Connect with us

News

Teater Peneti UNG kini Rekrut Anggota Secara Umum. Warga Gorontalo Boleh Ikut Peldaster

Published

on

GORONTALO-Lama menjadi wadah pertunjukkan seni bagi mahasiswa di lingkungan kampus, Teater Peneti Universitas Negeri Gorontalo (UNG) kini berubah menjadi teater umum.

Langkah ini diambil sebagai upaya para pendiri Peneti untuk mewarnai perkembangan dunia seni pertunjukan di Gorontalo. Dan salah satu gagasan utama wadah ini antara lain membuka kegiatan Pelatihan Dasar Teater (PELDASTER) bagi masyarakat umum.

Ketua Panitia Peldaster, Hamdan menyebutkan, Peldaster merupakan tradisi dalam Teater Peneti untuk merekrut calon anggota yang nantinya akan menjadi anggota penuh dalam Peneti. Dibukanya pendaftaran keanggotaan untuk umum, maka seluruh warga Gorontalo yang memiliki bakat di bidang seni teater dapat bergabung sebagai anggota dengan cara mengikuti Peldaster. Untuk kali ini kata Hamdan, pelaksaan Peldaster sudah memasuki angkatan yang ke-8.

“Jika sebelumnya peserta Peldaster adalah mahasiswa, maka dalam Peldaster ke-8 ini, Teater Peneti membuka kesempatan bagi masyarakat umum untuk mengikuti dan bergabung dalam keluarga besar Teater Peneti,” kata Hamdan.

Menurut Hamdam, dinamika teater kampus selama ini telah dirasakan oleh kelompok Peneti. Status keanggotan yang cenderung datang dan pergi seiring masa studi menyebabkan aktivitas teater Peneti stagnan.

“Pada akhirnya setelah melalui diskusi panjang sesama anggota dan pemerhati seni pertunjukan teater di Gorontalo, akhirnya Teater Peneti mengambil langkah untuk keluar dari kampus dan menjadi teater umum,” ujar Hamdan.

Ia melanjutkan, kegiatan Peldaster yang ke-8 ini akan dilaksanakan mulai tanggal 22 s/d 29 Februari 2020 di objek wisata Pentadio Resort Kabupaten Gorontalo. Para peserta akan mendapatkan berbagai macam materi, seperti keaktoran, penyutradaraan, manajemen seni, pemanggungan, teori riset budaya, dan perfilman.

Serangkaian dengan itu, panitia Peldaster juga akan menyelenggarakan kegiatan Workshop Seni Pertunjukan dengan sasaran guru seni budaya, guru sastra dan masyarakat umum. Kegiatan Workshop Seni Pertunjukan dimaksudkan untuk saling berbagi pengetahuan dan pengalaman terkait seni, terutama seni teater.

Adapun pemateri dalam Peldaster dan workshop seni nantinya akan di isi anggota senior Teater Peneti serta menghadirkan pula seniman teater dari luar Gorontalo.

“Salah satunya bung Djamal Dilaga, yang merupakan pekerja seni dan aktor Teater Merah Putih Makassar,” sebut Hamdan.

Mengenai kesiapan pelaksanaan, Sekretaris Panitia Ayundrawan Mohune mengungkapkan saat ini telah rampung sekitar 70 persen. Baik yang terkait dengan kesekretariatan, fasilitas penunjang dan pendanaan.

“Tinggal perampungan terkait teknis pelaksanaan, pendaftaran peserta dan penggandaan materi Peldaster dan workshop,” kata Ayundrawan.

Sementara itu, salah satu pendiri sekaligus pembina Teater Peneti Zulkifli Lubis mengatakan, meskipun secara asal usul teater Peneti lahir dari Universitas, namun ide, gagasan, serta sumber kreativitas wadah tersebut bersumber dari masyarakat. Sehingga tak heran, jika kelompok ini memiliki tempat khusus bagi penikmat seni di Gorontalo.

“Jadi, selamat ber-Peldaster dan ber-Workshop. Jangan lupa berbahagia,” ujar Zulkifli.

Gorontalo

Menolak Lupa: Tragedi 2 Januari 2025, Ketika Keadilan untuk Julia Belum Datang

Published

on

Misteri Kematian Julia Shinta: 11 Bulan Tanpa Titik Terang

Gorontalo – Sebelas bulan telah berlalu sejak tragedi memilukan yang menimpa seorang gadis muda bernama Julia Shinta Sangala, warga Kabupaten Gorontalo Utara. Pada 2 Januari 2025, jasad Julia ditemukan oleh seorang penggembala sapi di area semak-semak sepi di Desa Ketapang, Kecamatan Gentuma Raya. Penemuan itu seharusnya menjadi awal dari proses pengungkapan kebenaran dan penegakan keadilan bagi keluarga korban.

