Connect with us

Gorontalo

Pria Tewas Bersimbah Darah di Depan SPBU Marisa, Desa Buntulia Jaya

Published

on

GORONTALO – Seorang pria ditemukan tewas bersimbah darah di depan SPBU Marisa, Desa Buntulia Jaya, Kecamatan Duhiadaa, sekitar pukul 05:00 WITA dini hari, Kamis, 11 Juli 2024. Pria tersebut diketahui bernama Brian Husain (24 tahun) asal Kota Gorontalo, dan tengah menginap di salah satu penginapan yang ada di kompleks SPBU Marisa.

Kronologi Kejadian

Berdasarkan informasi yang dihimpun oleh awak media, kejadian berawal ketika korban bersama rekannya sedang berada di dalam kamar penginapan. Mereka kemudian keluar untuk menegur beberapa pria yang berada di luar penginapan karena dianggap membuat keributan. Setelah menegur, korban dan rekannya kembali ke kamar mereka.

Tidak lama kemudian, beberapa pria yang ditegur datang mengetuk pintu kamar penginapan. Terjadi cekcok antara korban dan para pria tersebut, yang akhirnya berujung pada kejar-kejaran hingga di depan SPBU Marisa.

Situasi Saat Ini

Saat berita ini diterbitkan, korban masih berada di Rumah Sakit Bumi Panua (RSBP). Kondisi korban serta penyebab pasti kematian masih dalam penyelidikan pihak berwenang.

Tindakan Kepolisian

Pihak kepolisian telah menerima laporan terkait insiden ini dan sedang melakukan penyelidikan untuk mengungkap pelaku serta motif dari kejadian tragis ini. Mereka juga mengumpulkan keterangan dari saksi-saksi di lokasi kejadian dan rekaman CCTV di sekitar area SPBU untuk membantu penyelidikan.

Seruan untuk Ketertiban Umum

Kejadian ini menyoroti pentingnya menjaga ketertiban umum dan menghindari konflik yang bisa berujung pada kekerasan. Masyarakat diimbau untuk melaporkan segera kepada pihak berwajib jika menemukan situasi yang berpotensi menimbulkan keributan atau kekerasan.

Kami akan terus memberikan informasi terbaru mengenai perkembangan kasus ini.

Gorontalo

Pembangunan Berwawasan Maritim dan Kearifan Lokal: Visi Hardiyanto Ali untuk Desa Pohuwato Timur

Published

on

Hardiyanto Ali, calon Kepala Desa Pohuwato Timur

Pohuwato – Salah satu calon Kepala Desa Pohuwato Timur, Hardiyanto Ali, resmi memaparkan visi dan misi yang akan menjadi arah pembangunan desa jika terpilih dalam Pemilihan Kepala Desa Antar Waktu (PAW). Pemilihan ini akan dilaksanakan dalam Musyawarah Desa (Musdes) Pra Penggantian Antar Waktu Kepala Desa pada tanggal 14 Oktober 2025 mendatang di Desa Pohuwato Timur, Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo.

Dalam dokumen yang diterima oleh redaksi, Hardiyanto Ali mengusung visi:
“Mewujudkan Desa Pohuwato Timur Mandiri, Sejahtera, dan Lestari berbasis potensi maritim dan kearifan lokal.”

Visi tersebut dijabarkan dalam empat misi utama, yakni:

  1. Peningkatan kesejahteraan nelayan dan pelaku usaha pesisir

  2. Pembangunan yang berwawasan lingkungan

  3. Peningkatan kualitas hidup masyarakat

  4. Mewujudkan pemerintahan yang baik, harmonis, dan agamis

Hardiyanto Ali mengusulkan lima prioritas utama dalam program kerja, yang meliputi:

  1. Distribusi dan pemerataan bantuan sesuai dengan klasifikasi kesejahteraan masyarakat.

  2. Optimalisasi peran pendidik dan tenaga kesehatan desa untuk meningkatkan layanan dasar.

  3. Pembangunan dan peningkatan infrastruktur dasar untuk menunjang kehidupan masyarakat.

  4. Penguatan peran BUMDes dan Koperasi Merah Putih sebagai mitra ekonomi desa.

  5. Mewujudkan kehidupan masyarakat yang harmonis, religius, dan pemerintahan yang baik.

Dengan visi dan program berbasis potensi maritim serta kearifan lokal, Hardiyanto Ali berharap Desa Pohuwato Timur dapat berkembang menjadi desa yang mandiri dan sejahtera. Selain itu, ia juga menargetkan terciptanya pemerintahan yang bersih dan masyarakat yang berdaya. Hardiyanto juga menekankan pentingnya transparansi dalam pemerintahan serta pelibatan aktif masyarakat dalam pengawasan dan pengambilan keputusan pembangunan desa.

