Connect with us

Gorontalo

24 Lukisan Beragam Aliran Hadir Dalam Pameran “Bakar Manyala”

Published

on

Foto Istimewa

GORONTALO – Bertajuk ‘Bakar Manyala’ para perupa Sulawesi Utara dan perupa Gorontalo menginisiasi pameran seni. Sejumlah perupa, pegiat budaya, anak muda yang tergabung dalam beragam komunitas, juga mahasiswa antusias dengan adanya pameran ini.

Pameran seni rupa ini dapat ditemui di Riden Baruadi GALLERY, di jalan Raja Eyato, Kelurahan Limba-B, Kota Selatan, Kota Gorontalo. Pameran ini terbuka untuk masyarakat umum mulai sejak, Selasa 9 hingga 20 November 2021.

Pemilihan tema Bakar Manyala, menurut Jufryhard direktur Riden Baruadi GALLERY, hal ini tak lepas dari realitas dan koneksi budaya Gorontalo dan Sulawesi Utara. Bakar Manyala sendiri, selama ini identik dengan minuman lokal yang dibuat secara tradisional berbahan dasar nira aren.

“Bakar Manyala menunjukan bahwa minuman tersebut berkadar alkohol tinggi dan ketika dibakar mengeluarkan api biru tak ubahnya dengan spiritus”.

“Bakar Manyala dalam ruang seni & rupa menegasikan tentang semangat dan komitmen bersama untuk memperkenalkan serta menyebarkan pesan-pesan persaudaraan dan perdamaian melalui ragam karya & teknik senirupa” Kata Jufry.

Pada pembukaan pameran seni ini, Suleman Dangkua, perupa Gorontalo yang karya lukisannya ikut dipamerkan dalam sambutannya, menyampiakan bahwa gagasan awal pameran ini diinisiasi oleh perupa Iwan Yusuf waktu berkunjung ke Manado, Sulawesi Utara. Ketika itu, Yusuf bertemu dengan Alfred Polontodo, perupa Manado.

Dari pertemuan itu, timbul kesadaran akan keterpisahan antara perupa Gorontalo dan Sulawesi Utara, yang sebenarnya masih dalam satu rumpun di utara pulau Sulawesi.

“Kita sebenarnya sangat dekat tapi juga terasa sangat berjarak, hal inilah menjadi cikal bakal kita untuk bersama melakukan pameran, melukis bersama, guna menyatukan,” ucap Suleman

Giat pameran ini digagas untuk menyambung silaturahim antara perupa Gorontalo dan Sulawesi Utara. Sebanyak 24 lukisan dari beragam aliran dihadirkan dalam pameran ini. 12 perupa Gorontalo dan 11 perupa Sulut menjadi tamu Riden Baruadi GALLERY dalam gelaran pameran selama 2 pekan tersebut.

Bakar Manyala ini diangkat guna membangkitkan kembali semangat kebersamaan. Pameran Bakar Manyala ini menjadi letupan-letupan dari masing-masing perupa untuk mengekspresikan karyanya.

Spirit ini, kata Suleman, yang akan menyambungkan persaudaraan para perupa di pulau Sulawesi. Karena, menurutnya perlu terus didorong lahirnya kerjasama kreatif antara perupa Gorontalo deng a perupa dari luar Gorontalo.

Kehadiran pameran ini, disambut antusias dan mendapat beragam apresiasi dari masyarakat Gorontalo. Walaupun secara umum apresiasi atas karya senirupa di Gorontalo masih jauh dari harapan, namun Suleman berharap, dengan adanya giat-giat seperti ini lambat laun masyarakat Gorontalo akan semakin mencintai dan menghargai karya senirupa.

