Connect with us

News

Mahasiswa S2 UNG Ditemukan Tewas Di Kamar Kos, Ini Hasil Visum Rumah Sakit

Published

on

GORONTALO-Polres Gorontalo Kota telah melakukan penyelidikan terkait kasus kematian Rika Van Gobel (27), Mahasiswa Pascasarjana Universitas Negeri Gorontalo (UNG), Senin (13/1/2020). Jasad Rika telah divisum di Rumah Sakit Aloei Saboe Kota Gorontalo.

Kapolres Gorontalo Kota AKBP Desmont Harjendro menerangkan, dari hasil visum rumah sakit menyebutkan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Ada Beberapa lebam, namun itu bukan dikarenakan kekerasan namun karena kondisi mayat.

Kapolres mengaku bahwa pihaknya telah menginterogasi pihak keluarga korban serta sejumlah saksi di kosan korban. Menurut pengakuan suami, korban memiliki riwayat penyakit maag akut.

“Dari keterangan suaminya, korban punya penyakit maag akut,” ujar Kapolres.

Rika ditemukan meninggal di kamar kosnya di Jalan Cendana, Kelurahan Dulalowo Timur, Kota Gorontalo oleh suaminya sendiri sekitar pukul 11.00 Wita. Menurut keterangan penghuni kos, Rika dan suaminya sudah tak ada kontak sejak beberapa hari yang lalu. Suaminya yang tinggal di kampung di Bolaang Mongondow Utara, Sulut hari itu datang ke Gorontalo untuk memastikan kabar Rika.

“Bagitu dia datang kamar korban tatutup, dia panggil-panggil tapi tidak di buka, akhirnya di dobrak pintu. Dan dia dapat istrinya so meninggal,” ujar penghuni kos yang enggan diberitakan namanya itu.

Para penghuni kos yang saat itu bersama dengan suami korban pun langsung menghubungi kepolisian setempat. Mayat korban lalu dievakuasi ke Rumah Sakit Aloei Saboe (RSAS) Kota Gorontalo.

Hingga berita ini dilansir, jenazah Rika rencananya akan dikembalikan ke kampung halaman di Desa Binceta, Kecamatan Bolangitang Timur, Sulut.

Gorontalo

Dari Ejekan Jadi Kekerasan: Siswa SMP Diintimidasi dan Dipukul Kakak Kelas

Published

on

Pohuwato – Dunia pendidikan kembali tercoreng oleh kasus dugaan perundungan atau bullying. Kali ini, peristiwa memilukan tersebut terjadi di SMP Negeri 3 Duhiadaa, Kabupaten Pohuwato, dan menimpa seorang siswa kelas VII yang diduga menjadi korban kekerasan fisik serta verbal dari kakak kelasnya, berinisial AL (kelas IX).

Insiden ini diduga bermula dari ejekan pelaku terhadap kondisi orang tua korban yang memiliki keterbatasan fisik. Tidak terima orang tuanya dihina, korban menanggapi perkataan tersebut, namun pelaku justru melampiaskan amarahnya dengan meninju korban di bagian mata hingga lebam dan bahkan meludahi korban di depan teman-temannya.

Menurut keterangan Onal, ayah korban, tindakan pelaku bukan kali pertama terjadi. Sebelumnya, pelaku sudah pernah membuli anaknya dan sempat ditegur oleh pihak sekolah. Namun, perilaku itu kembali terulang.

“Dia (pelaku) sudah pernah dipanggil dan dibawa ke dewan sekolah untuk membuat pernyataan agar berhenti membuli. Tapi sekarang diulangi lagi. Anak saya dipukul di mata, diludahi, dan dihina karena orang tuanya,” ungkap Onal saat dihubungi Barakati.id, Minggu (02/11/2025).

Onal menambahkan, insiden terakhir terjadi di rumah salah satu teman anaknya bernama E. Saat itu, pelaku menghampiri korban dan langsung melakukan pemukulan tanpa alasan jelas. Korban yang sempat berusaha membela diri malah mendapat perlakuan kasar berulang.

Akibat peristiwa ini, korban mengalami luka dan telah menjalani visum di rumah sakit. Keluarga korban melaporkan dugaan tindak kekerasan tersebut ke Polres Pohuwato, dan kini kasus tengah ditangani oleh Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA).

“Kami sudah lapor ke polisi dan hasil visum sudah keluar. Kami hanya ingin ada keadilan, supaya anak-anak lain tidak mengalami hal serupa,” tegas Onal.

Hingga berita ini diterbitkan, pihak sekolah maupun kepolisian belum memberikan keterangan resmi terkait perkembangan kasus tersebut. Tim Barakati.id masih berupaya mengonfirmasi pihak berwenang untuk memperoleh penjelasan lebih lanjut.

