Connect with us

Tekno & Sains

Halusinasi Masa Depan Industri Digital di Gorontalo

Published

on

Ilustrasi Kondisi Industri 4.0 di Gorontalo

Oleh : Moh. Idrak Olii – Praktisi Startup Gorontalo

Tulisan ini, saya mulai dengan beberapa uraian tentang orang-orang IT yang saya kenal sedikit banyak rekam jejak mereka.

Dimas Wibowo, Ahli IT, programmer dan system analist, dari Gorontalo Saat ini memutuskan bekerja di Jakarta, gaji +8.xxx.xxx

Chandra Pinuyut, android base programmer, web developer, membangun banyak sistem instansi di Pemerintahan yang ada di Gorontalo (dahulu bersama C55), saat ini memutuskan bekerja untuk Pemda Kotamobagu, gaji +8.xxx.xxx

Deden Gobel, bug hunter, data analyst, IT expert, dari Gorontalo saat ini memilih bekerja di Jakarta, gaji +20jt

Eko Nasaru, founder blod id, carelaig, dari Gorontalo, memilih mengembangkan aplikasi di Makassar hingga Jakarta

Gamma Advertisa foundernya Iswan Febriyanto meskipun berkantor di Kota Gorontalo tapi banyak klien-klien GA justru dari luar daerah

Anang Suryana Musa, Desain Grafis Profesional, dengan kontrak puluhan juta di Jakarta dan Luar Negeri, memutuskan kembali ke Gorontalo dengan kontrak hanya ratusan ribu per desain

Andhika Gemintang, Youtubers dengan 3 Juta Subscribers, hampir tak pernah terlihat mendapatkan apresiasi dari Pemerintah Kota Gorontalo

Syamsu Panna, Founder Desa Digital Lamahu, menetap di Kota Gorontalo, konsep dan inovasinya dihargai justru diluar daerah bahkan hingga ke luar negeri

Dan banyak lagi teman-teman ahli IT yang memilih tidak berkarir di Gorontalo, salah satu di antara beberapa sebabnya, yang paling utama adalah orang-orang hebat itu sepertinya tidak dihargai di Tanah Leluhur mereka !

Provinsi Gorontalo adalah daerah yang menurut saya paling sering membahas soal Industri 4.0, hampir setiap bulan ada saja pertemuan yang diadakan, baik oleh komunitas atau dari Pemerintah yang membahas soal perkembangan industri IT dan digital, yang sayangnya semuanya tak lebih hanya sekedar pembahasan, seremonial dan wacana belaka

Pernyataan ini dibuktikan dengan realita bahwa hampir tidak ada program layanan publik milik Pemerintah yang muncul kepermukaan sebagai hasil kerja-kerja sumber daya digital masyarakatnya dan dirasakan manfaatnya oleh warga Gorontalo

Saya pun tiba di titik pesimis bahwa daerah ini agak sulit menjadi Provinsi layak digital, kalau hampir semua sumber daya digital dan IT tidak mendapat tempat khusus di Pemerintahan, orang-orang IT dianggap hanya sebatas teknisi standar yang kemampuannya tidak begitu dihargai, tak ada wadah yang jelas untuk mengeksplorasi kemampuan mereka di bidang digital yang di dukung oleh Pemerintah Provinsi

Disisi lain, Kota Gorontalo sebagai jantung dan wajah dari Provinsi Gorontalo, juga memiliki masalah yang sama, sumber daya digital dari kalangan pemuda di Gorontalo tidak nampak dipermukaan, wajah kota ini sepertinya tidak banyak yang berubah dari 5-10 tahun yang lalu dari sisi penguasaan teknologi dan apresiasi sumber daya manusia dibidang IT

SMART CITY yang digaungkan sejak lima tahun lalu hingga saat ini seperti hanya menggema sesaat dan tak lebih dari sekedar seremonial belaka, mungkinkah benar kata teman saya, bahwa SMART itu sebenarnya cuma sekedar singkatan bukan konsep yang jelas implementasinya

