KABGOR – Pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Gorontalo, Dr. Roni Sampir, M.Kes., dan Adnan Entengo, memaparkan program unggulan mereka di hadapan ratusan warga Kecamatan Batudaa. Kegiatan yang berlangsung pada Sabtu (14/09/2024) tersebut menarik antusiasme masyarakat yang ingin mengetahui visi dan misi yang dibawa pasangan yang diusung oleh Partai Gerindra, PKS, dan Demokrat ini.
Dr. Roni Sampir, yang memiliki latar belakang birokrat, bersama Adnan Entengo yang merupakan figur politik berpengalaman, menyatakan bahwa mereka siap membawa perubahan nyata bagi Kabupaten Gorontalo. Pasangan ini menyebutkan bahwa gabungan kemampuan dan pengalaman mereka di bidang pemerintahan dan politik merupakan kekuatan utama untuk menjawab berbagai kebutuhan masyarakat.
“Kami maju dalam Pilkada dengan tujuan utama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Gorontalo,” ujar Roni Sampir. “Kami memahami permasalahan yang dihadapi masyarakat, dan kami siap memberikan solusi yang nyata.”
Salah satu program yang menjadi perhatian khusus Roni adalah meningkatkan kesejahteraan imam masjid, petugas masjid, dan guru ngaji. Ia berjanji, jika terpilih, akan memberangkatkan imam masjid untuk menunaikan ibadah umrah setiap tahunnya. Selain itu, Roni-Adnan berkomitmen untuk memperbaiki insentif bagi tokoh agama dan guru ngaji di wilayah tersebut.
“Kesejahteraan tokoh agama adalah hal yang sering terabaikan, dan kami ingin memastikan mereka mendapatkan perhatian lebih. Kami berkomitmen untuk memberangkatkan imam masjid setiap tahun ke Tanah Suci, serta memperbaiki honorarium bagi tokoh adat dan guru ngaji,” ungkap Roni.
Roni juga menegaskan komitmen mereka untuk mewujudkan semua janji yang disampaikan. Ia bahkan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menuntut jika janji tersebut tidak direalisasikan. “Jika nanti terpilih, dan ada janji yang tidak kami penuhi, silakan hubungi kami langsung. Kami memberikan nomor telepon kepada masyarakat agar bisa menagih janji-janji yang belum terlaksana,” tegasnya.
Pasangan Roni-Adnan berharap dapat membawa perubahan dan kemajuan bagi Kabupaten Gorontalo dengan berbagai program yang mereka tawarkan, terutama dalam bidang kesejahteraan sosial, ekonomi, dan infrastruktur. Mereka mengajak seluruh masyarakat untuk mendukung visi mereka demi masa depan yang lebih baik bagi Kabupaten Gorontalo.
Gorontalo – Kejadian mengejutkan terjadi dalam rapat koordinasi kesiapan pelaksanaan Perkemahan Antar Satuan Karya (Peran Saka) yang diadakan di Aula Rumah Dinas Gubernur Gorontalo. Pengurus Kwartir Daerah (Kwarda) Gerakan Pramuka Gorontalo diusir saat rapat berlangsung, meskipun mereka adalah pihak yang menginisiasi kegiatan tersebut.
Rapat yang dipimpin langsung oleh Gubernur Gorontalo dan dihadiri oleh Ketua Kwarnas Budi Waseso serta Sekretaris Jenderal Kwarnas Pramuka, diikuti pula oleh Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Gorontalo. Namun, yang mengejutkan, pengurus Kwarda Gorontalo, termasuk Andalan Bina Muda Kwarda Gorontalo, Buyung Hunto, tidak diperkenankan untuk ikut dalam rapat tersebut.
Dalam wawancara, Buyung Hunto menyampaikan kekecewaannya atas perlakuan tersebut, “Kami diusir dari ruangan, bahkan Ketua Harian dan Unsur Pimpinan Kwarda Gorontalo tidak diizinkan masuk. Padahal, dalam undangan rapat tertulis nama Andalan Bina Muda, namun kenyataannya kami tidak diberikan akses,” ungkap Buyung dengan nada kecewa.
Kwarda Gorontalo sebelumnya telah mempersiapkan kegiatan ini sejak setahun lalu setelah Gorontalo ditetapkan sebagai tuan rumah. “Rapat ini diinisiasi oleh Kwarda Gorontalo, tapi kenapa kami yang tidak diizinkan masuk?” tambahnya. Kejadian ini menimbulkan pertanyaan besar tentang transparansi dan kejelasan dalam rapat tersebut, yang seharusnya melibatkan Kwarda Gorontalo sebagai penggagas acara.
