Connect with us

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

Cegah Meluasnya Wabah Corona, UNG Siapkan 1923 Kelas Daring

Published

on

UNG – Terkait Covid-19 yang kini telah menyebar ke 8 Provinsi di Indonesia, Rektor Universitas Negeri Gorontalo Eduart Wolok telah melakukan antisipasi dalam pelayanan akademik. Salah satu gerak cepat UNG adalah mengaktifkan perkuliahan dalam bentuk daring (online).

Dalam mempersiapkan hal tersebut, Eduart telah menginstruksikan agar pelayanan akademik jangan terganggu dan harus berjalan secara efektif. Salah satu bentuk layanan tersebut adalah menyiapkan infrastruktur kelas daring untuk pembelajaran dari rumah.

UNG saat ini telah mengaktifkan 1923 kelas daring untuk 17.976 mahasiswa dan 872 dosen. 1923 kelas daring ini diharapkan bisa menjadi alternatif model perkuliahan bagi semua mahasiswa dan dosen.

“Saya telah menginstruksikan agar perkuliahan daring (online) segera diaktifkan berikut dengan infrastruktur yang ada. Kami telah menyiapkan 1923 kelas daring untuk melayani 17.976 mahasiswa yang diampu oleh 872 dosen”. ujar Eduart Wolok

Menurut Eduart, sistem perkuliahan online (daring) melalui fitur e-Learning di Sistem Informasi Akademik Terpadu (SIAT) UNG sudah disiapkan sejak tahun 2011. Hal ini dibangun berdasarkan hasil kajian UNG terhadap penerapan e-Learning UNG yg telah dipaparkan pada International Symposium on Open, Distance, and e-Learning (ISODEL) tahun 2012.

“UNG telah menginisiasi perkuliahan daring sejak tahun 2011 dan terus dikembangkan serta diperkuat hingga kini. Alhamdulillah saat berada situasi krisis seperti saat ini, UNG telah siap dengan segala infrastruktur”, tutur Eduart Wolok yang pernah menjabat sebagai Wakil Rektor II periode 2010-2014 dan periode 2014 – 2017.

Salah satu pengembang sistem ini, Arbyn Dungga menyampaikan jika ada yang butuh informasi teknis mengenai perkuliahan daring, bisa mengakses situs : http://repository.ung.ac.id/kategori/show/manual_aplikasi/18449/panduan-penggunaan-elearning-ung.html.

Dalam situs tersebut, mahasiswa dan dosen bisa mengakses panduan perkuliahan daring.

Advertorial

Temu Alumni FKTP UNG 2025: Silaturahmi Lintas Generasi untuk Perkuat Sektor Laut dan Perikanan

Published

on

UNG – Fakultas Kelautan dan Teknologi Perikanan (FKTP) Universitas Negeri Gorontalo (UNG) menggelar acara Temu Alumni yang bertajuk “Teman dahulu, teman sekarang, teman selamanya” pada Sabtu (27/9/2025). Acara ini menghadirkan para alumni dari berbagai angkatan, menjadikannya sebagai wadah penting untuk mempererat silaturahmi dan memperkuat jaringan yang bermanfaat bagi fakultas serta mahasiswa.

Dekan FKTP UNG, Prof. Dr. Ir. Yuniarti Koniyo, MP, dalam sambutannya mengungkapkan bahwa alumni bukan hanya bagian dari sejarah fakultas, tetapi juga aset besar yang dapat mendorong kemajuan bersama. Prof. Yuniarti mengajak seluruh alumni untuk berbagi pengalaman dan berkontribusi bagi kemajuan FKTP serta perkembangan sektor kelautan dan perikanan.

“Alumni memiliki peran penting dalam mendorong kemajuan, mari kita selalu berbagi cerita, pengalaman, dan kontribusi nyata bagi adik-adik mahasiswa FKTP,” ujarnya.

