Gorontalo
Mangkraknya Pembangunan Rumah Dinas dan Rusunawa BI Gorontalo Tuai Sorotan: Masalah Transparansi dan Upah Pekerja Belum Terbayar
Published
3 weeks agoon
GORONTALO – Pembangunan Rumah Dinas (Rudis) dan Rusunawa untuk karyawan Bank Indonesia (BI) wilayah Gorontalo menjadi sorotan publik setelah proyek tersebut, yang dimulai pada tahun 2021, kini mangkrak dan belum menunjukkan tanda-tanda penyelesaian. Gedung yang terletak di Jalan Prof. Dr. H. Aloei Saboe, Kota Timur, Kota Gorontalo ini menjadi pusat perhatian karena keterlambatan penyelesaiannya, yang menimbulkan pertanyaan di kalangan masyarakat dan pemerhati publik.
Beberapa pihak masyarakat, termasuk pemerhati publik, menekankan pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam setiap proyek pembangunan yang melibatkan dana publik, termasuk proyek yang dibiayai oleh institusi seperti Bank Indonesia. Hais, salah satu masyarakat yang menyoroti proyek ini, menduga adanya masalah yang menghambat pembangunan tersebut. “Kami berharap pihak BI dapat segera menyelesaikan masalah yang ada dan melanjutkan pembangunan Rudis ini agar dapat segera dimanfaatkan oleh karyawan,” ujarnya pada Senin (12/08/2024).
Salah satu mandor tenaga kerja borongan yang pernah terlibat dalam proyek tersebut, Yono, mengungkapkan adanya dugaan pembohongan dan pembodohan dalam pembangunan Rudis dan Rusunawa BI ini. Ia mengklaim bahwa masih ada 53 orang tenaga kerja borongan yang upahnya belum dibayarkan, dengan total akumulasi mencapai Rp 117 juta. Yono menjelaskan bahwa pekerjaan proyek tersebut diputus secara sepihak oleh kontraktor PT. Rancang Bangun Mandiri (PT. RBM) atas instruksi dari pihak BI Pusat, yang menyebabkan para pekerja belum menerima upah mereka. “Saya juga sudah melaporkan masalah ini ke pihak berwajib,” tambahnya pada Selasa (13/8/2024).
Yono juga menyebutkan bahwa dirinya dan timnya hanya terlibat dalam tahap kedua pembangunan, dengan tugas melanjutkan pekerjaan dari progres 30 persen hingga mencapai 42 persen dalam jangka waktu dua bulan. Ia memperkirakan anggaran untuk proyek tersebut mencapai sekitar Rp 28 miliar.
Saat media berusaha mengonfirmasi masalah ini secara langsung dengan Kepala BI Gorontalo, upaya tersebut tidak berhasil karena pihak BI meminta agar konfirmasi dilakukan melalui surat resmi. Security dan sopir BI yang ditemui di lokasi mengarahkan agar semua pertanyaan diajukan secara tertulis, menambah kesan bahwa ada ketertutupan dalam penanganan isu ini.
Keterlambatan penyelesaian proyek dan dugaan masalah pembayaran upah ini telah menimbulkan keprihatinan publik, dan masyarakat berharap agar BI segera mengambil tindakan yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah ini dengan transparansi yang lebih baik.
You may like
Gorontalo
Pengembangan Potensi Lokal Desa Tabongo Timur Melalui Inovasi Produk Kelapa dan Sacha Inchi
Published
2 mins agoon
12/09/2024Gorontalo – Desa Tabongo Timur, Kecamatan Tabongo, Kabupaten Gorontalo, memiliki potensi besar dalam pengembangan industri kelapa dan tanaman Sacha Inchi. Dengan lahan perkebunan kelapa seluas 71.524 hektar dan produktivitas yang mencapai 1.412 kg per hektar, desa ini berpotensi menjadi pusat inovasi produk kelapa di Indonesia. Produktivitas kelapa di desa ini lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata nasional sebesar 1.135 kg per hektar, menjadikannya sebagai salah satu komoditas unggulan daerah.
Selain kelapa, sejak 2021, masyarakat Desa Tabongo Timur mulai mengembangkan budidaya Sacha Inchi, sejenis kacang-kacangan yang memiliki potensi besar sebagai produk diversifikasi pangan. Tanaman ini dapat menghasilkan 1-2 kg kacang per hari, dan hingga saat ini baru diolah sebagai kacang goreng.
