Provinsi Gorontalo
Kemanusiaan Manusia Tahun 2020
Published
6 years agoon

“Refleksi Dalam Menyambut Tahun Baru”
Oleh : Rifyan Ridwan Saleh, S.H. – Advokat/Aktivis/Fotografer
Jakarta – Tahun baru, sungguh tak ada yang luar biasa, semua biasa-biasa saja sama seperti sebelumnya. Ini karena peradaban umat manusia akan tetap dan terus berlanjut, rutinitas dan aktivitas manusia akan tetap sama, selain pangkat, jabatan dan pencapaian-pencapaian keduniaan lainnya yang menjadi pemanis buatan untuk manusia. Manusia dalam sejarah akan terus-menerus berjalan diatas panorama dialektika hidup. Hal ini terjadi hingga sang pemilik alam jagad raya ini menghentikan drama yang begitu panjang dan membosankan ini. Dia berkehendak seperti sutradara yang mengatur naskah-naskah skenario film dan pemain-pemainnya yang berperan sesuai takdir dan nasibnya sendiri dan atau berpura-pura menikmatinya karena para filsuf memilih jalan yang berbeda dengan manusia lain pada umumnya.
Sejarah selalu mencatat setiap perilaku manusia karena itu tugas pokoknya. Sementara manusia mungkin akan selalu melambungkan ekspektasinya, melakukan hal-hal yang bahkan diluar batas perintah sebagai khalifah, melampaui langkah-langkah kongkret yang seharusnya tetap ada dan dilakukan. Lantas apa yang luar biasa, tak ada yang luar biasa. begitulah manusia dan fungsi otaknya, semua harus tetap dimaklumi. Karena tak ada yang berubah secara signifikan dari waktu ke waktu oleh manusia itu sendiri. Manusia justru semakin kanibal; memakan dan mengorbankan teman, saudara dan sesamanya untuk kepentingannya baik dalam memenuhi hasrat ekonomi, sosial, politik dan lain sebagainya.
Tulisan pendek dan tak berarti ini dibuat oleh penulis dengan beberapa alasan yang cukup fundamental sebagai makhluk yang penuh dengan kesalahan dan kekhilafan serta pengetahuan yang terbatas. Beberapa alasan itu akan coba diuraikan dibawah secara lebih eksplisit.
Pertama, tulisan ini dibuat dalam rangka menyambut tahun baru dalam penanggalan Masehi yang sesungguhnya sangat biasa-biasa saja. Tahun baru Masehi kembali berganti, dari tahun 2019 ke tahun 2020. Lantas apa yang berubah dari kita, selain usia yang bertambah dan masalah manusia yang semakin kompleks. Tepat beberapa abad silam hitungan ini mulai, ketika sang mesias dipercaya telah menginjakkan kakinya dibumi untuk pertama kalinya. Manusia yang hidup ditahun ini berada di awal melenium ketiga, abad kedua puluh satu. Masuknya manusia ke tahun 2020 menandakan bahwa usia bumi ini semakin tua dan rapuh. Sementara sebagian manusia lainnya telah merindukan Tuhannya menunggu dan menantikan kehadiran Isa Al-Masih atau Yesus Kristus dalam teologi Nasrani untuk mengakhiri penderitaan di dunia yang fana ini. Untuk manusia lainnya mereka meminta keabadian dan mengabadikan dirinya di Bumi karena memperoleh kenikmatan seperti syurga yang dijanjikan oleh Tuhan di muka Bumi. Inilah akar masalahnya, ketika tahun baru bukan sebagai alarm yang digunakan manusia untuk mengingatkan bahwa usia dan waktunya terbatas di dunia yang fana ini. Perayaan seremonial mungkin hak prerogatif setiap individu manusia, tetapi mereka yang berada di dalam gereja-gereja, mesjid dan biara menginvestasikan sesuatu yang lebih kepada sang maha kuasa. Untuk meminta ampun dan perlindungan kepada-Nya.
Kedua, monopoli manusia di Bumi semakin serakah tak ada yang mampu melampaui keserakahannya. Mahatma Gandhi pernah berucap “bumi ini mampu menyediakan segalanya untuk manusia, tapi tak cukup mampu untuk manusia yang serakah”. Kita dapat melihat realitas bahwa manusia saat ini, mengeksploitasi bumi tanpa ampun bahkan menyingkirkan dan tidak memikirkan penduduk Bumi lainnya. Kita harus mulai menghitung telah berapa banyak spesies lainnya selain homo sapiens yang punah — dikorbankan untuk kepentingan umat manusia dan juga berapa banyak umat manusia yang mati karena keserakahan sesama manusia. Tepat sejak penanggalan Masehi ini dimulai, khususnya abad kedua puluh ratusan peristiwa genosida terjadi di muka Bumi seperti perang dunia pertama dan kedua yang menelan ribuan bahkan jutaan umat manusia. Ini adalah bukti keserakahan yang nyata umat manusia.
