Provinsi Gorontalo
Waktu dan Tuhan Yang Terabaikan
Published
6 years agoon

Oleh: Makmun Rasyid (Penulis Buku-Buku Islami)
Setiap kali berpindah dari tahun ke tahun. Langit kerap diterangkan oleh ragam warna dan bunyi yang imanen. Yang dimainkan dan diperagakan manusia dengan penuh antusiasme yang tinggi lagi berbunga-bunga. Manusia-manusia di saat itu hanya disibukkan berbicara tentang ragam acara di puncak penghujung tahun. Nihilnya, dialog dan percakapan eksitensi yang bersifat imanen dan transendel, terlupakan oleh rayuan serba fatamorgana.
Dalam kontruksi beragama, proporsi mayoritas dan minoritas masih saja ada yang menampilkan sisi kodrat hewaninya yang buas dan merusak. Sisi ini tidak lagi terkait informasi keagamaan yang dimiliki seseorang, melainkan sisi pendalaman dan penghayatan yang menuju kepada ‘kebaikan tertinggi’ dalam beragama. Sisi hewaninya inilah yang menjadi sorotan tajam dalam buku “Crowds and Power” yang memuat rekam jejak manusia yang walaupun ilmu pengetahuan maju, filsafat berkembang dan teknologi yang kian canggih, tapi naluri-naluri hewaniyah yang sering kali brutal tetap diproduksi orang-orang yang tidak bertanggung jawab atas kepemilikan ilmunya.
Habibat manusia yang diciptakan-Nya sebagai makluk fitri, kerap meneledorkan manusia dari adanya pengaruh perintah luar yang diinternalisasikan dan kemudian mengendap di dalam pikiran dan diri, kemudian menguak menjadi reaksi negatif, dan mengesampingkan “suara Tuhan” dengan bukti-bukti keputusan-keputusan yang diambil dalam hidup. Kesakralan waktu pun ikut terabaikan. Lebih-lebih berbahaya lagi jika Tuhan terabaikan oleh aktivitas yang terpampang di kalender yang bersifat imanen.
Waktu—dalam paradigma Qur’an—dipahami sebagai sesuatu yang aktif. “Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup, dan tidak ada yang membinasakan (mematikan) kita kecuali masa (waktu)…” (Qs. al-Jatsiyah [45]: 24). Ayat ini erat kaitannya antara manusia dengan waktu. Waktu yang menyimpan mortalitas dan “finitude” haruslah dimanfaatkan oleh manusia ke dalam aksi-aksi bermartabat dan berkeprimanusiaan.
Persiapan demi persiapan menuju ruang yang “infinitude”—menurut paparan Qur’an, “sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal” (Qs. Al-Al’Ala [87]: 17), sebagaimana proyeki Tuhan pada manusia bersifat keberlanjutan dan harus diisi oleh kebaikan-kebaikan tertinggi dalam agama dan negara. Karena esensi waktu akan berakhir saat seseorang telah dipanggil keharibaan-Nya, entah kepergiaannya dalam membawa setumpuk kebaikan ataukah setumpuk keburukan!.
Dari paradigma itulah, pengabaian waktu yang dilakukan oleh manusia, sejatinya telah mengabaikan perintah Tuhan. Namun tidak selamanya pengefektifan waktu di atas sajadah. Namun yang harus dipastikan, semuanya harus terkorelasikan secara vertikal yang berujung pada ruang dan dimensi horizontal.
Keterhubungan itu yang mendasarkan firman-Nya selalu bersumpah atas nama waktu. “Demi Duha”, “Demi Fajar” dan demi-demi lainnya. Kebermaknaan waktu berkonsekuensi pada kehidupan manusia, yang harus memanfaatkannya semaksimal mungkin. Oleh sebab itu, kita kerap mendengar sebuah sabda, “Ada dua nikmat yang kebanyakan manusia merugi, yaitu sehat dan kosong”. Disnilah waktu tidak saja dapat diukut secara materil, tapi juga sesuatu yang bersifat hakiki dan ukhrawi.
Lebih jauh lagi untuk membuktikan bahwa “Tuhan terabaikan” oleh kita adalah saat waktu dibagi menjadi sesuatu yang objektif dan subjektif. Subjektivitas yang bersumber dari batin, diaktualisasikan dan dipresentasikan secara beragam, satu manusia dengan manusia lainnya. Adapun objektif, sesuatu yang tertera di dalam kalender.
Seseorang yang seharusnya “bercengkrama” dengan Tuhan dengan waktu sejam, layaknya memikul gunung. Sedangkan “bercengkrama” dengan kekasih dengan waktu sejam, ibarat telah melalui beberapa hari dengan ungkapan penuh kebahagiaan. Perbedaan yang amat berbeda itu dan cara mengungkapkannya, membuktikan bahwa masih ada manusia yang tidak menafsirkan waktu secara baik. Disinilah terjadi ketersambungan antara waktu dengan kedirian manusia itu sendiri.
