UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
Tokoh Nasional Tionghoa Asal Gorontalo
Published
2 years agoon
Pada Hari Imlek Tahun 2575 Kongzili ini, saya mengetengahkan tulisan spesial tentang tokoh-tokoh nasional Tionghoa asal Gorontalo.
“Gorontalo adalah batu loncatan saya untuk maju. Seterusnya saya harus terbang tinggi. Harus jadi orang sukses”.
Begitu kalimat yang meluncur dari mulut Tjie Tjin Hoan yang tertulis dalam bukunya yang berjudul The Entreprenur. Ia merasakan betul bagaimana pengalaman sejak usia 6 tahun hingga remaja di Gorontalo. Ia ditempa oleh alam, merasakan kehidupan dari bawah. Tjie Tjin Hoan merasakan betul bagaimana penderitaan hidup. Namun hal itulah yang menempa dirinya untuk menjadi salah satu orang terkaya di Indonesia dengan akumulasi kekayaan sebanyak USD1,3 miliar atau setara Rp18,3 triliun pada tahun 2018. Tjie Tjin Hoan lebih banyak dikenal orang dengan nama Ciputra. Ciputra dikenal sebagai raja properti Indonesia.
Gorontalo harus diakui adalah jazirah awal tempat orang-orang Tionghoa memulai perjalanan hidupnya hingga menjadi orang sukses di negeri ini. Sebutlah seperti Ong Eng Die yang pada masa setelah Indonesia merdeka pernah menduduki Menteri Keuangan di era Presiden Soekarno. Ong Eng Die menduduki jabatan tersebut selama dua kali, yakni pada Kabinet Amir Sjarifoedin (1947-1948) dan pada Kabinet Ali Sasfroamidjoyo (1953-1955). Ong Eng Die adalah salah satu penasehat ekonomi delegasi Indonesia pada saat perundingan Renville. Pada uang satu rupiah di tahun 1954, ada tanda tangan Ong Eng Die menghiasi tanda pembayaran yang sah pada kala itu.
Ong Eng Die adalah kelahiran Gorontalo pada 20 Juni 1910. Dia meraih Doktor dari Universitas Amsterdam pada 1943. Ayahnya, Ong Teng Hoen, menjabat sebagai Luitenant der Chinezen dari Gorontalo. Ia memimpin birokrasi sipil Tiongkok di Gorontalo sejak tahun 1924 hingga invasi Jepang pada 1942. Ong Teng Hoen sendiri lahir di Manado pada 2 Januari 1874 dan menutup usia pada 8 Februari 1958 di Gorontalo. Ong Teng Hoen menikah dengan Soei Djok Thie Nio dan memiliki anak Ong Gien Seh Nio (1903-1963), Ong Gien Hoa Nio (1905-), Ong Gien The Nio (1907-1985), Ong Eng Die (1910-1999) dan terakhir Ong Eng Pien (1915-).
Pada tahun 1964 setelah tidak menjabat, Ong Eng Die pindah ke Amsterdam, Belanda. Dia dan istrinya yang berkebangsaan Jerman diberikan kewarganegaraan Belanda pada tahun 1967, ketika ia tercatat sebagai pengusaha di Belanda. Ong dan istrinya tinggal di Amsterdam sampai perceraian mereka pada tahun 1975. Setelah itu dia pindah ke Den Haag. Dari istrinya, ia memiliki dua putra.