Continue Reading

Bone Bolango

Nyaman & Murah! Ini Daya Tarik wisata Botu Motolioluwo (sungai longalo) Gorontalo

Published

on

Foto Rolis Asi

Gorontalo – Sungai Longalo, dikenal juga dengan Botu Motolioluwo, kini menjelma menjadi salah satu destinasi wisata andalan di Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. Hanya berjarak sekitar 15 kilometer dari pusat Kota Gorontalo, tempat ini menawarkan pesona alam yang masih asri serta udara pegunungan yang sejuk, jauh dari polusi dan hiruk pikuk perkotaan.​

Sejak dikembangkan dan dikelola oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Longalo pada 2021, kawasan Sungai Longalo semakin diminati oleh masyarakat lokal hingga wisatawan luar daerah. Memasuki kawasan wisata, pengunjung hanya perlu membayar tiket masuk Rp6.000 yang sudah termasuk fasilitas parkir serta akses ke kamar mandi dan mushola.​

Keistimewaan utama Sungai Longalo terletak pada kejernihan airnya serta kesegaran udara sekitarnya. Banyak pengunjung memanfaatkan lokasi ini untuk berkemah, bersantai bersama keluarga, atau sekadar menikmati gemericik air sungai di bawah rindang pepohonan. Tidak sedikit juga yang datang bersama rekan kerja untuk melepas penat usai pekan panjang bekerja.​

Sungai Longalo dulunya hanya digunakan untuk aktivitas arung jeram. Kini, fasilitas semakin lengkap sejak adanya perbaikan infrastruktur, mulai dari akses jalan yang sudah dibeton, gapura baru yang menyambut wisatawan, hingga tersedianya area perkemahan luas dan pondok-pondok istirahat. Pengelolaan kawasan juga melakukan inovasi tanpa menghilangkan nuansa alami sungai, sehingga tetap memberikan pengalaman wisata yang otentik dan menyejukkan bagi pengunjung.​

Ciri khas lain dari Sungai Longalo adalah suasana pagi yang sejuk, embun menerpa kulit, dan suara alam yang masih asri. Banyak wisatawan yang menginap hanya demi menikmati sensasi udara pagi sambil menyeruput kopi Pinogu khas Gorontalo. “Pokoknya alam sekitar memberikan apa yang kami harapkan saat berwisata. Kami disuguhkan dengan alam yang begitu asri,” ungkap salah satu pengunjung kepada barakati.​

banyak netizen menyoroti tempat wisata ini sebagai destinasi alternatif favorit dan primadona baru masyarakat Gorontalo. Tarif yang sangat terjangkau menjadi magnet bagi keluarga hingga komunitas camping urban.​

Dengan lahan camping ground yang luas, air sungai yang bening, serta panorama lanskap yang fotogenik, Sungai Longalo/Botu Motolioluwo siap menjadi tujuan liburan selanjutnya di Provinsi Gorontalo.

Continue Reading

News

Heboh! Pasutri ini Kembalikan Amplop Pernikahan di Acara Perceraian

Published

on

Foto Ilustrasi

NEWS – Sepasang suami istri asal Kota Shenyang, Tiongkok, Wu Liang dan Yuan Chen, menjadi sorotan publik setelah menggelar pesta perceraian yang tak biasa. Dalam perpisahan yang berlangsung pada Sabtu (1/11/2025), pasangan ini tak hanya mengundang keluarga dan kerabat, mereka juga melakukan hal unik: mengembalikan uang amplop pernikahan yang dulu diberikan tamu saat mereka menikah beberapa tahun silam.​

Acara tersebut berlangsung meriah, berbeda dari perpisahan konvensional yang lazimnya dilakukan secara tertutup. Pada layar besar terpampang tulisan “Upacara Perceraian” disertai foto Wu Liang dan Yuan Chen yang berdiri saling membelakangi, sebuah simbol dimulainya hidup baru masing-masing. Di bawah foto tersebut, tertulis jelas: “Tidak Ada Takdir, Tidak Ada Jodoh.” ungkapan yang mempertegas keputusan bersama mereka untuk berpisah tanpa permusuhan.​

Banyak tamu dan warganet mengaku terkejut sekaligus kagum atas langkah mereka. Menurut laporan media lokal, nama Wu Liang dan Yuan Chen sempat dipuji saat menikah karena dianggap melambangkan harmoni, namun pasca perceraian, gabungan nama tersebut diartikan sebagai “tidak berjodoh,” seolah takdir memang menulis jalan berbeda sejak awal.​

Kisah ini sontak viral di berbagai media sosial dan menuai beragam tanggapan. Sebagian menilai acara tersebut tak lazim, bahkan berlebihan, sebab perceraian kerap dianggap peristiwa menyedihkan dan tidak sepatutnya diumumkan secara terbuka. Namun, tak sedikit pula yang mendukung dan menilai keputusan mereka bentuk kedewasaan, cara elegan mengakhiri hubungan tanpa pertengkaran.​

Netizen juga memberikan komentar bahwa :
“Mereka menunjukkan bahwa perceraian tidak selalu berarti dendam. Bisa saja berpisah dengan cara yang sopan dan saling menghormati.”​

Fenomena pesta perceraian sebenarnya bukan kali pertama terjadi di dunia. Menurut laporan, tradisi serupa pernah terjadi di Jepang dan Amerika Serikat, di mana beberapa pasangan memilih merayakan perpisahan secara terbuka demi menandai awal baru tanpa konflik. Sumber lain juga pernah mengulas pesta perceraian sebagai tren baru untuk mengedepankan kebahagiaan dan saling menghargai di antara mantan pasangan.

Continue Reading

Facebook

Terpopuler