Connect with us

News

Viral!! WhatsApp Error

Published

on

Foto Ilustrasi (Globe News Insider)

NEWS – Pengguna platform pesan instan WhatsApp mengeluhkan WhatsApp Error. Diketahui, layanan pesan instan WhatsApp dilaporkan mengalami gangguan pada Selasa (25/10/2022) siang.

Ternyata, pengguna WhatsApp tidak bisa mengirim pesan baik teks atau media lewat WhatsApp di grup percakapan (WhatsApp Group). Sejumlah pengguna lain menyebut masih bisa mengirim pesan personal, namun notifikasi yang ditampilkan berupa centang satu.

Hingga berita ini ditayangkan, WhatsApp down masih berlangsung. sejumlah pengguna mengeluhkan WhatsApp down di Twitter pada Selasa siang ini. Belum diketahui penyebab WhatsApp error hingga saat ini.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News

Keponakan Prabowo Mundur Dari DPR-RI, ini Alasannya

Published

on

Rahayu Saraswati Djojohadikusumo || Foto istimewa

Jakarta, 10 September 2025 – Rahayu Saraswati Djojohadikusumo—atau Sara, yang juga keponakan Presiden Prabowo Subianto—resmi menyatakan mundur dari kursi DPR RI untuk periode 2024–2029. Pengumuman ini disampaikan lewat unggahan di akun Instagram-nya pada Rabu petang ini .

Alasannya? Semua bermula dari sebuah potongan pernyataan dalam podcast yang tayang pada 28 Februari 2025. Dalam potongan itu, Sara mengajak masyarakat untuk berwirausaha ketimbang “bersandar kepada pemerintah”—sebuah pernyataan yang kemudian diubah narasinya dan memicu kemarahan publik .

Dia mengatakan bahwa niat aslinya adalah mendorong semangat entrepreneurship, terutama di era digital—tentu dengan cara penuh empati. Namun, dia menyadari perkataannya “menyakitkan banyak pihak, untuk itu, Sara dengan tulus menyampaikan permintaan maaf atas kekeliruan tersebut .

Meski mundur, Sara masih ingin menyelesaikan satu “tugas terakhir” sebagai anggota DPR, yakni ikut dalam pembahasan dan pengesahan RUU Kepariwisataan di Komisi VII .

Tak lupa, dia menyampaikan terima kasih kepada warga Jakarta Barat, Jakarta Utara, dan Kepulauan Seribu—daerah yang memberikan kepercayaan kepadanya sebagai wakil—serta menyatakan penyesalan jika selama menjalankan tugasnya sempat mengecewakan masyarakat .

Lebih jauh, Sara berjanji akan tetap “berjuang” dari jalur non-parlemen. Isu-isu seperti pemberantasan perdagangan manusia, pengelolaan sampah, krisis iklim, hingga representasi perempuan dan anak muda akan tetap dia dukung—“Perjuangan untuk Indonesia yang lebih baik tidak harus dari kursi parlemen,” ucapnya .

Continue Reading

News

Uwedikan dalam Ancaman: Sinyal Gangguan Ekosistem Mangrove

Published

on

UWEDIKAN – Nasrun Abdullah (40) berjalan di atas akar mangrove dengan penuh waspada, matanya jeli mengawasi sekitar. Jalannya pelan dan terukur, sementara itu, tangan kirinya meraih akar pohon mangrove yang timbul ke permukaan tanah, tangan kanannya memegang clipboard yang dijepit kertas putih, dengan pensil yang terselip di antara papan.

“hati-hati , banyak akar yang lapuk,” teriak Nasrun.

Pukul 09.00 WITA Nasrun bersama 6 nelayan gurita di Desa Uwedikan, Kecamatan Luwuk Timur, Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) sudah berada diatas perahu menuju lokasi pendataan mangrove. Untuk menjangkau lokasi pendataan, mereka menggunakan perahu kayu yang biasanya dipakai untuk melaut.

Perahu-perahu ini bergerak pelan menuju Pulau Balean, Pulau Panjang, Pulau Bubuitan, dan Pulau Balebajo ditumpangi 13 orang secara keseluruhan terbagi menjadi dua kelompok. Tujuh orang diantaranya merupakan nelayan gurita. Satu orang perempuan nelayan, enam orang nelayan laki-laki termasuk Nasrun. Sementara sisanya merupakan staf Jaringan Advokasi Pengelolaan Sumber Daya Alam (JAPESDA) dan enumerator.