Tokoh Tionghoa lainnya yang pernah lahir di Gorontalo adalah Jauw Keng Hong lahir di Gorontalo pada 15 Mei 1895. Ia mengeyam pendidikan di Amsterdam University (1920 – 1923) dan Leiden University (1923 – 1925). Pada tahun 1926, Jauw Keng Hong merah gelar LL.D dari Leiden University. LL.D adalah Legum Doctor atau Doctor of Laws (Doktor di Bidang Hukum). Sekembalinya ke Indonesia, Jauw Keng Hong diangkat menjadi Hakim Pengadilan di Semarang lalu pada tahun 1930 – 1942 diangkat menjadi Hakim Pengadilan Tinggi di Palembang. Pada tahun 1955 dia mengikuti Pemilu dari daerah Sumatera Selatan
Ada pula tokoh Tionghoa-Gorontalo yang pernah bersekolah di Belanda yakni Liem Tjae Le. Liem lahir di Gorontalo tanggal 29 Oktober 1907. Liem lalu bersekolah di Geneeskundige Hogeschool (Jakarta) dan Gemeentelijke Universiteit (Amsterdam). Liem juga mewakili Indonesia dalam Konferensi Malino. Pada tahun 1955, dia ikut dalam Pemilu dari Baperki dari perwakilan Bangka Sumatera. Baperki didirikan pada 13 Maret 1954 yang bertekad untuk mempertahankan status semua Tionghoa yang lahir di Indonesia yang berdasarkan UU Kewarganegaraan Indonesia 1946 adalah Warga Negara Indonesia. UU tersebut menyatakan semua orang yang lahir di Indonesia adalah WNI, kecuali secara aktif menolak kewarganegaraan Indonesia di pengadilan.
Ada pula akademisi yang pernah tinggal dan sekolah di Gorontalo, yakni Prof. Dr. Ir. Dali Santun Naga, MMSI atau Yo Goan Li lahir di Tomini 22 Desember 1934. DS Naga bersekolah di THHK Gorontalo tahun 1947 – 1948. DS Naga adalah seorang pakar matematika dan pernah menjabat sebagai Rektor Universitas Tarumanagara dari sejak tahun 2000 hingga tahun 2008. DS Naga juga seorang ahli komputer dan pernah membuat program BASIC dalam bahasa Indonesia. DS Naga pernah menerjemahkan Applesoft Basic dan DOS 3.3.
Jika pernah mendengar PT Darya Varia atau salah satu perusahaan farasi terbesar di Indonesia, maka hal itu tidak lepas dari tangan dingin tokoh Tionghoa kelahiran Gorontalo yang bernama Liem Tjae Ho atau dikenal dengan nama Wim Kalon. Wim adalah seorang Apoteker dia juga merupakan salah seorang pendiri Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia.
Liem Thae Ho dilahirkan dari keluarga berada di Gorontal pada tanggal 12 Mei 1916. Liem menyelesaikan pendidikan dasarnya di Hollandsche Chineesche School Gorontalo tahun 1931 dan Hoogere Burgerschool di Batavia tahun 1936. Lalu ia melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas Leiden Jurusan Farmasi sampai lulus tahun 1951. Pada tahun 1952, Wim Kalon mendirikan Apotek Djatinegara, hingga menjadi luas kiprahnya bersama PT Timur Laut yang bergerak dalam bidang impor obat-obatan.
Nama tokoh Tionghoa yang juga akademisi adalah Profesor Go Ban Hong. Go Bang lahir di Gorontalo pada tanggal 21 Oktober 1925. Prof Go Ban adalah ahli ilmu tanah dari Institut Pertanian Bogor. Menurut mantan Rektor IPB Prof. Andi Hakim Nasution, Prof Go Ban adalah orang cerdas. Bukti kecerdasannya ada pada tesis sarjananya yang ia tulis 1950 dengan jumlah halaman hanya 12 lembar, namun dengan daftar pustaka sebanyak 100 halaman. Go Ban Hong meraih gelar Doktor dari IPB pada tahun 1957 di bawah asuhan Profesor Jan van Schuylenborgh dengan disertasi yang berjudul tentang neraca hara mineral dari padi sawah.
Gon Ban adalah inisiator kesuburan tanah dengan riset pemupukan NPK untuk meningkatkan hasil panen padi dataran rendah tahun 1959. Go Ban pernah pula menjabat sebagai Direktur Lembaga Penjelidikan Tanah dari tahun 1962-1966. Go Ban Hong memetakan jenis tanah pulau Jawa skala 1:250,000 tahun 1966. Gi dimakamkan di Bogor pada tanggal 7 Agustus 2015.
Nama lain tokoh Tionghoa yang pernah tinggal di Gorontalo adalah Wang You Shan atau dikenal dengan nama Eddie Lembong. Eddie lahir Tinombo, Sulawesi Tengah pada 30 September 1936. Ia merupakan anak kelima dari sepuluh bersaudara dari pasangan Joseph Lembong dan Maria Lembong, keluarga imigran Tiongkok.
