Connect with us

News

Sumarwoto: Pembagian APD Diatur Sesuai Skala Prioritas

Published

on

Sekretaris Gugus Tugas Covid-19 Provinsi Gorontalo Sumarwoto

GORONTALO-Sekretaris Gugus Tugas (Gugas) Covid-19 Provinsi Gorontalo Sumarwoto, menyebutkan bahwa ketersediaan APD atau alat pelindung diri untuk paramedis di Gorontalo sejatinya masih tersedia. Namun begitu, penyaluran APD tersebut tak dilakukan sekaligus sesuai permintaan melainkan diatur berdasarkan skala prioritas agar mencukupi.

“APD ini kan langka, penggunaannya juga hanya sekali pakai makanya kita atur penyalurannya,” ujar Sumarwoto, saat dihubungi via telepon, Minggu (12/4)

Saat ini, lanjut Sumarwoto, penyaluran APD masih diprioritaskan untuk tim covid-19 yang bersentuhan langsung dengan penanganan. Seperti rumah sakit-rumah sakit besar rujukan covid-19 yang ada di daerah-daerah, para tim yang standby di pintu-pintu masuk Gorontalo serta di gedung karantina. Ia mengaku, sebelumnya memang ada sebanyak 4004 buah APD yang sebagiannya sudah disalurkan ke semua simpul covid-19 penting itu.

“Awalnya kita dapat 2002 buah, kemudian 2002 lagi. Nah jumlah ini kita atur pembagiannya. Kita utamakan di titik-titik yang memang benar-benar bersentuhan langsung, Seperti aloei saboe kita sudah salurkan, rumah sakit ainun juga. Tim yang standby di tiap pintu masuk baik bandara maupun perbatasan darat, itu juga kita kasih. Masa mau langsung dibagikan semua. Kita lihat yang prioritas,” tandas Sumarwoto.

Ia menyadari bahwa, saat ini hampir seluruh pihak mengharapkan penyaluran APD dari pemprov terlebih para perawat di puskesmas-puskesmas. Beberapa kepala daerah juga telah memberikan laporannya tentang kekosongan APD. Namun, dengan kondisi keterbatasan serta sedikitnya APD yang memenuhi standard kelayakan membuat permintaan permintaan itu tak mampu dipenuhi semua. Baru-baru ini pula kata dia pemprov kembali mendapat bantuan APD sebanyak 1000 buah.

“Tapi itu juga belum cukup,” ujar Sumarwoto.

Ia berharap, kondisi kelangkaan APD ini dapat dipahami semua pihak.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News

Bikin Haru, Bripka Handoko Izinkan Anak Tahanan Tidur di Luar Sel Agar Bisa Dipeluk Ayahnya

Published

on

Bripka Handoko, anggota Satreskrim Polres Maro Sebo, Jambi, mendadak viral berkat aksi penuh empatinya—mengizinkan seorang anak tidur di luar sel demi memeluk ayahnya yang sedang menjalani masa tahanan. Momen haru ini terekam dalam sebuah video yang beredar luas di media sosial, membuat ribuan warganet terenyuh dan banjir pujian.

Dalam unggahannya, Bripka Handoko menuliskan, “Sedikit membantu melepas kerinduan orang tua kepada anaknya.” Ia membiarkan anak kecil tersebut duduk dan tidur di luar sel dengan alas seadanya agar bisa memeluk sang ayah. Percakapan hangat dan pelukan erat pun terjadi di antara jeruji besi, menghadirkan atmosfir kemanusiaan di lingkungan yang biasanya penuh batasan fisik dan aturan hukum.

Tindakan ini ternyata bukan kali pertama bagi Bripka Handoko. Ia telah kerap menunjukkan sisi humanis sejak 2023, membuka akses bagi anak-anak menjenguk orang tua mereka di tahanan, bahkan memfasilitasi pelukan di luar sel. Sikapnya seolah menegaskan bahwa hukum bukan alasan untuk memutus jalinan kasih keluarga.

Gelombang apresiasi juga datang dari warganet. Salah satu komentar berbunyi, “Untuk pak pol yang ada di vidio ini,terima ksh SDH memberi ruang untuk bpk bertemu SM anak nya,,SMG kebaikan BPK d bls Allah dgn kesehatan dan pnjng umur.” Akun lain menyampaikan, “Jangan pernah berhenti untuk terus memanusiakan manusia. Sehat2 komandan.”