“Apalagi acara ini tidak hanya ada pameran lukisan, tapi juga ada pidato kebudayaan, ada juga melukis bersama. Dari ini kami ingin memenunjukkan sekaligus mengajak masyarakat untuk hadir dan berinteraksi dalam kegiatan berkesenian seperti ini,” ucapnya

Harapannya, akan ada pameran seperti ini yang secara periodik dilakukan dengan para perupa Sulawesi Utara, bahkan tidak hanya sampai di situ, ini akan jadi semangat cincin api yang jalurnya dari Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan kembali ke Utara. Akan menghubungkan semangat bersama para perupa se Sulawesi.

“Seperti filosofi gambar Bakar Manyala dengan korek Zippo yang bila ditiup angin tak padam,” tuturnya.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Gorontalo

Pelanggaran Kode Etik: Kapolda Gorontalo Pecat Anggota Polri Secara Tidak Hormat

Published

on

Gorontalo – Komitmen Kapolda Gorontalo untuk mewujudkan Polri Presisi semakin nyata, bukan sekadar slogan. Sebagai bagian dari upaya menegakkan kedisiplinan dan menjaga citra institusi, Polda Gorontalo memberhentikan enam anggotanya secara tidak hormat (PTDH) karena terbukti melanggar kode etik dan disiplin kepolisian.

Enam personel yang dipecat tersebut adalah Brigpol Nelpon Ilyas dan Briptu Fransiscus Xaverius Reza Winarso dari Polres Pohuwato, Bripda Einstein Hans Anthonie dan Bripda Akriyanto F. Bagu dari Dit Samapta Polda Gorontalo, serta Bripda Iswanto Abas dan Bripda Alwin Adeputra Lihawa dari Dit Tahti Polda Gorontalo.

Keputusan pemberhentian tersebut tertuang dalam Surat Keputusan Kapolda Gorontalo Nomor: KEP/204/IX/2025 hingga KEP/209/IX/2025 tertanggal 30 September 2025. Kabid Humas Polda Gorontalo, Kombes Pol Desmont Harjendro A.P., S.I.K., M.T., mengungkapkan bahwa pemecatan ini merupakan hasil sidang Komisi Kode Etik Polri yang menyatakan keenam anggota tersebut terbukti melanggar kode etik profesi.

“Enam anggota tersebut resmi diberhentikan tidak dengan hormat. Ini keputusan berat, namun harus diambil demi menjaga kehormatan dan marwah institusi,” kata Desmont di Gorontalo, Jumat (17/10/2025).

Desmont juga menegaskan bahwa langkah ini merupakan bentuk keseriusan Polda Gorontalo dalam menegakkan kedisiplinan dan menjaga kepercayaan publik terhadap Polri. “Kami berharap ini menjadi pelajaran bagi seluruh anggota Polda Gorontalo. Tidak ada ruang bagi pelanggaran yang mencoreng citra Polri,” tegasnya.

Keputusan tegas ini menunjukkan komitmen Polda Gorontalo untuk memastikan Polri menjadi lembaga yang presisi, profesional, dan berintegritas.

Continue Reading

Gorontalo

Siswa Pramuka Gorontalo Minta AMMPD Lebih Rasional soal Peran Pemerintah dalam Peran Saka Nasional

Published

on

Muallif Nazrullah Siswa Kelas XI Sekaligus Anggota Pramuka

Gorontalo – Kritik yang disampaikan oleh Arif Rahim, Koordinator Aliansi Mahasiswa dan Masyarakat Peduli Daerah (AMMPD), terkait pelibatan Sekretaris Daerah dan Pimpinan OPD di lingkungan Pemkab Gorontalo sebagai Liaison Officer (LO) pada pelaksanaan Peran Saka Nasional, mendapatkan tanggapan santai dari anggota Pramuka SMA dan SD di Gorontalo.

Muallif Nazrullah, siswa kelas XI SMA dan anggota Pramuka, dengan santai menjelaskan kepada Arif Rahim bahwa peran pemerintah dalam Gerakan Pramuka sudah diatur dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka, yang menjelaskan bahwa pemerintah berfungsi sebagai pembina dan pelindung Gerakan Pramuka. Menurutnya, dukungan pemerintah dalam agenda nasional sangat wajar, mengingat Gorontalo menjadi tuan rumah acara Peran Saka Nasional.