“Ini pengalaman pertama saya melakukan pendataan mangrove, dapat pengetahuan baru, pengalaman baru,” terang Nasrun.

Pengambilan sampel dilakukan di empat titik tersebar di Pulau Balean, Pulau Panjang, Pulau Bubuitan, dan Pulau Balebajo. Masing-masing pulau dipasangi 3 plot berukuran ukuran 10 meter persegi. Jarak antara satu plot dengan plot lainya sejauh 50 meter.

Sesampainya di lokasi, Nasrun dan anggota kelompok lainya, mulai melakukan pendataan. Ada yang mengukur luas lahan pengambilan sampel, ada yang mengecek titik koordinat, ada juga yang memasang tali plot.

Setelah itu, dilakukan pengecekan suhu air, salinitas, dan Potential Hydrogen (pH) mereka mulai menjajaki akar mangrove yang timbul ke permukaan. Selanjutnya mengukuran volume batang, identifikasi tutupan kanopi pada mangrove, mendata jumlah anakan, serta spesies dan genus mangrove, sedimen dan hewan invertebrata didalamnya.

Di empat pulau itu ditemukan berbagai spesies mangrove. Antara lain: Ceriops tagal, Rhizophora apiculata, Bruguiera x dungarra, Ceriops australis, Avicennia alba, Ceriops tagal, Rhizophora mucronata, Avicennia alba, Ceriops zippeliana, Rhizophora mucronata, Ceriops tagal, Rhizophora apiculata, Rhizophora stylosa, Bruguiera x dungarra, Bruguiera hainesii, Rhizophora stylosa, Xylocarpus rumphii, Bruguiera gymnorrhiza dan Acanthus ebracteatus.

Rusaknya mangrove menjadi sinyal kerusakan ekosistem pesisir. Ekosistem mangrove bernilai penting baik dari sisi lingkungan maupun sosial ekonomi. Perannya dalam menyerap karbon dioksida (CO2) jauh lebih besar dibandingkan pohon lainnya yang hidup di daratan. Hampir seluruh bagian pohon mangrove menyerap CO2 mulai dari akar, batang, daun hingga sedimen. Selain itu, ekosistem mangrove juga mendukung kehidupan masyarakat pesisir.

Temuan kerusakan mangrove

Nasrun melangkah dengan hati-hati, saat kakinya menginjak akar pohon bakau dari genus Rhizophora dengan ciri umum akar tunjang yang menjuntai ke bawah terdengar bunyi “krek.”

Suara itu berasal dari patahan akar mangrove yang telah lapuk. Akar tersebut sudah kehilangan sebagian kekuatannya sehingga tidak lagi mampu menopang bobot badan Nasrun. Rupanya bukan hanya Nasrun, yang menemukan akar-akar keropos anggota kelompok lainnya pun menjumpai kondisi mangrove yang keropos di bagian akarnya.

“Untuk sampai ke batang pohon kami sangat hati-hati, apalagi beralih dari satu pohon ke pohon lainnya, salah melangkah pasti tercebur. Ada beberapa tempat yang kondisi airnya cukup dalam, ada juga airnya yang dangkal, ada juga yang lumpur saja,” terang Nasrun.

Peran vital dari ekosistem mangrove lainya adalah pelestarian lingkungan pesisir. Selain sebagai habitat dan tempat berkembang biaknya biota laut. Mangrove juga merupakan pelindung alami pantai atau bisa dibilang sebagai benteng pertahanan dari ancaman abrasi serta bencana alam seperti badai dan juga gelombang tsunami. Akar mangrove berfungsi sebagai penyaring alami polutan pencemaran laut.

Di Uwedikan sendiri ditemukan mangrove yang tidak lagi sehat. Kerusakan itu terlihat terlihat jelas pada bagian akar yang mengalami pelapukan, belum diketahui pasti penyebab kerusakan. Masyarakat menduga, hal itu disebabkan oleh limbah tailing pabrik tambak udang yang dibuang langsung ke laut. Untuk memastikan penyebab pasti kerusakan ekosistem mangrove di Uwedikan perlu dilakukan riset ilmiah dengan melibatkan tim yang ahli kompeten dibidangnya.

Fasilitator JAPESDA di Uwedikan, Indhira Faramita Moha menjelaskan, pendataan mangrove di Uwedikan dilakukan pada Jumat (22/8/2025). Empat titik lokasi, dengan jumlah keseluruhan plot yang terpasang sebanyak 12 plot.