Lebih lanjut, beliau mengingatkan bahwa temu alumni kali ini seharusnya tidak hanya menjadi ajang nostalgia, tetapi juga menjadi momentum untuk membangun kekuatan baru dalam membangun FKTP yang kuat dan berpengaruh.

Ketua Panitia Abdul Wahid Hulopi menambahkan, kegiatan ini lahir dari inisiatif alumni untuk merajut kebersamaan lintas generasi. Keberadaan alumni di berbagai sektor pekerjaan harus terhubung dalam satu wadah kolaborasi untuk saling memberi manfaat.

“Kegiatan ini pertama kali digagas oleh alumni dengan tujuan menjalin silaturahmi lintas angkatan mulai dari 2000 hingga 2025, sekaligus mempererat jaringan alumni yang tersebar di berbagai sektor pekerjaan,” jelas Abdul Wahid.

Temu Alumni FKTP UNG 2025 ini diharapkan dapat menjadi langkah awal terbentuknya jaringan alumni yang solid, aktif, dan dapat memberikan manfaat nyata bagi mahasiswa, alumni, dan masyarakat secara luas.

Continue Reading

Advertorial

Prof. Eduart: Kemitraan Bukan Pilihan, tapi Keharusan untuk Pendidikan Tinggi

Published

on

UNG – Konferensi Kemitraan Pendidikan Tinggi 2025 (Higher Education Partnerships Conference/HEPCON 2025) resmi dibuka. Acara bergengsi di tingkat internasional ini menjadi forum strategis bagi perguruan tinggi untuk memperkuat kolaborasi. Ketua Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI), Prof. Dr. Ir. Eduart Wolok, S.T., M.T., hadir dan memberikan sambutan.

Dalam pidatonya, Prof. Eduart menegaskan bahwa kemitraan merupakan kunci untuk membangun masa depan pendidikan tinggi yang lebih berkualitas dan inklusif.

“HEPCON 2025 adalah momentum untuk memperkuat kemitraan, bukan hanya di lingkup nasional tetapi juga internasional. Bagi MRPTNI, dengan 146 universitas negeri anggota yang tersebar di seluruh Indonesia, kemitraan adalah jembatan untuk mengurangi kesenjangan dan membuka peluang bagi pendidikan berkualitas,” ujarnya.

Rektor Universitas Negeri Gorontalo itu juga menyoroti pesatnya perubahan teknologi, globalisasi, serta tantangan sosial yang membutuhkan sinergi antara perguruan tinggi dan industri. Menurutnya, kerja sama lintas sektor dan lintas negara bukan lagi pilihan, melainkan keharusan untuk menghadirkan inovasi dan menyiapkan mahasiswa menghadapi era global.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa kolaborasi dengan industri dapat memastikan kurikulum sesuai dengan kebutuhan pasar kerja, sementara kemitraan internasional memberi ruang pembelajaran lintas budaya yang memperkaya pengalaman mahasiswa.

“Jadikan konferensi dua hari ini sebagai titik awal lahirnya kolaborasi yang lebih bermakna. Semoga HEPCON 2025 menghadirkan dampak berkelanjutan, tidak hanya bagi pendidikan tinggi, tetapi juga masyarakat luas,” pungkasnya.

HEPCON sendiri dikenal sebagai platform terdepan di Asia Tenggara untuk mendorong kolaborasi global dalam pendidikan tinggi. Tahun ini, lebih dari 1.000 delegasi dari 20 negara hadir, termasuk pimpinan universitas, direktur internasional dan kemitraan, serta para inovator pendidikan.

Continue Reading

Advertorial

Skorsing dan Sanksi Berat untuk MAPALA UNG: Temuan Kasus Meninggalnya Mahasiswa

Published

on

Joni Apriyanto, Ketua Tim Investigasi || Foto istimewa

UNG – Tim Investigasi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo (UNG) hari ini mengumumkan hasil penyelidikan terkait kasus meninggalnya Muhammad Jeksen, mahasiswa Jurusan Sejarah FIS UNG, yang terjadi selama kegiatan Pendidikan Dasar (Diksar) Mahasiswa Pecinta Alam (MAPALA) Butaiyo Nusa. Kejadian tragis ini terjadi beberapa waktu lalu, dan kini hasil penyelidikan tim investigasi telah dirilis untuk menjelaskan temuan-temuan penting terkait insiden tersebut.

