Connect with us

kabupaten pohuwato

Suharsi Igirisa Lantik 4 Kepala Sekolah Penggerak di Lingkungan Pemda Pohuwato

Published

on

POHUWATO – Sebanyak 4 kepala sekolah di lingkungan pemerintahan daerah kabupaten Pohuwato dilantik dan diambil sumpah jabatan oleh Wakil Bupati Pohuwato Suharsi Igirisa, di Aula Dinas Pendidikan, (6/4/2023).

Kepala Sekolah yang dilantik dan diambil sumpahnya diantaranya, Wilson Baku, Kepala SDN 06 Buntulia, Mun Latif Aki, Kepala SDN 02 Buntulia, Roni Nento, Kepala SDN 06 Taluditi Endah Sayektiningtyas, Kepala SDN 05 Taluditi.

Dalam kesempatan itu Wabup Suharsi menyampaikan untuk sekolah penggerak yang disingkat P5 yakni Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila merupakan belajar sepanjang hayat, yang berkonten, berkarakter, dan mampu berperilaku sesuai dengan nilai-nilai pancasila.

Lanjut Suharsi, Projects Penguatan Profil Pelajar Pancasila juga merupakan pembelajaran lintas disiplin ilmu dalam mengamati dan memberikan solusi terhadap permasalahan di lingkungan sekitarnya.

“P5 ini juga menjadi istimewa karena penerapannya tidak terintegrasi dalam pembelajaran setiap mata pelajaran, melainkan mempunyai porsi khusus dalam setiap alokasi jam mata pelajaran yang membuat peserta didik memiliki kesempatan untuk dapat mengembangkan kompetensi pengetahuan, keterampilan dan sikap mereka,..”

“Dengan belajar dari teman mereka, guru, bahkan sampai pada tokoh masyarakat sekitar dalam menganalisis isu-isu hangat yang terjadi di lingkungan sekitar,” kata Suharsi Igirisa.

Suharsi berharap para kepsek yang telah dilantik dapat menjalankan amanah dengan sebaik-baiknya. Pelantikan ini juga adalah sebuah bentuk pemenuhan apalagi pada program sekolah penggerak yang tentunya Kepala Sekolah dapat menerapkan juga di sekolah masing-masing.

“Selamat, semoga bapak ibu dapat menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya, dan semoga membawa keberkahan bagi daerah dan masyarakat Pohuwato yang kita cintai,” imbuhnya.

Gorontalo

Aroma Busuk Pungli di Tambang Emas Ilegal Taluditi, Kapolsek Bungkam!

Published

on

Pohuwato – Aktivitas tambang emas tanpa izin (PETI) di Kecamatan Taluditi, Kabupaten Pohuwato, mengungkap aroma busuk dugaan praktik pungutan liar (pungli) yang semakin mencoreng wajah penegakan hukum di daerah penghasil emas ini.

Sebuah pos penjagaan yang berdiri di Desa Puncak Jaya, yang semestinya menjadi titik pengawasan aktivitas tambang, justru diduga beralih fungsi menjadi “loket liar” bagi alat berat yang hendak menuju area tambang ilegal.

Penelusuran tim Barakati.id menemukan dua titik aktivitas tambang di kawasan itu: satu di Marisa Lima dan satu lagi di Desa Puncak Jaya, yang oleh warga lebih dikenal dengan sebutan Marisa Enam. Namun, hanya di Puncak Jaya ditemukan pos yang diduga menjadi tempat pengumpulan uang setoran ilegal.

Setiap unit alat berat jenis excavator yang melintas menuju area tambang dikabarkan “wajib setor” hingga Rp5 juta per unit. Uang tersebut disebut-sebut sebagai “pengamanan” agar alat berat bisa bebas masuk tanpa hambatan dari aparat. Praktik ini semakin mencurigakan, sebab tidak ada tindakan hukum yang jelas meskipun sudah berlangsung lama.

Pada Sabtu (25/10/2025), media mencoba mengonfirmasi langsung Kapolsek Taluditi, IPDA Ismail Dai, terkait dugaan pungli tersebut. Sayangnya, yang bersangkutan tidak memberikan jawaban, baik mengenai keberadaan pos pungli maupun soal aktivitas tambang ilegal yang kian marak di wilayah hukumnya. Sikap diam aparat ini semakin mempertebal dugaan adanya pembiaran.

Sementara itu, hingga berita ini diterbitkan, tim Barakati.id masih berupaya menghubungi pihak pemerintah daerah, kepolisian, dan instansi terkait lainnya untuk mendapatkan klarifikasi resmi atas dugaan serius ini. Publik kini menunggu langkah konkret aparat penegak hukum untuk menuntaskan kasus ini.

Continue Reading

Daerah

Drama Polisi vs Polisi: Kasus Pembacokan di Pohuwato Bikin Publik Terkejut!

Published

on

Pohuwato – Kasus pembacokan yang melibatkan sesama aparat kepolisian di Kabupaten Pohuwato telah menjadi sorotan publik, dan memunculkan kecaman dari berbagai pihak. Insiden yang terjadi di sebuah tempat hiburan malam yang diduga tidak memiliki izin resmi tersebut tidak hanya mengakibatkan luka pada tubuh korban, tetapi juga mencoreng citra institusi Polri di mata masyarakat.

Aktivis Pohuwato, Isjayanto H. Doda, mendesak Polda Gorontalo untuk segera turun tangan dan menindak tegas para terduga pelaku, termasuk oknum aparat yang terlibat dalam insiden berdarah tersebut. Menurut Isjayanto, perbuatan ini sangat memalukan, terlebih karena pelaku merupakan aparat penegak hukum yang seharusnya menjadi contoh bagi masyarakat.

