Connect with us

Kota Gorontalo

Inovatif di Bidang Pendidikan, Wali Kota Gorontalo Dianugerahi KDI Award

Published

on

Walikota Gorontalo Marten Taha Menerima Anugerah Kepala Daerah Inovatif 2021 Kategori Pendidikan dari MNC Portal, dijakarta Jumat 5/11/2021 || Foto Istimewa

KOTA GORONTALO – Bangkitkan semangat siswa belajar ditengah pandemi, Wali Kota Gorontalo Marten taha dianugerahi sebagai Kepala Daerah Inovatif (KDI) 2021 oleh MNC Portal bersama 15 kepala daerah lainnya. Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Executive Chairman MNC Group, Hary Tanoe, di Gedung iNews Tower, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Jumat malam (5/11/2021).

Terobosan Wali Kota yang dianugerahi pihak MNC Portal yakni di bidang pendidikan dimana para siswa yang saat itu sedang melangsungkan pembelajaran dalam jaringan, merasa berada di luar jaringan. Hal itu terjawab dengan membuka ruang bimbingan belajar lewat siaran TV lokal.

“Secara kualitas pembelajaran daring, lebih rendah dari sistem belajar luring. Kenapa ? Karena belajar tatap muka, apalagi pendidikan ditingkat dasar, itu membutuhkan simulasi, contoh, dan perilaku yang harus dilihat oleh seorang siswa. Tidak bisa hanya melalui jarak jauh dengan perantaraan teknologi apapun,” kata Marten.

KDI award juga pernah diterima Marten pada tahun 2020 silam. Kala itu, Marten dinilai
melahirkan inovasi disektor perekonomian.

“Terima kasih kepada MNC Grup yang telah memberikan penghargaan KDI kepada saya yang ke dua kalinya. Kali ini dibidang pendikan, sebelumnya bidang ekonomi. Saya kira ini adalah penghargaan yang diberikan berdasarkan kinerja saya dalam dunia pendidikan,” ujar Marten.

Bagi Marten, ada tiga aspek yang harus diperhatikan dalam memajukan pendidikan. Pertama, mempermudah akses pendidikan kepada masyarakat.

“Tidak ada orang yang tertinggal, tidak
ada yang termarjinalkan dengan alasan apapun, entah itu ekonomi atau hal lainnya. Semua anak harus tetap sekolah,” tegasnya.

Yang ke dua, kata Marten, dirinya terus melakukan perbaikan tata kelola pendidikan, sarana prasarana, dan kurikulum pendidikan. Kemudian yang ke tiga, lanjut Marten, memperbaiki kualitas pendidikan.

“Kalau tiga hal ini kita perhatikan, maka akan berpengaruh pada HDI (Human
Development Indeks) kita,” tuturnya.

Karena tiga hal tadi, lanjut Marten, disaat pandemi sekalipun, IPM Kota Gorontalo naik. Bahkan, IPM Kota Gorontalo pada tahun 2020 tertinggi se Provinsi Gorontalo.

“Ekonomi dan kesehatan kita memang terpuruk. Saya berfikir, jangan sampai pendidikan kita juga ikut terpuruk. Maka dari itu, saya plototin terus dunia pendidikan. Karena salah satu yang berpengaruh pandemi adalah pendidikan. Pendidikan juga sangat berkaitan dengan IPM. Sehingga, Kota Gorontalo bisa menunjukan kinerja disektor pendidikan,” tandas Marten.

Hal lain yang dilakukan, kata Marten, memperbaiki sarana dan prasarana seluruh sekolah. Perbaikan, kata Marten, dilakukan saat sekolah tidak dimanfaatkan ketika daerah dilanda pandemi.

“Saya perbaiki sarana prasarana. Sehingga, ketika PTM Terbatas diizinkan, pelaksanaan belajar mengajar bisa dilaksanakan tanpa menemui kendala kurang memadainya sarana prasarana yang dibutuhkan,” pungkas Marten.

Advertorial

Jualan Gratis Tanpa Biaya, Wali Kota Adhan: “Laporkan Jika Ada yang Minta Uang”

Published

on

Kota Gorontalo – Wali Kota Gorontalo, Adhan Dambea, menegaskan bahwa hingga saat ini pemerintah belum memberlakukan pungutan biaya apa pun bagi pedagang yang berjualan di pelataran Pasar Sentral. Pernyataan tersebut disampaikan usai dirinya meninjau langsung aktivitas ekonomi di kawasan pasar yang kini kembali ramai.

