UNG-Permintaan komisi X DPR RI agar Kementrian Pendidikan meniadakan kewajiban para dosen mempublikasikan jurnal ilmiahnya di jurnal internasional, mendapat protes salah satu Dosen Universitas Negeri Gorontalo Dr. Rahmatiah, S.Pd,M.Si.
Menurut Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial UNG itu, permintaan DPR tersebut terkesan membatasi kreatifitas dosen. Hal itu dikarenakan fungsi jurnal internasional sangat penting sebagai wadah kompetisi dosen di bidang karya ilmiah.
“Sebab melalui itu, para dosen akan bersaing. Karya ilmiah mereka akan disandingkan dengan karya ilmiah dari mana saja di seluruh dunia,” terang Rahmawati.
Rahmawati juga menjelaskan, fungsi jurnal internasional bukan hanya sekedar tempat publikasi karya ilmiah saja, akan tetapi berfungsi pula sebagai wahana pengembangan kompetensi dosen serta wahana penyalur literasi. Karena melalui jurnal ini, karya-karya para dosen dapat diakses oleh masyarakat luas sebagai sumber ilmu pengetahuan. Bahkan, untuk menyandang predikat Guru Besar, seseorang terlebih dahulu diuji melalui jurnal internasional.
Bicara soal kualitas, Rahmawati berani menggaransi bahwa karya ilmiah para dosen yang ada dalam jurnal Internasional tidak kalah berbobot.
“Banyak dosen yang terlibat dalam penulisan artikel dan bisa di publish dalam jurnal nasional tetapi tidak membatasi juga pada jurnal internasional,” kata dia.
Atas alasan ini Rahmawati lagi-lagi menekankan agar kewajiban publikasi tidak dihilangkan.
“Tetapi bukan menjadi syarat utama jurnal scopus untuk pengajuan Guru Besar,” kata Rahmawati.
Untuk diketahui, Selasa (28/12020) lalu, Komisi X DPR RI telah menggelar rapat bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Rapat yang berlangsung di Ruang Sidang Komisi X, Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, dihadiri langsung Mendikbud Nadiem Makarim.
Dalam kesempatan itu salah satu Anggota Komisi X DPR dari fraksi Partai Gerindra, Djohar Arifin Husin meminta agar Mendikbud Nadiem Makarim menghentikan kewajiban bagi para dosen untuk mempublis jurnal ilmiah agar mendapatkan kenaikan jabatan fungsional.
Dilansir dari liputan6.com, Djohar Arifin beralasan kewajiban tersebut justru akan memberi dua kerugian.
“Pertama hasil penelitian tadi kita serahkan kepada orang di luar negeri. Kedua kita bayarkan,” tegas Djohar.
Ia menerangkan juga bahwa kebijakan memberatkan para dosen dalam negeri.
“Macam-macam penderitaan dosen-dosen karena harus menulis (jurnal berstandar internasional). Ini dihapuslah,” ungkap Djohar lagi.
UNG – Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Universitas Negeri Gorontalo (UNG) menggelar sosialisasi Tarif Layanan Penunjang Akademik Tahun 2025, Rabu (13/8/2025) di Aula FIS. Kegiatan yang dimulai pukul 09.00 WITA ini dipimpin langsung Wakil Rektor II UNG, Dr. Moh. Hidayat Koniyo, S.T., M.Kom., selaku narasumber utama.
Dalam paparannya, Dr. Hidayat memaparkan secara rinci ketentuan dan penyesuaian tarif yang akan mulai berlaku tahun depan. Ia menegaskan, kebijakan ini dirancang untuk meningkatkan kualitas layanan akademik sekaligus menunjang proses pembelajaran di UNG.
Dekan FIS, Dr. Drs. Zuchri Abdussamad, S.I.K., M.Si., mengapresiasi kehadiran Wakil Rektor II dalam kegiatan tersebut.
“Sosialisasi ini penting agar seluruh civitas akademika memahami kebijakan yang berlaku. Transparansi dan pemahaman bersama akan mendorong penerapan kebijakan secara efektif,” ujarnya.