Sehari setelah penemuan, keluarga Julia melapor secara resmi ke Polres Gorontalo Utara. Dengan harapan besar, mereka mempercayakan penegakan hukum kepada pihak berwenang agar pelaku dapat segera ditemukan. Namun, waktu berjalan begitu lama tanpa perubahan berarti dalam proses penyidikan.

Sebelas Bulan Dalam Penantian Keadilan

Kini, 11 bulan telah berlalu, dan kasus tersebut masih menyandang status “dalam tahap penyidikan”. Tidak ada perkembangan signifikan yang disampaikan kepada publik, sementara keluarga terus menunggu kepastian hukum yang tak kunjung tiba.

Dalam kurun waktu hampir satu tahun, belum ada satu pun tersangka yang diumumkan. Tidak ada kejelasan tentang arah penyelidikan maupun hasil forensik yang dapat membuka tabir misteri kematian Julia Shinta Sangala.

Bagi keluarga korban, setiap hari terasa seperti menanggung luka yang sama. Mereka bukan hanya kehilangan anak, tetapi juga menghadapi ujian panjang melawan sistem hukum yang dinilai lambat dan tidak berpihak. Keadilan yang menjadi hak dasar warga seolah menjauh dan menjadi sesuatu yang sulit dijangkau.

Potret Suram Penegakan Hukum

Kasus ini bukan sekadar catatan kriminal di Gorontalo Utara. Ia merefleksikan wajah penegakan hukum di tingkat lokal yang tengah diuji. Ketika kasus pembunuhan dengan bukti dan peristiwa jelas tak kunjung menemukan titik terang selama hampir setahun, muncul pertanyaan besar tentang efektivitas dan keseriusan aparat dalam mengusut tuntas kejahatan.

Kondisi seperti ini tidak hanya melukai hati keluarga korban, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran di tengah masyarakat. Rakyat perlu diyakinkan bahwa hukum benar-benar bekerja tanpa pandang bulu dan tidak terhambat oleh kepentingan apa pun.

Penulis Fikran Mohzen

Seruan dan Harapan

Kasus kematian Julia Shinta Sangala adalah panggilan moral bagi semua pihak. Masyarakat, pemerhati hukum, dan organisasi sipil diharapkan ikut mengawasi jalannya penyidikan agar berjalan transparan dan akuntabel.

Polres Gorontalo Utara diminta untuk memberikan penjelasan terbuka kepada publik terkait progres kasus. Keluarga korban berhak mendapatkan kepastian, bukan sekadar janji lanjutan proses penyidikan tanpa hasil yang jelas.

Sebagai bangsa yang menjunjung keadilan, tragedi ini tidak boleh dilupakan. Nama Julia Shinta Sangala harus terus diingat, bukan hanya sebagai korban, tetapi juga sebagai simbol perjuangan akan kebenaran di tengah sistem hukum yang lamban.

Keadilan mungkin tertunda, tetapi perjuangan untuk memperjuangkannya tidak boleh berhenti.

Keadilan untuk Julia.

Penulis
(Fikran Mohzen)

Continue Reading

Gorontalo

Ketika Suara Rakyat Berpihak pada Prajurit: Seruan dari Gorontalo

Published

on

Pohuwato – Dukungan terhadap peningkatan anggaran Tentara Nasional Indonesia (TNI) terus bermunculan dari berbagai daerah. Kali ini, suara aspiratif datang dari kawasan wisata Pantai Pohon Cinta, Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo.

Seorang warga setempat, Mohamad Taufik, secara terbuka menyampaikan harapannya kepada Presiden Prabowo Subianto agar memberikan perhatian lebih terhadap kesejahteraan prajurit TNI yang dinilainya sebagai garda terdepan penjaga kedaulatan bangsa.

Menurut Taufik, TNI memikul tanggung jawab besar dalam mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), sehingga peningkatan alokasi anggaran untuk institusi pertahanan tersebut perlu menjadi prioritas utama pemerintah.

“Saya meminta agar anggaran TNI dinaikkan karena mereka bekerja keras mempertahankan negara ini. Tanpa dukungan memadai, tugas mereka tentu semakin berat,” ujarnya.