Suasana tumbuhnya kembali semangat berdagang di Pasar Sentral disebut Wali Kota Adhan sebagai tanda positif kebangkitan ekonomi lokal. Namun, di tengah geliat itu, ia mengingatkan keras agar tidak ada pihak yang berani memanfaatkan situasi dengan melakukan pungutan liar terhadap pedagang.

“Kalau ada yang meminta uang untuk bisa berjualan di Pasar Sentral, segera laporkan ke saya. Pemerintah belum pernah memungut biaya apa pun,” tegas Adhan kepada para pedagang saat kunjungan lapangan, Kamis, (06/11/2025).

Ia menegaskan bahwa penataan serta pemanfaatan los dan kios di kawasan pasar merupakan kewenangan resmi Pemerintah Kota Gorontalo, bukan milik pribadi atau kelompok mana pun. Jika ditemukan ada pelanggaran, dirinya siap membawa kasus itu ke jalur hukum.

“Siapa pun yang berani main pungli akan saya tindak tegas. Jangan takut melapor, asalkan ada bukti dan kesediaan menjadi saksi, saya jamin akan saya proses,” ujar Adhan.

Selain memperingatkan praktik pungli, Wali Kota Gorontalo juga menyoroti pentingnya kebersihan kawasan pasar. Ia menilai, suasana pasar yang bersih dan tertib akan menciptakan kenyamanan bagi pedagang maupun pengunjung.

“Saya hanya pesan satu hal: pagi hari tempat jualan harus bersih. Kalau kotor, jangan berjualan di situ lagi,” ucapnya dengan nada tegas.

Dalam kesempatan yang sama, Adhan juga memeriksa penerapan kebijakan terkait pengelolaan parkir di Pasar Sentral. Ia memastikan seluruh tarif parkir harus sesuai dengan Peraturan Daerah yang berlaku agar tidak merugikan masyarakat.

Kepada generasi muda yang mulai banyak berjualan di kawasan tersebut, Adhan menyampaikan apresiasi. Ia mengaku bangga melihat meningkatnya minat wirausaha di kalangan anak muda dan menyebut bahwa pemerintah sedang menyiapkan akses modal kecil bekerja sama dengan Bank BTN.

“Biar kecil dulu pinjamannya, misalnya dua juta atau lima juta rupiah. Yang penting anak muda mulai belajar berusaha dan disiplin mengelola uang,” katanya.

Menutup kunjungannya, Wali Kota Adhan kembali menegaskan komitmennya melindungi pelaku UMKM dari segala praktik penyalahgunaan wewenang.
“Silakan berjualan dengan tenang. Pemerintah hadir untuk melindungi, bukan mempersulit. Tapi siapa pun yang coba-coba mengambil keuntungan pribadi dari pedagang, akan berhadapan langsung dengan saya,” tegasnya.

Continue Reading

Advertorial

Adhan Dambea Tegas: UMKM Tak Bayar Apa Pun di Panjaitan dan Pasar Sentral

Published

on

Kota Gorontalo – Wali Kota Gorontalo, Adhan Dambea, menegaskan bahwa pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang berjualan di Jalan Panjaitan serta kawasan Pasar Sentral dibebaskan dari segala bentuk pungutan selama enam bulan ke depan.

Pernyataan tersebut disampaikan Adhan saat diwawancarai awak media, sebagai klarifikasi terhadap isu yang sempat beredar mengenai adanya biaya yang disebut-sebut harus dibayarkan pedagang UMKM di lokasi tersebut.

“Tidak ada pembayaran apa pun. Pemerintah memberi waktu enam bulan agar pelaku UMKM bisa lebih dulu mengembangkan usahanya,” ujar Adhan.

Dengan gaya khasnya, Adhan kembali menegaskan bahwa kebijakan ini dimaksudkan untuk memberi kesempatan bagi pedagang kecil agar bisa tumbuh dan mandiri secara ekonomi. “Kase gode dulu usaha, nanti kalau so gode baru mo cubit,” katanya sambil tersenyum, menegaskan bahwa pemerintah memberi ruang tumbuh sebelum menerapkan kebijakan retribusi atau pungutan resmi.

