Connect with us

Kota Gorontalo

Pimpin Upacara 17 Agustus, Walikota Gorontalo Jelaskan Makna Kemerdekaan

Published

on

KOTA GORONTALO-Menjadi Inspektur Upacara Peringatan HUT ke 75 RI yang digelar di Lapangan Buladu, Wali Kota Gorontalo Marten A. Taha menyebutkan bahwa kemerdekaan Bangsa Indonesia adalah bukti kekuatan yang tidak bisa dianggap remeh.

“Harus di ingat bahwa, kemerdekaan bangsa Indonesia yang dideklarasikan pada tanggal 17 Agustus 1945, adalah hak setiap bangsa untuk hidup bebas dan merdeka dari segala bentuk ikatan penjajahan dan tekanan penindasan. Namun perlu diakui oleh kita semua, bahwa setelah kemerdekaan tercapai, bukan berarti perjuangan masyarakat Indonesia dan elemen lainnya sudah berakhir. Justru harus diisi dengan usaha membangun bangsa dan negara ini,” ujar Marten, saat menyampaikan sambutan inspektur upacara Kemerdekaan HUT RI ke 75 di Lapangan Buladu Senin (17/08/2020).

Wali Kota Gorontalo dua periode ini menjelaskan, makna kemerdekaan yang dirayakan setiap 17 Agustus bukan akhir dari perjuangan bangsa Indonesia. Akan tetapi merupakan komitmen bersama untuk selalu menjaga keutuhan negara kesatuan republik indonesia (NKRI), sebagai wujud nasionalisme. Disamping itu kemerdekaan perlu dimaknai sebagai pemersatu bangsa, sebab kemerdekaan menumbuhkan saling menghargai.

“Inti dari peringatan HUT RI ke 75 tahun ini adalah Indonesia Maju. tema ini mengandung maksud bahwa kemajuan bangsa Indonesia merupakan sebuah representasi, dari nilai – nilai pancasila sebagai pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam artian bangsa Indonesia mampu untuk memperkokoh kedaulatan. Persatuan dan kesatuan indonesia …”

“Maju dalam artian, kesempatan untuk bermimpi hingga jadi kenyataan dan kesempatan untuk berkarya tanpa batas. Dalam implementasinya pemerintah telah menjadikan pengembangan sumber daya manusia, sebagai modal dasar mencapai indonesia maju. Apalagi diera digitalisasi ini, kita dituntut untuk kreatif dan inovatif didukung oleh disiplin, keuletan bekerja dan belajar, jika kita hendak berperan dalam kemajuan dunia,” jelas Marten.

Selain itu Marten menambahkan, sebagai bangsa semua harus bisa keluar dari kebiasaan hanya menengok kebelakang, tetapi hendaknya lebih berorientasi kedepan. Sehingga semua dapat membangun generasi baru, dapat mewujudkan Indonesia menjadi setara dengan bangsa lain, yang sudah maju.

Dirinya juga mengajak seluruh masyarakat dan peserta upacara untuk menumbuhkan “cultur of exellence” kultur keunggulan disemua bidang yang dimulai dari area pendidikan. Dipandu oleh strategis yang cerdas dan dimotori oleh inovasi dan kreatifitas. Dikawal oleh sikap antisipatif, responsif serta didukung oleh karakter ketekunan, maka akan terwujud Indonesia maju yang sama-sama dicintai.

“Pademic covid-19, yang menguras energi perhatian kita semua, bahwa berdampak pada terjadinya krisis disemua lini kehidupan berbangsa dan bernegara. Sehingga krisis yang kita hadapi ini memberikan momentum bagi kita untuk mengejar ketinggalan, untuk melakukan tranformasi besar – besaran, dengan melaksanakan strategi besar juga. Mari kita pecahkan masalah fundamental ini, kita lakukan lompatan besar untuk kemajuan yang signifikan …”

“Kita harus bajak momentum icrisis ini, kita harus serentak dan serempak memanfaatkan momentum ini. Menjadikan Indonesia setara dengan negara – negara maju. Menjadikan Indonesia maju yang kita cita – citakan. Saya mengajak kepada seluruh rakyat Kota Gorontalo, seluruh jajaran pemerintah dan warga korpri di kota gorontalo. Untuk berkomitemn bersatu padu, menghadapi pandemic corona ini, dengan menjalankan dan menerapan protokol
kesehatan dalam kehidupan keseharian yang terintegrasi dengan program – program pembangunan, dan kemasyarakatan,” pungkas Marten