Ketiga, determinasi negara-negara adidaya yang mengibarkan bendera ke beberapa negara lainnya kini semakin menambah fakta bahwa manusia tak lagi saling membutuhkan tapi justru saling memusnahkan. Perang mungkin telah berubah dari gaya purba, kini tak lagi menggunakan senjata tetapi lebih bahaya dari itu perang saat ini mengancam kebutuhan primer umat manusia. Monopoli energi dan pangan atau memperebutkannya membuat negara-negara berkembang dan lemah secara ekonomi menuju kehancurannya. Indonesia mungkin memiliki semua dari apa yang dibutuhkan manusia, tapi lihatlah fakta bahwa kita mulai di monopoli dan di kapitalisasi bahkan di dapur kita sendiri oleh imprealisme. Kita di Indonesia saat ini dihancurkan dari dalam, beberapa peristiwa yang terajadi di bangsa ini tak lepas dari monopoli pihak asing hingga tak mengherankan beberapa daerah terjadi konflik yang menelan korban jiwa sesama manusia dan anak bangsa. Manusia bersaing dan saling mengadu domba.
Keempat, negara saat ini tak lagi membangun untuk kesejahteraan kolektif rakyatnya tetapi untuk beberapa orang dan golongan elit saja. Elit politik saat ini yang menguasai kebijakan negara bersenggama bersama mereka para elit ekonomi dan agama dalam membangun imperium feodal, mengeruk kekayaan negara dan menumpuknya untuk kepentingan mereka. Lihatlah bagaimana proyek milyaran bahkan triliunan yang berkedok Pancasilais dan agamais di kerayami bersama-sama, penanganan korupsi yang pura-pura dan lemah, produk aturan yang kocar-kacir, negara kita memang sangat tidak baik-baik saja. Sementara praktek-praktek yang merugikan banyak orang justru semakin dilegitimasi oleh negara kita saat ini.
Beberapa point keresahan diatas hanyalah bagian kecil dari keresahan penulis yang harus segera mendapatkan penangan serius, solutif dan implementatif dari kita semua khususnya generasi muda yang masih peduli kepada sesama manusia, bangsa dan negara ini. Tahun 2020 harus menjadi tonggak awal sejarah perubahan umat manusia dari yang biasa menjadi luar biasa. Semoga Tuhan memaafkan kita semua atas kerusakan apa yang ada di alam jagad raya ini.
You may like
Daerah
Membina Penghafal Qur’an Tiap Hari, Ustadz Jazim Kini Harapan Gorontalo di Ajang Nasional
Published
2 weeks agoon
15/06/2025
Gorontalo – Ustadz Ihyauddin Jazimi, M.Pd, atau yang akrab disapa Ustadz Jazim, sukses meraih Juara 1 dalam ajang Penyuluh Agama Islam Award 2025 tingkat Provinsi Gorontalo, khususnya untuk kategori Anti Korupsi. Pencapaian ini menjadikan Ustadz Jazim sebagai wakil Provinsi Gorontalo untuk berlaga di ajang Penyuluh Agama Islam Award tingkat Nasional, yang akan digelar oleh Kementerian Agama Republik Indonesia pertengahantahun ini.
Ustadz Jazim dikenal sebagai sosok religius yang konsisten menyuarakan pesan kejujuran dan integritas melalui pendekatan dakwah keislaman. Sehari-hari, ia memimpin Yayasan Pondok Tahfidzul Qur’an Al-Muttaqin Taki Niode, tempat ia membina, melatih, dan menjaga para santri penghafal Al-Qur’an. Di lingkungan pondok tersebut, nilai-nilai keislaman dipadukan dengan semangat pemberantasan korupsi melalui pendidikan karakter dan moral Qurani.
Selain memimpin pesantren, Ustadz Jazim juga aktif di organisasi keagamaan. Ia merupakan pengurus Nahdlatul Ulama (NU) Provinsi Gorontalo serta menjabat sebagai anggota Bidang Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Gorontalo Utara. Peran ganda ini mempertegas dedikasinya sebagai tokoh agama yang aktif di lini pendidikan, fatwa, dan pemberdayaan masyarakat.
Usai menerima penghargaan, Ustadz Jazim menyampaikan rasa syukur dan haru. “Ini adalah anugerah sekaligus amanah. Saya tidak mengejar gelar, tapi ingin terus menyampaikan nilai-nilai kejujuran dan antikorupsi kepada masyarakat melalui pendekatan agama. Alhamdulillah, apa yang saya perjuangkan mendapat apresiasi,” ungkapnya.
Mengenai persiapannya menuju tingkat nasional, Ustadz Jazim menyampaikan komitmennya untuk membawa nama baik Gorontalo ke kancah nasional. “Saya akan berusaha sebaik mungkin untuk mempersembahkan yang terbaik. Ini bukan semata kompetisi, tapi ajang untuk menunjukkan bahwa Gorontalo memiliki penyuluh agama yang peduli terhadap perbaikan moral bangsa. Insya Allah, saya akan berjuang membawa nama daerah ini harum di tingkat nasional,” katanya penuh semangat.

