Gorontalo – Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Tentara Nasional Indonesia (TNI) ke-79 yang jatuh pada tanggal 5 Oktober 2024 dirayakan dengan penuh khidmat oleh jajaran TNI dan Komponen Cadangan (Komcad) di seluruh Indonesia, termasuk di wilayah Gorontalo. Upacara besar yang menjadi puncak perayaan di Gorontalo digelar di Lapangan Sport Center Limboto, Kabupaten Gorontalo, dan dihadiri oleh berbagai lapisan masyarakat serta tokoh-tokoh penting daerah.
Upacara kali ini mengusung tema “TNI Modern Bersama Rakyat Siap Mengawal Suksesi Kepemimpinan Nasional Untuk Indonesia Maju”, yang menegaskan pentingnya peran TNI dalam menjaga kedaulatan, stabilitas keamanan, serta mendukung proses demokrasi yang terus berkembang di Indonesia. Dalam upacara tersebut, Komando Resor Militer (Korem) 133/Nani Wartabone (NWB), yang berpusat di Gorontalo, turut menghadirkan Komponen Cadangan (Komcad) yang selalu menjadi bagian penting dalam setiap kegiatan militer di wilayah ini.
Komcad Korem 133/NWB secara konsisten berpartisipasi dalam berbagai upacara resmi, termasuk dalam perayaan HUT TNI ke-79 ini. Sebagai kekuatan tambahan yang dibina oleh TNI, Komcad Korem 133/NWB berperan besar dalam mendukung kesiapan TNI untuk mengamankan wilayah dan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Mereka juga merupakan bagian dari upaya modernisasi dan pengembangan kekuatan pertahanan nasional yang melibatkan peran serta masyarakat sipil secara lebih luas.
Komandan Korem 133/NWB, Brigjen TNI X, dalam kesempatan tersebut menyampaikan rasa bangga atas kontribusi yang diberikan oleh Komcad Korem 133 dalam setiap agenda penting TNI. Menurutnya, Komcad bukan hanya sebagai cadangan dalam situasi darurat, tetapi juga sebagai bagian dari komitmen bersama untuk menjaga ketertiban dan keamanan negara secara lebih proaktif.
“Keterlibatan Komcad dalam perayaan HUT TNI ke-79 ini adalah bukti nyata bagaimana rakyat dan TNI bisa bersinergi. Komcad bukan hanya pasukan cadangan dalam situasi krisis, tetapi juga mitra strategis dalam menciptakan stabilitas dan keamanan di masa damai. Kami bangga melihat semangat kebangsaan yang mereka tunjukkan,” ungkap Komandan Korem 133.
Upacara yang berlangsung dengan hikmat ini dihadiri oleh berbagai unsur masyarakat, mulai dari pejabat pemerintahan, tokoh agama, pemuda, hingga organisasi masyarakat sipil di Gorontalo. Para perwira TNI dan anggota Komcad terlihat berbaris rapi di lapangan, mengikuti jalannya upacara dengan disiplin tinggi. Pengibaran bendera merah putih, menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, serta pembacaan ikrar sumpah setia kepada negara turut menjadi rangkaian penting dalam acara ini.
Tak hanya itu, dalam upacara tersebut juga disampaikan penghargaan kepada para prajurit TNI yang telah menunjukkan pengabdian luar biasa kepada bangsa dan negara. Penghargaan tersebut diberikan sebagai bentuk apresiasi atas dedikasi, loyalitas, dan keberanian mereka dalam melaksanakan tugas-tugas negara, baik dalam operasi militer maupun kegiatan kemanusiaan di berbagai daerah.
Gorontalo – Kejadian mengejutkan terjadi dalam rapat koordinasi kesiapan pelaksanaan Perkemahan Antar Satuan Karya (Peran Saka) yang diadakan di Aula Rumah Dinas Gubernur Gorontalo. Pengurus Kwartir Daerah (Kwarda) Gerakan Pramuka Gorontalo diusir saat rapat berlangsung, meskipun mereka adalah pihak yang menginisiasi kegiatan tersebut.
Rapat yang dipimpin langsung oleh Gubernur Gorontalo dan dihadiri oleh Ketua Kwarnas Budi Waseso serta Sekretaris Jenderal Kwarnas Pramuka, diikuti pula oleh Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Gorontalo. Namun, yang mengejutkan, pengurus Kwarda Gorontalo, termasuk Andalan Bina Muda Kwarda Gorontalo, Buyung Hunto, tidak diperkenankan untuk ikut dalam rapat tersebut.
Dalam wawancara, Buyung Hunto menyampaikan kekecewaannya atas perlakuan tersebut, “Kami diusir dari ruangan, bahkan Ketua Harian dan Unsur Pimpinan Kwarda Gorontalo tidak diizinkan masuk. Padahal, dalam undangan rapat tertulis nama Andalan Bina Muda, namun kenyataannya kami tidak diberikan akses,” ungkap Buyung dengan nada kecewa.