Namun, potensi besar dari kelapa dan Sacha Inchi belum sepenuhnya dimanfaatkan. Produk turunan kelapa seperti Virgin Coconut Oil (VCO), susu santan, dan tepung santan masih belum digali secara maksimal. Begitu pula dengan Sacha Inchi yang bisa diolah menjadi tepung pengganti terigu untuk kue, roti, dan salad, memberikan peluang baru dalam industri pangan.
Untuk mendukung pengembangan potensi lokal ini, Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Sinar Usaha, yang dipimpin oleh Muhamad Faisal Hidayat sejak 2018, telah menjadi motor penggerak utama. Bumdes ini mengelola berbagai unit usaha termasuk pupuk organik, Pertashop, serta pengolahan kelapa dan Sacha Inchi. Namun, diperlukan inovasi produk yang lebih luas agar potensi ekonomi desa ini bisa meningkat.
Dalam rangka mempercepat pengembangan ini, sebanyak 15 mahasiswa dari program Kuliah Kerja Nyata Merdeka Belajar Kampus Merdeka (KKN-MBKM) akan mengabdi di Desa Tabongo Timur selama 4 bulan. Mahasiswa ini dibimbing oleh Dr. Yoyanda Bait, Dr. Yuzda Salimi, dan Zubair Hippy, M.Si. Mereka fokus pada budidaya Sacha Inchi, sosialisasi manfaat tanaman ini, serta pelatihan pengolahan produk kelapa seperti VCO dan minyak kacang Sacha Inchi.
Pelatihan yang diadakan pada 2 hingga 4 September 2024 melibatkan kelompok tani dan ibu-ibu PKK, serta didukung oleh Camat Tabongo, perangkat desa, dan Babinkamtibmas. Melalui kegiatan ini, diharapkan keterampilan masyarakat dalam mengolah produk kelapa dan Sacha Inchi meningkat, serta memperkuat ketahanan pangan di desa tersebut.
Dengan inovasi produk pangan berbasis kelapa dan Sacha Inchi, Desa Tabongo Timur berpotensi menjadi contoh sukses dalam memanfaatkan potensi lokal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.
Oleh : Dr. Funco Tanipu, ST., M.A
(Dosen Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Gorontalo)
Pilkada tidak bisa dilepaskan dari istilah “perang”. Namun, perang yang penting adalah bagaimana menyiapkan sumber daya, mengelolanya dan memformulasikannya menjadi bahan untuk kontestasi yang lebih bermartabat.
Pada sebagian kalangan, khususnya tim sukses tertentu, memenangkan pilkada dalam artian menaikkan elektabilitas harus linier dengan “isi tas”.
Padahal, sumber daya tidak semata soal berapa banyak uang yang tersedia. Tetapi yang paling penting berapa banyak data yang kita pegang dan miliki serta olah.
Era IoT (Internet of Think), Big Data, AI (Artificial Intelegence) menjadi semacam tantangan para jendral perang politik di lapangan.
Saat ini, medan perang (field) harus ditafsirkan lebih kontemporer. Medan tidak bisa lagi disebut desa/kelurahan termasuk RT dan RW/Dusun, yang juga disebut sebagai primary sampling unit (PSU) dalam bahasa para surveyor.
Medan (PSU) kini telah berkecambah menjadi room, viewers, channel, groups, page, followers, likers. Persepsi tidak bisa disederhanakan lagi sebagai voice warga yang diwawancarai oleh surveyor secara tatap muka (face to face) dan door to door (rumah ke rumah) pada setiap kali survey. Voice hari ini bisa diterjemahkan sebagai “click activism”.
Perang pilkada sudah berubah. Kekuatan data dan informasi mesti dikawinkan antara field yang “land” dan field yang “virtual”. Kedua field yang berbeda ini mesti dipahami dan dimaknai secara holistik, tidak bisa dipisah-pisah.
Implikasinya ada pada perumusan strategi politik yang mix-methode. Field tidak bisa dipahami secara sempit pada sisi sosio-antropologi (kualitatif) semata, tidak bisa juga hanya dari sisi positivistik-kuantitatif juga, namun mesti menggabungkan keduanya dalam template digital.