Dalam Filsafat Timur, waktu selalu dilihat sebagai persepsi manusia. Dan Qur’an menginginkan manusia untuk menafsirkan waktu sebagai sumber daya yang bisa habis. Saat waktu dan dayanya habis, maka ia tidak bisa dikembalikan ke sedia kala. Walaupun jalinan masih terus terhubung, namun tafsiran dan pemaknaannya berbeda. Sesuatu yang telah dilalui, yang menjelma menjadi ingatan dan bayang-bayang kehidupan harus disikapi secara bijaksana. Sebab, keberlanjutan hidup harus dilanjutkan dan tidak boleh berhenti oleh ketakutan akan ingatan masa lalu, sebab yang ada masa kini dan saat ini.
Pengaktifan waktu kepada sesuatu yang bermanfaat menjadi keniscayaan. Jangan sampai, berbuat sesuatu berdasarkan tanggal yang imanen. Inilah yang dikritik oleh para filsuf dengan mengistilahkannya sebagai “masturbasi budaya”. Kebaikan yang dilakukan harus bersifat keberlanjutan dengan wujud yang berbeda-beda, sesuai kadar dan kemampuan setiap orang. Pengaktifan ini sebagai bentuk perlawanan seseorang dalam membuang dan mematikan sifat banalitas dan hewani, baik dalam beragama dan bernegara.
Momentum awal tahun baru harus kembali menyadarkan kita bahwa kehidupan dunia akan berakhir dan menuju kepada ruang dan waktu yang “finitude”. Memupuk kebaikan dengan memanfaatkan waktu dan menghadirkan Tuhan dalam keseharian menjadi bukti kongkrit pelaksanaan beragama kita dengan baik. Selamat mengawali tahun baru penuh kebahagiaan!
You may like
-
Pengamen Gorontalo Ini Siap Ukir Prestasi di Indonesian Idol 2025
-
Genangan Air dan Jalan Rusak Jadi Sorotan Reses Fikran Salilama di Kota Gorontalo
-
Infrastruktur dan Pariwisata Jadi Fokus Komisi I Saat Tinjau Desa Tualango
-
Humas dan Protokol UNG Siap Unjuk Kinerja di Ajang Bergengsi Kemdiktisaintek 2025
-
Aktivis Lingkungan Tolak Revisi Palsu UU Kehutanan: “Jangan Jadikan Bioenergi Kedok Perampasan
-
Pungli di Balik Skripsi? UNIPO Didesak Bersih-Bersih Pejabat Kampus
Daerah
Membina Penghafal Qur’an Tiap Hari, Ustadz Jazim Kini Harapan Gorontalo di Ajang Nasional
Published
2 weeks agoon
15/06/2025
Gorontalo – Ustadz Ihyauddin Jazimi, M.Pd, atau yang akrab disapa Ustadz Jazim, sukses meraih Juara 1 dalam ajang Penyuluh Agama Islam Award 2025 tingkat Provinsi Gorontalo, khususnya untuk kategori Anti Korupsi. Pencapaian ini menjadikan Ustadz Jazim sebagai wakil Provinsi Gorontalo untuk berlaga di ajang Penyuluh Agama Islam Award tingkat Nasional, yang akan digelar oleh Kementerian Agama Republik Indonesia pertengahantahun ini.
Ustadz Jazim dikenal sebagai sosok religius yang konsisten menyuarakan pesan kejujuran dan integritas melalui pendekatan dakwah keislaman. Sehari-hari, ia memimpin Yayasan Pondok Tahfidzul Qur’an Al-Muttaqin Taki Niode, tempat ia membina, melatih, dan menjaga para santri penghafal Al-Qur’an. Di lingkungan pondok tersebut, nilai-nilai keislaman dipadukan dengan semangat pemberantasan korupsi melalui pendidikan karakter dan moral Qurani.
Selain memimpin pesantren, Ustadz Jazim juga aktif di organisasi keagamaan. Ia merupakan pengurus Nahdlatul Ulama (NU) Provinsi Gorontalo serta menjabat sebagai anggota Bidang Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Gorontalo Utara. Peran ganda ini mempertegas dedikasinya sebagai tokoh agama yang aktif di lini pendidikan, fatwa, dan pemberdayaan masyarakat.
Usai menerima penghargaan, Ustadz Jazim menyampaikan rasa syukur dan haru. “Ini adalah anugerah sekaligus amanah. Saya tidak mengejar gelar, tapi ingin terus menyampaikan nilai-nilai kejujuran dan antikorupsi kepada masyarakat melalui pendekatan agama. Alhamdulillah, apa yang saya perjuangkan mendapat apresiasi,” ungkapnya.
Mengenai persiapannya menuju tingkat nasional, Ustadz Jazim menyampaikan komitmennya untuk membawa nama baik Gorontalo ke kancah nasional. “Saya akan berusaha sebaik mungkin untuk mempersembahkan yang terbaik. Ini bukan semata kompetisi, tapi ajang untuk menunjukkan bahwa Gorontalo memiliki penyuluh agama yang peduli terhadap perbaikan moral bangsa. Insya Allah, saya akan berjuang membawa nama daerah ini harum di tingkat nasional,” katanya penuh semangat.