Kegiatan dihadiri pimpinan fakultas, dosen, tenaga kependidikan, dan perwakilan mahasiswa. Antusiasme peserta terlihat dari diskusi interaktif yang membahas dampak implementasi tarif terhadap aktivitas akademik.
FIS UNG menegaskan, sosialisasi ini merupakan wujud komitmen fakultas dan universitas dalam menjaga keterbukaan informasi serta memberikan pelayanan terbaik bagi seluruh civitas akademika.
UNG – Universitas Negeri Gorontalo (UNG) menerima kunjungan Tim Partnership for Australia–Indonesia Research (PAIR) Sulawesi bersama Konsulat Jenderal Australia di Makassar, Selasa (12/8). Rombongan dipimpin Direktur Indonesia untuk PAIR, Dr. Hasnawati Saleh, dan disambut langsung Rektor UNG, Prof. Dr. Ir. Eduart Wolok, S.T., M.T., di ruang kerja rektor.
Turut hadir mendampingi Rektor, Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerja Sama, dan Sistem Informasi Prof. Dr. Harto Malik, M.Hum., Kepala LPPM UNG Prof. Lanto Ningrayati Amali, S.Kom., M.Kom., Ph.D., serta tim peneliti UNG.
Rektor UNG, Prof. Eduart, menyampaikan apresiasi atas kunjungan tersebut dan menegaskan bahwa kolaborasi riset internasional ini sejalan dengan fokus pengembangan daerah berbasis kawasan, khususnya di Teluk Tomini.
“Kehadiran Tim PAIR dan Konjen Australia menjadi langkah penting memperkuat jejaring penelitian yang memberi kontribusi langsung bagi masyarakat. UNG akan memberikan dukungan penuh agar kolaborasi ini berjalan optimal,” ujar Eduart.
Sementara itu, Dr. Hasnawati Saleh menjelaskan bahwa kunjungan ini bertujuan mempererat komunikasi dengan mitra universitas dan stakeholder di Gorontalo, sekaligus memperkenalkan program PAIR kepada peneliti UNG yang menjadi mitra kerja.
Pertemuan akan dilanjutkan dengan kunjungan ke pusat riset di Desa Biluhu, daerah pesisir Gorontalo, sebagai bagian dari implementasi riset berbasis kawasan.
“Kami berterima kasih atas dukungan Rektor UNG dan berharap kerja sama ini menjadi awal yang baik antara seluruh pihak,” pungkas Hasnawati.
UNG – Sebanyak 5.281 mahasiswa baru resmi menjadi bagian dari keluarga besar civitas akademika Universitas Negeri Gorontalo (UNG). Mereka dibekali pengenalan kehidupan kampus melalui kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) 2025, yang berlangsung selama lima hari mulai 11–15 Agustus 2024.
Dalam arahannya, Rektor UNG, Prof. Dr. Ir. Eduart Wolok, S.T., M.T., menegaskan pentingnya PKKMB sebagai langkah awal bagi mahasiswa baru untuk beradaptasi dengan dunia perkuliahan.
“Kehidupan kampus sangat berbeda dengan masa sekolah. Melalui PKKMB, mahasiswa akan memahami sistem pembelajaran, budaya akademik, dan berbagai aktivitas yang akan dijalani selama masa studi,” ujar Eduart.
Rektor menekankan bahwa momen ini bukan sekadar seremonial, tetapi wadah strategis untuk membentuk kesiapan mental dan akademik mahasiswa dalam menghadapi dinamika perkuliahan selama empat tahun ke depan.
Ketua Panitia PKKMB 2025, Dr. Melan Angriani Asnawi, S.Pd., M.Si., menjelaskan kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia, dan dilaksanakan di tingkat universitas serta fakultas.
Selama pelaksanaan, mahasiswa baru dibekali materi penting, antara lain kehidupan berbangsa dan bernegara, jati diri bangsa dan bela negara, sistem pendidikan tinggi di Indonesia, perguruan tinggi di era digital dan revolusi industri, pengembangan karakter, serta muatan lokal dan kearifan lokal Kawasan Teluk Tomini.