Connect with us

News

Bumdesa Bintang Utara Terima Bantuan Dari Menteri Desa PDTT

Published

on

Menteri Desa PDTT Abdul Halim Iskandar didampingi Rektor Universitas Negeri Gorontalo Eduart Wolok saat tiba di Desa Deme II, Kecamatan Sumalata Timur, Kabupaten Gorontalo. Sabtu (12/7/21) || Foto : Barakati.id

Gorontalo Utara – Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) Abdul Halim Iskandar menyerahkan bantuan dana untuk pengembangan Badan Usaha Milik Desa (Bumdesa) Bintang Utara di Desa Deme II, Kecamatan Sumalata Timur, Kabupaten Gorontalo Utara, sabtu 12 Juni 2021.

Bantuan dana senilai 75 juta rupiah itu diserahkan langsung Menteri Desa PDTT kepada kepala Desa Deme II Fiki Bumulo dan direktur Bumdesa Syamsudin Karim Ngou.

Mendes Abdul Halim Iskandar mengatakan, Badan Usaha Milik Desa (Bumdesa) merupakan titik tumpu dalam pengembangan dan peningkatan ekonomi masyarakat desa, terutama pemulihan di masa pandemi covid-19 saat ini.

“Jika di pusat punya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mengelola aset dan usaha pemerintah, di Provinsi dan Kabupaten ada Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) maka desa hari ini punya Bumdesa yang punya kekuatan hukum yang sama dalam mengelola dan memanfaatkan potensi dan sumberdaya alam yang ada di desa masing-masing dan ini membuat Bumbdesa setara dengan BUMN dan BUMD” ujar Menteri Halim Iskandar.

Menteri Desa juga menambahkan, dengan support langsung dari kementrian, Bumdesa diharapkan mampu melahirkan berbagai inovasi dalam menunjang upaya peningkatan kualitas usaha Bumdesa.

Kabupaten Gorontalo Utara sebagai pemilik garis pantai terpanjang di Provinsi Gorontalo, tentu memiliki sumberdaya alam dibidang pariwisata yang bisa dimaksimalkan pengelolaannya. Bumdesa diharapkan bisa menjadi motor penggerak pengelolaan tempat-tempat wisata yang bisa menaikan pendapatan desa. Pemanfaatan dana desa untuk pengelolaan pariwisata juga diharapkan bisa memperbaiki perekonomian masyarakat . Pungkas Menteri Halim Iskandar.

Direktur Bumdesa Bintang Utara, Syamsudin Karim Ngou mengucakan terima kasih kepada Menteri Desa PDTT yang telah datang langsung ke Desa Deme II untuk menyerahkan bantuan dana untuk bumdesa, bantuan ini dinilai sangat membantu Bumdesa untuk berkembang, terutama dalam pengelolaan pariwisata yang menjadi andalan di Desa Deme II.

“kami berterima kasih kepada Pak Menteri atas kunjungannya. Kehadiran menteri di desa ini menambah semangat kami untuk terus mengembangkan bumdesa terutama dalam pengelolaan pariwisata di pulau Dionumo” ujar Syamsudin.

Kunjungan Menteri Desa PDTT ke Desa Deme II didampingi Rektor Universitas Negeri Gorontalo (UNG) Eduart Wolok dan disambut Bupati serta Forkopimda Kabupaten Gorontalo Utara. Desa Deme II merupakan salah satu desa binaan Universitas Negeri Gorontalo dalam pendampingan tata kelola desa.

Gorontalo

Diserang Fitnah Hutang, PT Annahl Abadi Ambil Sikap Tegas

Published

on

Gorontalo – Direktur PT Annahl Abadi, Mohammad Eka Putra Alimti, menepis tuduhan bahwa perusahaannya memiliki tunggakan hutang kepada sopir truk dan pemilik material. Dalam konferensi pers pada Jumat (7/11/2025), Eka menegaskan bahwa klaim tersebut tidak benar dan berpotensi menyesatkan publik.

Menurut Eka, tuduhan yang disampaikan oleh Imran Lahi bersama beberapa sopir truk merupakan informasi yang keliru. Ia menjelaskan, PT Annahl Abadi sejak November 2023 telah menjalin kerja sama operasional (KSO) dengan PT Yasa Patria Perkasa dalam proyek Preservasi Ruas Jalan Gorontalo–Taludaa yang dijadwalkan selesai pada Desember 2024.

“Kerja sama ini tertuang dalam Akta Notaris Nomor 65 yang mengatur pembagian pekerjaan berdasarkan hasil dropping dan capaian kerja. PT Yasa Patria Perkasa memegang porsi 37,64 persen, sedangkan PT Annahl Abadi sebesar 31,41 persen,” jelas Eka.

Eka menambahkan, segala bentuk komunikasi dan kesepakatan antara PT Yasa Patria Perkasa dengan Imran Lahi merupakan tanggung jawab penuh perusahaan tersebut. “PT Annahl Abadi tidak pernah terlibat dalam perjanjian atau transaksi dengan pihak tersebut,” ujarnya.

Ia juga menegaskan bahwa pembelian material dari CV Mining Consultan telah dibayar lunas, sehingga tidak ada kewajiban keuangan yang tertinggal.

Terkait tuduhan yang menyeret nama Adnan Mbuinga atau Haji Pulu, Eka menyampaikan bahwa pihaknya, bersama keluarga besar Annahl Abadi, memberikan waktu tiga hari—mulai 7 hingga 9 November 2025—kepada Imran Lahi untuk menyampaikan klarifikasi dan permintaan maaf secara terbuka, baik secara pribadi kepada Haji Pulu maupun melalui media massa dan media sosial.