Taufik juga menyoroti sejumlah pejabat daerah yang dinilainya belum menjalankan tugas secara maksimal, namun tetap menerima anggaran besar tanpa manfaat nyata bagi masyarakat. Ia berpendapat, sebagian anggaran lembaga daerah seperti DPRD seharusnya dapat dialihkan untuk memperkuat sektor pertahanan nasional.

“Daripada anggaran diberikan kepada pihak yang kerjanya hanya duduk-duduk, lebih baik dialihkan untuk TNI,” tegasnya.

Aspirasi tersebut mendapat sambutan positif dari pengurus Forum Komunikasi Putra Putri TNI Angkatan Darat (FKPPI) Kabupaten Pohuwato. Wakil Sekretaris FKPPI Provinsi Gorontalo, Dumais Hasi Doda, menegaskan bahwa pihaknya siap menyalurkan suara masyarakat yang mendukung peningkatan kesejahteraan serta penambahan fasilitas bagi prajurit TNI.

Menurut Dumais, pengorbanan para pejuang bangsa serta keluarga besar TNI tidak boleh dilupakan begitu saja.

“Orang tua kami telah berjuang mati-matian untuk mempertahankan Republik Indonesia ini. Namun, perhatian terhadap anak-anak TNI dan para pejuang mulai terasa pudar,” ujarnya penuh harap.

Dumais juga mengapresiasi masyarakat yang masih menunjukkan kepedulian tinggi terhadap TNI dan berharap aspirasi tersebut dapat didengar langsung oleh Presiden Prabowo Subianto.

“Mudah-mudahan aspirasi ini menjadi bagian dari kebijakan pemerintah Republik Indonesia. Semoga pesan ini sampai kepada pimpinan kita, Bapak Presiden Prabowo,” pungkasnya.

Continue Reading

Gorontalo

Tambah Kekuatan, Kodim 1313 Pohuwato Sambut Komcad Lulusan Latsarmil

Published

on

Pohuwato – Kodim 1313 Pohuwato menyambut kedatangan empat personel Komponen Cadangan (Komcad) TNI KC yang baru saja menuntaskan Pendidikan Latihan Dasar Militer (Latsarmil) di Rindam XIII/Merdeka, Senin (24/11/2025). Penyambutan resmi tersebut dipusatkan di Markas Kodim (Makodim) 1313 Pohuwato dan berlangsung dalam suasana penuh kekeluargaan serta kedinasan.

Komandan Kodim 1313 Pohuwato, Letkol Inf Madyan Surya S. Hub, Int., M.Han., menyampaikan apresiasi kepada para personel Komcad yang dinyatakan lulus pelatihan dan kini siap mengabdi sebagai bagian dari komponen pertahanan negara. Dalam arahannya, Dandim menekankan bahwa kehadiran Komcad menjadi penguatan penting bagi sistem pertahanan semesta di wilayah Pohuwato.

“Harapan kami, kehadiran rekan-rekan Komcad dapat memperkuat sinergi pertahanan di Kabupaten Pohuwato. Tetap jaga disiplin serta semangat juang yang sudah ditempa selama pelatihan,” ujar Dandim dalam sambutannya.

Selain memberikan pengarahan, Dandim juga menegaskan pentingnya profesionalisme, loyalitas, dan kesiapsiagaan dalam setiap pelaksanaan tugas. Ia mengingatkan bahwa Komcad, meski berstatus komponen cadangan, tetap memegang peran strategis dalam mendukung tugas-tugas Kodim 1313 Pohuwato ketika dibutuhkan.

Empat personel Komcad yang diterima kali ini merupakan bagian dari upaya penguatan fungsi pertahanan di daerah, khususnya sebagai cadangan kekuatan TNI AD sesuai amanat Undang-Undang tentang Komponen Cadangan. Mereka diharapkan mampu menjadi ujung tombak dukungan pertahanan sekaligus jembatan kedekatan TNI dengan masyarakat.

Dengan bergabungnya personel Komcad di Kodim 1313 Pohuwato, diharapkan kolaborasi pertahanan antara TNI dan komponen masyarakat kian solid dalam menjaga keamanan dan stabilitas wilayah. Sinergi ini diyakini dapat memperkuat kesiapsiagaan daerah terhadap berbagai potensi ancaman, baik dari dalam maupun luar.

Continue Reading

Facebook

Terpopuler