Walikota Gorontalo Marten Taha menjadi inspepara pendiri bangsa telah menghantarkan ke pintu gerbang kemerdekaan
kemerdekaan yang kita rasakan
tanggungjawab merawat kemerdekaan sudah diwariskan kepada kita
era digital semakin canggih mrmbuat kita harus berpacu membuat semua pelayanan. demi mencerdaskan generasi agar tudak tergilas oleh jaman.

maka menjadi kewajiban kita bersama meneruskannya dgn semanhat berjuang memberantas kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan
di tahun 2020 inj kita tengah menghadapi masa masa sulit karena muncul wabah covid19 tetapi situasi ini tidak boleh membuat semangat kita surut. semua aparatur pemerintahan, tni-polri komunitas masyarakat dan terutama para tenaga medis tetap akan berjuang melindungi rakyat dan tentu, warisan teladan, dan pesan para pendiri bangsa dapat menjadi modal di tengah situasi ini. kita bangun solidaritas menghadapi covid 19. rasa solidritas adalah kunci kembali ke tatanan kehidupan normal. dan protokol kesehatan yang akan kita jalankan

bila dahulu dari gorontalo, nani wartabone dan segenap pejuang bersatu membantu perjuangan indonesia, maka hari inj siapapun kita apapun profesi kita, mari tunjukan progres nyata bekerja kita persembahkan hasil terbaik untuk indonesia.

kita berkontribusi sesuai peran masing-masing kita bangun kota gorontqlo yang sejahtera maju religius dan terdidik sebagai bagian dari indonesia.

Daerah

Polemik GHM: Mengapa Jalan Kota Gorontalo Dilarang Dipakai?

Published

on

Dok. Lecka

Kota Gorontalo – Wali Kota Gorontalo, Adhan Dambea, kembali mengeluarkan kebijakan yang menarik perhatian publik. Kali ini, ia melarang panitia Gorontalo Half Marathon (GHM) 2025 memanfaatkan jalan milik Pemerintah Kota Gorontalo sebagai lintasan lomba. Langkah ini bukan tanpa dasar. Adhan menegaskan, selama ini warga Kota Gorontalo yang mencoba mencari nafkah di trotoar sejumlah ruas jalan justru mendapat larangan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Gorontalo.

Pemprov Gorontalo mendasarkan larangan tersebut pada UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, serta PP No. 34 Tahun 2006. Selain itu, Pemprov juga mengklaim jalan tersebut adalah aset milik mereka. Padahal, Permen PUPR Nomor 03/PRT/M/2014 memberikan ruang bagi UMKM untuk berjualan di trotoar, asalkan tidak bersifat permanen. Di lapangan, pelaku UMKM Kota Gorontalo yang berjualan di trotoar memang hanya menggelar dagangan secara non-permanen dan hanya beroperasi malam hari.

Kebijakan Adhan ini merupakan respons terhadap kekecewaan masyarakat yang merasa kesulitan ekonomi karena dibatasi kebijakan provinsi. Selain itu, Adhan juga menyoroti sikap panitia GHM yang dianggap kurang menghargai Pemerintah Kota. Kepala Dinas Perhubungan Kota Gorontalo, Hermanto Saleh, mengungkapkan bahwa hingga Kamis, panitia belum hadir untuk membahas teknis jalur lomba, padahal surat mereka telah diterima sejak Senin.

Menurut Hermanto, pemaparan rute sangat penting agar Dinas Perhubungan bisa melakukan kajian lalu lintas dan memberikan rekomendasi kepada pimpinan daerah. Tanpa paparan tersebut, kajian teknis tidak dapat dilakukan.

Dengan demikian, masyarakat diimbau tidak salah dalam menilai kebijakan Wali Kota Adhan Dambea terkait pelarangan penggunaan jalan untuk lintasan GHM 2025.

Continue Reading

Advertorial

Tak Terbendung, 775 Pesilat Siap Ramaikan Turnamen Wali Kota Gorontalo

Published

on

Kota Gorontalo – Antusiasme peserta turnamen pencak silat Wali Kota Gorontalo Cup 2025 membludak. Gelaran open tournament yang akan memperebutkan trofi bergengsi ini menarik minat 775 atlet dari empat provinsi berbeda, menegaskan posisi Gorontalo sebagai panggung besar pencak silat di kawasan timur Indonesia.

