KOTA GORONTALO – Dalam rapat koordinasi penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan di lingkungan Pemerintah Kota Gorontalo, yang berlangsung di Bandayo Lo Yiladia, Wali Kota Instruksikan 22 Poin Program Prioritas Pemerintah Kota GoWali Kota Marten Taha menginstruksikan 22 poin program prioritas dan kegiatan Pemerintah Kota Gorontalo di tahun 2022.
Wali Kota Marten Taha mengatakan pelaksanaan proses belajar mengajar secara Tatap Muka (luring) 100 % di semua tingkatan pendidikan (PAUD/SD/SMP Negeri maupun swasta) dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Selanjutnya Ia menginstruksikan penanganan Covid-19 melalui 3 T (Tracing, Testing, Treatment) dan 5 M (Mencuci tangan, Memakai masker, Menjaga jarak, Menjauhi kerumunan dan Mengurangi mobilitas) secara terintegrasi dengan pemangku kepentingan dan meningkatkan capaian cakupan vaksinasi masyarakat.
“Melakukan upaya penurunan angka stunting, angka kematian ibu melahirkan, angka kematian bayi dan perlindungan anak dan pemberdayaan perempuan,..”
“Mendorong partisipasi masyarakat dalam upaya peningkatan derajat kesehatan untuk mencapai Universal Health Coverage (UHC),” Ungka Wali Kota, Selasa, (4/1/2022).
Berikutnya lagi, pelaksanakan Peningkatan Sistem Pengelolaan Air Minum dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat. Peningkatan Sistem Pengelolaan Air Minum dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat.
Mewujudkan perubahan wajah Kota Gorontalo melalui peningkatan Infrastruktur perkotaan seperti peningkatan jalan, penataan drainase dan mengentaskan Kawasan Kumuh Perkotaan.
Melakukan Penataan Kawasan Ekonomi Perkotaan. Melaksanakan Penyaluran Bantuan Sosial tepat waktu dan tepat sasaran.
Menciptakan kondisi keamanan dan ketertiban yang kondusif untuk menjamin kenyamanan dan aktivitas masyarakat.
Menegakkan peraturan perundang-undangan secara konsisten termasuk penertiban pedagang liar.
Menggiatkan upaya pemulihan ekonomi masyarakat melalui akselarasi dan digitalisasi UMKM dan Koperasi.
“Mendorong Pengelolaan Keuangan Daerah secara efektif, efisien, transparan dan akuntabel agar tepat waktu dan tepat sasaran dalam mencapai Opini Wajar Tanpa Pengecualian,” Kata Marten.
Lanjut Marten, selanjutnya melaksanakan Reformasi Birokrasi yang berfokus pada penataan sistem manajemen sumber daya manusia melalui penegakan disiplin, peningkatan kinerja dan pemberian reward and punishment.
Meningkatkan pelayanan publik melalui optimalisasi Standar Pelayanan Minimal (SPM), penerapan standar operasional prosedur dan etika pelayanan.
Memanfaatkan Teknologi Informasi di semua lini untuk peningkatan pelayanan publik dalam pencapaian program dan kegiatan.
“Melaksanakan penanganan sampah secara komprehensif untuk menciptakan kota yang nyaman, bersih dan sehat,..”
“Meningkatkan penataan lingkungan yang asri dan sejuk. Melaksanakan Pengelolaan destinasi pariwisata untuk menarik wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara,” Ujarnya.
Mengurangi angka pengangguran melalui pelatihan dan penyaluran tenaga kerja. Meningkatkan pengawasan secara intensif dan berkelanjutan guna menghindari temuan oleh aparat pemeriksa eksternal.
Menjaga stabilitas harga kebutuhan bahan pokok dan ketersediaan pangan.
Dan yang terakhir meningkatkan produktivitas pertanian, peternakan, kelautan dan perikanan melalui pembinaan dan pemberian bantuan alat mesin pertanian (alsintan).
Kota Gorontalo – Wali Kota Gorontalo, Adhan Dambea, kembali mengeluarkan kebijakan yang menarik perhatian publik. Kali ini, ia melarang panitia Gorontalo Half Marathon (GHM) 2025 memanfaatkan jalan milik Pemerintah Kota Gorontalo sebagai lintasan lomba. Langkah ini bukan tanpa dasar. Adhan menegaskan, selama ini warga Kota Gorontalo yang mencoba mencari nafkah di trotoar sejumlah ruas jalan justru mendapat larangan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Gorontalo.
Pemprov Gorontalo mendasarkan larangan tersebut pada UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, serta PP No. 34 Tahun 2006. Selain itu, Pemprov juga mengklaim jalan tersebut adalah aset milik mereka. Padahal, Permen PUPR Nomor 03/PRT/M/2014 memberikan ruang bagi UMKM untuk berjualan di trotoar, asalkan tidak bersifat permanen. Di lapangan, pelaku UMKM Kota Gorontalo yang berjualan di trotoar memang hanya menggelar dagangan secara non-permanen dan hanya beroperasi malam hari.
