Connect with us

Advertorial

Di Akhir Masa Kampanye, Roni-Adnan Sampaikan Permohonan Maaf kepada Masyarakat

Published

on

KABGOR – Pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Gorontalo nomor urut 3, Dr. Roni Sampir dan Adnan Entengo, mengakhiri masa kampanye mereka dengan sebuah pernyataan permohonan maaf kepada masyarakat. Hal ini disampaikan sebagai bentuk penghormatan dan kerendahan hati atas kekhilafan yang mungkin terjadi selama kampanye.

Dalam pernyataannya, Roni Sampir menuturkan bahwa sebagai manusia biasa, tidak terlepas dari kesalahan. “Baik itu melalui kata, perilaku, atau perlakuan, kami memohon maaf yang sebesar-besarnya jika ada yang tidak berkenan di hati masyarakat selama kami berkampanye,” ujar Roni, Sabtu (23/11).

Roni juga kembali mengingatkan masyarakat agar tidak ragu menagih janji jika kelak mereka dipercaya memimpin Kabupaten Gorontalo. “Jika Allah menakdirkan kami menjadi pemimpin, jangan sungkan untuk menelpon dan menagih janji yang telah kami sampaikan selama kampanye,” tambahnya.

Senada dengan itu, calon Wakil Bupati Adnan Entengo juga turut menyampaikan permohonan maaf. “Kami, seluruh tim pasangan ROAD, memohon maaf jika selama kampanye ada tutur kata atau tindakan kami yang tidak menyenangkan hati masyarakat,” tutup Adnan.

Pasangan Roni-Adnan mengakhiri kampanye dengan harapan membawa perubahan positif bagi Kabupaten Gorontalo dan menjaga hubungan baik dengan masyarakat, terlepas dari hasil Pilkada mendatang.

Advertorial

Langkah Strategis Nasional! Bupati Saipul Hadiri Rakor Revitalisasi Pendidikan

Published

on

Pohuwato – Bupati Pohuwato, Saipul A. Mbuinga, menghadiri Rapat Koordinasi (Rakor) Kepala Daerah yang digelar di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Hall 3, Kecamatan Pagedangan, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, pada Kamis, 13 November 2025.

Kehadiran Bupati bersama sejumlah kepala daerah dari seluruh Indonesia merupakan tindak lanjut atas surat resmi dari Menteri terkait pengusulan Program Revitalisasi Satuan Pendidikan Tahun Anggaran 2026 serta surat undangan Rapat Koordinasi Kepala Daerah dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen).

Rakor bertema “Sinergi Mewujudkan Pendidikan Bermutu untuk Semua” ini dihadiri oleh sejumlah pejabat tinggi negara, antara lain Sekretaris Jenderal Kemendikdasmen, Pimpinan Komisi X DPR RI, Kepala Kantor Staf Kepresidenan, Menteri Dalam Negeri, serta Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah. Kegiatan tersebut juga diikuti oleh para bupati dan wali kota dari berbagai daerah di Indonesia, termasuk Bupati Pohuwato.

Dalam forum nasional tersebut, para kepala daerah menegaskan komitmen bersama untuk memperkuat sinergi antara pemerintah pusat dan daerah dalam mempercepat peningkatan kualitas pendidikan nasional. Program revitalisasi sekolah yang menjadi salah satu agenda utama tidak hanya menitikberatkan pada pembangunan dan perbaikan infrastruktur fisik, tetapi juga memprioritaskan peningkatan kompetensi guru, transformasi digital pembelajaran, serta pemerataan akses pendidikan yang inklusif dan adaptif terhadap perkembangan zaman.

Dihubungi melalui pesan WhatsApp, Bupati Saipul A. Mbuinga menjelaskan bahwa pelaksanaan rakor ini merupakan bagian dari upaya percepatan Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC), yang merupakan arahan langsung dari Presiden Republik Indonesia.

“Fokus utama kegiatan tersebut adalah Revitalisasi Satuan Pendidikan dan Digitalisasi Pembelajaran, dua agenda strategis yang saat ini menjadi prioritas nasional di bidang pendidikan,” ujar Bupati Saipul.

Bupati menilai, program tersebut akan memberikan dampak signifikan bagi Kabupaten Pohuwato, terutama dalam mendorong peningkatan mutu pendidikan dan pemerataan fasilitas belajar, termasuk di wilayah pedalaman dan terpencil. Menurutnya, dukungan kebijakan yang kuat dari pemerintah pusat sangat penting untuk memastikan pemerataan akses pendidikan berkualitas di seluruh daerah.

“Revitalisasi satuan pendidikan dan digitalisasi pembelajaran merupakan langkah besar untuk memastikan anak-anak Indonesia memperoleh lingkungan belajar yang layak, aman, serta berorientasi pada masa depan,” ungkapnya.

Menutup keterangannya, Bupati Saipul menekankan bahwa kehadiran para kepala daerah dalam rakor ini menjadi kunci penting bagi percepatan implementasi kebijakan pendidikan nasional di lapangan.

