LIMBOTO – Puluhan warga Desa Bua, Kecamatan Batudaa, Kabupaten Gorontalo menggelar aksi unjuk rasa didepan kantor Bupati Gorontalo, Senin (9/9/19).
Aksi unjuk rasa ini dipicu tidak keluarnya rekomendasi kepada Maslan Pauweni yang akan mereka usung untuk pemilihan Kepala Desa Bua. Koordinator aksi dalam orasinya meminta pemerintah kabupaten memberikan penjelasan alasan pemda tidak mengeluarkan surat rekomendasi kepada Maslan.
“Pak Maslan Pauweni sudah terbukti kinerjanya dan terterima di masyarakat saat menjadi penjabat Kepala Desa Bua, berkas yang dimasukan sebagai persyaratan mendapatkan rekomendasi pun sudah dimasukan dengan lengkap, namun kenapa rekomendasinya tidak keluar? Tanya Agus Hemeto.
Sementara itu Maslan Pauweni mengatakan, diri mengaku kecewa atas keputusan Bupati Nelson Pomalingo yang tidak memberikan izin rekomendasi agar dirinya bisa ikut mencalonkan diri sebagai calon kepala Desa Bua.
“Saya menuntut keadilan agar diberikan rekomendasi. Keputusan Bupati tidak seperti yang disampaikan dalam forum, dimana setiap pejabat lima tahun kebawah sebelum pensiun dipersilahkan dan akan diberikan rekomendasi maju pada Pilkades, lalu kenapa saya tinggal 1,5 tahun tidak?” keluh Maslan.
“Bupati malah memberikan rekomendasi kepada orang yang tertolak dimasyarakat dan masa pensiunnya masih sepuluh tahun.” sambung Maslan.
Maslan menegaskan, jika pertimbangan untuk mendapatkan rekomendasi adalah loyalitas dan kinerja, maka dirinya yang pantas mendapatkan rekomendasi tersebut.
Maslan mengaku, meski sebagai ASN saat itu dirinya harus loyal pada pemerintah daerah yang di pimpin oleh Bupati Gorontalo sebagai ketua Partai PPP.
“ASN yang katanya dalam aturan itu netral, kenyataan di lapangan tetap ada perintah dari atasan. Buktinya saya berjuang dan mendulang suara 229 suara di tempat saya sebagai penjabat. Dan itu bukan atas perintah, itu memang arahan dari atas kebawah yang namanya loyalitas dan itu loyalitas saya,” tegas Maslan.
Asisten Pemerintahan dan Kesra Selmin Papeo yang menerima massa aksi mengatakan, seluruh tuntutan akan ditindaklanjuti dan disampaikan kepada Bupati Gorontalo karena pengambil keputusan tetinggi adalah Bupati.
“Dalam aturan setiap masyarakat, calon maupun pelaksana harus patuh dan tunduk pada aturan. Terkait calon PNS, persyaratan administrasi teknis sudah terpenuhi namun ini berkaitan langsung dengan pimpinan daerah dimana ASN itu berkiblat atau melaksanakan tugas sehari-hari,” kata Asisten l.
Selmin menjelaskan, untuk Desa Bua masyarakat memunculkan dua nama calon, sementara mengacu pada kesepakatan bila ada dua, tiga atau emapat ASN ikut kompetisi Pilkades pemerintah daerah hanya mengeluarkan satu nama calon.
“Namun ada keinginan berkembang seperti ini, maka kami akan teruskan kepada Bupati. Bagaimana keputusan beliau, akan kami sampaikan melalui Kecamatan atau Pemdes. Yang jelas aspirasi ini kami terima dengan senang hati dan semoga saudara semua kembali ke bua dengan keadaan selamat,” pungkas Selmin.
Gorontalo – Meski masa jabatan Ketua KONI Kabupaten Gorontalo baru akan berakhir Oktober 2025, aroma pertarungan menuju kursi panas ketua sudah mulai terasa. Sejumlah nama beken mulai unjuk gigi, dan yang mengejutkan, seorang jurnalis senior siap “mengebrak” dominasi politisi!
Tak main-main, nama Ketua dan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Gorontalo Zulfikar Usira dan Awaludin Pauweni serta anggota legislatif, Jayusdi Rivai, dikabarkan bakal ikut bertarung. Tapi publik dibuat terkejut dengan munculnya Jefry Rumampuk, mantan juru bicara Bupati Boalemo dan eks Ketua Forwaka Gorontalo, yang siap turun gelanggang di arena Musorkab KONI.
Kalu berbicara dengan 3 nama pertama, publik tidak meragukan kapasitas dan perhatian wakil rakyat itu dibidang olahraga. Namun nama Jefry Rumampuk bukan juga nama yang asing di Gorontalo. Ia dikenal luas usai peristiwa tragis pembacokan oleh orang tak dikenal, lantaran banyak mengkritisi program dan kebijakan yang tak pro rakyat. Hal ini, adalah peristiwa yang menjadikannya simbol perjuangan kebebasan pers di Gorontalo. Kini, ia kembali menyita perhatian, bukan sebagai jurnalis, tapi sebagai calon pemimpin olahraga. Disamping itu, Jefry yang juga mempunyai relasi luas ini, dipastikan membawa warna baru di bidang olahraga.