Mengapa harus begitu? Karena setiap orang memiliki perangkat digital yang ia pegang melampaui 8 jam per hari.
Keuntungan big data adalah kita bisa mengolah dan merancang skema pemenangan berdasarkan pada rekaman perubahan perilaku voters secara real time. Berbeda dengan snapshot yang kita lakukan dengan metode sosio-antropologis (indepth interview) atau pengukuran kuantitatif (survey) yang hanya bisa merekam data dalam kurun waktu yang tidak lama dan tidak real time.
Para marketers di perusahaan besar misalnya, mereka menggunakan basis data “struck pembayaran” di kasir untuk memotret perilaku konsumen, apa yang sering orang beli, pada waktu kapan, berapa uang yang dikeluarkan dan berapa lama seseorang bertransaksi. Dari data tersebut, bisa diolah dan disimpulkan seperti apa loyalitas dan perilaku konsumen termasuk kekuatan brand setiap produk yang dijual.
Karena itu, perumusan isu, agenda serta strategi mesti didasarkan pada input data dan informasi yang holistik dan komprehensif. Sebab, jika kita lihat peta demografi penduduk, jumlah penduduk bermental urban lebih banyak dengan yang berperilaku rural. Secara geografis lebih besar yang berada di rural, tapi mentalitas cenderung urban.
Sayangnya, era big data juga dihadapkan pada rendahnya literasi digital warga urban tadi, sehingga isu hoax dikonsumsi secara massif.
Makanya, menjadi tantangan kedepan adalah pola manipulasi data dan informasi yang bisa mengoyak tenun kekerabatan dan persaudaraan. Tantangan era data ada pada konfirmasi, filter dan cross-checking data. Hanya saja, kemampuan analisis-kritis ini tidak dimiliki oleh sebagian besar warga kita.
Kemenangan Trump di US pada beberapa waktu silam pun demikian, big data menjadi kata kunci kemenangan. Perekaman perilaku warga US di media sosial dalam kurun waktu tertentu telah menghasilkan serangkaian data mengenai perilaku pemilih Presiden. Justifikasi kampanye Trump mengenai sentimen ras, soal isu pembelahan agama, dan hal hal yang dianggap “negatif” dalam demokrasi, malah berhasil memenangkan Trump. Sebab, pilihan isu itu (walaupun negatif dalam konteks demokrasi) adalah hasil dari pengolahan data time series yang cukup panjang dan hasil simulasi data digital dan data real.
Karenanya, momentum Pilkada yang sedang berjalan, kemungkinan besar akan berubah peta dan polanya. Siapa yang menguasai data yang berupa pola, perilaku dan model interaksi voters secara real time, dialah yang akan memiliki peluang untuk memenangkan perang.
Pemenangan pilkada tentu harus diarahkan pada pola yang efisien dan efektif, bahwa uang yang selama ini menjadi “dasar utama bergerak”, bukanlah faktor satu-satunya. Sebab, jika seorang kandidat dipaksa harus mengeluarkan budget Pilkada yang sangat besar, maka dipastikan pada proses memimpin nanti, pemimpin terpilih tidak akan fokus dalam pelayanan kepada publik, tetapi hanya fokus pada bagaimana mengembalikan anggaran yang besar diserap Pilkada.
Hal tersebut diatas sebagaimana apa yang disebutkan oleh Sun Tzu, seorang jendral perang legendaris; “Jenderal yang paling hebat adalah ia yang dapat mencapai tujuan perangnya tanpa melakukan pertempuran. Itu artinya bahwa perang dalam konteks menundukkan musuh tanpa penggunaan kekerasan senjata (uang sebagai faktor utama) bisa berlaku jika pola dan strategi pemenangan diubah secara transformatif.
Gorontalo
Kalapas Kelas IIb Pohuwato Tingkatkan Sinergi Melalui Kunjungan Forkopimda
Published
1 day agoon
11/09/2024POHUWATO – Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Kalapas) Kelas IIb Pohuwato, Tristiantoro Adi Wibowo, bersama Kepala Kesatuan Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan (KPLP), Franki Gunawan Ma’ruf, melakukan kunjungan ke beberapa instansi Forkopimda di Kabupaten Pohuwato, di antaranya Kejaksaan Negeri Pohuwato, Pengadilan Negeri Pohuwato, dan Kodim 1313 Pohuwato.
