Connect with us

Kota Gorontalo

Tak Hiraukan Guyuran Hujan, Warga Bonpes Silaturahmi Dengan Balon Gubernur Marten Taha

Published

on

KOTA GORONTALO – Kedatangan Marten Taha disambut ratusan warga yang tersebar di 10 desa kecamatan Bone Raya. Para warga yang hadir merupakan konstituen Marten Taha sejak dirinya masih menjabat Ketua DPRD Provinsi Gorontalo.

Kini Marten Taha kembali hadir dan menyapa masyarakatnya, dengan status yang berbeda yaitu sebagai Balon (Bakal Calon) Gubernur Provinsi Gorontalo. Tepat Selasa (05/07/2022) di Desa Inomata, Kecamatan Bone Raya Kabupaten Bone Bolango, kehadiran disambut baik seluruh masyarakat dari 10 desa di Kecamatan Bone Raya.

Masyarakat dari Desa Alo, Desa Bunga, Desa Inomata, Desa Laut Biru, Desa Moopiya, Desa Mootawa, Desa Mootayu, Desa Mootinelo, Desa Pelita Jaya dan Desa Tombulilato.

Satu hal yang turut menjadi bukti masyarakat Bone Pesisir masih sangat mendukung Marten, terlihat dari kehadiran mereka di tengah guyuran hujan.

Menurut mereka, hujan yang turun di tanah Bone Pesisir adalah berkah. Maka patut untuk disyukuri, apalagi dengan kehadiran sosok pemimpin yang dirindukan.

“Hujan ini adalah berkah, apalagi kami masyarakat Bone Pesisir kedatangan sosok pemimpin yang sudah lama kami rindukan. Panjang umur selalu Pak Marten,” ucap sejumlah warga menyambut kedatangan Marten, saat memasuki lokasi kegiatan sosialisasi dan silaturahmi.

Dukungan untuk Marten maju sebagai Calon Gubernur Provinsi Gorontalo, terus disuarakan masyarakat sepanjang kegiatan berlangsung. Bahkan teriakan Marten Taha Gubernur, terus terdengar sampai akhir kegiatan.

“Ini bukan kali pertama Pak Marten datang di Bone Pesisir apalagi di Kecamatan Bone Raya. Sejak Beliau masih menjabat sebagai Ketua DPRD Provinsi Gorontalo, sering datang kesini bukan hanya sekedar silaturahmi, akan tetapi membawa kebutuhan masyarakat ..,”

“Tidak hanya itu saja, saat beliau menjabat sebagai Wali Kota Gorontalo pun tidak lupa dengan masyarakat Bone Pesisir. Misal, saat kami terkena bencana, pasti beliau orang pertama yang memberikan bantuan ..,”

“Kalau mau ditanya sama kami, banyak harapan kami untuk Beliau saat Beliau menjadi Gubernur Provinsi Gorontalo nanti. Tentang kesejahteraan masyarakat, kemajuan daerah pesisir, perekonomian, perikanan dan infrastruktur pendidikan dan kesehatan ..,”

“Karena kami sangat tahu betul sosok Pak Marten sejak dulu sampai dengan saat ini. Belum menjabat Gubernur saja, beliau peduli dengan kami. Apalagi sudah jadi Gubernur. Doa kami terus menyeratai beliau,” jelas Ibrahim.

Terinformasi, ratusan masyarakat yang datang di lokasi kegiatan, tak hanya diberikan santunan paket sembako. Akan tetapi Marten Taha turut memberikan sejumlah dana untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Bahkan Marten Taha turut menyumbangkan satu ekor hewan kurban untuk masyarakat Bone Raya.

Daerah

Polemik GHM: Mengapa Jalan Kota Gorontalo Dilarang Dipakai?

Published

on

Dok. Lecka

Kota Gorontalo – Wali Kota Gorontalo, Adhan Dambea, kembali mengeluarkan kebijakan yang menarik perhatian publik. Kali ini, ia melarang panitia Gorontalo Half Marathon (GHM) 2025 memanfaatkan jalan milik Pemerintah Kota Gorontalo sebagai lintasan lomba. Langkah ini bukan tanpa dasar. Adhan menegaskan, selama ini warga Kota Gorontalo yang mencoba mencari nafkah di trotoar sejumlah ruas jalan justru mendapat larangan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Gorontalo.

Pemprov Gorontalo mendasarkan larangan tersebut pada UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, serta PP No. 34 Tahun 2006. Selain itu, Pemprov juga mengklaim jalan tersebut adalah aset milik mereka. Padahal, Permen PUPR Nomor 03/PRT/M/2014 memberikan ruang bagi UMKM untuk berjualan di trotoar, asalkan tidak bersifat permanen. Di lapangan, pelaku UMKM Kota Gorontalo yang berjualan di trotoar memang hanya menggelar dagangan secara non-permanen dan hanya beroperasi malam hari.

Kebijakan Adhan ini merupakan respons terhadap kekecewaan masyarakat yang merasa kesulitan ekonomi karena dibatasi kebijakan provinsi. Selain itu, Adhan juga menyoroti sikap panitia GHM yang dianggap kurang menghargai Pemerintah Kota. Kepala Dinas Perhubungan Kota Gorontalo, Hermanto Saleh, mengungkapkan bahwa hingga Kamis, panitia belum hadir untuk membahas teknis jalur lomba, padahal surat mereka telah diterima sejak Senin.