Ia mengenyam pendidikan di sekolah dasar di Tiong Hoa Hwee Kwan (THHK). THHK Gorontalo berdiri tanggal 5 Mei 1912, yang didirikan oleh 49 orang tokoh Tionghoa Gorontalo. Eddie Lembong telah menjadi sosok berpengaruh pada dua hal sekaligus, menjadi pemimpin perusahaan farmasi terbesar di Indonesia yakni PT Pharos.
Yang paling anyar sebagai tokoh Tionghoa asal Gorontalo adalah Ignasius Jonan. Jonan adalah mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, juga pernah menjabat sebagai Direktur PT Kereta Api Indonesia. Jonan adalah putra Paguat, salah satu kecamatan di Kabupaten Pohuwato. Kakek dan ayahnya adalah kelahiran Paguat.
Jika merunut awal perjalanan hidup tokoh-tokoh Tionghoa diatas, sepertinya beberapa dari mereka memulai sekolah di THHK Gorontalo.
Penulis adalah Dr. Funco Tanipu., ST., M.A. (Dosen Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Gorontalo).
You may like
UNG – Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Olahraga dan Kesehatan (FOK) Universitas Negeri Gorontalo (UNG) menyelenggarakan Expert Lecture Internasional bertema kesiapsiagaan pelatih dalam menghadapi situasi darurat di lapangan. Kegiatan ini menghadirkan narasumber dari Mindanao State University, Filipina, yakni Dr. Neil Madulara Martin.
Dalam paparannya, Dr. Martin menekankan pentingnya kesiapsiagaan pelatih olahraga dalam menangani kondisi darurat, termasuk penguasaan teknik pertolongan pertama (first aid) dan manajemen risiko olahraga. Ia menegaskan bahwa pelatih harus mampu bertindak cepat dan tepat ketika terjadi cedera pada atlet agar dampak yang ditimbulkan dapat diminimalkan. “Seorang pelatih tidak hanya dituntut memahami teknik dan strategi olahraga, tetapi juga harus siap menghadapi keadaan darurat dengan keterampilan pertolongan pertama yang baik,” ujar Dr. Martin.
Dekan FOK UNG, Dr. Hartono Hadjarati, M.Pd., mengapresiasi kegiatan tersebut dan berharap dapat menjadi sarana bagi mahasiswa memperkuat kompetensi profesional di bidang kepelatihan olahraga. “Kami berharap mahasiswa dan dosen mampu menerapkan ilmu yang diperoleh hari ini dalam praktik kepelatihan di lapangan. Penguasaan penanganan cedera dan manajemen risiko akan menjadi bekal penting bagi calon pelatih profesional,” ungkapnya.
Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Suprianto Kadir, S.Pd., M.Pd., menambahkan bahwa kegiatan ini menjadi momentum berharga untuk memperluas wawasan mahasiswa tentang pentingnya aspek keselamatan dalam olahraga. “Pelatih yang siap menghadapi situasi darurat akan mampu menjaga keselamatan atlet serta menciptakan lingkungan latihan yang aman dan kondusif. Materi dari pakar internasional ini sangat relevan dalam memperkuat kurikulum dan praktik kepelatihan di UNG,” jelasnya.
Melalui kegiatan Expert Lecture ini, Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FOK UNG berkomitmen mencetak pelatih yang tanggap, profesional, dan bertanggung jawab dalam menghadapi risiko cedera di dunia olahraga. Selain itu, kegiatan ini juga memperkuat kerja sama internasional antara FOK UNG dan Mindanao State University dalam pengembangan kapasitas akademik dan profesional di bidang olahraga.