Berbagai media nasional turut menyoroti momen ini sebagai refleksi pentingnya pendekatan kemanusiaan dalam penegakan hukum. Studi Jurnal Lemhannas RI juga menegaskan pentingnya pemenuhan hak anak saat berhadapan dengan proses pidana; regulasi dan fasilitas pun harus adaptif agar masa pertumbuhan anak tidak terhambat oleh batasan institusi hukum.

Continue Reading

News

Anies Baswedan Ajak Tagih Janji Prabowo Bangun 3 Juta Rumah dan 300 Fakultas Kedokteran

Published

on

Anies Baswedan mengajak masyarakat untuk tidak lagi terjebak polarisasi pasca pemilihan umum dan mengingatkan pentingnya kontrol publik terhadap janji-janji pemerintah, salah satunya program tiga juta rumah dan pembangunan 300 fakultas kedokteran. “Jika semua program baik dari pemerintah didorong untuk dilaksanakan, maka rakyat turut memastikan negara bekerja untuk kepentingan bersama, bukan hanya satu kelompok,” katanya dalam dialog kebangsaan di Semarang.

Terkait janji penyediaan tiga juta rumah, Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman, Fahri Hamzah, menyatakan bahwa Presiden Prabowo Subianto berkomitmen menyediakan hunian bagi masyarakat tanpa rumah. “Saudara-saudara, kita akan membangun tiga juta rumah untuk mereka yang belum punya rumah. Satu juta di pedesaan, satu juta di pesisir, satu juta di perkotaan,” ujar Prabowo saat debat pilpres.

Untuk sektor pendidikan, Prabowo berjanji menambah jumlah fakultas kedokteran dari 92 menjadi 300 demi mengatasi kekurangan 140.000 dokter di Indonesia. Namun, Ketua Umum PB IDI Adib Khumaidi menilai janji tersebut terlalu berlebihan dan menekankan akar masalah adalah mahalnya biaya pendidikan dokter, bukan kurangnya institusi pendidikan.

Continue Reading

News

Internet di Indonesia: Mahal dan Lambat, Ini Datanya

Published

on

Indonesia memiliki harga internet termahal di ASEAN dengan tarif US$ 0,41 atau setara Rp 6.809 per Mbps untuk layanan fixed broadband. Data ini berasal dari laporan Cable.co.uk dan We Are Social per Februari 2025.

Meski harganya tinggi, kecepatan internet Indonesia justru menempati urutan kedua paling lamban di kawasan, berdasarkan data Speedtest Global Index per Agustus 2025. Untuk fixed broadband, kecepatan hanya 39,88 Mbps, menempatkan Indonesia di peringkat ke-116 dunia. Sedangkan untuk mobile broadband, kecepatan mencapai 45,01 Mbps, berada di urutan ke-83 dunia.

Sebagai perbandingan, beberapa negara ASEAN memiliki harga internet jauh lebih rendah, seperti Filipina US$ 0,14, Malaysia US$ 0,09, Vietnam US$ 0,04, Singapura US$ 0,03, dan Thailand US$ 0,02 per Mbps.

Kecepatan internet mobile broadband di ASEAN juga bervariasi dengan Brunei Darussalam tercepat di 184,86 Mbps, dan Singapura menduduki posisi ke-12 dunia dengan 164,75 Mbps. Sedangkan untuk fixed broadband, Singapura menjadi yang tercepat di dunia dengan kecepatan 394,3 Mbps.

Mengutip laman Visual Capitalist, “Negara-negara Asia seperti Vietnam, Cina, dan Korea Selatan menyediakan internet cepat dengan harga terjangkau, beberapa di antaranya hanya US$ 0,05 per Mbps.”

Data Speedtest Global Index meneliti kecepatan internet di 103 negara untuk mobile broadband dan 154 negara untuk fixed broadband.

Dengan fakta tersebut, Indonesia berada pada posisi yang kurang menguntungkan dalam hal harga dan kecepatan internet dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya dan dunia.

Continue Reading

Facebook

Terpopuler