KOTA GORONTALO – Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di Kota Gorontalo masuk Kategori Berkinerja Terbaik Tahun 2021, Berdasarkan keputusan Menteri Investasi dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal RI, nomor 139 tahun 2021.
Dalam surat penetapan tertanggal 27 Agustus itu, kota gorontalo di beri skor 83,413 atas Kinerja Pelayanan PTSP dan Percepatan Pelayanan Berusaha Pemerintah Daerah.
Pelaksana tugas Kepala DPM-PTSP Kota Gorontalo, Drs Mahmud Saad Kiayi Baderan, saat dihubungi secara terpisah melalui Kabid Perizinan dan Non Perizinan, Mohammad Fattah Maksum Mengatakan, ada 5 Kriteria Penilaian tersbeut. Yakni Kelembagaan, Sumber daya manusia, Sarana dan prasaran kerja, Realisasi proyek penanaman modal
Dan Inovasi.
“Dari kriteria itu secara umum sudah dijalankan. terutama regulasi dan sistem pelayanan yang berbasis aplikasi,” jelasnya, (9/10/2021).
Sistem pelayanan dimaksud, Lanjut Mohammad Fattah dengan mengoperasikan aplikasi OSS dan Sicantik. Kedua aplikasi itu diperuntukan untuk pelayanan izin berusaha menggunakan OSS, Kemudian pelayanan perizinan dan non perizinan menggunakan Sicantik.
khusus perizinan dan non perizinan, ia menyebut ada sekitar 135 jenis perizinan dan non perizinan yang dilayani oleh DPM-PTSP Kota Gorontalo berdasarkan SK Walikota.
” Semua pengurusan perizinan dan non perizinan itu telah digratiskan, kecuali IMB” ucapnya.
Menurutnya, program pelayanan kepada masyarakat yang dilaksanakan oleh DPM-PTSP Kota Gorontalo, sangat membantu masyarakat. Melalui kegiatan yang berbasis online atau digital ini, menjadi alat untuk mencegah adanya aksi pungutan liar atau calo.
“Kedepan, kami telah merencanakan program pelayanan berbasis online ini, akan dimaksimalkan. Artinya, program tersebut benar-benar secara utuh berbasis digital, dimana masyarakat tinggal melakukan permohonan izin dan menunggu hasil permohonan di rumah mereka,” terangnya.
Semua program kegiatan yang dilaksanakan DPM-PTSP Kota Gorontalo sendiri, tidak hanya memberikan dampak baik terhadap pelayanan kepada masyarakat umum dan pengusaha lokal saja. Akan tetapi lebih dari itu, dimana program yang dijalankan DPM-PTSP Kota Gorontalo turut membantu pertumbuhan ekonomi daerah, dalam hal kemudahan berinvestasi.
” Kami juga memiliki website dalam hal menyebarluaskan informasi pelayanan kepada masyarakat dan investor. Karena semua pelayanan dan informasi apa saja, ada dalam website tersebut,” ujarnya.
Wali Kota Gorontalo, Marten Taha sendiri mengapresiasi atas prestasi kinerja yang telah diukir jajaran DPM-PTSP Kota Gorontalo. Ia akui bahwa, kinerja DPM-PTSP Kota Gorontalo tidak diragukan lagi. Sebab, menjadi salah satu instansi yang meningkatkan pelayanan kepada masyarakat serta lembaga yang juga mendapatkan nilai baik dari Korsupgah KPK RI. Tidak hanya itu saja, beberapa kali DPM-PTSP Kota Gorontalo sukses mengharumkan nama daerah dan Pemerintah Kota Gorontalo, di tingkat Nasional.
“Artinya, evaluasi kinerja dan pengawasan yang terus dilakukan Pemerintah Kota Gorontalo, menjadi perhatian khusus jajaran DPM-PTSP Kota Gorontalo, dan hal yang menjadi catatan untuk internal intansi tersebut benar-benar diperbaiki oleh jajarannya. Atas hasil yang maksimal ini, saya mengapresiasi atas prestasi yang sudah diraih. Diharapkan menjadi motivasi kedepan, untuk memberikan pelayanan prima kepada masyarakat dan investor,” pungkasnya.
Kota Gorontalo – Wali Kota Gorontalo, Adhan Dambea, menegaskan bahwa pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang berjualan di Jalan Panjaitan serta kawasan Pasar Sentral dibebaskan dari segala bentuk pungutan selama enam bulan ke depan.
Pernyataan tersebut disampaikan Adhan saat diwawancarai awak media, sebagai klarifikasi terhadap isu yang sempat beredar mengenai adanya biaya yang disebut-sebut harus dibayarkan pedagang UMKM di lokasi tersebut.
“Tidak ada pembayaran apa pun. Pemerintah memberi waktu enam bulan agar pelaku UMKM bisa lebih dulu mengembangkan usahanya,” ujar Adhan.
Dengan gaya khasnya, Adhan kembali menegaskan bahwa kebijakan ini dimaksudkan untuk memberi kesempatan bagi pedagang kecil agar bisa tumbuh dan mandiri secara ekonomi. “Kase gode dulu usaha, nanti kalau so gode baru mo cubit,” katanya sambil tersenyum, menegaskan bahwa pemerintah memberi ruang tumbuh sebelum menerapkan kebijakan retribusi atau pungutan resmi.
