LIMBOTO – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gorontalo kembali mencatatkan diri dalam Museum Rekor Indonesia (MURI). Kali ini catatan tersebut berupa Goyang Mopobibi kolosal.
Goyang Mopobibi ini merupakan rangkaian penyelenggaran iven Festival Pesona Danau Limboto (FPDL).
Kegiatan dipusatkan di bawah Menara Pakaya itu diikuti para aparatur sipil negara (ASN) serta warga Kabupaten Gorontalo tak ketinggalan para pelajar di Kabupaten Gorontalo ikut meramaikan goyang Mopobibi kolosal untuk pemecahan rekor MURI. Goyang Mopobibi juga turut diramaikan oleh artis Vicky Salamor.
Bupati Gorontalo Prof. Nelson. Pomalingo menyampaikan terima kasih kepada seluruh masyarakat yang telah antusias mengikuti goyang Mopobibi.
“Goyang mopobibi adalah ikon baru kabupaten gorontalo. Di dalamnya tertuang pesan dan makna yang mendalam tentang pariwisata, budaya dan kehidupan sosial masyarakat Gorontalo. Untuk itu kami ucapkan terimakasih untuk seluruh masyarakat yang telah turut serta dalam kegiatan ini,” ujar Nelson
Selain itu Goyang Mopobibi merupakan sejarah baru untuk kedua kalinya Kabupaten Gorontalon mengukir meraih rekor muri tidak hanya pada level nasioanl tapi secara mendunia, goyang Mopobibi tidak sekedar goyangannya paling utama adalah semangat di dalamnya, gairah membangun, kesehatanya juga kebersamaan yang paling penting lagi kebahagiaan
Karena kita bisa lihat hari ini walaupun musim kemarau tapi masyarakat bahagia. Nah, inilah yang saya kira yang harus kita dorong bagi masyarakat kita dan saya melihat dari seluruh desa hadir hari ini bahkan tidak sekedar di kabupaten gorontalo di luar kabupaten gorontalo juga datang tadi beberapa orang ditemui ternyata mereka dari Bonebolango, Pohuwato dalam rangka menyaksikan Rekor Muri tari kolosal Goyang Mopobibi.
Goyang Mopobibi terkesan sebagai ajang mempromosikan itu sebenarnya yang paling utama bukan soal kalimat Mopobibii bukan tetapi dalam arti pameran dan sebagainya tapi itu adalah ada semangat ada promosi di dalam di dalamnya dan ada kebanggaan itu yang sebenarnya kita tumbuhkan”, tukas Nelson.
Sementara Andre Purwandono selaku manajer MURI mengatakan pada hari ini kami sebagai saksi terciptanya rekor muri baru yang belum perna dicatatkan oleh rekor muri.
“Jadi kegiatan tari kolosak Goyang Mopobibi merupakan pencatatan rekor muti bukan pemecaham karna Goyang Mopobibi ini, goyangan yang belum pernan dicatat oleh dimana pun dan ini berada dan tercipta hanya di Kabupaten Gorontalo. Dengan bangga kami anugrakan sebagai rekor dunia kami yakin goyang mopobini hanya ada di Gorontalo”, tutup Andre.
UNG – Universitas Negeri Gorontalo (UNG) bersama Paguyuban Mahasiswa Dumoga menggelar mediasi terkait pernyataan salah satu dosen yang viral di media sosial TikTok dan dinilai menyinggung masyarakat Dumoga, Bolaang Mongondow. Pertemuan ini dipimpin langsung oleh Wakil Rektor III UNG, Prof. Dr. Muhammad Amir Arham, M.E., selaku penanggung jawab kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) 2025.
Prof. Amir menegaskan, PKKMB tidak pernah dimaksudkan untuk memunculkan isu diskriminasi maupun candaan yang merendahkan kedaerahan. “PKKMB adalah ajakan untuk membina karakter mahasiswa baru, mengenalkan kehidupan kampus, dan membangun kebersamaan,” ujarnya.
Sekretaris Panitia PKKMB 2025, Dr. Suwitno Yutye Imran, S.H., M.H., menjelaskan bahwa suasana kegiatan sejak hari pertama diwarnai semangat kekeluargaan. Menurutnya, candaan yang kemudian viral terjadi spontan saat pemateri membaca tulisan-tulisan yang dibawa mahasiswa. “Kami memohon maaf kepada masyarakat Dumoga. Nuansa kekeluargaan yang kami bangun sejak awal sama sekali tidak bertujuan merendahkan,” katanya.
Perwakilan Dewan Perwakilan Mahasiswa Dumoga menegaskan, masyarakat Dumoga memiliki hak untuk terbebas dari stigma negatif. Mereka menolak segala bentuk candaan yang merendahkan martabat daerah dan meminta semua pihak menghentikan penggunaan nama Dumoga dalam konteks candaan publik.