Ustadz Jazim saat menerima penghargaan dari Kepala kantor kementerian agama Provinsi Gorontalo
Doa dan dukungan dari masyarakat Gorontalo pun terus mengalir. Ustadz Jazim menyampaikan rasa terima kasihnya atas semua doa dan motivasi yang diberikan. “Saya tidak akan mampu berdiri sendiri tanpa dukungan umat. Doa masyarakat Gorontalo adalah kekuatan utama dalam perjuangan saya nanti di tingkat nasional. Semoga Allah meridhai langkah ini,” tambahnya.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Gorontalo, Dr. H. M. Muflih BF, M.M., turut memberikan apresiasi atas pencapaian tersebut. Ia menyebut bahwa prestasi Ustadz Jazim adalah bukti nyata peran strategis penyuluh agama dalam menjawab tantangan zaman. “Beliau bukan hanya membina santri, tapi juga menginspirasi masyarakat dengan dakwah antikorupsi yang moderat dan bijak. Kami siap mendampingi beliau menuju panggung nasional,” ujarnya.
Kementerian Agama Provinsi Gorontalo juga berkomitmen memperkuat peran penyuluh agama sebagai agen perubahan sosial. Dengan dukungan penuh pemerintah dan masyarakat, perjuangan Ustadz Jazim di tingkat nasional diharapkan tak hanya mengukir prestasi, tetapi juga membangkitkan semangat perubahan menuju Indonesia yang lebih jujur dan bermartabat.
Daerah
Siap-Siap! Lyodra Bakal Guncang Stadion Merdeka Gorontalo, Tiket Mulai Dijual Besok!
Published
3 weeks agoon
07/06/2025



