GORONTALO-Pleno Partai Golkar Provinsi Gorontalo yang digelar Kamis (20/2/2020) malam di kediaman pribadi Gubernur Gorontalo Rusli Habibie diwarnai pengusiran salah satu wartawan. Wartawan yang diketahui merupakan awak media kronologi.id, diusir ketika hendak meliput.
Dikutip kronologi.id, wartawan tersebut mengaku bahwa awalnya rapat pleno berjalan dengan lancar. Sejumlah awak media juga terlihat hadir.
Pleno yang dimulai pada pukul 21.00 Wita memang membahas agenda penting Partai Golkar. Mulai dari pilkada di tiga daerah hingga persiapan pelaksanaan Musyawarah Daerah (Musda) DPD I Golkar Provinsi Gorontalo.
Insiden pengusiran kepada wartawan ini terjadi ketika pembahasan mulai dilanjutkan pada pelaksanaan Musda. Di mana saat itu wartawan kronologi.id sedang merekam pidato Ketua DPD I Golkar Provinsi Gorontalo Rusli Habibie.
Tiba-tiba salah satu kader Partai Golkar bernama Fauzan Arsyad menyuruh agar wartawan menjauh dari area sambil mempertanyakan perihal kedatangan sang wartawan ke acara tersebut.
“Duduk di sini dulu, siapa yang memberi tahukan kegiatan di sini? Kamu merekam penyampaiannya Pak Gubernur itu?” kata wartawan mengutip perkataan Fauzan.
Lanjut kata dia, Fauzan bersama rekannya kemudian memintanya untuk tidak merekam dan mengambil gambar. Mereka berdalih, rapat pleno dilakukan secara tertutup dan hanya internal kader partai bersama media khusus.
“Soalnya pak gubernur melihat kamu seperti orang baru, makanya saya disuruh menanyakan itu,” ujarnya.
“Karena ini masih dalam pembahasan internal partai, sehingga ini sangat sensitif. Apalagi ini masih dirahasiakan, jangan sampai publik mengetahui,” sambungnya lagi.
Karena dilarang, wartawan pun langsung memutuskan untuk meninggalkan lokasi.
Namun anehnya, kondisi itu tidak dialami oleh beberapa awak media lain. Pasalnya, masih ada sejumlah wartawan dari media lainnya yang tetap dibiarkan meliput kegiatan tersebut.
“Anehnya hanya saya wartawan yang ditegur, sementara wartawan lain dibebaskan begitu saja untuk meliput,” ucapnya.
“Buktinya, sehari setelah kejadian semalam itu, pemberitaan pun mulai bermunculan di mana-mana selain dari media Kronologi.id,” sambungnya.
Sekretaris DPD I Partai Golkar Provinsi Gorontalo, Paris Jusuf, membantah bahwa Rapat Pleno Partai Golkar itu untuk internal.
Ketua DPRD Provinsi Gorontalo itu menegaskan, rapat tersebut adalah rapat terbuka partai. Sehingga, semua media bisa melakukan peliputan di rapat tersebut.
“Tidak ada kejadian atas pembatasan peliputan tadi malam, semua lancar-lancar saja,” kata Paris Jusuf.
Bahkan, dirinya mengungkapkan bahwa usai Rapat Pleno Partai Golkar, langsung diadakan konferensi pers terkait hasil pembahasan rapat tersebut.
“Kita tidak tahu kalau ada kejadian satu media yang diusir dan dilarang untuk meliput rapat tersebut, sebab rapat tersebut lancar-lancar saja,” ujarnya.
“Banyak juga wartawan yang mewawancarai bapak gubernur usai rapat tersebut,” tutupnya.
Pohuwato – Aktivis Pohuwato, Isjayanto Doda, mengeluarkan pernyataan keras yang ditujukan kepada seluruh perusahaan ritel modern seperti Alfamart, Indomaret, dan jaringan ritel lainnya agar tidak seenaknya melanggar aturan pemerintah daerah, terutama terkait pengelolaan sampah dan kelestarian lingkungan.
Pernyataan itu mencuat setelah adanya dugaan kelalaian salah satu gerai Alfamart di Desa Palopo, Kecamatan Marisa, yang kedapatan membiarkan tumpukan sampah menumpuk di area sekitar toko, bahkan diduga dibakar sendiri oleh pihak pengelola gerai.
Menurut informasi dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pohuwato, tindakan tersebut jelas melanggar ketentuan pengelolaan persampahan dan berpotensi menimbulkan dampak serius terhadap lingkungan. Mulai dari pencemaran tanah, terganggunya estetika kota, hingga polusi udara yang dapat membahayakan kesehatan warga. Ironisnya, lokasi ritel tersebut berada di pusat Kota Marisa, kawasan yang seharusnya menjadi etalase kebersihan dan wajah Kabupaten Pohuwato.
Isjayanto menilai kejadian itu sebagai bentuk ketidakpatuhan dan arogansi sebagian ritel modern yang datang ke daerah hanya untuk mengejar keuntungan tetapi abai terhadap aturan yang telah ditetapkan pemerintah daerah.
“Mereka datang berinvestasi di daerah ini, tapi jangan coba-coba mengotori dan mengabaikan aturan. Pemerintah sudah membuat regulasi, dan semua perusahaan wajib mematuhi. Kejadian di Palopo itu bukti sikap semena-mena yang tidak bisa dibiarkan,” tegas Isjayanto.