“Melalui koordinasi langsung dan komunikasi efektif antara pemerintah pusat dan daerah, kita dapat mempercepat pelaksanaan kebijakan pendidikan yang berpihak pada kualitas dan pemerataan,” pungkasnya.

Continue Reading

Advertorial

Tak Main-main, KPK Ingatkan Tindak Hukum Jika Sawit Tak Selesai Dibenahi

Published

on

DEPROV – Setelah sehari sebelumnya melakukan konsolidasi terbatas, peninjauan lapangan, serta dialog langsung dengan petani sawit di Desa Toyidito, Kabupaten Gorontalo, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melanjutkan kegiatannya dengan menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Monitoring dan Evaluasi, Kamis (13/11/2025).

Rakor yang berlangsung di Aula Rumah Dinas Gubernur Gorontalo tersebut diikuti oleh Gubernur Gorontalo, pimpinan DPRD Provinsi, serta sejumlah kepala daerah yang wilayahnya memiliki perkebunan kelapa sawit. Turut hadir pula pimpinan instansi vertikal di daerah seperti Kepala Perwakilan BPKP, Kepala Kantor Pelayanan Pajak (KPP), Kepala Kantor Wilayah BPN, Kepala Bea Cukai, KSP Pelabuhan Anggrek, dan perwakilan dari Kota Gorontalo. Selain itu, sejumlah OPD dan badan teknis pemerintah provinsi serta daerah yang terkait dengan penyelenggaraan perkebunan juga ikut hadir.

Kepala Satgas Koordinasi dan Supervisi (Korsup) Wilayah IV KPK, Tri Budi Rahmanto, dalam sambutannya menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari permintaan Panitia Khusus (Pansus) Sawit DPRD Provinsi Gorontalo yang sebelumnya telah berkoordinasi langsung dengan KPK.

“Rakor ini merupakan langkah lanjutan dari hasil rekomendasi Pansus Sawit DPRD Gorontalo. KPK hadir untuk memastikan tata kelola sektor sawit di Gorontalo berjalan transparan, akuntabel, dan tidak merugikan masyarakat,” ujarnya.

Dalam jalannya rapat, seluruh instansi yang hadir memaparkan permasalahan yang mereka tangani sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Pemaparan diawali oleh DPRD Provinsi Gorontalo melalui anggota DPRD Umar Karim, kemudian dilanjutkan dengan penyampaian dari berbagai instansi terkait.

Dari hasil pemaparan, diketahui bahwa permasalahan yang mengemuka hampir serupa dengan temuan Pansus DPRD Provinsi Gorontalo. Beberapa isu utama di antaranya adalah masyarakat yang tidak memperoleh hak pengelolaan kebun plasma, rendahnya pendapatan petani plasma, serta lemahnya sistem kemitraan antara perusahaan dan koperasi petani.

Masalah lain yang turut disorot ialah ketidaklengkapan perizinan sejumlah perkebunan dan industri sawit, ribuan hektar lahan sawit yang terlantar, hingga koperasi plasma mitra perusahaan yang belasan tahun tidak pernah melaksanakan Rapat Anggota Tahunan (RAT). Selain itu, terdapat pula laporan dugaan penyerobotan lahan masyarakat dan indikasi kriminalisasi terhadap petani sawit.

Dalam kesimpulan akhir, KPK memberikan batas waktu kepada seluruh instansi hingga 5 Desember 2025 untuk menuntaskan seluruh data dan analisis permasalahan yang ada. Semua laporan tersebut wajib diserahkan kepada KPK untuk dibahas dalam Rakor akhir yang akan digelar di Kantor KPK Jakarta, bersama kementerian terkait dan aparat penegak hukum. Rapat lanjutan tersebut direncanakan berlangsung pada Desember tahun ini.

Usai Rakor tersebut, KPK akan memberikan waktu kepada masing-masing instansi untuk menindaklanjuti hasil pembahasan sesuai kewenangannya dengan tenggat waktu yang akan ditentukan kemudian.

Tri Budi Rahmanto menegaskan agar seluruh pihak serius menyelesaikan permasalahan sawit di Gorontalo dan tidak menunda langkah korektif.

“KPK mengingatkan semua instansi agar benar-benar berkomitmen menuntaskan persoalan sawit di wilayahnya. Jika tidak diselesaikan secara serius, bukan tidak mungkin KPK menempuh langkah hukum lainnya,” tegas Tri Budi.

Continue Reading

Advertorial

BBM Langka? Komisi II DPRD Provinsi Gorontalo Gerak Cepat Temui BPH Migas

Published

on

DEPROV – Pimpinan dan anggota Komisi II DPRD Provinsi Gorontalo melaksanakan kunjungan kerja ke Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) di Jakarta.

Rombongan dipimpin langsung oleh Wakil Ketua DPRD Provinsi Gorontalo, Ridwan Monoarfa, didampingi Ketua Komisi II Mikson Yapanto serta sejumlah anggota. Mereka diterima oleh Harish Mafaaza, Subkoordinator Pengawasan Ketersediaan BBM BPH Migas.