Dosen yang videonya viral, Zhulmaydin Chairil Fachrussyah, S.St.Pi., M.Si., atau akrab disapa Erol, juga menyampaikan permohonan maaf secara pribadi. Ia mengaku tidak pernah berniat menghina atau mendiskreditkan daerah tertentu. “Pernyataan itu muncul spontan saat membaca tulisan mahasiswa. Tidak ada niat dan tidak direncanakan sebelumnya,” jelasnya.
UNG menegaskan bahwa permasalahan ini telah diselesaikan melalui musyawarah dan mediasi bersama pihak terkait. Pihak kampus mengapresiasi upaya mahasiswa Dumoga dalam menghapus stigma negatif dan berharap isu serupa tidak terulang di masa depan.
UNG – Rektor Universitas Negeri Gorontalo (UNG), Prof. Dr. Eduart Wolo, M.Pd., menegaskan komitmen perguruan tinggi untuk berperan aktif dalam mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya di wilayah pedesaan dan daerah tertinggal.
Pernyataan tersebut disampaikan Prof. Eduart usai menghadiri Deklarasi Komitmen Pengentasan Kemiskinan dan Magang Sosial yang digelar Forum Rektor Indonesia (FRI) bersama Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) di Graha Unesa, Kampus II Lidah Wetan Surabaya, Kamis (14/8/2025). Kegiatan ini turut dihadiri Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar.
Menurut Prof. Eduart, UNG telah menyiapkan serangkaian program pemberdayaan berbasis desa yang melibatkan langsung dosen dan mahasiswa, seperti KKN Tematik Pemberdayaan Ekonomi Desa, pendampingan UMKM, pembinaan petani dan nelayan, hingga program magang sosial yang memberi dampak nyata pada peningkatan kesejahteraan warga.
“UNG berkomitmen penuh menjalankan peran strategis perguruan tinggi sebagai motor perubahan sosial. Melalui tridarma, kami hadir untuk menghadirkan solusi konkret bagi pengentasan kemiskinan, bukan hanya di Gorontalo, tetapi juga di wilayah-wilayah lain yang membutuhkan,” tegasnya.
Ia menambahkan, pendekatan yang dilakukan UNG tidak hanya fokus pada intervensi ekonomi, tetapi juga pada pembangunan kapasitas masyarakat serta penguatan potensi lokal. Kolaborasi dengan berbagai pihak diyakini menjadi kunci untuk mewujudkan target nasional menghapus kemiskinan ekstrem pada 2026.
“Dengan dukungan FRI, MRPTNI, dan pemerintah, kita dapat mengoptimalkan sumber daya perguruan tinggi untuk membawa perubahan nyata. UNG siap berada di garis depan upaya ini,” pungkas Prof. Eduart.
DEPROV – Menjelang peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, Komisi I DPRD Provinsi Gorontalo melakukan kunjungan kerja ke wilayah hukum Polsek Kabila, Kabupaten Bone Bolango. Kegiatan ini bertujuan memantau situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) serta memastikan kesiapan aparat kepolisian dalam mengantisipasi potensi gangguan menjelang momentum nasional tersebut.
Rombongan dipimpin Wakil Ketua Komisi I, Hj. Sitti Nurayin Sompie, didampingi anggota Komisi I, Fikram A.Z. Salilama, Femmy Kristina Udoki, dan Ramdan D. Liputo. Tim sekretariat Komisi I DPRD Provinsi Gorontalo turut hadir mendampingi pelaksanaan kegiatan.
Di lokasi, jajaran Komisi I disambut Kapolsek Kabila, AIPDA Syarif, dan melakukan dialog terkait langkah antisipasi, kesiapsiagaan personel, serta koordinasi lintas instansi untuk menjaga Kamtibmas tetap kondusif. Pemantauan juga diarahkan pada potensi kerawanan menjelang perayaan kemerdekaan, seperti peningkatan mobilitas warga, kegiatan hiburan, hingga aktivitas malam hari.
Anggota Komisi I, Femmy Kristina Udoki—yang juga perwakilan Daerah Pemilihan Bone Bolango—menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari fungsi pengawasan DPRD terhadap penyelenggaraan pemerintahan di bidang keamanan dan ketertiban.
“Tujuan kami adalah memastikan kondisi Kamtibmas di wilayah hukum Kabila tetap terkendali, aman, dan jauh dari gangguan. Kami ingin masyarakat merasa nyaman dalam beraktivitas, terutama menjelang peringatan HUT RI,” ujarnya.
Femmy juga mengapresiasi kesiapan dan kesigapan jajaran kepolisian di wilayah hukum Polsek Kabila. Dengan dukungan penuh seluruh pihak, ia optimistis peringatan HUT ke-80 Proklamasi Kemerdekaan RI dapat berlangsung khidmat, aman, dan meriah tanpa gangguan keamanan.