“Yang sangat disayangkan itu Kak Arif, semestinya tidak perlu nyinyir dengan apa yang dilakukan pemerintah daerah. Ayo Kak Arif, kita sukseskan agenda Peran Saka tingkat Nasional di Gorontalo,” ujar Muallif sambil tersenyum.

Selain itu, Damar Pandu Raazzaq Usman, anggota Pramuka dari SDIT Lukmanul Hakim, juga memberikan penjelasan serupa dengan menekankan bahwa peran pemerintah dalam Gerakan Pramuka diatur dalam Undang-Undang yang memberikan wewenang kepada pemerintah untuk melakukan pembinaan, mendukung anggaran, dan memfasilitasi pendidikan kepramukaan.

“OPD merupakan bagian dari majelis pembimbing, maka bertanggung jawab dalam pelaksanaan kegiatan kepramukaan, termasuk dalam Peran Saka Nasional,” ujar Damar.

Mereka juga menambahkan bahwa peran LO yang dilakukan oleh Pemda sangat penting, karena berkaitan dengan penyambutan tamu sebagai tuan rumah, memastikan pelaksanaan acara berjalan dengan lancar dan sesuai dengan tradisi Gorontalo yang mengutamakan pelayanan maksimal kepada tamu.

Kritik yang disampaikan oleh Arif Rahim dinilai tidak tepat, dan kedua siswa tersebut meminta agar lebih rasional dalam menyikapi peran pemerintah dalam kegiatan Pramuka. Mereka berharap agar agenda nasional ini dapat berjalan dengan sukses dan tanpa hambatan.

Continue Reading

Gorontalo

Tambang Emas Ilegal Ancam Keselamatan Warga Bulangita, Jalan Utama Kini Jadi Kubangan Lumpur

Published

on

Pohuwato – Warga Desa Bulangita, Kabupaten Pohuwato, kembali dihantui oleh bencana alam yang disebabkan oleh aktivitas tambang emas ilegal. Genangan lumpur yang semakin parah kini merusak jalan utama yang menghubungkan desa dengan fasilitas umum, seperti pasar dan sekolah. Lumpur tersebut juga mulai memasuki pekarangan rumah warga, mengancam keselamatan dan kenyamanan mereka.

Aktivitas tambang emas ilegal yang beroperasi di wilayah perbukitan sekitar desa diduga kuat menjadi penyebab utama kerusakan ini. Warga setempat, melalui media sosial, meluapkan rasa frustasi mereka terkait dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh penambang yang menggunakan alat berat dan mengalirkan air limbah langsung ke sungai kecil yang bermuara ke wilayah pemukiman.

Salah satu warga, Meada Ey Chupin Ingo, melalui akun Facebook-nya mengungkapkan penderitaan yang dialami oleh masyarakat. Dalam unggahannya, Meada meminta agar pemerintah dan aparat penegak hukum segera menindaklanjuti masalah ini dan menutup aktivitas tambang ilegal yang semakin merusak lingkungan serta membahayakan keselamatan warga.

“Biar tidak ada ujan jalan so banjir lumpur, gara-gara tambang ilegal yang beken rusak jalan. Tolong kasih jalan dan saluran air, soalnya lumpur so mengganggu sekali pengguna jalan, dan sangat berbahaya kalau lewat,” tulis Meada.

Selain merusak jalan, lumpur yang mengalir tanpa kendali juga berpotensi menyebabkan longsor dan banjir bandang jika hujan deras terus turun. Warga setempat kini mendesak agar kegiatan tambang ilegal segera ditutup dan pelakunya dihukum sesuai dengan hukum yang berlaku.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada tindakan konkret dari pemerintah maupun pihak kepolisian setempat. Masyarakat berharap agar masalah ini segera mendapat perhatian serius dan solusi yang tepat.

Continue Reading

Facebook

Terpopuler