Daerah
SATRIA Provinsi Gorontalo Gelar Bakti Sosial dalam Rangka HUT ke-17
Published
4 weeks agoon
01/06/2025
Gorontalo — Dalam rangka memperingati ulang tahun Satria (Satuan Relawan Indonesia Raya) yang ke-17, Pengurus Daerah Satria Provinsi Gorontalo mengadakan kegiatan bakti sosial di Panti Asuhan Safaz’ain, Kota Gorontalo. Kegiatan ini berlangsung penuh kekeluargaan dan dihadiri langsung oleh Ketua Satria Provinsi Gorontalo, Moh. Ikbal Al Idrus, yang juga merupakan Ketua Komisi 4 DPRD Provinsi Gorontalo.
Selain Moh. Ikbal Al Idrus, hadir pula Sekretaris Satria Provinsi, Zulkarnain Ishak, serta Sekretaris DPC Gerindra Kabupaten Gorontalo, Sarjon Adarani. Bakti sosial ini menjadi momen istimewa dalam mempererat tali persaudaraan sekaligus wujud kepedulian sosial terhadap anak-anak panti asuhan di wilayah Gorontalo.
Moh. Ikbal Al Idrus menyampaikan dalam sambutannya, “Kegiatan bakti sosial ini merupakan bentuk nyata dari komitmen Satria untuk selalu hadir di tengah masyarakat, khususnya bagi mereka yang membutuhkan perhatian dan kasih sayang. Dalam ulang tahun ke-17 Satria, kami ingin menegaskan bahwa semangat gotong royong dan kepedulian sosial harus terus dijaga dan ditingkatkan.”
Lebih lanjut, Moh. Ikbal juga menambahkan, “Sebagai organisasi sayap Partai Gerindra, kami tidak hanya fokus pada aktivitas politik, tetapi juga berperan aktif dalam berbagai kegiatan sosial yang bermanfaat bagi masyarakat. Semoga kegiatan ini bisa memberikan kebahagiaan serta motivasi bagi anak-anak di panti asuhan Safaz’ain dan menjadi inspirasi bagi relawan lainnya untuk terus berbagi.”
Kegiatan bakti sosial ini meliputi pemberian bantuan sembako, perlengkapan sekolah, serta santunan kepada anak-anak panti asuhan. Pengurus Satria berharap, melalui aksi ini, nilai-nilai kemanusiaan dan solidaritas dapat terus tumbuh dan berkembang di Provinsi Gorontalo.

Pengamen Gorontalo Ini Siap Ukir Prestasi di Indonesian Idol 2025

Genangan Air dan Jalan Rusak Jadi Sorotan Reses Fikran Salilama di Kota Gorontalo

Infrastruktur dan Pariwisata Jadi Fokus Komisi I Saat Tinjau Desa Tualango

Humas dan Protokol UNG Siap Unjuk Kinerja di Ajang Bergengsi Kemdiktisaintek 2025

Aktivis Lingkungan Tolak Revisi Palsu UU Kehutanan: “Jangan Jadikan Bioenergi Kedok Perampasan

Gerindra Sambut Tokoh Baru, Indra Gobel Resmi Bergabung

SATRIA Provinsi Gorontalo Gelar Bakti Sosial dalam Rangka HUT ke-17

Rumah Hangus, Harapan Pupus: Warga Bonepantai Kehilangan Tempat Tinggal dan Pakaian Sekolah Anak

Limonu Hippy: “Petani Ditipu, Lahannya Dijadikan Jaminan Bank oleh Perusahaan Sawit”

Desak Evaluasi Polres Boalemo, Marten Basaur Lapor Langsung ke Bambang Soesatyo

PKK GELAR JAMBORE PKK TINGKAT KABUPATEN GORUT

Kota Gorontalo Peringkat kedua Internet Paling Ngebutt se-Indonesia

PIMPIN RAPAT PENYERAPAN PROGRAM, BUPATI PUAS HASIL EVALUASI

PEMKAB GORUT BERIKAN BANTUAN RP. 1 JUTA/ORANG UNTUK JAMAAH CALON HAJI

Dua Kepala Desa Di copot Bupati
Terpopuler
-
Gorontalo3 weeks ago
Gerindra Sambut Tokoh Baru, Indra Gobel Resmi Bergabung
-
Gorontalo2 months ago
Aleg DPR RI Rusli Habibie Nyatakan Dukungan Penuh untuk Pelaksanaan CSP XVIII di Gorontalo
-
DPRD PROVINSI2 months ago
Limonu Hippy : Digitalisasi dan harga Gabah yang stabil kunci Swasembada Pangan di Gorontalo
-
Bone Bolango3 months ago
Sungai Bilungala Tak Kunjung Dinormalisasi, Warga Bonepantai Terus Diteror Banjir Bandang
-
DPRD PROVINSI2 months ago
Iqbal Al Idrus Desak Pemprov Gorontalo rampungkan kesiapan Lahan Sekolah Rakyat
-
Bone Bolango3 months ago
Evakuasi Mahasiswa Terjebak: Lima Selamat, Tiga Dinyatakan Meninggal Dunia
-
Daerah3 months ago
Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Gorontalo Soroti Ketimpangan RUPS Bank SulutGo: “Ini Bentuk Arogansi Korporasi
-
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO3 months ago
Rektor UNG Eduart Wolok: Belasungkawa untuk Mahasiswa Geologi Korban Musibah di Bulawa