Connect with us

Provinsi Gorontalo

Kemanusiaan Manusia Tahun 2020

Published

on

“Refleksi Dalam Menyambut Tahun Baru”

Oleh : Rifyan Ridwan Saleh, S.H. – Advokat/Aktivis/Fotografer

Jakarta – Tahun baru, sungguh tak ada yang luar biasa, semua biasa-biasa saja sama seperti sebelumnya. Ini karena peradaban umat manusia akan tetap dan terus berlanjut, rutinitas dan aktivitas manusia akan tetap sama, selain pangkat, jabatan dan pencapaian-pencapaian keduniaan lainnya yang menjadi pemanis buatan untuk manusia. Manusia dalam sejarah akan terus-menerus berjalan diatas panorama dialektika hidup. Hal ini terjadi hingga sang pemilik alam jagad raya ini menghentikan drama yang begitu panjang dan membosankan ini. Dia berkehendak seperti sutradara yang mengatur naskah-naskah skenario film dan pemain-pemainnya yang berperan sesuai takdir dan nasibnya sendiri dan atau berpura-pura menikmatinya karena para filsuf memilih jalan yang berbeda dengan manusia lain pada umumnya.

Sejarah selalu mencatat setiap perilaku manusia karena itu tugas pokoknya. Sementara manusia mungkin akan selalu melambungkan ekspektasinya, melakukan hal-hal yang bahkan diluar batas perintah sebagai khalifah, melampaui langkah-langkah kongkret yang seharusnya tetap ada dan dilakukan. Lantas apa yang luar biasa, tak ada yang luar biasa. begitulah manusia dan fungsi otaknya, semua harus tetap dimaklumi. Karena tak ada yang berubah secara signifikan dari waktu ke waktu oleh manusia itu sendiri. Manusia justru semakin kanibal; memakan dan mengorbankan teman, saudara dan sesamanya untuk kepentingannya baik dalam memenuhi hasrat ekonomi, sosial, politik dan lain sebagainya.

Tulisan pendek dan tak berarti ini dibuat oleh penulis dengan beberapa alasan yang cukup fundamental sebagai makhluk yang penuh dengan kesalahan dan kekhilafan serta pengetahuan yang terbatas. Beberapa alasan itu akan coba diuraikan dibawah secara lebih eksplisit.

Pertama, tulisan ini dibuat dalam rangka menyambut tahun baru dalam penanggalan Masehi yang sesungguhnya sangat biasa-biasa saja. Tahun baru Masehi kembali berganti, dari tahun 2019 ke tahun 2020. Lantas apa yang berubah dari kita, selain usia yang bertambah dan masalah manusia yang semakin kompleks. Tepat beberapa abad silam hitungan ini mulai, ketika sang mesias dipercaya telah menginjakkan kakinya dibumi untuk pertama kalinya. Manusia yang hidup ditahun ini berada di awal melenium ketiga, abad kedua puluh satu. Masuknya manusia ke tahun 2020 menandakan bahwa usia bumi ini semakin tua dan rapuh. Sementara sebagian manusia lainnya telah merindukan Tuhannya menunggu dan menantikan kehadiran Isa Al-Masih atau Yesus Kristus dalam teologi Nasrani untuk mengakhiri penderitaan di dunia yang fana ini. Untuk manusia lainnya mereka meminta keabadian dan mengabadikan dirinya di Bumi karena memperoleh kenikmatan seperti syurga yang dijanjikan oleh Tuhan di muka Bumi. Inilah akar masalahnya, ketika tahun baru bukan sebagai alarm yang digunakan manusia untuk mengingatkan bahwa usia dan waktunya terbatas di dunia yang fana ini. Perayaan seremonial mungkin hak prerogatif setiap individu manusia, tetapi mereka yang berada di dalam gereja-gereja, mesjid dan biara menginvestasikan sesuatu yang lebih kepada sang maha kuasa. Untuk meminta ampun dan perlindungan kepada-Nya.

