Connect with us

Gorontalo

Koperasi Plasma Sawit Desak Pemkab dan Polres Pohuwato Selesaikan Polemik Pemblokadean Jalan

Published

on

Pohuwato – Tiga koperasi plasma sawit di wilayah Popayato, Kabupaten Pohuwato, menyampaikan tuntutan kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) dan Polres Pohuwato untuk segera menyelesaikan polemik pemblokadean jalan yang telah berdampak pada operasional dan penghidupan petani plasma sawit.

Tuntutan ini disampaikan oleh Ketua Koperasi Bukit Sawit Popayato (BSP), Hamid Liputo; Ketua Koperasi Mitra Sawit Mandiri (MSM), Lukman M. Ibrahim, S.Sos.; dan Ketua Koperasi Sawit Taluditi Sukses (STS), Agus Hadi Utomo, dalam pernyataan bersama pada Selasa, (24/12/2024).

Menurut ketiga pengurus koperasi, aksi pemblokadean jalan menuju perusahaan PT. Loka Indah Lestari (LIL) di tiga titik (KM 9, 10, dan 11) di wilayah Popayato telah menimbulkan kerugian signifikan bagi para petani plasma sawit. Akibatnya, buah sawit yang seharusnya dikirim ke pabrik pengolahan PT. LIL tidak dapat diangkut.

“Polemik pemblokadean jalan ini berdampak langsung pada kami, petani plasma sawit, yang tidak dapat mengirimkan hasil panen ke pabrik. Kondisi ini mempengaruhi perekonomian petani dan koperasi kami secara keseluruhan,” ujar Hamid Liputo.

Ketiga koperasi mendesak Pemkab dan Polres Pohuwato untuk mengambil langkah-langkah persuasif guna menyelesaikan konflik ini. Mereka mengkhawatirkan potensi eskalasi yang dapat memicu konflik horizontal antara berbagai kelompok masyarakat, termasuk masyarakat pengusaha kayu, karyawan perusahaan, dan petani plasma sawit.

“Kami harap pihak Pemkab dan Polres Pohuwato segera menyikapi permasalahan ini agar tidak berimbas pada konflik yang lebih besar, mengingat dampaknya sudah sangat merugikan petani plasma sawit,” kata Lukman M. Ibrahim.

Sebagai informasi, tiga koperasi plasma sawit tersebut menaungi total 1.454 petani dengan luas lahan koperasi mencapai 1.563,695 hektare. Para petani bergantung pada keberlangsungan operasional perusahaan untuk mengelola hasil panen mereka.

Hingga berita ini dirilis, belum ada tanggapan resmi dari Pemkab Pohuwato maupun Polres Pohuwato terkait tuntutan yang disampaikan oleh ketiga koperasi tersebut.

Para pengurus koperasi berharap pemerintah daerah dan aparat keamanan dapat segera mengambil langkah konkrit untuk menyelesaikan konflik ini, memastikan kelancaran operasional perusahaan, dan melindungi kepentingan seluruh pihak yang terdampak.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Gorontalo

Diusir Pemprov Saat Rakor, Kwarda Pramuka: “Kami yang Inisiasi Rapat, Kok Kami yang Tidak Dikasih Masuk?”

Published

on

Gorontalo – Kejadian mengejutkan terjadi dalam rapat koordinasi kesiapan pelaksanaan Perkemahan Antar Satuan Karya (Peran Saka) yang diadakan di Aula Rumah Dinas Gubernur Gorontalo. Pengurus Kwartir Daerah (Kwarda) Gerakan Pramuka Gorontalo diusir saat rapat berlangsung, meskipun mereka adalah pihak yang menginisiasi kegiatan tersebut.

Rapat yang dipimpin langsung oleh Gubernur Gorontalo dan dihadiri oleh Ketua Kwarnas Budi Waseso serta Sekretaris Jenderal Kwarnas Pramuka, diikuti pula oleh Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Gorontalo. Namun, yang mengejutkan, pengurus Kwarda Gorontalo, termasuk Andalan Bina Muda Kwarda Gorontalo, Buyung Hunto, tidak diperkenankan untuk ikut dalam rapat tersebut.

Dalam wawancara, Buyung Hunto menyampaikan kekecewaannya atas perlakuan tersebut, “Kami diusir dari ruangan, bahkan Ketua Harian dan Unsur Pimpinan Kwarda Gorontalo tidak diizinkan masuk. Padahal, dalam undangan rapat tertulis nama Andalan Bina Muda, namun kenyataannya kami tidak diberikan akses,” ungkap Buyung dengan nada kecewa.

Kwarda Gorontalo sebelumnya telah mempersiapkan kegiatan ini sejak setahun lalu setelah Gorontalo ditetapkan sebagai tuan rumah. “Rapat ini diinisiasi oleh Kwarda Gorontalo, tapi kenapa kami yang tidak diizinkan masuk?” tambahnya. Kejadian ini menimbulkan pertanyaan besar tentang transparansi dan kejelasan dalam rapat tersebut, yang seharusnya melibatkan Kwarda Gorontalo sebagai penggagas acara.