Panitia penyelenggara telah mematangkan seluruh persiapan, dari penyesuaian arena hingga kelengkapan fasilitas bagi para atlet. Ketua Panitia Rochmat Gani mengonfirmasi bahwa pendaftaran resmi telah ditutup dengan jumlah peserta jauh melebihi ekspektasi. Meski demikian, sejumlah perguruan masih berupaya agar atlet mereka terdaftar dalam event yang menghadirkan total hadiah Rp 100 juta plus logam mulia 20 gram.

Rochmat menambahkan, bila antusiasme peserta terus meningkat, panitia berkomitmen untuk memberikan panggung di musim berikutnya. “Insya Allah yang belum bisa ambil bagian, bisa ikut pada turnamen season II,” ujarnya.

Lonjakan peserta membuat lokasi event dipindahkan dari Banthayo Lo Yiladia dan Halaman Rujab Wali Kota Gorontalo ke Gedung Olahraga (GOR) Kota Gorontalo. Ketua Pengkot IPSI Kota Gorontalo, Husin Ali menekankan perubahan ini sebagai upaya menampung seluruh kontingen, yang semula hanya diprediksi 300 atlet.

“Jumlah peserta ternyata melampaui perkiraan awal, sehingga Pak Wali meminta agar lokasi dipindahkan ke GOR,” jelas Husin.

Selain melibatkan 37 kontingen dari Gorontalo, tercatat perguruan dari Maluku Utara, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Tengah turut berpartisipasi, menambah semarak turnamen. Menurut Husin, inilah bukti Gorontalo kini punya panggung besar pencak silat yang diimpikan oleh seluruh insan bela diri.

“Dan hari ini, panggung itu kita bangun, di bawah sosok Orang Tua Kita Haji Adhan Dambea. Panggung yang kini membuat dunia silat menoleh ke Gorontalo,” tandas Husin.

Secara rinci, peserta tersebar dalam kategori dewasa (84), remaja (169), pra remaja (274), dan usia dini (261). Total pertandingan mencapai 788 nomor, memperebutkan prestise dan kejuaraan bagi 45 kontingen.

Continue Reading

Advertorial

Sekda Ismail: Literasi Butuh Kolaborasi Semua Pihak

Published

on

Kota Gorontalo – Festival Literasi Gorontalo 2025 yang digelar Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Gorontalo berlangsung meriah di Perpustakaan Daerah, Selasa (18/11). Acara tersebut dibuka langsung oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Gorontalo, Ismail Madjid, yang hadir mewakili Wali Kota Gorontalo, Adhan Dambea.

Dalam sambutannya, Sekda Ismail menyoroti pentingnya penguatan ekosistem literasi di Kota Gorontalo serta kondisi minat baca yang masih memprihatinkan. Ia mengutip hasil survei yang menunjukkan hanya satu dari seribu warga yang rutin membaca, sehingga diperlukan dorongan serius dari seluruh pihak.

“Kebiasaan membaca biasanya tumbuh dari lingkungan terdekat. Jika berada di lingkungan yang gemar membaca, orang lain pun akan terpengaruh dan terbentuk kebiasaan baru,” ujar Ismail.

Selain itu, Ismail juga menyoroti masih adanya kesenjangan akses buku dan pengetahuan di sejumlah wilayah. Ia mengajak semua elemen, baik pemerintah maupun masyarakat, untuk bersama-sama melakukan gerakan literasi yang terbuka, masif, dan kolaboratif.

Pada kesempatan tersebut, Sekda Ismail juga memberikan apresiasi kepada Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Gorontalo beserta seluruh pihak yang turut mendukung terlaksananya festival ini. Ia berharap kegiatan seperti ini mampu mendekatkan masyarakat pada bacaan dan sumber informasi bermanfaat yang mampu meningkatkan kualitas hidup.

Festival yang diisi dengan bedah buku “Adhan Dambea: Cerita di Balik Kontroversi” tersebut resmi dibuka setelah sambutan Sekda Ismail, menandai komitmen pemerintah memperkuat budaya literasi di Kota Gorontalo.

Continue Reading

Facebook

Terpopuler