Kedua, monopoli manusia di Bumi semakin serakah tak ada yang mampu melampaui keserakahannya. Mahatma Gandhi pernah berucap “bumi ini mampu menyediakan segalanya untuk manusia, tapi tak cukup mampu untuk manusia yang serakah”. Kita dapat melihat realitas bahwa manusia saat ini, mengeksploitasi bumi tanpa ampun bahkan menyingkirkan dan tidak memikirkan penduduk Bumi lainnya. Kita harus mulai menghitung telah berapa banyak spesies lainnya selain homo sapiens yang punah — dikorbankan untuk kepentingan umat manusia dan juga berapa banyak umat manusia yang mati karena keserakahan sesama manusia. Tepat sejak penanggalan Masehi ini dimulai, khususnya abad kedua puluh ratusan peristiwa genosida terjadi di muka Bumi seperti perang dunia pertama dan kedua yang menelan ribuan bahkan jutaan umat manusia. Ini adalah bukti keserakahan yang nyata umat manusia.

Ketiga, determinasi negara-negara adidaya yang mengibarkan bendera ke beberapa negara lainnya kini semakin menambah fakta bahwa manusia tak lagi saling membutuhkan tapi justru saling memusnahkan. Perang mungkin telah berubah dari gaya purba, kini tak lagi menggunakan senjata tetapi lebih bahaya dari itu perang saat ini mengancam kebutuhan primer umat manusia. Monopoli energi dan pangan atau memperebutkannya membuat negara-negara berkembang dan lemah secara ekonomi menuju kehancurannya. Indonesia mungkin memiliki semua dari apa yang dibutuhkan manusia, tapi lihatlah fakta bahwa kita mulai di monopoli dan di kapitalisasi bahkan di dapur kita sendiri oleh imprealisme. Kita di Indonesia saat ini dihancurkan dari dalam, beberapa peristiwa yang terajadi di bangsa ini tak lepas dari monopoli pihak asing hingga tak mengherankan beberapa daerah terjadi konflik yang menelan korban jiwa sesama manusia dan anak bangsa. Manusia bersaing dan saling mengadu domba.

Keempat, negara saat ini tak lagi membangun untuk kesejahteraan kolektif rakyatnya tetapi untuk beberapa orang dan golongan elit saja. Elit politik saat ini yang menguasai kebijakan negara bersenggama bersama mereka para elit ekonomi dan agama dalam membangun imperium feodal, mengeruk kekayaan negara dan menumpuknya untuk kepentingan mereka. Lihatlah bagaimana proyek milyaran bahkan triliunan yang berkedok Pancasilais dan agamais di kerayami bersama-sama, penanganan korupsi yang pura-pura dan lemah, produk aturan yang kocar-kacir, negara kita memang sangat tidak baik-baik saja. Sementara praktek-praktek yang merugikan banyak orang justru semakin dilegitimasi oleh negara kita saat ini.

Beberapa point keresahan diatas hanyalah bagian kecil dari keresahan penulis yang harus segera mendapatkan penangan serius, solutif dan implementatif dari kita semua khususnya generasi muda yang masih peduli kepada sesama manusia, bangsa dan negara ini. Tahun 2020 harus menjadi tonggak awal sejarah perubahan umat manusia dari yang biasa menjadi luar biasa. Semoga Tuhan memaafkan kita semua atas kerusakan apa yang ada di alam jagad raya ini.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Gorontalo

DPD Gerindra Provinsi Gorontalo Bagikan 1000 Bendera Merah Putih untuk Warga

Published

on

Gorontalo – Menyambut peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80, Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gerindra Provinsi Gorontalo menggelar kegiatan pembagian 1.000 bendera merah putih kepada masyarakat, Selasa (12/8/2025).

Acara ini berlangsung di sekitar kawasan kantor DPD Gerindra Provinsi Gorontalo yang berlokasi di Jl. Arif Rahman Hakim, Kota Gorontalo. Kegiatan dihadiri langsung oleh Sekretaris DPD Gerindra Provinsi Gorontalo, Mohammad Nasir Madjid beserta sejumlah pengurus DPD dan kader partai.

Bendera-bendera yang dibagikan bukan berasal dari stok massal pabrikan, melainkan hasil pembelian langsung dari pedagang kaki lima di wilayah Kota Gorontalo. Total 1.000 bendera diborong dari pedagang musiman yang biasanya mengandalkan momentum bulan kemerdekaan untuk meningkatkan pendapatan. Langkah ini menjadi bentuk nyata dukungan Partai Gerindra terhadap pelaku UMKM lokal, sekaligus menjaga perputaran ekonomi masyarakat kecil.