Jika biasanya para politisi membutuhkan media untuk menyebarluaskan perhatiannya, maka Jefry dirasa memilki momen yang tepat untuk menjadikan olahraga di Kabupaten Gorontalo Berjaya. Kedekatan dengan berbagai unsur serta kepedulian terhadap daerah melalui informasi, sepertinya menjadi modal Jeffry, diperhelatan 4 tahunan itu.
Sementara itu, dikutip dari nusatimes, Sekertaris KONI Kabupaten Gorontalo tidak membantah peluang bakal calon induk olahraga prestasi itu. Dirinya mengiyakan bahwa saat ini, sudah ada bakal calon Ketua yang sudah melakukan komunikasi.
“Dengar-dengar sih, banyak yang mau maju. Bahkan sudah ada yang mulai buka komunikasi sekarang,” ungkap Sekretaris KONI Kabupaten Gorontalo, Ilho, Rabu (21/5/2025).
“Kalau banyak yang maju, itu bagus. Artinya, KONI jadi organisasi yang seksi dan bergengsi,” tambah Ilho dengan semangat.
Soal apakah petahana dr. Irawan Huntoyungo bakal kembali mencalonkan diri? Ilho mengaku belum ada sinyal.
“Belum ada kabar apakah Pak Ketua mau maju lagi atau tidak,” ujarnya singkat.
Lokasi Bumi perkemahan Pramuka, saka widya Budaya Bakti Gorontalo dihantam Angin Puting Beliung || Sumber Ucok Alwi, ketua DKC Boalemo
KABGOR – Angin puting beliung menerjang wilayah Pentadio Timur, Kabupaten Gorontalo pada Senin (05/04/2025) dini hari. Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 13.30 hingga 14.08 WITA dan menyebabkan sejumlah rumah warga mengalami kerusakan.
Pantauan langsung tim Barakati.id di lokasi kejadian menunjukkan adanya kerusakan pada atap dan struktur rumah warga akibat terjangan angin kencang. Kondisi ini semakin memprihatinkan karena di lokasi yang sama tengah berlangsung kegiatan Perkemahan Pramuka Saka Widya Budaya Bakti tingkat Provinsi Gorontalo.
Menurut laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), berdasarkan analisis data citra radar cuaca, terdeteksi adanya sebaran awan konvektif signifikan yang bergerak dari arah barat (sekitar wilayah Limboto) menuju lokasi kejadian sebelum hujan lebat terjadi.
BMKG juga menjelaskan bahwa fenomena puting beliung dipicu oleh kondisi atmosfer yang sangat labil, melebihi ambang batas kestabilan udara. Ketidakstabilan ini dapat menimbulkan angin kencang yang terjadi secara tiba-tiba dalam waktu singkat, biasanya pada siang atau sore hari. Fenomena ini ditandai dengan terbentuknya awan Cumulonimbus (Cb) yang mengeluarkan pusaran angin menyerupai belalai di daratan, dengan kecepatan angin yang dapat mencapai lebih dari 50 km/jam.
Puting beliung umumnya terjadi menjelang hujan lebat, dan sering disertai dengan kilat atau petir.
Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Namun, sejumlah warga mengalami kerugian materiil akibat kerusakan rumah dan fasilitas yang diterjang angin puting beliung.
Pemerintah daerah diharapkan segera melakukan pendataan dan memberikan bantuan bagi warga terdampak, serta meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem di wilayah tersebut.
LIMBOTO–Sekretaris DPC GERINDRA Kabupaten Gorontalo Sarjon Adarani menanggapi adanya oknum-oknum yang keluar dari partai berlambang Kepala Garuda itu.
“Dari dulu ada banyak yang masuk dan keluar parpol. Itu biasa. Bukan hanya GERINDRA, partai lain juga mengalami orang masuk maupun yang dikeluarkan dari partai. Jadi ndak usah dibahas lah. Biasa itu,” ucap Sarjon asal Boliyohuto itu.
Menurut Sarjon, kalau keluar satu maka bergabunglah ribuan orang dengan GERINDRA. “Ibarat pepatah ‘patah satu tumbuh seribu’. Kan begitu,” ungkap Sarjon.
Dia kemudian bercerita bahwa pada Pemilu 2014 setelah jadi caleg yang gagal alias tidak ta dudu, yang bersangkutan pindah partai 2019 dan tetap gagal jadi aleg juga. “Artinya, yang bermasalah bukan parpol, tapi dianya,” ungkap Sarjon yang pada Pemilu 2024 lalu dipilih oleh lebih dari seribu orang tapi Sarjon sendiri tetap ditakdirkan tidak jadi aleg.
Sarjon menambahkan, kader GERINDRA sejati hanya orang-orang yang sudah selesai dengan dirinya sendiri. “Intinya, kalau tukang koprol maka carilah partai yang bukan GERINDRA. Kalau mau berkorban untuk partai, silahkan masuk ke GERINDRA. Begitu….” tandasnya.
Menurut Sarjon, bila sudah keluar atau dikeluarkan dari GERINDRA maka tetap silaturrahim tapi sudah tidak boleh lagi membawa nama partai GERINDRA. “Kalau mau keluar, ya keluar saja. Kan bebas. Demokrasi tiyali. So bagitu. Tapi ybs tidak boleh lagi bawa nama partai, organisasi sayap partai maupun simbol-simbol partai secara gambar maupun bahasa tutur,” tutup Sarjon Adarani.