Ustadz Jazim saat menerima penghargaan dari Kepala kantor kementerian agama Provinsi Gorontalo
Doa dan dukungan dari masyarakat Gorontalo pun terus mengalir. Ustadz Jazim menyampaikan rasa terima kasihnya atas semua doa dan motivasi yang diberikan. “Saya tidak akan mampu berdiri sendiri tanpa dukungan umat. Doa masyarakat Gorontalo adalah kekuatan utama dalam perjuangan saya nanti di tingkat nasional. Semoga Allah meridhai langkah ini,” tambahnya.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Gorontalo, Dr. H. M. Muflih BF, M.M., turut memberikan apresiasi atas pencapaian tersebut. Ia menyebut bahwa prestasi Ustadz Jazim adalah bukti nyata peran strategis penyuluh agama dalam menjawab tantangan zaman. “Beliau bukan hanya membina santri, tapi juga menginspirasi masyarakat dengan dakwah antikorupsi yang moderat dan bijak. Kami siap mendampingi beliau menuju panggung nasional,” ujarnya.
Kementerian Agama Provinsi Gorontalo juga berkomitmen memperkuat peran penyuluh agama sebagai agen perubahan sosial. Dengan dukungan penuh pemerintah dan masyarakat, perjuangan Ustadz Jazim di tingkat nasional diharapkan tak hanya mengukir prestasi, tetapi juga membangkitkan semangat perubahan menuju Indonesia yang lebih jujur dan bermartabat.
Daerah
Siap-Siap! Lyodra Bakal Guncang Stadion Merdeka Gorontalo, Tiket Mulai Dijual Besok!
Published
3 weeks agoon
07/06/2025