Dalam pertemuan ini, Bowo yang baru menjabat sebagai Kalapas Pohuwato menjelaskan bahwa silaturahmi ini bertujuan untuk mempererat hubungan kerja antarinstansi dan membangun koordinasi yang lebih baik dalam menjalankan tugas. Ia juga memanfaatkan kesempatan ini untuk memperkenalkan diri kepada para pemangku kepentingan di Pohuwato.
“Tujuan dari pertemuan ini adalah meningkatkan sinergi dan komunikasi antarinstansi guna menjaga stabilitas keamanan, khususnya di lingkungan Lapas Pohuwato,” ujar Bowo.
Ia menambahkan, kerja sama antarinstansi sangat penting dalam menjalankan tugas sebagai aparat penegak hukum, sekaligus mengurangi potensi miskomunikasi yang bisa menimbulkan gangguan dalam menjalankan tugas.
Bowo menekankan bahwa kunjungan ini juga merupakan bentuk komitmen Lapas Pohuwato dalam deteksi dini untuk mencegah potensi gangguan keamanan dan menjaga ketertiban di dalam Lapas. Salah satu poin penting yang dibahas adalah pentingnya pengawasan terhadap aktivitas yang mencurigakan yang bisa mempengaruhi keamanan.
“Kolaborasi dan sinergi antara instansi sangat penting untuk menciptakan lingkungan Lapas yang aman dan kondusif,” tutupnya.
Pengembangan Potensi Lokal Desa Tabongo Timur Melalui Inovasi Produk Kelapa dan Sacha Inchi
Pilkada Gorontalo, Perang Data dan Efisiensi Pemenang
Kalapas Kelas IIb Pohuwato Tingkatkan Sinergi Melalui Kunjungan Forkopimda
Bupati Pohuwato Hadiri Pencanangan Pembangunan Ruas Jalan di Desa Manunggal Karya
Civitas Akademika UNG Bersama Rektor Peringati Hari Lahir Universitas
Mangkraknya Pembangunan Rumah Dinas dan Rusunawa BI Gorontalo Tuai Sorotan: Masalah Transparansi dan Upah Pekerja Belum Terbayar
Pos Kamling Desa Marisa Utara Wakili Pohuwato dalam Lomba Siskamling Provinsi Gorontalo
Dispersip Kabupaten Pohuwato Terima Bantuan Bahan Bacaan Bermutu dari Perpusnas
PT Loka Indah Lestari Klarifikasi Polemik Pemblokadean Jalan dan Tembakan Peringatan di Area HGU Perusahaan
Monumen Tanggomo Pengingat Jurnalisme Lokal Gorontalo
PKK GELAR JAMBORE PKK TINGKAT KABUPATEN GORUT
Kota Gorontalo Peringkat kedua Internet Paling Ngebutt se-Indonesia
PIMPIN RAPAT PENYERAPAN PROGRAM, BUPATI PUAS HASIL EVALUASI
PEMKAB GORUT BERIKAN BANTUAN RP. 1 JUTA/ORANG UNTUK JAMAAH CALON HAJI
Dua Kepala Desa Di copot Bupati
Terpopuler
-
Gorontalo2 months ago
Pembunuhan Tragis di Desa Lemito, Pohuwato
-
Gorontalo3 months ago
LSM LABRAK Gelar Musyawarah Besar dan Pemilihan Kepengurusan Baru Periode 2024 – 2025
-
Gorontalo2 months ago
Kasus Dugaan Kekerasan Seksual dan Aborsi Paksa di Kabupaten Pohuwato
-
Advertorial4 weeks ago
Pos Kamling Desa Marisa Utara Wakili Pohuwato dalam Lomba Siskamling Provinsi Gorontalo
-
Gorontalo1 month ago
GERINDRA Naturalisasi Calon KDH Yang Terkuat
-
Daerah2 months ago
PT. Loka Indah Lestari Bantah Tuduhan Kriminalisasi
-
Advertorial2 weeks ago
Dispersip Kabupaten Pohuwato Terima Bantuan Bahan Bacaan Bermutu dari Perpusnas
-
Gorontalo3 weeks ago
PT Loka Indah Lestari Klarifikasi Polemik Pemblokadean Jalan dan Tembakan Peringatan di Area HGU Perusahaan