Ia mendesak pemerintah daerah, khususnya DLH Pohuwato, untuk menindak tegas setiap perusahaan ritel yang terbukti melanggar aturan persampahan. Menurutnya, jika dibiarkan, perilaku seperti itu akan menjadi preseden buruk bagi perusahaan lain dan pada akhirnya merugikan masyarakat serta lingkungan sekitar.
“Kami berharap pemerintah tidak ragu memberikan sanksi. Kalau perusahaan besar yang terang-terangan melanggar saja tidak ditindak, maka yang kecil-kecil juga akan ikut semaunya,” tambahnya.
Isjayanto menegaskan, setiap investor yang datang dan berusaha di Kabupaten Pohuwato wajib menghormati regulasi daerah, mematuhi standar pengelolaan lingkungan, dan ikut menjaga kebersihan, bukan justru menjadi sumber persoalan baru.
Kasus dugaan pelanggaran pengelolaan sampah oleh gerai ritel di Palopo ini kini menjadi sorotan publik dan memicu desakan luas agar pengawasan terhadap ritel modern diperketat, terutama yang beroperasi di kawasan padat penduduk dan pusat kota.
Gorontalo – Masyarakat Gorontalo kembali digemparkan oleh beredarnya sebuah video amatir berdurasi 1 menit 44 detik yang memperlihatkan aksi tidak senonoh dua sejoli di kawasan wisata Tangga 2000, Kota Gorontalo. Rekaman tersebut viral di berbagai platform media sosial dan menjadi perbincangan hangat di kalangan warganet maupun masyarakat setempat.
Dalam video yang diduga direkam oleh pengunjung lain itu, tampak sepasang muda-mudi melakukan tindakan yang tidak pantas di area ruang publik yang dikenal sebagai salah satu destinasi wisata unggulan di Kota Gorontalo. Aksi tersebut menuai reaksi keras dan kecaman dari warga, karena dianggap melanggar norma kesusilaan serta mencoreng citra kawasan wisata.
Sejumlah warga menilai, kejadian ini menunjukkan perlunya pengawasan lebih ketat di area publik, khususnya di lokasi wisata yang ramai dikunjungi masyarakat. Mereka juga berharap pemerintah daerah bersama aparat keamanan segera mengambil langkah tegas untuk mencegah kasus serupa kembali terulang.
“Tempat wisata seharusnya menjadi ruang rekreasi keluarga, bukan untuk tindakan yang melanggar norma. Kami berharap ada patroli rutin agar area ini tetap aman dan nyaman,” ujar salah satu warga yang ditemui di sekitar lokasi.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak kepolisian belum mengeluarkan pernyataan resmi mengenai identitas maupun proses penyelidikan terhadap dua sejoli yang diduga terlibat dalam video viral tersebut. Meski demikian, berbagai kalangan mendesak aparat penegak hukum segera menindaklanjuti kasus ini guna menjaga ketertiban serta moralitas di ruang publik Kota Gorontalo.
Pohuwato – Kecelakaan maut kembali terjadi di wilayah Kabupaten Pohuwato. Seorang mahasiswa Universitas Pohuwato (Unipo) asal Kecamatan Lemito, Marsanda Kasim Totoyi (21), meninggal dunia setelah sepeda motor yang dikendarainya terlindas truk di ruas Jalan Trans Sulawesi, tepatnya di kawasan trotoar Kecamatan Marisa, Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo.
Peristiwa tragis ini terjadi pada Kamis (11/12/2025) sekitar pukul 14.40 Wita. Saat kejadian, korban diketahui mengendarai sepeda motor DB 2375 LD bersama rekannya, Hawa (19), warga Desa Omayuwa, Kecamatan Randangan.
Menurut informasi sementara, sepeda motor yang dikemudikan Marsanda bergerak dari arah simpang empat Polsek Marisa menuju simpang Blok Plan. Karena salah satu jalur jalan ditutup akibat adanya kegiatan, korban bersama rekannya beralih ke jalur kanan untuk melanjutkan perjalanan.
Di jalan lurus beraspal tersebut, Marsanda berupaya menyalip sebuah dump truck yang berada di depannya. Namun pada saat bersamaan, dari arah berlawanan muncul truk bernomor polisi DN 8893 KB yang dikemudikan Daniel Lumenta (49), warga Kabupaten Minahasa Selatan, Sulawesi Utara.
Melihat truk dari arah berlawanan, korban diduga panik dan kehilangan kendali. Sepeda motor pun oleng lalu terjatuh ke arah kanan jalan. Dalam hitungan detik, truk yang dikemudikan Daniel melindas tubuh korban hingga tewas di tempat kejadian.
Akibat benturan keras tersebut, Marsanda mengalami luka fatal di bagian kepala dan tubuh, sementara rekannya Hawa mengalami luka-luka dan segera dilarikan ke RSUD Bumi Panua Pohuwato untuk mendapatkan perawatan medis.
Jenazah korban kemudian dievakuasi oleh warga bersama petugas kepolisian sebelum dibawa ke rumah duka di Kecamatan Lemito. Peristiwa ini sontak mengundang keprihatinan warga sekitar dan keluarga besar Universitas Pohuwato.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak Kepolisian Resor (Polres) Pohuwato masih melakukan penyelidikan serta menunggu hasil olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) guna mengungkap penyebab pasti kecelakaan maut tersebut.