Dalam pembagian bendera, para pengurus DPD Gerindra berinteraksi langsung dengan warga yang melintas dan masyarakat di sekitar kawasan kegiatan. Antusiasme warga terlihat jelas; mereka menyambut pembagian bendera ini dengan senyum dan rasa bangga. Bendera-bendera tersebut diharapkan dapat segera dikibarkan di depan rumah masing-masing untuk memeriahkan suasana kemerdekaan di seluruh penjuru Kota Gorontalo.

Sekretaris DPD Gerindra Provinsi Gorontalo, Mohammad Nasir Madjid, menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari gerakan nasional Partai Gerindra yang dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia.

“Ini adalah gerakan nasional dari Partai Gerindra. Amanah dari DPP agar pengurus DPD, DPC, kader, dan simpatisan melaksanakan pembagian bendera dalam rangka kemerdekaan RI,” ujar Nasir.

pengurus dan kader DPD partai Gerindra Gorontalo saat sedang membagikan 1000 buah bendera merah putih kepada para warga yang melintas

Lebih lanjut, Nasir menjelaskan bahwa kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk memeriahkan Hari Kemerdekaan, tetapi juga sebagai wujud kepedulian Partai Gerindra terhadap perekonomian rakyat kecil. Dengan membeli bendera langsung dari pedagang kaki lima, partai berharap dapat membantu mendorong penjualan mereka di tengah persaingan pasar yang semakin ketat.

“Gerindra memahami bahwa salah satu cara untuk membantu menggerakkan roda ekonomi lokal adalah dengan membeli langsung dari pedagang kecil. Kita ingin masyarakat tidak hanya merasakan semangat kemerdekaan, tetapi juga mendapat manfaat secara ekonomi,” tambahnya.

DPD Gerindra Provinsi Gorontalo berharap, semangat kebersamaan ini dapat menjadi contoh positif bagi masyarakat luas untuk terus mendukung produk lokal, menjaga persatuan, serta menumbuhkan rasa cinta tanah air di setiap momentum peringatan kemerdekaan.

Continue Reading

Daerah

DPD GERINDRA Gorontalo Borong 1.000 Bendera dari Pedagang Kaki Lima untuk Dibagikan ke Warga

Published

on

Gorontalo – Menyambut peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80, Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gerindra Provinsi Gorontalo menggelar aksi sosial bertajuk “GERAKAN NASIONAL PEMBAGIAN 1000 BENDERA MERAH PUTIH” kepada warga Gorontalo.

Kegiatan ini dilaksanakan pada Selasa, 12 Agustus 2025, di kawasan Jl. Arif Rahman Hakim, Kota Gorontalo. Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Sekretaris DPD Gerindra Provinsi Gorontalo, Nasir Madjid, beserta jajaran pengurus DPD Gerindra Provinsi Gorontalo lainnya.

Yang menarik, seluruh bendera yang dibagikan—sebanyak 1.000 buah—dibeli langsung dari para pedagang kaki lima di wilayah Kota Gorontalo. Langkah ini menjadi bentuk dukungan nyata DPD Gerindra terhadap pelaku usaha mikro dan UMKM, khususnya pedagang bendera musiman yang biasanya mengandalkan momen peringatan kemerdekaan untuk meningkatkan pendapatan.

Sekretaris DPD Gerindra Provinsi Gorontalo Mohammad Nasir Madjid beserta pengurus saat sedang membeli 1000 buah bendera merah putih di pedagang kaki lima kota gorontalo

Dalam kesempatan tersebut, Nasir Madjid menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar berbagi bendera untuk memeriahkan peringatan kemerdekaan, melainkan juga bagian dari upaya menggerakkan perekonomian rakyat kecil.

“Ini adalah upaya untuk menggerakkan ekonomi lokal dan UMKM dengan membeli bendera di pedagang kaki lima yang ada di wilayah Kota Gorontalo. Kita sadar betul bahwa salah satu cara untuk menjaga putaran ekonomi adalah dengan membeli produk-produk mereka,” ungkap Nasir.

Setelah pembelian, bendera merah putih tersebut dibagikan langsung kepada warga yang melintas di sekitar lokasi kegiatan. Warga terlihat antusias menerima bendera, yang nantinya akan mereka pasang di rumah masing-masing sebagai simbol semangat nasionalisme dan cinta tanah air.

