkan kampus berdampak.

Konferensi ini juga menjadi momen peluncuran paradigma baru “Kampus Berdampak,” lanjutan dari program Merdeka Belajar Kampus Merdeka, yang menempatkan universitas bukan sekadar penghasil lulusan, tetapi sebagai pusat inovasi, solusi sosial, dan penggerak perubahan melalui riset terapan dan kolaborasi multidisiplin.

Sebagai pembicara kunci, Rektor UNG menyoroti pentingnya kepemimpinan transformatif dalam menjembatani globalisasi dan misi sosial institusi, serta perlunya regulasi pendidikan tinggi yang adaptif di tengah revolusi digital dan dinamika keuangan institusi. Sinergi antara pemerintah, perguruan tinggi, dan seluruh pemangku kepentingan dinilai sangat esensial demi memperkuat ekosistem pendidikan tinggi Indonesia yang unggul dan relevan di masa mendatang.

Continue Reading

Advertorial

Kampus UNG Makin Harum, Magfirah Puspita Raih Prestasi Duta Kesehatan

Published

on

UNG – Magfirah Puspita HD. Vinors, mahasiswa Program Studi Farmasi Fakultas Olahraga dan Kesehatan (FOK) Universitas Negeri Gorontalo (UNG), kembali mengharumkan nama kampus di tingkat nasional. Melalui ajang bergengsi Duta Kesehatan Indonesia 2025 yang digelar di Bali, Magfirah meraih penghargaan sebagai Promosi Kesehatan Terbaik Putri, mengungguli sejumlah finalis dari berbagai provinsi di Indonesia.​

Prestasi ini menjadi bukti nyata dedikasi Magfirah dalam mempromosikan kesehatan dan mendorong perubahan positif di masyarakat, sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) khususnya di bidang kesehatan masyarakat.ung

Dekan FOK UNG, Dr. Hartono Hadjaratie, M.Pd., mengungkapkan apresiasi tinggi atas capaian tersebut. Ia menyebut, keberhasilan Magfirah merupakan kebanggaan besar untuk seluruh civitas akademika FOK, sekaligus membuktikan kualitas mahasiswa UNG dalam berkompetisi di tingkat nasional. “Capaian ini membuktikan mahasiswa kami mampu menjadi agen perubahan bidang kesehatan. Semoga prestasi Magfirah dapat menginspirasi mahasiswa lain untuk terus berkarya dan berkontribusi bagi masyarakat,” jelas Hartono.​

Rektor UNG, Prof. Dr. Ir. Eduart Wolok, ST., MT., IPU., ASEAN.Eng., juga turut memberi apresiasi. Menurutnya, keberhasilan Magfirah membuktikan bahwa mahasiswa UNG memiliki kapasitas unggul dan daya saing kuat di ajang nasional maupun internasional. “Prestasi Magfirah menunjukkan bahwa UNG tak hanya melahirkan lulusan berkualitas, tetapi juga mendorong mereka berdampak positif bagi masyarakat. Ini wujud komitmen UNG sebagai Kampus Kerakyatan yang terus mendukung pengembangan dan prestasi mahasiswa,” ujar Eduart.​

Ia berharap, pencapaian ini menjadi pemacu semangat bagi mahasiswa lain untuk menunjukkan potensi terbaik di berbagai bidang, serta mewujudkan kontribusi nyata dan prestasi untuk almamater tercinta.

Continue Reading

Advertorial

Luar Biasa! UNG Borong 6 Medali LPTK CUP XXII Medan

Published

on

UNG – Prestasi gemilang kembali diukir oleh kontingen Universitas Negeri Gorontalo (UNG) pada ajang Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) CUP XXII Tahun 2025 yang digelar di Universitas Negeri Medan. Dalam kompetisi olahraga antar perguruan tinggi tersebut, tim UNG sukses memboyong enam medali, terdiri dari satu medali emas, dua medali perak, dan tiga medali perunggu.

Raihan medali disumbangkan dari cabang olahraga petanque, golf, dan tenis lapangan, yang menjadi andalan kontingen UNG sepanjang turnamen. Prestasi ini sekaligus menegaskan kapasitas mahasiswa UNG dalam bersaing dan menunjukkan sportivitas di tingkat nasional.​

Rektor UNG, Prof. Dr. Ir. Eduart Wolok, ST., MT., IPU., ASEAN.Eng., memberikan apresiasi dan kebanggaan atas pencapaian para atlet. Ia menyampaikan bahwa enam medali yang diperoleh merupakan hasil dari kerja keras, semangat juang, dan sportivitas seluruh atlet, pelatih, serta tim pendukung yang selama ini berjuang maksimal.

“Prestasi ini adalah hasil dari dedikasi luar biasa para atlet UNG. Semoga capaian ini dapat menjadi motivasi besar untuk terus meningkatkan performa dan kembali mencatat prestasi lebih tinggi pada LPTK CUP berikutnya,” ujar Rektor Eduart.​

Keberhasilan kontingen UNG di LPTK CUP XXII Tahun 2025 diharapkan semakin memperkuat tradisi prestasi UNG di bidang olahraga, sekaligus menjadi inspirasi bagi civitas akademika untuk tetap unggul dalam beragam ajang kompetisi nasional maupun internasional.

Continue Reading

Facebook

Terpopuler