“Jika dalam tenggang waktu itu tidak ada itikad baik, kami akan menempuh jalur hukum,” tegas Eka.

Ia menekankan komitmen perusahaan untuk selalu menjunjung tinggi prinsip keadilan, kemitraan, dan tanggung jawab sosial. Eka berharap klarifikasi ini mampu meluruskan kesalahpahaman publik dan menghentikan penyebaran informasi tidak akurat di media sosial.

“Dengan tegas kami beri waktu tiga hari kepada saudara Imran Lahi untuk menyampaikan klarifikasi dan permintaan maaf. Kami sudah dirugikan, baik secara perusahaan maupun pribadi. Jika tidak ada tanggapan, langkah hukum akan ditempuh,” pungkas Eka.

Continue Reading

DPRD PROVINSI

Budie Ary Mo Masuk GERINDRA, Kader di Gorontalo: Jangan Dia Lah….

Published

on

Karena viralnya kabar bahwa mantan Menkominfo dan mantan Menkop Budie Arie berancang-ancang masuk GERINDRA, maka info itu memicu para kader utama GERINDRA Gorontalo menyatakan penolakannya. “Kami kader GERINDRA se-Gorontalo menyatakan bahwa partai kami memang terbuka kepada semua rakyat. Tapi kalau ada person yang tidak dimaui rakyat, maka sebaiknya jangan masuk ke GERINDRA. Nanti malah akan merusak partai yang kami bangun dan jaga selama ini,” ungkap Ikbal Aleydrus setelah berhasil mengumpulkan sejumlah pentolan kader GERINDRA dari semua kab/kota yang ada di provinsi Gorontalo.

⁠Menurut Iqbal Aleydrus yang juga anggota Dewan Provinsi Gorontalo itu, pernyataan ini dia sampaikan karena ingin GERINDRA menang mutlak di Gorontalo. “Bayangkan jika ada orang yang tidak disukai oleh rakyat, lalu dicalonkan oleh Partai GERINDRA….Bukannya suara untuk partai bertambah, malah kita yang repot karena kehilangan ratusan ribu suara. Kan parah itu,” keluh Iqbal.

Bagaimana kalau Budie Arie masuk GERINDRA? “Waduh, jangan dia lah…Siapa kek…” tukas Iqbal.

Sementara Ketua GERINDRA Gorontalo, Elnino Mohi belum mengkonfirmasi aspirasi itu karena sedang sibuk dengan acara partai yang dilaksanakan di Hambalang.

Continue Reading

Gorontalo

Di Balik Atensi Rp5 Juta, Kepala Desa Tirto Asri Buka Suara

Published

on

Pohuwato – Kepala Desa Tirto Asri, Kecamatan Taluditi, Kabupaten Pohuwato, Hajir Towalu, mengakui adanya pengumpulan dana atau “atensi” sebesar Rp5 juta per alat berat yang beroperasi di lokasi tambang ilegal di wilayahnya. Menurutnya, dana tersebut digunakan secara gotong royong untuk memperbaiki akses jalan dan melakukan normalisasi sungai di tiga desa, yakni Tirto Asri, Kalimas, dan Puncak Jaya.

Hajir menjelaskan, pengumpulan dana itu bukan bentuk pungutan liar, melainkan hasil kesepakatan bersama antara warga dan pihak pengguna alat berat yang beroperasi di kawasan tersebut.

“Setahu saya, itu dilakukan untuk perbaikan jalan yang dilalui alat berat. Setiap alat menyumbang Rp5 juta, dan dana itu digunakan untuk memperbaiki jalan di tiga desa: Tirto Asri, Kalimas, dan Puncak Jaya,” ujarnya saat dikonfirmasi Kamis (6/11/2025).

Ia menambahkan, kegiatan perbaikan infrastruktur itu mencakup pembenahan jalan yang rusak, pembangunan kembali jembatan yang terdampak aktivitas tambang, serta normalisasi sungai yang mengalami penyempitan akibat sedimentasi dan kegiatan tambang.

“Kemarin para penambang juga ikut membantu pelaksanaan normalisasi sungai sepanjang sekitar 750 meter. Semua pekerjaan dilakukan secara swadaya menggunakan dana dari atensi yang dikumpulkan itu,” tambah Hajir.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa pelaksanaan kegiatan dilakukan secara bergilir di tiga desa tersebut, dengan melibatkan masyarakat setempat yang terdampak langsung oleh aktivitas alat berat.

Ketika ditanya mengenai pihak yang mengoordinasi pengumpulan dana, Hajir menegaskan bahwa kegiatan tersebut dilakukan oleh warga sendiri, terutama masyarakat Desa Puncak Jaya.

“Kalau di Puncak Jaya, masyarakat sendiri yang mengumpulkan. Sementara di desa lain, biasanya pelaku tambang yang mengatur,” jelasnya.

Terkait identitas pelaku usaha tambang di wilayah itu, Hajir mengaku hanya mengetahui sebagian, khususnya warga lokal asal Taluditi. Sementara pelaku tambang dari luar daerah tidak diketahui secara pasti.

“Yang saya tahu hanya warga lokal Taluditi. Untuk warga dari luar daerah, saya tidak tahu,” pungkasnya.

Aktivitas tambang di wilayah Taluditi hingga kini masih menjadi sorotan. Meskipun memberi dampak ekonomi bagi sejumlah warga, keberadaannya juga menimbulkan persoalan lingkungan dan kerusakan infrastruktur yang kini menjadi perhatian serius pemerintah desa.

Continue Reading

Facebook

Terpopuler