Selain memeriahkan HUT RI, kegiatan ini juga menjadi ajakan bagi masyarakat untuk mendukung produk lokal, memprioritaskan belanja di pedagang kecil, dan membangun rasa kebersamaan. DPD Gerindra Provinsi Gorontalo berharap aksi ini dapat menjadi contoh positif yang menginspirasi berbagai pihak untuk berkontribusi dalam menggerakkan ekonomi rakyat sekaligus menjaga nilai-nilai kebangsaan.

Continue Reading

Daerah

Ini Dia Nama Cagub Gorontalo Yang Disebut Oleh GERINDRA.

Published

on

Diam – diam menghanyutkan. Setelah meng-Gubernur-kan pasangan Gusnar Ismail – Idah Saidah di provinsi Gorontalo, kini partai GERINDRA yang dibesut oleh Prabowo Subianto men-spill beberapa nama yang mungkin akan dia Gubernur-kan pada Pemilu Daerah di tahun 2031 mendatang.

“Yang pasti GERINDRA akan memperhatikan 3 hal politis sebagai berikut: kader GERINDRA, punya elektabilitas dan punya ongkos untuk pemenangan Pilgub,” kata Wahidin Ishak, juru bicara GERINDRA Gorontalo.

Haruskah cagub dibebani dengan ongkos pilgub? Ingat lho, Elnino Mohi Ketua GERINDRA Gorontalo jadi anggota DPD RI dan jadi anggota DPR RI tanpa mengeluarkan duit sepeser pun. Prabowo terpilih jadi Presiden-RI juga tanpa membeli satu suara pun. “Beda dong… Elnino dan Prabowo itu sudah mempunyai anugerah dari Tuhan. Kita tidak bisa samakan mereka dengan orang-orang kayak kita yang harus memikirkan ongkos kampanye,” tutur Wahidin Ishak.

Menurutnya sudah ada beberapa nama yang telah dikantongi GERINDRA untuk dicagubkan oleh partai itu. “Kira-kira ada 8 nama lah…,” tegasnya

Menurut Wahidin, di deretan nama-nama besar GERINDRA itu ada nama anggota DPR RI Elnino Mohi, Adhan Dambea yang sedang jadi Walikota Gorontalo, Saipul Mbuinga yang sedang menjabat Bupati Pohuwato, mantan Danrem Gorontalo Amrin Ibrahim, Amanda Katili, serta Ketua GERINDRA Gorontalo, dan lain-lain. Jangan tanya soal itu lah… Pilgub masih lama… Tahun 2029 masih ada penunjukan Plt Gubernur–ditunjuk oleh Presiden-RI, dlsb. Tanyakan hal yang lain saja,” pinta Wahidin.

Secara pokok, kata Wahidin, pasangan Pilgub dibicarakan bersama partai-partai koalisi. “Soal siapa yang jadi cagub dan siapa yang jadi cawagub itu ditentukan oleh koalisi dengan berbagai partai lain. Kalau GERINDRA pasti mengajukan kadernya. Tapi pemasangan kan ditandatangani oleh koalisi parpol. Intinya, soal ini tidak bisa dipilih sendiri karena kita menghargai suara dari semua parpol yang mau berkoalisi dengan GERINDRA. Kita tentu tidak menginginkan partai-partai politik itu kita minta tandatangan hanya saat pencalonan saja. Itu…habis manis sepah dibuang. GERINDRA menghindari hal seperti itu,” begitu penjelasan panjang lebar Wahidin.

Menurut Wahidin, di Pilkada setiap parpol punya kadernya sendiri untuk diusung di Pilkada. “Dan concern GERINDRA bukanlah pada Pilgub tapi pada Pilwako dan Pilbup. Kami sedang bahas soal itu walaupun Pilgub yaah penting juga sih….” ungkapnya.

Pada prinsipnya, GERINDRA Gorontalo akan menyesuaikan dengan peraturan Pilkada yang berlaku pada saatnya. “Tidak ada gunanya kita bahas semua ini kalau Pilkada dilakukan oleh DPRD kan…iya kan… Tunggu saja kepastian aturannya. GERINDRA akan menyesuaikan,” tandas Wahidin yang sekarang adalah staf ahli di DPRD Kota Gorontalo.

Continue Reading

Facebook

Terpopuler