Menurut Hermanto, pemaparan rute sangat penting agar Dinas Perhubungan bisa melakukan kajian lalu lintas dan memberikan rekomendasi kepada pimpinan daerah. Tanpa paparan tersebut, kajian teknis tidak dapat dilakukan.

Dengan demikian, masyarakat diimbau tidak salah dalam menilai kebijakan Wali Kota Adhan Dambea terkait pelarangan penggunaan jalan untuk lintasan GHM 2025.

Continue Reading

Advertorial

Tak Terbendung, 775 Pesilat Siap Ramaikan Turnamen Wali Kota Gorontalo

Published

on

Kota Gorontalo – Antusiasme peserta turnamen pencak silat Wali Kota Gorontalo Cup 2025 membludak. Gelaran open tournament yang akan memperebutkan trofi bergengsi ini menarik minat 775 atlet dari empat provinsi berbeda, menegaskan posisi Gorontalo sebagai panggung besar pencak silat di kawasan timur Indonesia.

Panitia penyelenggara telah mematangkan seluruh persiapan, dari penyesuaian arena hingga kelengkapan fasilitas bagi para atlet. Ketua Panitia Rochmat Gani mengonfirmasi bahwa pendaftaran resmi telah ditutup dengan jumlah peserta jauh melebihi ekspektasi. Meski demikian, sejumlah perguruan masih berupaya agar atlet mereka terdaftar dalam event yang menghadirkan total hadiah Rp 100 juta plus logam mulia 20 gram.

Rochmat menambahkan, bila antusiasme peserta terus meningkat, panitia berkomitmen untuk memberikan panggung di musim berikutnya. “Insya Allah yang belum bisa ambil bagian, bisa ikut pada turnamen season II,” ujarnya.

Lonjakan peserta membuat lokasi event dipindahkan dari Banthayo Lo Yiladia dan Halaman Rujab Wali Kota Gorontalo ke Gedung Olahraga (GOR) Kota Gorontalo. Ketua Pengkot IPSI Kota Gorontalo, Husin Ali menekankan perubahan ini sebagai upaya menampung seluruh kontingen, yang semula hanya diprediksi 300 atlet.

“Jumlah peserta ternyata melampaui perkiraan awal, sehingga Pak Wali meminta agar lokasi dipindahkan ke GOR,” jelas Husin.

Selain melibatkan 37 kontingen dari Gorontalo, tercatat perguruan dari Maluku Utara, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Tengah turut berpartisipasi, menambah semarak turnamen. Menurut Husin, inilah bukti Gorontalo kini punya panggung besar pencak silat yang diimpikan oleh seluruh insan bela diri.

“Dan hari ini, panggung itu kita bangun, di bawah sosok Orang Tua Kita Haji Adhan Dambea. Panggung yang kini membuat dunia silat menoleh ke Gorontalo,” tandas Husin.

Secara rinci, peserta tersebar dalam kategori dewasa (84), remaja (169), pra remaja (274), dan usia dini (261). Total pertandingan mencapai 788 nomor, memperebutkan prestise dan kejuaraan bagi 45 kontingen.

Continue Reading

Advertorial

Sekda Ismail: Literasi Butuh Kolaborasi Semua Pihak

Published

on

Kota Gorontalo – Festival Literasi Gorontalo 2025 yang digelar Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Gorontalo berlangsung meriah di Perpustakaan Daerah, Selasa (18/11). Acara tersebut dibuka langsung oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Gorontalo, Ismail Madjid, yang hadir mewakili Wali Kota Gorontalo, Adhan Dambea.

Dalam sambutannya, Sekda Ismail menyoroti pentingnya penguatan ekosistem literasi di Kota Gorontalo serta kondisi minat baca yang masih memprihatinkan. Ia mengutip hasil survei yang menunjukkan hanya satu dari seribu warga yang rutin membaca, sehingga diperlukan dorongan serius dari seluruh pihak.

“Kebiasaan membaca biasanya tumbuh dari lingkungan terdekat. Jika berada di lingkungan yang gemar membaca, orang lain pun akan terpengaruh dan terbentuk kebiasaan baru,” ujar Ismail.

Selain itu, Ismail juga menyoroti masih adanya kesenjangan akses buku dan pengetahuan di sejumlah wilayah. Ia mengajak semua elemen, baik pemerintah maupun masyarakat, untuk bersama-sama melakukan gerakan literasi yang terbuka, masif, dan kolaboratif.

Pada kesempatan tersebut, Sekda Ismail juga memberikan apresiasi kepada Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Gorontalo beserta seluruh pihak yang turut mendukung terlaksananya festival ini. Ia berharap kegiatan seperti ini mampu mendekatkan masyarakat pada bacaan dan sumber informasi bermanfaat yang mampu meningkatkan kualitas hidup.

Festival yang diisi dengan bedah buku “Adhan Dambea: Cerita di Balik Kontroversi” tersebut resmi dibuka setelah sambutan Sekda Ismail, menandai komitmen pemerintah memperkuat budaya literasi di Kota Gorontalo.

Continue Reading

Facebook

Terpopuler