“Kedua oknum aparat yang terlibat cekcok hingga terjadi pembacokan di tempat hiburan malam tentu perbuatan yang melecehkan institusi itu sendiri, institusi penegak hukum, yang justru melarang segala bentuk kriminalitas. Kasus ini tidak bisa dianggap sepele dan harus ditangani secara transparan,” tegas Isjayanto dalam keterangannya kepada wartawan, Kamis (23/10/2025).

Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari pihak Polres Pohuwato mengenai perkembangan kasus ini. Isjayanto menilai bahwa sikap diam aparat justru memicu kecurigaan publik dan dapat memperburuk citra Polri di daerah tersebut.

“Belum ada informasi resmi dari Polres Pohuwato. Jika kasus ini tidak ditangani dengan tegas, maka kepercayaan publik terhadap kepolisian akan semakin runtuh,” ujarnya menambahkan.

Isjayanto juga mengingatkan agar tidak ada yang ditutupi dalam perkara ini. Ia menegaskan bahwa Polda Gorontalo sebelumnya telah menunjukkan ketegasan dengan memecat enam anggota polisi yang melanggar kode etik. Oleh karena itu, kasus ini seharusnya juga mendapatkan perhatian serius dari pimpinan kepolisian daerah.

“Jangan sampai kasus ini mengendap begitu saja. Sebagai bentuk kepedulian terhadap marwah Polri, kami mendesak Polda Gorontalo segera mengungkap kasus oknum aparat yang telah melecehkan seragamnya sendiri,” tegasnya lagi.

Lebih lanjut, Isjayanto menambahkan bahwa kasus ini bukan hanya sekadar percekcokan yang berujung kekerasan, melainkan juga merupakan pelanggaran berat, karena melibatkan pelanggaran disiplin, etika, hingga hukum pidana. Perilaku tidak pantas aparat di ruang publik, termasuk dugaan konsumsi minuman keras di tempat hiburan malam, menjadi sorotan utama.

“Ini bukan hanya persoalan percekcokan dan pembacokan, tapi juga menyangkut perilaku tak pantas aparat di ruang publik. Mereka diduga mengonsumsi minuman keras di tempat hiburan malam yang seharusnya mereka razia. Ironisnya, malah mereka sendiri yang mabuk dan terlibat keributan,” ujarnya.

Isjayanto berharap Polda Gorontalo dapat memberikan sanksi tegas tanpa pandang bulu terhadap aparat yang terlibat, guna menjaga nama baik institusi Polri.

“Kalau Polri ingin dipulihkan kepercayaannya, maka jangan ada toleransi sedikit pun terhadap aparat yang mencoreng nama institusi. Pecat, proses hukum, dan buka semua ke publik agar masyarakat tahu Polri serius menegakkan keadilan,” tutupnya.

Continue Reading

Advertorial

Kebakaran di Popayato, Sunarti Kehilangan Segalanya Selain Keluarganya

Published

on

Pohuwato – Sunarti Mantiri (55), seorang petani asal Dusun Suka Damai, Desa Telaga, Kecamatan Popayato, kini harus merelakan rumah sederhana miliknya yang ludes terbakar dalam peristiwa kebakaran yang terjadi pada Senin malam (20/10/2025) sekitar pukul 21.00 WITA. Kebakaran yang terjadi begitu cepat itu membuat Sunarti hanya bisa menyelamatkan diri bersama tiga cucunya, tanpa bisa menyelamatkan barang-barang berharga dari kobaran api.

Sunarti menceritakan dengan mata berkaca-kaca, saat api mulai menjalar di rumahnya, dirinya sedang berada di dapur dan tidak menduga api muncul dari bagian atas rumah. Dalam kepanikan, Sunarti hanya memikirkan keselamatan cucu-cucunya yang masih kecil. “Alhamdulillah kami semua selamat, meski tidak ada barang yang bisa diselamatkan,” ujar Sunarti sedih.

Setelah api mulai melahap seluruh rumah, warga sekitar segera berdatangan untuk membantu memadamkan api. Dua mobil tangki PDAM dan satu unit mobil damkar turut dikerahkan. Api baru bisa dipadamkan sekitar pukul 23.00 WITA. Meski demikian, sebagian dinding rumah milik anak Sunarti, Hayani Nento, yang berada di sampingnya, turut terbakar akibat percikan api.

Peristiwa ini mendapatkan perhatian langsung dari Bupati Pohuwato, Saipul A. Mbuinga, yang didampingi oleh Camat Popayato, Zulkifli Buludawa, Sekcam Popayato, Mansur Abudjulu, dan Kades Telaga. Rabu, (22/10/2025), mereka mengunjungi lokasi kejadian untuk memberikan dukungan kepada Sunarti.

Bupati Saipul menyampaikan rasa prihatin dan empati atas musibah yang menimpa warganya. “Kami sangat prihatin atas musibah ini. Insyaallah akan dapat kami pikirkan, dengan keterbatasan anggaran yang ada, dan kami pun tidak berjanji. Mudah-mudahan juga ada bantuan dari pihak lain untuk meringankan beban ibu Sunarti,” ungkap Bupati Saipul.

Selain itu, Bupati Saipul mengimbau masyarakat untuk senantiasa waspada terhadap potensi kebakaran, terutama di musim panas seperti saat ini. “Musibah tidak bisa diprediksi, namun kewaspadaan harus selalu dijaga. Insyaallah ada hikmah di balik kejadian ini, dan Allah akan menurunkan rahmat-Nya melalui orang-orang yang peduli untuk membantu,” tambah Bupati penuh harap.

Kini, Sunarti hanya bisa pasrah dan berharap ada uluran tangan dari pemerintah maupun masyarakat agar ia bisa kembali memiliki tempat tinggal yang layak.

Continue Reading

Facebook

Terpopuler