Advertorial
Dari Kampus untuk Daerah, UNG Siap Jadi Mitra Strategis Gorontalo Utara
Published
2 days agoon
06/11/2025
UNG – Universitas Negeri Gorontalo (UNG) kembali memperkuat kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Gorontalo Utara. Kesepakatan ini disambut positif oleh Rektor UNG, Prof. Dr. Ir. Eduart Wolok, ST., MT., IPU., ASEAN.Eng., sebagai langkah strategis dalam memperkuat sinergi antara perguruan tinggi dan pemerintah daerah guna mendukung percepatan pembangunan serta peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Rektor menegaskan bahwa UNG siap menjadi mitra strategis bagi Pemerintah Kabupaten Gorontalo Utara melalui penguatan kolaborasi di berbagai sektor pembangunan, termasuk pendidikan, riset, inovasi, dan pemberdayaan masyarakat.
“Melalui momentum penandatanganan MoU ini, UNG menegaskan komitmennya untuk mendukung sepenuhnya program-program Pemerintah Kabupaten Gorontalo Utara. Apa pun yang dibutuhkan daerah selama sejalan dengan nilai akademik dan kemaslahatan masyarakat, akan kami siapkan dan dukung,” ujar Prof. Eduart.
Ia menambahkan, UNG tidak hanya berperan sebagai lembaga pendidikan tinggi yang berfokus pada kegiatan akademik, tetapi juga memiliki tanggung jawab sosial dalam mendorong kemajuan daerah. Sebagai perguruan tinggi negeri yang tumbuh dan berkembang di Gorontalo, UNG bertekad menjadi motor penggerak inovasi dan penyedia solusi terhadap berbagai tantangan pembangunan lokal.
“UNG akan terus memberikan dukungan terbaik dalam pengembangan kapasitas sumber daya manusia melalui riset terapan, kegiatan pengabdian masyarakat, serta inovasi berbasis kebutuhan riil daerah. Semua kolaborasi akan dirancang agar memberikan dampak nyata bagi masyarakat Gorontalo Utara,” tambahnya.
Melalui kerja sama strategis ini, UNG berharap dapat berperan aktif dalam memperkuat fondasi pembangunan berkelanjutan di wilayah Gorontalo Utara. Langkah ini sekaligus menegaskan posisi UNG sebagai mitra pemerintah daerah yang visioner, adaptif, dan berorientasi pada kemajuan masyarakat.
Advertorial
Bangga! UNG Sukses Kawal TKA SMA Sederajat 2025 Tanpa Kendala
Published
2 days agoon
06/11/2025
UNG – Universitas Negeri Gorontalo (UNG) sukses menjalankan tugasnya sebagai perguruan tinggi penyelia dalam pelaksanaan Tes Kemampuan Akademik (TKA) bagi siswa SMA/sederajat yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen). Kegiatan yang berlangsung selama empat hari, mulai 3 hingga 6 November 2025 itu, terlaksana secara lancar, tertib, dan profesional tanpa kendala berarti.
Tim penjaminan mutu TKA UNG yang terdiri dari dosen dan tenaga kependidikan (tendik) berperan aktif dalam melakukan supervisi, memastikan seluruh tahapan pelaksanaan ujian berjalan sesuai ketentuan dan standar mutu yang telah ditetapkan.
Kepala Biro Akademik, Kemahasiswaan, dan Perencanaan UNG, Darman, S.Kom., M.Ap., selaku koordinator pelaksana TKA, menjelaskan bahwa UNG mendapat kepercayaan dari Kemendikdasmen sebagai salah satu perguruan tinggi penyelia dalam pelaksanaan TKA tahun 2025. UNG menjadi satu dari 16 perguruan tinggi negeri di Indonesia yang ditunjuk untuk mengawal pelaksanaan ujian bagi siswa SMA/sederajat di berbagai daerah.
“Keterlibatan UNG dalam pelaksanaan TKA merupakan bentuk komitmen kami dalam menjaga mutu serta memastikan semua proses ujian berjalan profesional. Alhamdulillah, selama empat hari pelaksanaan, tim penyelia UNG mampu menjalankan tugas dengan baik, sehingga seluruh kegiatan berlangsung lancar tanpa kendala berarti,” ujar Darman.
Lebih lanjut, Darman menjelaskan bahwa ujian TKA dibagi ke dalam tiga sesi yang berlangsung secara berurutan. Puluhan penyelia dari UNG bertugas mengawasi jalannya ujian melalui sistem daring menggunakan ruang Zoom, serta memantau pengawas dan peserta agar seluruh tahapan berjalan sesuai ketentuan yang berlaku.