Ia menjelaskan, keputusan tersebut merupakan wujud komitmen Pemerintah Kota Gorontalo dalam mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat, melalui berbagai kebijakan yang berpihak pada pelaku UMKM dan pedagang kecil. Salah satunya adalah mempermudah akses berjualan di sejumlah titik strategis di kota tanpa dikenakan biaya.
“Saya sudah instruksikan kepada Badan Keuangan: selama enam bulan belum ada retribusi atau pembayaran apa pun. Jangan sampai orang baru mulai usaha sudah diminta biaya ini-itu. Jadi, untuk saat ini gratis enam bulan,” tegas Wali Kota dua periode itu.
Selain pembebasan pungutan, pemerintah daerah juga menyiapkan dukungan modal kerja bagi UMKM melalui kerja sama dengan perbankan, khususnya Bank BTN.
“Saya sudah berbicara dengan Bank BTN mengenai skema modal usaha minimal Rp2,5 juta per orang. Syaratnya cukup menyerahkan KTP dan membuka rekening di BTN. Saya sendiri yang akan menjadi penjaminnya,” terang Adhan.
Ia juga menekankan pentingnya menjaga kebersihan dan ketertiban di area perdagangan sebagai bentuk tanggung jawab bersama antara pedagang dan pemerintah kota.
“Siapa saja yang mau jualan di Kota Gorontalo, syaratnya cuma satu: setelah jualan, tempatnya harus bersih. Jadi, besok ketika datang lagi, tempat itu tetap nyaman untuk dipakai kembali,” tambahnya.
Kebijakan ini diharapkan mampu memperkuat sektor UMKM di Kota Gorontalo, sekaligus menjadi stimulus bagi pemulihan ekonomi lokal pasca perlambatan ekonomi beberapa tahun terakhir.
Kota Gorontalo – Pemerintah Kota Gorontalo melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) menggelar kegiatan pembinaan organisasi kemasyarakatan (Ormas) di Aula Kantor Wali Kota Gorontalo, Selasa (4/11/2025).
Kegiatan bertema “Bersinergi Membangun Kota, Berkontribusi untuk Kesejahteraan” ini dibuka secara resmi oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Gorontalo, Ismail Madjid, didampingi Ketua Tim Kerja Wali Kota Gorontalo, Nixon Ahmad.
Dalam arahannya, Sekda Ismail menegaskan pentingnya peran aktif Ormas dalam mendukung pembangunan daerah di berbagai bidang.
“Ormas harus berpartisipasi dan berkontribusi secara nyata dalam membangun daerah bersama pemerintah,” ujar Ismail dengan tegas.
Menurutnya, peran tersebut dapat disesuaikan dengan bidang kegiatan masing-masing Ormas. Kontribusi harus dimulai dari internal organisasi, misalnya dengan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) pengurus dan anggotanya.
“Apabila terdapat 50 Ormas di Kota Gorontalo, dan tiap Ormas memiliki 100 anggota, berarti ada 5.000 masyarakat yang kapasitasnya dapat ditingkatkan,” ungkap Ismail memberi ilustrasi.
Selain itu, Sekda Ismail juga mengingatkan pentingnya adaptasi terhadap perkembangan teknologi. Ia menilai Ormas tidak boleh tertinggal dari kemajuan digital yang semakin pesat.
“Jangan sampai masyarakat lebih paham teknologi dibanding organisasi tempat mereka berhimpun,” ujarnya.
Pada akhir sambutannya, Sekda Ismail mengajak seluruh pimpinan Ormas untuk memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat serta membangun komunikasi yang baik dengan pengurus dan anggota.
“Pemimpin harus terbuka dan aktif berdialog agar roda organisasi berjalan efektif. Dengan demikian, potensi konflik internal dan dualisme kepemimpinan yang dapat mengganggu stabilitas pemerintah maupun daerah bisa dihindari,” tutup Ismail.
Kota Gorontalo – Wakil Wali Kota Gorontalo, Indra Gobel, mengajak para dokter untuk tidak hanya berfokus pada pelayanan medis, tetapi juga berperan aktif dalam meningkatkan kesadaran gizi masyarakat serta menurunkan angka tengkes atau stunting di Gorontalo.
Ajakan tersebut disampaikan saat pelantikan pengurus baru Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Kota Gorontalo, Ahad (02/11/2025), bertepatan dengan peringatan HUT ke-75 IDI.
Menurut Indra, IDI bukan sekadar organisasi profesi, melainkan bagian penting dari gerakan sosial yang berperan dalam membangun kualitas hidup masyarakat.
“Peningkatan status gizi masyarakat akan berdampak pada penurunan prevalensi stunting, dan pada akhirnya turut meningkatkan kesejahteraan serta daya saing daerah,” ujarnya.
Ia menilai, usia 75 tahun merupakan fase matang bagi IDI untuk melakukan refleksi dan transformasi peran. Profesi dokter, katanya, harus menjadi penggerak perubahan sosial sekaligus pelopor gaya hidup sehat di tengah masyarakat.
“Kesehatan adalah fondasi kesejahteraan dan religiositas masyarakat. Momentum ini harus menjadi semangat baru untuk memperkuat pelayanan dan kepedulian,” tutur Indra.
Menutup sambutannya, Wawali Indra mengajak seluruh pengurus IDI Gorontalo menjadikan peringatan ini sebagai titik awal kebangkitan dunia medis di daerah tersebut, demi terwujudnya masyarakat yang lebih sehat, produktif, dan berdaya saing tinggi.