Kebijakan Adhan ini merupakan respons terhadap kekecewaan masyarakat yang merasa kesulitan ekonomi karena dibatasi kebijakan provinsi. Selain itu, Adhan juga menyoroti sikap panitia GHM yang dianggap kurang menghargai Pemerintah Kota. Kepala Dinas Perhubungan Kota Gorontalo, Hermanto Saleh, mengungkapkan bahwa hingga Kamis, panitia belum hadir untuk membahas teknis jalur lomba, padahal surat mereka telah diterima sejak Senin.
Menurut Hermanto, pemaparan rute sangat penting agar Dinas Perhubungan bisa melakukan kajian lalu lintas dan memberikan rekomendasi kepada pimpinan daerah. Tanpa paparan tersebut, kajian teknis tidak dapat dilakukan.
Dengan demikian, masyarakat diimbau tidak salah dalam menilai kebijakan Wali Kota Adhan Dambea terkait pelarangan penggunaan jalan untuk lintasan GHM 2025.
Kota Gorontalo – Antusiasme peserta turnamen pencak silat Wali Kota Gorontalo Cup 2025 membludak. Gelaran open tournament yang akan memperebutkan trofi bergengsi ini menarik minat 775 atlet dari empat provinsi berbeda, menegaskan posisi Gorontalo sebagai panggung besar pencak silat di kawasan timur Indonesia.
Panitia penyelenggara telah mematangkan seluruh persiapan, dari penyesuaian arena hingga kelengkapan fasilitas bagi para atlet. Ketua Panitia Rochmat Gani mengonfirmasi bahwa pendaftaran resmi telah ditutup dengan jumlah peserta jauh melebihi ekspektasi. Meski demikian, sejumlah perguruan masih berupaya agar atlet mereka terdaftar dalam event yang menghadirkan total hadiah Rp 100 juta plus logam mulia 20 gram.
Rochmat menambahkan, bila antusiasme peserta terus meningkat, panitia berkomitmen untuk memberikan panggung di musim berikutnya. “Insya Allah yang belum bisa ambil bagian, bisa ikut pada turnamen season II,” ujarnya.
Lonjakan peserta membuat lokasi event dipindahkan dari Banthayo Lo Yiladia dan Halaman Rujab Wali Kota Gorontalo ke Gedung Olahraga (GOR) Kota Gorontalo. Ketua Pengkot IPSI Kota Gorontalo, Husin Ali menekankan perubahan ini sebagai upaya menampung seluruh kontingen, yang semula hanya diprediksi 300 atlet.
“Jumlah peserta ternyata melampaui perkiraan awal, sehingga Pak Wali meminta agar lokasi dipindahkan ke GOR,” jelas Husin.
Selain melibatkan 37 kontingen dari Gorontalo, tercatat perguruan dari Maluku Utara, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Tengah turut berpartisipasi, menambah semarak turnamen. Menurut Husin, inilah bukti Gorontalo kini punya panggung besar pencak silat yang diimpikan oleh seluruh insan bela diri.
“Dan hari ini, panggung itu kita bangun, di bawah sosok Orang Tua Kita Haji Adhan Dambea. Panggung yang kini membuat dunia silat menoleh ke Gorontalo,” tandas Husin.
Secara rinci, peserta tersebar dalam kategori dewasa (84), remaja (169), pra remaja (274), dan usia dini (261). Total pertandingan mencapai 788 nomor, memperebutkan prestise dan kejuaraan bagi 45 kontingen.
Kota Gorontalo – Festival Literasi Gorontalo 2025 yang digelar Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Gorontalo berlangsung meriah di Perpustakaan Daerah, Selasa (18/11). Acara tersebut dibuka langsung oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Gorontalo, Ismail Madjid, yang hadir mewakili Wali Kota Gorontalo, Adhan Dambea.
Dalam sambutannya, Sekda Ismail menyoroti pentingnya penguatan ekosistem literasi di Kota Gorontalo serta kondisi minat baca yang masih memprihatinkan. Ia mengutip hasil survei yang menunjukkan hanya satu dari seribu warga yang rutin membaca, sehingga diperlukan dorongan serius dari seluruh pihak.
“Kebiasaan membaca biasanya tumbuh dari lingkungan terdekat. Jika berada di lingkungan yang gemar membaca, orang lain pun akan terpengaruh dan terbentuk kebiasaan baru,” ujar Ismail.
Selain itu, Ismail juga menyoroti masih adanya kesenjangan akses buku dan pengetahuan di sejumlah wilayah. Ia mengajak semua elemen, baik pemerintah maupun masyarakat, untuk bersama-sama melakukan gerakan literasi yang terbuka, masif, dan kolaboratif.
Pada kesempatan tersebut, Sekda Ismail juga memberikan apresiasi kepada Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Gorontalo beserta seluruh pihak yang turut mendukung terlaksananya festival ini. Ia berharap kegiatan seperti ini mampu mendekatkan masyarakat pada bacaan dan sumber informasi bermanfaat yang mampu meningkatkan kualitas hidup.
Festival yang diisi dengan bedah buku “Adhan Dambea: Cerita di Balik Kontroversi” tersebut resmi dibuka setelah sambutan Sekda Ismail, menandai komitmen pemerintah memperkuat budaya literasi di Kota Gorontalo.