Connect with us

Advertorial

TONGGEYAMO, TEMPAT PELAKSANAAN DAN HEWAN KURBAN MENJADI PEMBAHASAN

Published

on

Menyambut Lebaran Idul Adha PEMDA Gorut melaksanakan rapat untuk persiapan. Dalam rapat tersebut membahas tiga hal penting yakni Tonggeyamo yang merupakan prosesi adat dalam momentum menunggu ditetapkannya waktu sesuai dengan rapat dari Kementrian Agama.

“Tonggeyamo ini ada sebuah prosesi adat yang sudah lazim dilakukan oleh pemerintah daerah yaitu saat-saat atau momentum menunggu penetapan pelaksanaan Idul Adha Begitu juga dengan Idul Fitri prosesnya berlangsung secara adat bertempat di rumah dinas bupati, kami hadir juga sebagai wakil sekda dan beberapa pejabat juga hadir untuk penetapan. Itu berdasarkan ancang-ancang pada tanggal 10 malam sambil menunggu informasi penetapan dari Kementrian agama atau sidang isbat” Jelas Wakil bupati saat memimpin rapat tersebut pada senin (29/7) kemarin.

Selain Tonggeyamo Thariq Modanggu sebagai wakil bupati mengungkapkan bahwa ia akan bertugas sebagai khotib di Masjid Agung Baiturahim. “pelaksanaan solat idul adha di mesjid agung Baiturahim dan di mesjid depan kantor bupati, cuman pelaksana di depan kantor bupati ini, pelaksananya atau khotibnya adalah dari Kementrian Agama dengan imamnya adalah Abdul Rahman LC. Kemudian kesepakatan di rapat tadi yang menjadi khotib, walaupun saya sudah menolak untuk menjadi khotib tapi tetap diminta bahwa ini jatah wakil bupati untuk berkhotbah atau jadi khotib di masjid dengan imamnya khotib Gorontalo Utara” ungkapnya.

TONGGEYAMO, TEMPAT PELAKSANAAN DAN HEWAN KURBAN MENJADI PEMBAHASAN

TONGGEYAMO, TEMPAT PELAKSANAAN DAN HEWAN KURBAN MENJADI PEMBAHASAN.Menyambut Lebaran Idul Adha PEMDA Gorut melaksanakan rapat untuk persiapan. Dalam rapat tersebut membahas tiga hal penting yakni Tonggeyamo yang merupakan prosesi adat dalam momentum menunggu ditetapkannya waktu sesuai dengan rapat dari Kementrian Agama. "Tonggeyamo ini ada sebuah prosesi adat yang sudah lazim dilakukan oleh pemerintah daerah yaitu saat-saat atau momentum menunggu penetapan pelaksanaan Idul Adha Begitu juga dengan Idul Fitri prosesnya berlangsung secara adat bertempat di rumah dinas bupati, kami hadir juga sebagai wakil sekda dan beberapa pejabat juga hadir untuk penetapan. Itu berdasarkan ancang-ancang pada tanggal 10 malam sambil menunggu informasi penetapan dari Kementrian agama atau sidang isbat" Jelas Wakil bupati saat memimpin rapat tersebut pada senin (29/7) kemarin. Selain Tonggeyamo Thariq Modanggu sebagai wakil bupati mengungkapkan bahwa ia akan bertugas sebagai khotib di Masjid Agung Baiturahim. "pelaksanaan solat idul adha di mesjid agung Baiturahim dan di mesjid depan kantor bupati, cuman pelaksana di depan kantor bupati ini, pelaksananya atau khotibnya adalah dari Kementrian Agama dengan imamnya adalah Abdul Rahman LC. Kemudian kesepakatan di rapat tadi yang menjadi khotib, walaupun saya sudah menolak untuk menjadi khotib tapi tetap diminta bahwa ini jatah wakil bupati untuk berkhotbah atau jadi khotib di masjid dengan imamnya khotib Gorontalo Utara" ungkapnya.

Dikirim oleh Barracadti Channel pada Selasa, 06 Agustus 2019

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Advertorial

Rektor UNG Eduart Wolok: Perguruan Tinggi Garda Depan Indonesia Emas 2045

Published

on

UNG – Dalam momentum peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, Rektor Universitas Negeri Gorontalo (UNG) Prof. Dr. Ir. Eduart Wolok, S.T., M.T., menegaskan bahwa perguruan tinggi memiliki peran strategis dalam mengisi kemerdekaan, salah satunya dengan mempersiapkan generasi muda menuju Indonesia Emas 2045.

Menurut Prof. Eduart, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi kunci utama melahirkan generasi emas yang mampu membawa Indonesia menuju negara maju. Karena itu, perguruan tinggi dituntut untuk terus meningkatkan kapasitas kelembagaan dalam menghasilkan sumber daya manusia unggul.

Jika berbicara tentang sains dan teknologi, maka peran perguruan tinggi sangatlah penting. Inilah bentuk pengabdian kita kepada bangsa dan negara, yaitu dengan mempersiapkan generasi yang cerdas, kreatif, dan inovatif,” ujarnya.