Indhira menambahkan, pihaknya hanya melakukan pendataan pada titik sampling yang sudah ditentukan. Diluar daripada itu, pihaknya tidak bisa memastikan kondisi kesehatan manggrove.

“Kami tidak bisa memastikan apakah seluruh pohon mangrove yang tersebar di empat pulau ini seluruhnya mengalami kerusakan. Kerusakan (lapuk pada bagian akar) kami temukan di 12 plot ini. Nah, di sini ada yang akarnya masih kuat dan kokoh, ada juga yang lapuk dan rentan patah,” tutupnya.

Temuan adanya kerusakan pada ekosistem mangrove di Uwedikan ini sudah sepatutnya menjadi perhatian serius pemerintah daerah setempat, hal ini diperlukan agar keberlangsungan ekosistem mangrove tetap terjaga. Pasalnya, jika ekosistem mangrove mengalami kerusakan maka ada kemungkinan terjadi kerusakan juga pada ekosistem lainnya, termasuk padang lamun.

Berdasarkan riset Walhi (2023) tentang perlindungan dan pengelolaan ekosistem mangrove di Indonesia, Sulteng menempati urutan pertama yang memiliki desa pesisir terbanyak di indonesia yang mengelola ekosistem mangrove dibandingkan dengan seluruh provinsi di Indonesia. Jumlahnya mencapai 539 desa yang mengelola ekosistem mangrove di Sulteng.

Di Uwedikan, data ekosistem mangrove yang telah dikumpulkan oleh para nelayan, staf Japesda dan anumerator diserahkan kembali kepada warga Uwedikan sebagai bahan evaluasi dalam menjaga keberlangsungan ekosistem mangrove serta mendukung upaya pelestarian ekosistem perairan.

Continue Reading

Gorontalo

Bencana Alam Landa Kecamatan Taluditi, Wanggarasi, dan Lemito: 159 KK Terimbas Banjir

Published

on

Pohuwato – Hujan dengan Intensitas Tinggi Mengakibatkan Banjir dan Longsor di Pohuwato
Pada Selasa, (09/09/2025), wilayah Kabupaten Pohuwato, khususnya Kecamatan Taluditi, Wanggarasi, dan Lemito, diguyur hujan dengan intensitas tinggi sejak siang hingga malam hari. Hujan deras ini menyebabkan bencana banjir dan tanah longsor di sejumlah titik.

Menurut keterangan resmi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pohuwato yang disampaikan oleh Kepala Pelaksana BPBD, Abdulmuthalib Dunggio, longsor terjadi di ruas Jalan Trans Taluditi tepatnya di Desa Panca Karsa II, yang sempat menutup akses jalan. Akibat longsor tersebut, kendaraan tidak bisa melintas dan menyebabkan kemacetan.

“Jalan yang terdampak longsor berada di Desa Panca Karsa I, Panca Karsa II, dan seputaran Puskesmas Panca Karsa I,” jelas Abdulmuthalib.

Selain longsor, banjir merendam sejumlah desa di Kecamatan Taluditi, Wanggarasi, dan Lemito. Di Kecamatan Taluditi, Desa Malango dan Desa PK I terdampak banjir dengan total 159 Kepala Keluarga (KK) atau 544 jiwa. Sementara di Kecamatan Wanggarasi, banjir terjadi di Desa Tuweya, Desa Bohusami, dan Desa Bukit Harapan. Di Kecamatan Lemito, banjir melanda Desa Lemito.

Pada Rabu (10/09/2025), Abdulmuthalib menginformasikan bahwa jalan yang sempat tertutup longsor kini sudah dapat dilalui setelah dilakukan pembersihan material longsoran dengan alat berat bersama TNI/Polri serta masyarakat setempat. Untuk banjir, kondisi air sudah berangsur surut.

BPBD Pohuwato mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana susulan, mengingat curah hujan yang masih berpotensi tinggi di wilayah tersebut. Saat ini, BPBD Pohuwato masih merampungkan data jumlah warga dan infrastruktur yang terdampak.

Abdulmuthalib juga mengutip penegasan dari Bupati Pohuwato agar BPBD dan dinas terkait terus memantau kondisi di wilayah-wilayah yang rentan dengan dampak bencana alam seperti banjir dan longsoran.

Continue Reading

Facebook

Terpopuler