Connect with us

Kota Gorontalo

Wali Kota Gorontalo Jadi Peserta Forum 100CEO di Istana Negara

Published

on

Wali Kota Gorontalo, Marten Taha, saat disambut baik Presinde RI Joko Widodo di Istana Negara || Foto istimewa

KOTA GORONTALO – Ajang 100 CEO menjadi pertemuan strategis bagi para pemangku kepentingan, baik institusi pemerintah maupun swasta. Agenda yang dihelat diistana negara (2/12/2022) itu, merupakan pertemuan yang ke 13 oleh media Kompas Grub dengan tajuk, membuat terang di tahun mendatang.

Wali Kota Gorontalo Marten Taha menjadi salah satu undangan dari 10 kepala daerah yang diundang dalam pertemuan itu.

“Ada 7 arah kebijakan yang menjadi fokus pertemuan, salah satu berkaitan peluang dalam rangka pemulihan di tahun 2023,” ucap Marten usai menghadiri forum 100Ceo.

Dihadapan Presiden RI, Marten memaparkan terkait kebijakan yang tempuh Pemerintah Kota Gorontalo sejak pandemi Covid-19 sampai dengan sekarang ini. Kesemuanya itu terbilang sukses dilakukan, karena mampu mendorong daya beli masyarakat.

“Dan kalau bicara soal pemulihan pasca pandemi, Pemerintah Kota Gorontalo kami sampaikan dihadapan Presiden RI bisa dikatakan sukses. Karena kami dalam proses pemulihan pasca pandemi, melibatkan semua unsur termasuk masyarakat,” ungkap Marten.

Termasuk lanjut Marten, bagaimana Pemerintah Kota Gorontalo tetap menjaga stabilitas ekonomi daerah di tengah proses pemulihan, dan meningkatkan daya beli masyarakat melalui pelaksanaan program kegiatan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat.

“Misal, kami memasifkan penyaluran bantuan, pengobatan gratis yang dibuka diseluruh wilayah, memberikan bantuan modal usaha juga melaksanakan pasar murah dan lain sebagainya,” terang Marten.

Berkaitan dengan pengendalian inflasi di daerah, Presiden RI Joko Widodo sendiri bangga dengan Kota Gorontalo. Karena mampu mengukir prestasi di tengah masa sulit, dan prestasi itu di tingkat regional Sulawesi.

Pada kesempatan itu Wali Kota paparkan bahwa, keberhasilan tersebut berkat dukungan seluruh unsur terkait terutama TPID (Tim Pengendali Inflasi Daerah) Kota Gorontalo, yang sudah bekerja maksimal.

“Saya sampaikan kepada Pak Presiden RI, keberhasilan Pemerintah Kota Gorontalo mengendalikan inflasi diwujudkan dengan prestasi melalui TPID Award, yang kami raih di tingkat regional Sulawesi ketiga kalinya dan diikuti 81 daerah ..,”

“Kepada Presiden RI, saya juga katakan bahwa kesuksesan Pemerintah Kota Gorontalo itu tidak luput dari pelaksanaan program unggulan pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan perikanan budidaya, melalui kegiatan Moheyinga To’Ponula atau disingkat MT yang sukses meningkatkan daya beli masyarakat ..,”

“Pemerintah Kota Gorontalo berhasil mengedalikan inflasi pada angka 2,59 persen atau Year on Year, dan senantiasa masih berada dalam kisaran target Nasional sebesar 3 plus minus 1 persen atau YOY,” pungkas Marten.

Kegiatan tersebut berlangsung dua sesi. Sesi pertama diskusi panel dengan dihadiri tiga narasumber masing-masing Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD, serta Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Kemudian sesi kedua dialog dengan Presiden RI Joko Widodo.

Daerah

Polemik GHM: Mengapa Jalan Kota Gorontalo Dilarang Dipakai?

Published

on

Dok. Lecka

Kota Gorontalo – Wali Kota Gorontalo, Adhan Dambea, kembali mengeluarkan kebijakan yang menarik perhatian publik. Kali ini, ia melarang panitia Gorontalo Half Marathon (GHM) 2025 memanfaatkan jalan milik Pemerintah Kota Gorontalo sebagai lintasan lomba. Langkah ini bukan tanpa dasar. Adhan menegaskan, selama ini warga Kota Gorontalo yang mencoba mencari nafkah di trotoar sejumlah ruas jalan justru mendapat larangan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Gorontalo.

Pemprov Gorontalo mendasarkan larangan tersebut pada UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, serta PP No. 34 Tahun 2006. Selain itu, Pemprov juga mengklaim jalan tersebut adalah aset milik mereka. Padahal, Permen PUPR Nomor 03/PRT/M/2014 memberikan ruang bagi UMKM untuk berjualan di trotoar, asalkan tidak bersifat permanen. Di lapangan, pelaku UMKM Kota Gorontalo yang berjualan di trotoar memang hanya menggelar dagangan secara non-permanen dan hanya beroperasi malam hari.

Kebijakan Adhan ini merupakan respons terhadap kekecewaan masyarakat yang merasa kesulitan ekonomi karena dibatasi kebijakan provinsi. Selain itu, Adhan juga menyoroti sikap panitia GHM yang dianggap kurang menghargai Pemerintah Kota. Kepala Dinas Perhubungan Kota Gorontalo, Hermanto Saleh, mengungkapkan bahwa hingga Kamis, panitia belum hadir untuk membahas teknis jalur lomba, padahal surat mereka telah diterima sejak Senin.