Rektor menambahkan, generasi saat ini memang tidak lagi berjuang dengan mengangkat senjata, tetapi tantangan yang dihadapi tidak kalah berat, yaitu mengisi kemerdekaan dengan kontribusi nyata.

Apabila tugas itu tidak dijalankan dengan sebaik-baiknya, maka sama saja kita tidak menghargai jasa para pahlawan bahkan mengkhianati perjuangan mereka,” tegasnya.

Lebih lanjut, Prof. Eduart menekankan bahwa UNG berkomitmen memperkuat peran tridharma perguruan tinggi dalam pendidikan, penelitian, dan pengabdian. Ia juga mengajak seluruh civitas akademika untuk berkinerja dan berinovasi dalam mendidik mahasiswa menjadi generasi masa depan yang siap membawa Indonesia lebih maju, berdaya saing, dan berkembang.

Continue Reading

Advertorial

Rektor Eduart Wolok: Kemerdekaan Harus Diisi dengan Karya dan Inovasi

Published

on

UNG – Semarak peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia turut dirasakan di Universitas Negeri Gorontalo (UNG). Sabtu (17/8/2025) pagi, lapangan Rektorat UNG dipenuhi civitas akademika, mulai dari jajaran pimpinan universitas, dosen, tenaga kependidikan, hingga mahasiswa yang bersama-sama mengikuti upacara bendera dengan penuh khidmat.

Rektor UNG Prof. Dr. Ir. Eduart Wolok, ST., MT., bertindak sebagai pembina upacara dan memimpin langsung pengibaran bendera Merah Putih yang diiringi lagu kebangsaan Indonesia Raya. Suasana semakin semarak dengan beragam pakaian adat yang dikenakan peserta upacara, mencerminkan kekayaan budaya nusantara.

Dalam amanatnya, Prof. Eduart menegaskan bahwa kemerdekaan bukan sekadar perayaan tahunan, melainkan sebuah amanah yang harus diisi dengan karya nyata dan kontribusi untuk bangsa.

Kita patut bersyukur karena kemerdekaan yang kita nikmati hari ini adalah hasil dari pengorbanan besar para pahlawan. Tugas kita sebagai generasi penerus adalah mengisi kemerdekaan dengan karya, inovasi, dan kontribusi nyata bagi bangsa,” ungkap Prof. Eduart.

Ia juga mengingatkan bahwa perguruan tinggi memiliki tanggung jawab strategis dalam menyiapkan Generasi Emas Indonesia 2045. Melalui tridharma perguruan tinggi—pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat—UNG berkomitmen melahirkan insan-insan unggul yang mampu membawa Indonesia melangkah lebih maju.

Continue Reading

Advertorial

UNG Klarifikasi dan Minta Maaf atas Candaan Berbau Kedaerahan yang Viral

Published

on

Foto istimewa

UNG – Universitas Negeri Gorontalo (UNG) bersama Paguyuban Mahasiswa Dumoga menggelar mediasi terkait pernyataan salah satu dosen yang viral di media sosial TikTok dan dinilai menyinggung masyarakat Dumoga, Bolaang Mongondow. Pertemuan ini dipimpin langsung oleh Wakil Rektor III UNG, Prof. Dr. Muhammad Amir Arham, M.E., selaku penanggung jawab kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) 2025.

Prof. Amir menegaskan, PKKMB tidak pernah dimaksudkan untuk memunculkan isu diskriminasi maupun candaan yang merendahkan kedaerahan. “PKKMB adalah ajakan untuk membina karakter mahasiswa baru, mengenalkan kehidupan kampus, dan membangun kebersamaan,” ujarnya.

Sekretaris Panitia PKKMB 2025, Dr. Suwitno Yutye Imran, S.H., M.H., menjelaskan bahwa suasana kegiatan sejak hari pertama diwarnai semangat kekeluargaan. Menurutnya, candaan yang kemudian viral terjadi spontan saat pemateri membaca tulisan-tulisan yang dibawa mahasiswa. “Kami memohon maaf kepada masyarakat Dumoga. Nuansa kekeluargaan yang kami bangun sejak awal sama sekali tidak bertujuan merendahkan,” katanya.

Perwakilan Dewan Perwakilan Mahasiswa Dumoga menegaskan, masyarakat Dumoga memiliki hak untuk terbebas dari stigma negatif. Mereka menolak segala bentuk candaan yang merendahkan martabat daerah dan meminta semua pihak menghentikan penggunaan nama Dumoga dalam konteks candaan publik.

Dosen yang videonya viral, Zhulmaydin Chairil Fachrussyah, S.St.Pi., M.Si., atau akrab disapa Erol, juga menyampaikan permohonan maaf secara pribadi. Ia mengaku tidak pernah berniat menghina atau mendiskreditkan daerah tertentu. “Pernyataan itu muncul spontan saat membaca tulisan mahasiswa. Tidak ada niat dan tidak direncanakan sebelumnya,” jelasnya.

UNG menegaskan bahwa permasalahan ini telah diselesaikan melalui musyawarah dan mediasi bersama pihak terkait. Pihak kampus mengapresiasi upaya mahasiswa Dumoga dalam menghapus stigma negatif dan berharap isu serupa tidak terulang di masa depan.

Continue Reading

Facebook

Terpopuler