Provinsi ini sedang ber-HALUSINASI tentang masa depan pemanfaatan digital dan IT yang keren, canggih, efisien dan memiliki sumber daya manusia yang mumpuni, karena hingga saat ini tak ada bukti konkret bahwa langkah daerah ini sedang menuju ke arah itu

Saya secara pribadi telah kehilangan kepercayaan pada daya dukung Pemerintah Provinsi dan Kota untuk sektor IT dan digital, sepertinya pembahasan tentang ini hanya akan habis kembali menjadi sekedar wacana

Secara pribadi pun masih menaruh sisa harapan kepada para pemimpin muda yang setidaknya paham tentang betapa berdaya guna nya kekuatan teknologi informasi dan sektor digital untuk mewujudkan program-program kepemudaan di bidang IT, meskipun dalam catatan saya hingga saat ini saya tak menemukan jejak digital apakah mereka sedang memperjuangkan hal tersebut atau tidak

Mari kita berdoa atau lebih tepatnya mengheningkan cipta untuk ‘matinya’ perkembangan sumber daya digital di Gorontalo, dan kita harus memaklumi kalau orang-orang hebat di bidang IT dari daerah ini memilih berkarir di luar daerah, di tempat dimana mereka lebih dihargai dan diapresiasi, mungkin saja 5 atau 10 tahun lagi, barulah kita layak mengundang mereka untuk kembali, berbuat bagi daerah ini dan semoga saja dimasa itu kemampuan dan keahlian mereka mendapatkan tempat yang layak di Tanah Leluhur ini …! Aamiin

News

Ditemukan Bahan Baku Nuklir “Uranium” di Melawi Kalimantan Barat, Potensi 24.112 Ton

Published

on

Di balik lebatnya hutan Kalimantan Barat, tepatnya di Kabupaten Melawi, tersimpan sebuah rahasia besar yang mulai terkuak: Indonesia memiliki cadangan bahan baku nuklir dalam jumlah yang mengejutkan. Sebanyak 24.112 ton uranium ditemukan di wilayah ini, menjadikannya salah satu lokasi strategis bagi masa depan energi nasional. Temuan ini tertuang dalam dokumen resmi milik Kementerian ESDM dan PLN, termasuk dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034.

Pemerintah tak tinggal diam. Bersama berbagai lembaga terkait seperti BRIN, Bapeten, hingga PLN, Kementerian ESDM tengah menyusun Peraturan Pemerintah (PP) khusus untuk mengatur eksplorasi, pemurnian, dan pengelolaan bahan radioaktif seperti uranium. Wakil Menteri ESDM, Yuliot Tandjung, menegaskan bahwa pemanfaatan energi nuklir kini bukan lagi wacana, melainkan sudah masuk ke tahap perencanaan konkret. Targetnya: Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) pertama di Indonesia bisa mulai beroperasi secara komersial pada tahun 2032.

Tak hanya Melawi, pemerintah juga mengkaji 28 wilayah lain yang potensial menjadi lokasi pengembangan PLTN, termasuk di Kepulauan Bangka Belitung. Dengan proyeksi kapasitas hingga 70 gigawatt, energi nuklir diharapkan menjadi tulang punggung baru dalam transisi energi rendah karbon Indonesia. Namun di balik potensi besar ini, tantangan tetap mengintai—mulai dari penerimaan masyarakat, jaminan keamanan lingkungan, hingga kesiapan infrastruktur teknologi tinggi. Dari Melawi, Indonesia mungkin akan menulis babak baru sejarah energinya—yang dimulai bukan dari tambang emas, melainkan dari uranium.

Continue Reading

News

Dari UI ke Harvard: Kisah Mutiara Baswedan Raih Beasiswa LPDP

Published

on

Gak banyak yang tahu, putri sulung Anies Baswedan, Mutiara Annisa Baswedan (28), alias Tia, barusan melesat meraih beasiswa LPDP buat lanjut S2 di Harvard University. Dia bakal ambil program Master of Education in Education Policy and Analysis di Harvard Graduate School of Education

Lewat akun LinkedIn-nya Tia nulis apa adanya:

“Perkenalkan, saya Mutiara Baswedan, akan melanjutkan studi Magister… Bersama @lpdp.ri dan @pk257.lpdp saya siap melanjutkan perjalanan akademik dan mengabdi bagi bangsa.”