Kwarda Gorontalo berharap agar insiden ini segera mendapat klarifikasi, dan hubungan yang baik tetap terjalin dalam rangka persiapan kegiatan perkemahan yang akan datang.
Kota Gorontalo – Susanto Liputo resmi dilantik sebagai Anggota DPRD Kota Gorontalo melalui mekanisme Pergantian Antar Waktu (PAW) menggantikan almarhum Hardi Sidiki. Pelantikan digelar dalam rapat paripurna di Aula I DPRD, Selasa (23/9/2025), dihadiri 29 anggota DPRD, Wali Kota Adhan Dambea, dan mantan Wali Kota Marten Taha.
Dalam suasana khidmat, Susanto menyampaikan rasa duka atas wafatnya Hardi Sidiki. “Saya turut berduka cita atas meninggalnya Pak Hardi Sidiki,” ucap Susanto Liputo. Selanjutnya ia berterima kasih atas kepercayaan masyarakat Gorontalo. “Saya optimis akan menjalankan fungsi DPRD dengan baik, dan memperjuangkan aspirasi masyarakat,” tegas Susanto dalam wawancara seusai pelantikan.
Pelantikan Susanto menjadi momentum regenerasi di DPRD, mengembalikan komposisi anggota dewan yang sempat kosong. Ketua DPRD Kota Gorontalo, Irwan Hunawa, memimpin pelantikan yang sekaligus menegaskan komitmen lembaga legislatif memperjuangkan aspirasi rakyat secara optimal. Susanto menggantikan kursi yang ditinggalkan seniornya dari Fraksi Golkar dan menyampaikan komitmen melanjutkan pengabdian almarhum Hardi Sidiki demi masyarakat Kota Gorontalo.
Perjalanan politik Susanto memang tidak mudah. Melalui beberapa kali pemilu sebelum akhirnya terpilih melalui mekanisme PAW. “Saya sudah tiga sampai empat kali maju, dengan suara yang stagnan. Pada Pemilu terakhir, saya memperoleh 637 suara. Dan hari ini, setelah 16 tahun menunggu, akhirnya saya dilantik,” terang Susanto. Dengan pelantikan Susanto, kerja DPRD Kota Gorontalo di bidang legislasi, penganggaran, dan pengawasan kini kembali berjalan penuh dan optimal.
Seorang mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Universitas Negeri Gorontalo (UNG), Muhammad Jeksen (MJ), meninggal dunia setelah mengikuti kegiatan pendidikan dasar (Diksar) Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Butaiyo Nusa, Senin (22/09/2025). MJ, mahasiswa semester 3 Jurusan Pendidikan Sejarah, berasal dari Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara. Korban sempat mengeluhkan sakit dan meminta dilarikan ke rumah sakit, namun diduga panitia tak mengizinkan. MJ akhirnya dijemput dan dibawa ke RS Aloei Saboe oleh teman paguyubannya, tapi nyawa korban tak tertolong.
Menurut keterangan keluarga, MJ mengalami sakit dan pembengkakan di bagian leher usai diduga terkena benturan saat Diksar. Kakak korban, Hikayat, menjelaskan adiknya memiliki riwayat penyakit bawaan di leher yang akan kambuh apabila terkena benturan. “Saya lihat di foto mukanya sudah bengkak setelah penerimaan Diksar. Indikasinya dia sempat dipukul,” ungkap Hikayat. Sebelum meninggal, MJ sempat mengirim pesan meminta dijemput untuk dibawa ke rumah sakit. Proses penanganan jenazah MJ sampai sore masih terjadi tarik ulur terkait autopsi antara keluarga, pihak kampus, dan kepolisian.
Fakta lain yang terungkap, kegiatan Diksar Mapala FIS UNG ini tidak mengantongi izin resmi dari kampus maupun kepolisian, menimbulkan kritik terhadap pengawasan dan tanggung jawab penyelenggara kegiatan kemahasiswaan. Media nasional juga memberitakan bahwa jenazah korban ditemukan dengan kondisi lebam di bagian leher dan darah keluar dari mulut serta telinga, sehingga dugaan kekerasan semakin menguat. Proses hukum menunggu kepastian autopsi demi mengusut tuntas kasus kematian tragis ini.