Rektor UNG melalui Wakil Rektor Bidang Akademik, Prof. Dr. Abdul Hafidz Olii, M.Si., menyampaikan rasa bangga atas kepercayaan yang diberikan Kemendikdasmen kepada UNG untuk berperan langsung dalam menyukseskan pelaksanaan TKA nasional. Menurutnya, kepercayaan tersebut menjadi bukti kemampuan UNG dalam mendukung kebijakan pendidikan nasional.
“UNG berkomitmen penuh untuk mendukung pelaksanaan TKA agar berjalan sesuai ketentuan dan standar. Hal ini menjadi bagian dari kontribusi nyata UNG dalam memperkuat mutu pendidikan di Indonesia,” jelas Hafidz.
Keberhasilan UNG dalam mengawal pelaksanaan TKA ini semakin menegaskan perannya sebagai perguruan tinggi yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga memiliki komitmen tinggi terhadap tanggung jawab nasional dalam menjaga mutu dan integritas pendidikan di tanah air.
PNS (ASN) Pria Bisa Berpoligami, Bagaimana Dengan Perempuan? Begini Aturannya
Diserang Fitnah Hutang, PT Annahl Abadi Ambil Sikap Tegas
Saat Darurat Mengancam, UNG Siapkan Pelatih Tangguh
Budie Ary Mo Masuk GERINDRA, Kader di Gorontalo: Jangan Dia Lah….
Dari Kampus untuk Daerah, UNG Siap Jadi Mitra Strategis Gorontalo Utara
Warga Kota Gorontalo ini Tawarkan Konsep Dual-Fungsi Pasar Sentral: Solusi untuk Ekonomi dan Kreativitas Gorontalo
Menakar Fungsi Kontrol di DPRD Kota Gorontalo
Fakta Mengejutkan dari Mantan Menteri Jokowi : Freeport Dilindungi Pasal Tersembunyi
Prestasi Luar Biasa! Kota Gorontalo Raih 6 Medali Emas dan Perak di Germas SAPA 2025
Pemerintah Korea Selatan kasih warganya yang pacaran uang 5 Juta, lamaran 23 Juta, menikah 230 Juta
PKK GELAR JAMBORE PKK TINGKAT KABUPATEN GORUT
Kota Gorontalo Peringkat kedua Internet Paling Ngebutt se-Indonesia
PIMPIN RAPAT PENYERAPAN PROGRAM, BUPATI PUAS HASIL EVALUASI
PEMKAB GORUT BERIKAN BANTUAN RP. 1 JUTA/ORANG UNTUK JAMAAH CALON HAJI
Dua Kepala Desa Di copot Bupati
Terpopuler
-
Gorontalo1 month agoDiusir Pemprov Saat Rakor, Kwarda Pramuka: “Kami yang Inisiasi Rapat, Kok Kami yang Tidak Dikasih Masuk?”
-
News1 month agoMenggugat Kaum Terpelajar di Tengah Demokrasi yang Dikuasai Kapital
-
Gorontalo2 months agoDugaan Pungli di SPBU Popayato, Kasmat Toliango Menantang Pihak Direktur untuk Lapor Polisi
-
Daerah3 months agoDPD Partai Gerindra Provinsi Gorontalo Serahkan Bantuan Kemerdekaan RI ke-80 ke Panti Asuhan di Tiga Wilayah
-
Gorontalo3 months agoDPD Gerindra Provinsi Gorontalo Bagikan 1000 Bendera Merah Putih untuk Warga
-
Advertorial3 months agoProf. Eduart Wolok Tegaskan UNG Siap di Garis Depan Lawan Kemiskinan Ekstrem
-
Advertorial1 month agoSkorsing dan Sanksi Berat untuk MAPALA UNG: Temuan Kasus Meninggalnya Mahasiswa
-
Gorontalo2 months agoTerendus Batu Hitam Ilegal Menuju Pelabuhan Pantoloan Palu, Otoritas Pelabuhan & APH Diminta Bertindak