Dia juga bilang:

“Saya berkomitmen untuk membawa semangat nasionalisme serta menjunjung tinggi nilai‑nilai budaya Indonesia dalam setiap langkah perjalanan saya.”

Perjalanan Tia selama ini bukan basa-basi. Dia sudah lulus dari Fakultas Hukum UI pada 2020, lalu aktif jadi Manager of External Affairs di Asian Law Students’ Association UI.

Beberapa pencapaiannya:

  • Exchange student Denmark (2014) lewat AFS & Bina Antarbudaya
  • Juara 3 ALSA National English Competition (2017)
  • Best Delegate & Best Position Paper di beberapa Model UN, dan jadi delegasi UI di Harvard National MUN 2017–2018
  • Finalis Duta Muda ASEAN‑Indonesia (2019), Youth Ambassador Indonesia-AS
  • Trio lulus hukum, organisasi aktif, hingga pernah kerja di firma hukum Assegaf Hamzah & Partners sebelum hijrah ke tim riset Anies untuk Pilpres 2024

Namanya publik, pasti aja ada komentar miring. Ada yang bilang:

“Anak pejabat kok pakai beasiswa?” Tapi, sejarah LPDP menunjukkan kalau beasiswa ini memang didesain buat “talenta terbaik bangsa”, bukan hanya orang dari kalangan tidak mampu. Jadi guyuran kritik publik tak bikin lo’s. Yang penting, kualitas dan kontribusi nyata di depan mata.

Continue Reading

Hiburan

Benarkah Kunang-Kunang Akan Segera Punah? Ini Kata Ahli.

Published

on

Sebuah pertanyaan yang mengusik hati belakangan ini ramai diperbincangkan di media sosial: benarkah kita adalah generasi terakhir yang berkesempatan menyaksikan keajaiban kunang-kunang di malam hari? Kekhawatiran ini bukan tanpa alasan, seiring dengan laporan yang menunjukkan penurunan drastis populasi serangga bercahaya ini di berbagai belahan dunia. Fenomena ini memicu pertanyaan mendalam tentang masa depan salah satu pesona alam ini.

Berbagai faktor menjadi biang keladi di balik surutnya populasi kunang-kunang. Para ahli menyoroti hilangnya habitat alami mereka akibat alih fungsi lahan, polusi cahaya yang mengganggu ritual kawin mereka, serta penggunaan pestisida yang membahayakan. “Para ahli memperingatkan bahwa persentase signifikan spesies kunang-kunang menghadapi ancaman kepunahan,” demikian disampaikan dalam laporan. Hal ini menjadi alarm serius bagi ekosistem global, mengingat peran penting kunang-kunang sebagai predator alami hama.

Meskipun ancaman kepunahan membayangi, harapan untuk menyelamatkan kunang-kunang masih ada. Artikel ini menggarisbawahi berbagai upaya konservasi yang bisa dilakukan. Mulai dari meminimalkan penggunaan insektisida, mencegah konversi lahan yang merusak ekosistem, hingga menjaga kelestarian lahan basah. “Mengatur polusi cahaya, dan mengedukasi publik untuk melindungi habitat kunang-kunang,” menjadi poin krusial yang juga ditekankan. Langkah-langkah ini menjadi kunci untuk memastikan generasi mendatang masih bisa menikmati kerlap-kerlip kunang-kunang.

Prediksi tentang menghilangnya kunang-kunang memang didasarkan pada tren saat ini. Namun, optimisme tetap menyala bahwa skenario terburuk dapat dihindari jika upaya konservasi segera dan konsisten diimplementasikan. Dengan kesadaran kolektif dan tindakan nyata, kita bisa menjadi generasi yang menyelamatkan, bukan generasi terakhir yang melihat kunang-kunang. Ini adalah panggilan bagi kita semua untuk menjaga keseimbangan alam dan memastikan keberlangsungan hidup kunang-kunang.

Continue Reading

Facebook

Terpopuler