Joni Apriyanto, Ketua Tim Investigasi, menjelaskan bahwa proses investigasi dilakukan secara menyeluruh, mulai dari aspek administratif hingga pengawasan kegiatan. “Kami telah melakukan penelusuran mendalam terhadap setiap aspek yang menyertai kejadian ini. Mulai dari proses administrasi, wawancara dengan peserta, panitia, pengurus MAPALA, hingga pejabat terkait,” ujar Joni dalam konferensi pers yang diadakan hari ini.

Temuan Investigasi

Joni menyatakan bahwa tim investigasi menemukan sejumlah kelalaian serius dalam penyelenggaraan kegiatan tersebut. “Tidak ada surat izin resmi dari Fakultas untuk kegiatan ini, dan lebih buruk lagi, tidak ada perencanaan mitigasi risiko yang disertakan. Fakultas hanya mengeluarkan Surat Keputusan untuk pembentukan kepanitiaan DIKSAR, namun tidak ada izin resmi untuk kegiatan luar kampus,” ungkapnya.

Selain itu, dari sisi manajerial dan pengawasan, kegiatan tersebut tidak diawasi dengan baik. “Pihak Fakultas tidak diberitahu mengenai kegiatan ini, dan standar operasional prosedur (SOP) yang seharusnya diterapkan oleh MAPALA Butaiyo Nusa tidak dijalankan dengan disiplin,” jelas Joni.

Rekomendasi Tim Investigasi

Sebagai hasil dari temuan-temuan tersebut, tim investigasi memberikan sejumlah rekomendasi yang bertujuan untuk mencegah terulangnya kejadian serupa. Rekomendasi tersebut antara lain:

  1. Penataan regulasi keselamatan untuk semua kegiatan mahasiswa di UNG, guna memastikan keselamatan peserta dalam setiap kegiatan luar kampus.

  2. Pembekuan sementara aktivitas MAPALA Butaiyo Nusa tanpa batas waktu yang jelas.

  3. Sanksi tegas berupa skorsing dua semester bagi Ketua MAPALA dan panitia pelaksana DIKSAR, dengan ancaman pemecatan jika terbukti melakukan tindak pidana yang sudah berkekuatan hukum tetap.

  4. Sanksi kepada pimpinan Fakultas Ilmu Sosial sebagai bentuk pertanggungjawaban moral atas kejadian ini.

  5. Dukungan penuh terhadap proses hukum yang sedang berjalan oleh pihak kepolisian.

Joni juga menegaskan bahwa rekomendasi tersebut disampaikan agar menjadi pelajaran penting bagi semua pihak. “Keselamatan mahasiswa harus selalu menjadi prioritas utama dalam setiap kegiatan kampus. Kami berharap langkah-langkah preventif dapat segera diterapkan,” ujar Joni.

UNG juga menegaskan komitmennya untuk mendukung sepenuhnya penyelidikan yang dilakukan oleh aparat penegak hukum dan memastikan kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.

Dukungan Hukum

Terkait dengan langkah hukum, Joni menambahkan, “Kami mendukung sepenuhnya proses hukum yang tengah dilakukan oleh pihak kepolisian, dan kami akan memberikan bantuan yang diperlukan dalam penyelidikan lebih lanjut.”

Kasus ini memunculkan pertanyaan penting mengenai pengawasan terhadap kegiatan mahasiswa di luar kampus. Dengan diterbitkannya laporan investigasi ini, UNG berharap dapat memberikan acuan penting untuk memperbaiki sistem pengawasan dan regulasi yang ada, guna mencegah terulangnya insiden serupa di masa depan.

Continue Reading

Facebook

Terpopuler