Ia menjelaskan, keputusan tersebut merupakan wujud komitmen Pemerintah Kota Gorontalo dalam mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat, melalui berbagai kebijakan yang berpihak pada pelaku UMKM dan pedagang kecil. Salah satunya adalah mempermudah akses berjualan di sejumlah titik strategis di kota tanpa dikenakan biaya.

“Saya sudah instruksikan kepada Badan Keuangan: selama enam bulan belum ada retribusi atau pembayaran apa pun. Jangan sampai orang baru mulai usaha sudah diminta biaya ini-itu. Jadi, untuk saat ini gratis enam bulan,” tegas Wali Kota dua periode itu.

Selain pembebasan pungutan, pemerintah daerah juga menyiapkan dukungan modal kerja bagi UMKM melalui kerja sama dengan perbankan, khususnya Bank BTN.

“Saya sudah berbicara dengan Bank BTN mengenai skema modal usaha minimal Rp2,5 juta per orang. Syaratnya cukup menyerahkan KTP dan membuka rekening di BTN. Saya sendiri yang akan menjadi penjaminnya,” terang Adhan.

Ia juga menekankan pentingnya menjaga kebersihan dan ketertiban di area perdagangan sebagai bentuk tanggung jawab bersama antara pedagang dan pemerintah kota.

“Siapa saja yang mau jualan di Kota Gorontalo, syaratnya cuma satu: setelah jualan, tempatnya harus bersih. Jadi, besok ketika datang lagi, tempat itu tetap nyaman untuk dipakai kembali,” tambahnya.

Kebijakan ini diharapkan mampu memperkuat sektor UMKM di Kota Gorontalo, sekaligus menjadi stimulus bagi pemulihan ekonomi lokal pasca perlambatan ekonomi beberapa tahun terakhir.

Continue Reading

Advertorial

Era Digital Menanti, Sekda Kota Gorontalo Minta Ormas Tak Gagap Teknologi

Published

on

Kota Gorontalo – Pemerintah Kota Gorontalo melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) menggelar kegiatan pembinaan organisasi kemasyarakatan (Ormas) di Aula Kantor Wali Kota Gorontalo, Selasa (4/11/2025).

Kegiatan bertema “Bersinergi Membangun Kota, Berkontribusi untuk Kesejahteraan” ini dibuka secara resmi oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Gorontalo, Ismail Madjid, didampingi Ketua Tim Kerja Wali Kota Gorontalo, Nixon Ahmad.

Dalam arahannya, Sekda Ismail menegaskan pentingnya peran aktif Ormas dalam mendukung pembangunan daerah di berbagai bidang.

“Ormas harus berpartisipasi dan berkontribusi secara nyata dalam membangun daerah bersama pemerintah,” ujar Ismail dengan tegas.

Menurutnya, peran tersebut dapat disesuaikan dengan bidang kegiatan masing-masing Ormas. Kontribusi harus dimulai dari internal organisasi, misalnya dengan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) pengurus dan anggotanya.

“Apabila terdapat 50 Ormas di Kota Gorontalo, dan tiap Ormas memiliki 100 anggota, berarti ada 5.000 masyarakat yang kapasitasnya dapat ditingkatkan,” ungkap Ismail memberi ilustrasi.

Selain itu, Sekda Ismail juga mengingatkan pentingnya adaptasi terhadap perkembangan teknologi. Ia menilai Ormas tidak boleh tertinggal dari kemajuan digital yang semakin pesat.

“Jangan sampai masyarakat lebih paham teknologi dibanding organisasi tempat mereka berhimpun,” ujarnya.

Pada akhir sambutannya, Sekda Ismail mengajak seluruh pimpinan Ormas untuk memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat serta membangun komunikasi yang baik dengan pengurus dan anggota.

“Pemimpin harus terbuka dan aktif berdialog agar roda organisasi berjalan efektif. Dengan demikian, potensi konflik internal dan dualisme kepemimpinan yang dapat mengganggu stabilitas pemerintah maupun daerah bisa dihindari,” tutup Ismail.

Continue Reading

Facebook

Terpopuler