Kunjungan ini bertujuan untuk memperkuat koordinasi dan pengawasan terhadap penyaluran bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, sekaligus menyampaikan usulan penambahan kuota solar subsidi dan pengajuan penunjukan penyalur baru di wilayah Provinsi Gorontalo.

Dalam sambutannya, Harish Mafaaza menyampaikan permohonan maaf karena Kepala BPH Migas berhalangan hadir akibat panggilan mendadak dari kementerian. Ia menyampaikan salam dari pimpinan BPH Migas kepada rombongan DPRD Gorontalo dan menegaskan pentingnya sinergi antar lembaga.

“Kami juga ingin menyampaikan bahwa hubungan BPH Migas dengan Pemerintah Provinsi Gorontalo selama ini berjalan sangat baik. Bahkan sejak Juni lalu sudah ada perjanjian kerja sama antara Gubernur Gorontalo dan BPH Migas,” ungkap Harish.

Menurut Harish, kuota BBM subsidi untuk Gorontalo pada tahun 2025 dalam kondisi aman, dengan realisasi hingga Oktober mencapai sekitar 77 persen dari total kuota tahunan. Meski demikian, ia menyoroti potensi kendala pada aspek distribusi, termasuk keterlambatan suplai dari Pertamina dan penyalahgunaan subsidi oleh pihak yang tidak berhak, seperti sektor pertambangan.

“Kuotanya aman, tapi masalah ada di distribusi dan pengawasan di lapangan. Kami mendukung langkah DPRD yang ingin memperkuat pengawasan agar BBM subsidi benar-benar tepat sasaran,” jelasnya.

Ketua Komisi II DPRD Gorontalo, Mikson Yapanto, mengatakan bahwa kunjungan ini merupakan tindak lanjut dari kerja sama antara pemerintah daerah dan BPH Migas. Ia menjelaskan bahwa DPRD banyak menerima keluhan masyarakat terkait kelangkaan BBM subsidi serta antrean panjang di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).

“Kami turun langsung ke lapangan dan melihat sendiri antrean solar masih panjang. Di beberapa titik, stok bahkan cepat habis. Kami ingin agar penyaluran BBM bersubsidi lebih merata dan kuotanya ditambah,” ujar Mikson.

Wakil Ketua DPRD Gorontalo, Ridwan Monoarfa, menegaskan pentingnya penyebaran SPBU penyalur subsidi secara merata, khususnya di wilayah Telaga, Isimu, dan Hayahaya yang kerap mengalami kekosongan stok.

“Masalah utama bukan hanya soal kuota, tetapi penyebarannya. Jika distribusi merata, antrean bisa berkurang. Kami juga ingin memastikan agar solar subsidi tidak disalahgunakan oleh tambang-tambang ilegal,” kata Ridwan.

Anggota Komisi II, Hamzah Idrus, turut mengingatkan bahwa meningkatnya aktivitas pertambangan di Pohuwato dapat memperbesar konsumsi solar subsidi secara tidak sah. Ia menegaskan bahwa BBM subsidi tidak boleh digunakan untuk kegiatan industri atau pertambangan.

“Sekarang saja antrean panjang sudah mengganggu masyarakat. Bila tambang-tambang ini tetap beroperasi tanpa pengawasan, situasi bisa makin berat. Kami mendorong BPH Migas memperketat pengawasan agar subsidi tidak bocor ke sektor industri,” ujar Hamzah.

Menanggapi hal itu, Harish menjelaskan bahwa pengawasan di tingkat daerah sangat bergantung pada penerbitan surat rekomendasi dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, seperti Dinas Perikanan dan Dinas Pertanian.

“Kami mengharapkan dukungan DPRD agar OPD memperketat penerbitan rekomendasi, karena sering kali penyimpangan muncul di tahap administrasi,” ujarnya.

BPH Migas juga meminta pemerintah daerah aktif melaporkan apabila ditemukan indikasi penyalahgunaan BBM bersubsidi oleh pihak industri atau pertambangan.

Melalui pertemuan tersebut, DPRD dan BPH Migas sepakat untuk memperkuat koordinasi dan pengawasan distribusi BBM bersubsidi di Provinsi Gorontalo. Selain itu, DPRD mengusulkan penambahan kuota solar subsidi serta pembukaan penyalur baru di titik-titik rawan antrean.

Ridwan Monoarfa menutup pertemuan dengan harapan agar hasil kunjungan ini segera ditindaklanjuti dengan langkah teknis antara BPH Migas, Pertamina, serta Pemerintah Provinsi Gorontalo.

“Kami ingin masyarakat benar-benar merasakan manfaat subsidi ini secara adil. BBM bersubsidi harus kembali kepada hak rakyat kecil, bukan untuk pelaku industri,” tegas Ridwan.

Continue Reading

Facebook

Terpopuler