Kwarda Gorontalo berharap agar insiden ini segera mendapat klarifikasi, dan hubungan yang baik tetap terjalin dalam rangka persiapan kegiatan perkemahan yang akan datang.

Continue Reading

Gorontalo

Resmi Dilantik, Susanto Liputo Komitmen Lanjutkan Pengabdian Alm. Hardi Sidiki

Published

on

Kota Gorontalo – Susanto Liputo resmi dilantik sebagai Anggota DPRD Kota Gorontalo melalui mekanisme Pergantian Antar Waktu (PAW) menggantikan almarhum Hardi Sidiki. Pelantikan digelar dalam rapat paripurna di Aula I DPRD, Selasa (23/9/2025), dihadiri 29 anggota DPRD, Wali Kota Adhan Dambea, dan mantan Wali Kota Marten Taha.

Dalam suasana khidmat, Susanto menyampaikan rasa duka atas wafatnya Hardi Sidiki. “Saya turut berduka cita atas meninggalnya Pak Hardi Sidiki,” ucap Susanto Liputo. Selanjutnya ia berterima kasih atas kepercayaan masyarakat Gorontalo. “Saya optimis akan menjalankan fungsi DPRD dengan baik, dan memperjuangkan aspirasi masyarakat,” tegas Susanto dalam wawancara seusai pelantikan.

Pelantikan Susanto menjadi momentum regenerasi di DPRD, mengembalikan komposisi anggota dewan yang sempat kosong. Ketua DPRD Kota Gorontalo, Irwan Hunawa, memimpin pelantikan yang sekaligus menegaskan komitmen lembaga legislatif memperjuangkan aspirasi rakyat secara optimal. Susanto menggantikan kursi yang ditinggalkan seniornya dari Fraksi Golkar dan menyampaikan komitmen melanjutkan pengabdian almarhum Hardi Sidiki demi masyarakat Kota Gorontalo.

Perjalanan politik Susanto memang tidak mudah. Melalui beberapa kali pemilu sebelum akhirnya terpilih melalui mekanisme PAW. “Saya sudah tiga sampai empat kali maju, dengan suara yang stagnan. Pada Pemilu terakhir, saya memperoleh 637 suara. Dan hari ini, setelah 16 tahun menunggu, akhirnya saya dilantik,” terang Susanto. Dengan pelantikan Susanto, kerja DPRD Kota Gorontalo di bidang legislasi, penganggaran, dan pengawasan kini kembali berjalan penuh dan optimal.

Continue Reading

Daerah

Tragis! Mahasiswa FIS UNG Meninggal Usai Diksar Mapala, begini kronologinya

Published

on

Seorang mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Universitas Negeri Gorontalo (UNG), Muhammad Jeksen (MJ), meninggal dunia setelah mengikuti kegiatan pendidikan dasar (Diksar) Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Butaiyo Nusa, Senin (22/09/2025). MJ, mahasiswa semester 3 Jurusan Pendidikan Sejarah, berasal dari Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara. Korban sempat mengeluhkan sakit dan meminta dilarikan ke rumah sakit, namun diduga panitia tak mengizinkan. MJ akhirnya dijemput dan dibawa ke RS Aloei Saboe oleh teman paguyubannya, tapi nyawa korban tak tertolong.

Menurut keterangan keluarga, MJ mengalami sakit dan pembengkakan di bagian leher usai diduga terkena benturan saat Diksar. Kakak korban, Hikayat, menjelaskan adiknya memiliki riwayat penyakit bawaan di leher yang akan kambuh apabila terkena benturan. “Saya lihat di foto mukanya sudah bengkak setelah penerimaan Diksar. Indikasinya dia sempat dipukul,” ungkap Hikayat. Sebelum meninggal, MJ sempat mengirim pesan meminta dijemput untuk dibawa ke rumah sakit. Proses penanganan jenazah MJ sampai sore masih terjadi tarik ulur terkait autopsi antara keluarga, pihak kampus, dan kepolisian.

Fakta lain yang terungkap, kegiatan Diksar Mapala FIS UNG ini tidak mengantongi izin resmi dari kampus maupun kepolisian, menimbulkan kritik terhadap pengawasan dan tanggung jawab penyelenggara kegiatan kemahasiswaan. Media nasional juga memberitakan bahwa jenazah korban ditemukan dengan kondisi lebam di bagian leher dan darah keluar dari mulut serta telinga, sehingga dugaan kekerasan semakin menguat. Proses hukum menunggu kepastian autopsi demi mengusut tuntas kasus kematian tragis ini.

Continue Reading

Facebook

Terpopuler