Continue Reading

Gorontalo

Aliansi Mahasiswa Peduli Olahraga Soroti Kebijakan Pembatasan Cabor pada POPNAS 2025

Published

on

Gorontalo – Koordinator Lapangan Aliansi Mahasiswa Peduli Olahraga, Majid Mustaki, dengan tegas mempertanyakan kebijakan pembatasan cabang olahraga (cabor) yang akan diberangkatkan pada Pekan Olahraga Pelajar Nasional (POPNAS) 2025. Dalam informasi resmi yang beredar, hanya cabor sepak takraw, silat, karate, taekwondo, dan atletik yang diberangkatkan, sementara untuk Peparpenas hanya cabor atletik, bulutangkis, dan tenis meja.

Aliansi Mahasiswa Peduli Olahraga menilai keputusan ini tidak adil dan berpotensi merugikan para atlet muda Gorontalo yang telah berlatih keras untuk mendapatkan kesempatan tampil di ajang nasional. “Ini bukan sekadar soal anggaran, tapi soal komitmen pemerintah daerah terhadap masa depan olahraga di Gorontalo. Jangan sampai hanya karena keterbatasan, banyak potensi atlet kita terkubur tanpa pernah diberi kesempatan,” tegas Majid Mustaki.

Aliansi juga mendesak pemerintah provinsi dan instansi terkait untuk memberikan penjelasan terbuka mengenai alasan di balik pembatasan ini. Mereka menuntut adanya solusi konkret agar lebih banyak cabor bisa diberangkatkan. “Jika memang anggaran menjadi kendala, harus ada langkah alternatif. Pemerintah bisa menggandeng pihak swasta atau lembaga lain. Jangan hanya diam dan mengorbankan mimpi para atlet muda Gorontalo,” tambahnya.

Aliansi Mahasiswa Peduli Olahraga menegaskan bahwa olahraga adalah bagian penting dari pembangunan generasi. Kebijakan pembatasan tanpa alasan yang jelas hanya akan menimbulkan kekecewaan dan memadamkan semangat juang atlet.

Continue Reading

Gorontalo

Dugaan Setoran hingga Pembiaran Kasus, Tumulo Bongkar Masalah di Polres Pohuwato

Published

on

Pohuwato – Kritik pedas meledak dari Tunas Muda Holandalo (Tumulo) terhadap kepemimpinan Kapolres Pohuwato, AKBP Busroni. Koordinator Tumulo, Kasmat Toliango, secara terbuka menuntut agar Kapolres segera dicopot dari jabatannya menyusul tragedi pembacokan yang melibatkan sesama anggota polisi di Pohuwato.

Menurut Kasmat, peristiwa tersebut merupakan tamparan keras bagi institusi kepolisian sekaligus bukti gagalnya Kapolres dalam membina anggotanya. Ia menegaskan, insiden itu bukan hanya mencoreng nama Polres Pohuwato, tetapi juga memperlihatkan lemahnya implementasi tagline Polisi Mopiyohu yang selama ini didengungkan.

“Tagline Polisi Mopiyohu itu apakah benar-benar ditanamkan atau hanya sekadar bungkusan manis agar terlihat baik? Faktanya, polisi bacok polisi terjadi di Pohuwato. Ini sangat memalukan!” tegas Kasmat.

Ia juga mengingatkan bahwa tragedi Afan Kurniawan belum usai, namun kini muncul kasus baru yang lebih brutal. “Belum selesai luka lama, sekarang muncul lagi. Lagi-lagi polisi bikin ulah,” ujarnya.

Selain itu, Tumulo menuding adanya persoalan lain yang dibiarkan Kapolres, mulai dari isu setoran hingga dugaan pembiaran tempat-tempat tertentu yang meresahkan masyarakat. Menurutnya, hal itu menimbulkan asumsi liar di tengah publik dan melemahkan kepercayaan masyarakat terhadap aparat.

Dengan sederet catatan hitam tersebut, Tumulo menilai Kapolres Pohuwato sudah tidak layak memimpin. “Ada banyak AKBP yang mau bekerja sungguh-sungguh di Pohuwato. Jadi sebaiknya Kapolres mundur saja. Faktanya, beliau gagal total dalam memimpin Polres Pohuwato,” tutup Kasmat.

Continue Reading

Facebook

Terpopuler