Daerah
SATRIA Provinsi Gorontalo Gelar Bakti Sosial dalam Rangka HUT ke-17
Published
1 month agoon
01/06/2025
Gorontalo — Dalam rangka memperingati ulang tahun Satria (Satuan Relawan Indonesia Raya) yang ke-17, Pengurus Daerah Satria Provinsi Gorontalo mengadakan kegiatan bakti sosial di Panti Asuhan Safaz’ain, Kota Gorontalo. Kegiatan ini berlangsung penuh kekeluargaan dan dihadiri langsung oleh Ketua Satria Provinsi Gorontalo, Moh. Ikbal Al Idrus, yang juga merupakan Ketua Komisi 4 DPRD Provinsi Gorontalo.
Selain Moh. Ikbal Al Idrus, hadir pula Sekretaris Satria Provinsi, Zulkarnain Ishak, serta Sekretaris DPC Gerindra Kabupaten Gorontalo, Sarjon Adarani. Bakti sosial ini menjadi momen istimewa dalam mempererat tali persaudaraan sekaligus wujud kepedulian sosial terhadap anak-anak panti asuhan di wilayah Gorontalo.
Moh. Ikbal Al Idrus menyampaikan dalam sambutannya, “Kegiatan bakti sosial ini merupakan bentuk nyata dari komitmen Satria untuk selalu hadir di tengah masyarakat, khususnya bagi mereka yang membutuhkan perhatian dan kasih sayang. Dalam ulang tahun ke-17 Satria, kami ingin menegaskan bahwa semangat gotong royong dan kepedulian sosial harus terus dijaga dan ditingkatkan.”
Lebih lanjut, Moh. Ikbal juga menambahkan, “Sebagai organisasi sayap Partai Gerindra, kami tidak hanya fokus pada aktivitas politik, tetapi juga berperan aktif dalam berbagai kegiatan sosial yang bermanfaat bagi masyarakat. Semoga kegiatan ini bisa memberikan kebahagiaan serta motivasi bagi anak-anak di panti asuhan Safaz’ain dan menjadi inspirasi bagi relawan lainnya untuk terus berbagi.”
Kegiatan bakti sosial ini meliputi pemberian bantuan sembako, perlengkapan sekolah, serta santunan kepada anak-anak panti asuhan. Pengurus Satria berharap, melalui aksi ini, nilai-nilai kemanusiaan dan solidaritas dapat terus tumbuh dan berkembang di Provinsi Gorontalo.

Pengamen Gorontalo Ini Siap Ukir Prestasi di Indonesian Idol 2025

Genangan Air dan Jalan Rusak Jadi Sorotan Reses Fikran Salilama di Kota Gorontalo

Infrastruktur dan Pariwisata Jadi Fokus Komisi I Saat Tinjau Desa Tualango

Humas dan Protokol UNG Siap Unjuk Kinerja di Ajang Bergengsi Kemdiktisaintek 2025

Aktivis Lingkungan Tolak Revisi Palsu UU Kehutanan: “Jangan Jadikan Bioenergi Kedok Perampasan

Gerindra Sambut Tokoh Baru, Indra Gobel Resmi Bergabung

Rumah Hangus, Harapan Pupus: Warga Bonepantai Kehilangan Tempat Tinggal dan Pakaian Sekolah Anak

Limonu Hippy: “Petani Ditipu, Lahannya Dijadikan Jaminan Bank oleh Perusahaan Sawit”

Desak Evaluasi Polres Boalemo, Marten Basaur Lapor Langsung ke Bambang Soesatyo

Siap-Siap! Lyodra Bakal Guncang Stadion Merdeka Gorontalo, Tiket Mulai Dijual Besok!

PKK GELAR JAMBORE PKK TINGKAT KABUPATEN GORUT

Kota Gorontalo Peringkat kedua Internet Paling Ngebutt se-Indonesia

PIMPIN RAPAT PENYERAPAN PROGRAM, BUPATI PUAS HASIL EVALUASI

PEMKAB GORUT BERIKAN BANTUAN RP. 1 JUTA/ORANG UNTUK JAMAAH CALON HAJI

Dua Kepala Desa Di copot Bupati
Terpopuler
-
Gorontalo3 weeks ago
Gerindra Sambut Tokoh Baru, Indra Gobel Resmi Bergabung
-
Gorontalo2 months ago
Aleg DPR RI Rusli Habibie Nyatakan Dukungan Penuh untuk Pelaksanaan CSP XVIII di Gorontalo
-
DPRD PROVINSI2 months ago
Limonu Hippy : Digitalisasi dan harga Gabah yang stabil kunci Swasembada Pangan di Gorontalo
-
Bone Bolango3 months ago
Sungai Bilungala Tak Kunjung Dinormalisasi, Warga Bonepantai Terus Diteror Banjir Bandang
-
DPRD PROVINSI2 months ago
Iqbal Al Idrus Desak Pemprov Gorontalo rampungkan kesiapan Lahan Sekolah Rakyat
-
Bone Bolango3 months ago
Evakuasi Mahasiswa Terjebak: Lima Selamat, Tiga Dinyatakan Meninggal Dunia
-
Daerah3 months ago
Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Gorontalo Soroti Ketimpangan RUPS Bank SulutGo: “Ini Bentuk Arogansi Korporasi
-
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO3 months ago
Rektor UNG Eduart Wolok: Belasungkawa untuk Mahasiswa Geologi Korban Musibah di Bulawa