Kwarda Gorontalo sebelumnya telah mempersiapkan kegiatan ini sejak setahun lalu setelah Gorontalo ditetapkan sebagai tuan rumah. “Rapat ini diinisiasi oleh Kwarda Gorontalo, tapi kenapa kami yang tidak diizinkan masuk?” tambahnya. Kejadian ini menimbulkan pertanyaan besar tentang transparansi dan kejelasan dalam rapat tersebut, yang seharusnya melibatkan Kwarda Gorontalo sebagai penggagas acara.
Kwarda Gorontalo berharap agar insiden ini segera mendapat klarifikasi, dan hubungan yang baik tetap terjalin dalam rangka persiapan kegiatan perkemahan yang akan datang.
Kota Gorontalo – Susanto Liputo resmi dilantik sebagai Anggota DPRD Kota Gorontalo melalui mekanisme Pergantian Antar Waktu (PAW) menggantikan almarhum Hardi Sidiki. Pelantikan digelar dalam rapat paripurna di Aula I DPRD, Selasa (23/9/2025), dihadiri 29 anggota DPRD, Wali Kota Adhan Dambea, dan mantan Wali Kota Marten Taha.
Dalam suasana khidmat, Susanto menyampaikan rasa duka atas wafatnya Hardi Sidiki. “Saya turut berduka cita atas meninggalnya Pak Hardi Sidiki,” ucap Susanto Liputo. Selanjutnya ia berterima kasih atas kepercayaan masyarakat Gorontalo. “Saya optimis akan menjalankan fungsi DPRD dengan baik, dan memperjuangkan aspirasi masyarakat,” tegas Susanto dalam wawancara seusai pelantikan.
Pelantikan Susanto menjadi momentum regenerasi di DPRD, mengembalikan komposisi anggota dewan yang sempat kosong. Ketua DPRD Kota Gorontalo, Irwan Hunawa, memimpin pelantikan yang sekaligus menegaskan komitmen lembaga legislatif memperjuangkan aspirasi rakyat secara optimal. Susanto menggantikan kursi yang ditinggalkan seniornya dari Fraksi Golkar dan menyampaikan komitmen melanjutkan pengabdian almarhum Hardi Sidiki demi masyarakat Kota Gorontalo.
Perjalanan politik Susanto memang tidak mudah. Melalui beberapa kali pemilu sebelum akhirnya terpilih melalui mekanisme PAW. “Saya sudah tiga sampai empat kali maju, dengan suara yang stagnan. Pada Pemilu terakhir, saya memperoleh 637 suara. Dan hari ini, setelah 16 tahun menunggu, akhirnya saya dilantik,” terang Susanto. Dengan pelantikan Susanto, kerja DPRD Kota Gorontalo di bidang legislasi, penganggaran, dan pengawasan kini kembali berjalan penuh dan optimal.
Seorang mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Universitas Negeri Gorontalo (UNG), Muhammad Jeksen (MJ), meninggal dunia setelah mengikuti kegiatan pendidikan dasar (Diksar) Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Butaiyo Nusa, Senin (22/09/2025). MJ, mahasiswa semester 3 Jurusan Pendidikan Sejarah, berasal dari Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara. Korban sempat mengeluhkan sakit dan meminta dilarikan ke rumah sakit, namun diduga panitia tak mengizinkan. MJ akhirnya dijemput dan dibawa ke RS Aloei Saboe oleh teman paguyubannya, tapi nyawa korban tak tertolong.
Menurut keterangan keluarga, MJ mengalami sakit dan pembengkakan di bagian leher usai diduga terkena benturan saat Diksar. Kakak korban, Hikayat, menjelaskan adiknya memiliki riwayat penyakit bawaan di leher yang akan kambuh apabila terkena benturan. “Saya lihat di foto mukanya sudah bengkak setelah penerimaan Diksar. Indikasinya dia sempat dipukul,” ungkap Hikayat. Sebelum meninggal, MJ sempat mengirim pesan meminta dijemput untuk dibawa ke rumah sakit. Proses penanganan jenazah MJ sampai sore masih terjadi tarik ulur terkait autopsi antara keluarga, pihak kampus, dan kepolisian.
Fakta lain yang terungkap, kegiatan Diksar Mapala FIS UNG ini tidak mengantongi izin resmi dari kampus maupun kepolisian, menimbulkan kritik terhadap pengawasan dan tanggung jawab penyelenggara kegiatan kemahasiswaan. Media nasional juga memberitakan bahwa jenazah korban ditemukan dengan kondisi lebam di bagian leher dan darah keluar dari mulut serta telinga, sehingga dugaan kekerasan semakin menguat. Proses hukum menunggu kepastian autopsi demi mengusut tuntas kasus kematian tragis ini.