Menurut Hermanto, pemaparan rute sangat penting agar Dinas Perhubungan bisa melakukan kajian lalu lintas dan memberikan rekomendasi kepada pimpinan daerah. Tanpa paparan tersebut, kajian teknis tidak dapat dilakukan.

Dengan demikian, masyarakat diimbau tidak salah dalam menilai kebijakan Wali Kota Adhan Dambea terkait pelarangan penggunaan jalan untuk lintasan GHM 2025.

Continue Reading

Advertorial

Tak Terbendung, 775 Pesilat Siap Ramaikan Turnamen Wali Kota Gorontalo

Published

on

Kota Gorontalo – Antusiasme peserta turnamen pencak silat Wali Kota Gorontalo Cup 2025 membludak. Gelaran open tournament yang akan memperebutkan trofi bergengsi ini menarik minat 775 atlet dari empat provinsi berbeda, menegaskan posisi Gorontalo sebagai panggung besar pencak silat di kawasan timur Indonesia.

Panitia penyelenggara telah mematangkan seluruh persiapan, dari penyesuaian arena hingga kelengkapan fasilitas bagi para atlet. Ketua Panitia Rochmat Gani mengonfirmasi bahwa pendaftaran resmi telah ditutup dengan jumlah peserta jauh melebihi ekspektasi. Meski demikian, sejumlah perguruan masih berupaya agar atlet mereka terdaftar dalam event yang menghadirkan total hadiah Rp 100 juta plus logam mulia 20 gram.

Rochmat menambahkan, bila antusiasme peserta terus meningkat, panitia berkomitmen untuk memberikan panggung di musim berikutnya. “Insya Allah yang belum bisa ambil bagian, bisa ikut pada turnamen season II,” ujarnya.

Lonjakan peserta membuat lokasi event dipindahkan dari Banthayo Lo Yiladia dan Halaman Rujab Wali Kota Gorontalo ke Gedung Olahraga (GOR) Kota Gorontalo. Ketua Pengkot IPSI Kota Gorontalo, Husin Ali menekankan perubahan ini sebagai upaya menampung seluruh kontingen, yang semula hanya diprediksi 300 atlet.

“Jumlah peserta ternyata melampaui perkiraan awal, sehingga Pak Wali meminta agar lokasi dipindahkan ke GOR,” jelas Husin.

Selain melibatkan 37 kontingen dari Gorontalo, tercatat perguruan dari Maluku Utara, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Tengah turut berpartisipasi, menambah semarak turnamen. Menurut Husin, inilah bukti Gorontalo kini punya panggung besar pencak silat yang diimpikan oleh seluruh insan bela diri.

“Dan hari ini, panggung itu kita bangun, di bawah sosok Orang Tua Kita Haji Adhan Dambea. Panggung yang kini membuat dunia silat menoleh ke Gorontalo,” tandas Husin.

Secara rinci, peserta tersebar dalam kategori dewasa (84), remaja (169), pra remaja (274), dan usia dini (261). Total pertandingan mencapai 788 nomor, memperebutkan prestise dan kejuaraan bagi 45 kontingen.

Continue Reading

Advertorial

Sekda Ismail: Literasi Butuh Kolaborasi Semua Pihak

Published

on

Kota Gorontalo – Festival Literasi Gorontalo 2025 yang digelar Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Gorontalo berlangsung meriah di Perpustakaan Daerah, Selasa (18/11). Acara tersebut dibuka langsung oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Gorontalo, Ismail Madjid, yang hadir mewakili Wali Kota Gorontalo, Adhan Dambea.

Dalam sambutannya, Sekda Ismail menyoroti pentingnya penguatan ekosistem literasi di Kota Gorontalo serta kondisi minat baca yang masih memprihatinkan. Ia mengutip hasil survei yang menunjukkan hanya satu dari seribu warga yang rutin membaca, sehingga diperlukan dorongan serius dari seluruh pihak.

“Kebiasaan membaca biasanya tumbuh dari lingkungan terdekat. Jika berada di lingkungan yang gemar membaca, orang lain pun akan terpengaruh dan terbentuk kebiasaan baru,” ujar Ismail.

Selain itu, Ismail juga menyoroti masih adanya kesenjangan akses buku dan pengetahuan di sejumlah wilayah. Ia mengajak semua elemen, baik pemerintah maupun masyarakat, untuk bersama-sama melakukan gerakan literasi yang terbuka, masif, dan kolaboratif.

Pada kesempatan tersebut, Sekda Ismail juga memberikan apresiasi kepada Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Gorontalo beserta seluruh pihak yang turut mendukung terlaksananya festival ini. Ia berharap kegiatan seperti ini mampu mendekatkan masyarakat pada bacaan dan sumber informasi bermanfaat yang mampu meningkatkan kualitas hidup.

Festival yang diisi dengan bedah buku “Adhan Dambea: Cerita di Balik Kontroversi” tersebut resmi dibuka setelah sambutan Sekda Ismail, menandai komitmen pemerintah memperkuat budaya literasi di Kota Gorontalo.

Continue Reading

Facebook

Terpopuler