POHUWATO – Kunjungan kerja yang dilakukan Pemerintah Daerah Kabupaten Pohuwato ke Pemerintah Kota Palopo, tak lain untuk mengetahui pengelolaan dan penataan perumahan dan permukiman di Kota Palopo Sulawesi Selatan yang dinilai berhasil.
Kedatangan Pemda Pohuwato di Wakil Bupati Suharsi Igirisa yang didampingi Kadis Perkim Anwar Sadat itu, diterima langsung Sekda Palopo, Firmaza di ruang pertemuan di Wakil Bupati Suharsi Igirisa yang didampingi Kadis Perkim Anwar Sadat itu, diterima langsung Sekda Palopo, Firmanza di ruang pertemuan Kota Palopo, (3/11/2021).
Suharsi Igirisa menyampaikan ucapan terima kasih kepada Pemkot Palopo yang telah menerima kunjungan kerja dan silaturahmi Pemda Pohuwato.
“Terima kasih pak sekda yang telah menerima kami, saya senang sekali begitu masuk, rasanya kita satu karena masih dalam satu pulau sulawesi, sehingga masih ada hubungan emosional,” Ungkapnya.
Suharsi mengatakan meskipun kondisi daerah pohuwato lebih luas dari palopo, tetapi karena palopo sudah lama berdiri sehingga lebih maju. Untuk itu kami tidak salah belajar disini.
“Terlebih mengenai PAD yang begitu tinggi dimana pembangunan rumah hunian atau rumah susun dan lain sebagainya itu bisa mendapatkan PAD,” Ujarnya.
Sementara itu Sekda Palopo dalam sambutannya menyampaikan penghargaan kepada pemda pohuwato yang melaksanakan studi tiru bidang perumahan dan permukiman.
“Mengenai permukiman kami bisa berhasil dengan memindahkan penduduk kumuh di sebuah lokasi yang telah disediakan. Rumah tipe 36 itu lengkap dengan fasilitas yang disediakan dan di perumahan tersebut menghasilkan PAD,” Jelas Sekda.
“Palopo sebuah kota kecil dengan luas wilayah kurang lebih 247 KM persegi, dibandingkan dengan pohuwato 4.244 KM persegi, dan penduduk kurang lebih 184. 600 jiwa dengan 14 kelurahan dan 9 kecamatan,” Tutur Firmanza.
Pohuwato – Gubernur Gorontalo, Gusnar Ismail, melakukan kunjungan kerja perdana ke Kabupaten Pohuwato pada Selasa (25/03/2025). Kedatangannya disambut dengan prosesi adat Gorontalo, Mopotilolo, sebagai bentuk penghormatan dan penerimaan tamu kehormatan.
Setibanya di Kabupaten Pohuwato, Gubernur Gusnar Ismail langsung disambut oleh Bupati Pohuwato, Saipul A. Mbuinga, beserta jajaran pemerintah daerah serta tokoh adat. Prosesi Mopotilolo dimulai sejak beliau turun dari kendaraan hingga tiba di rumah jabatan bupati.
Mopotilolo merupakan tradisi adat Gorontalo yang melambangkan penerimaan tamu kehormatan dengan doa dan harapan agar kunjungan tersebut membawa keberkahan bagi masyarakat setempat.
Bupati Pohuwato, Saipul A. Mbuinga, menyampaikan rasa terima kasih atas kunjungan Gubernur Gusnar Ismail serta berharap sinergi antara pemerintah provinsi dan kabupaten semakin erat demi kemajuan daerah.
“Dengan prosesi adat ini, kita semakin diingatkan untuk menjaga dan melestarikan warisan budaya yang telah diwariskan oleh para leluhur,” ujar Bupati Saipul.
Turut hadir dalam prosesi adat tersebut: . Wakil Bupati Pohuwato, Iwan S. Adam . Perwakilan Forkopimda Pohuwato . Pemangku adat Gorontalo . Ketua TP-PKK Pohuwato, Selvi Mbuinga Monoarfa . Asisten, staf ahli bupati, serta pimpinan OPD di Kabupaten Pohuwato
Kunjungan ini diharapkan semakin memperkuat hubungan antara pemerintah provinsi dan kabupaten dalam berbagai program pembangunan daerah.
Pohuwato – Dunia seni dan budaya di Kabupaten Pohuwato berduka. Siswanto Hasan, yang akrab disapa Bapu Toni, seorang maestro, seniman, penyanyi, pencipta lagu, dan budayawan asal Pohuwato, telah berpulang untuk selamanya.
Almarhum menghembuskan napas terakhir pada Senin, 24 Maret 2025, pukul 13.25 WITA di RSUD Bumi Panua, setelah berjuang melawan sakit. Suami dari Kadis Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Pohuwato, Rusmiati Pakaya, itu dimakamkan di pekuburan keluarga di Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo.
Prosesi pelepasan jenazah berlangsung khidmat di rumah duka, Desa Marisa Selatan, Kecamatan Marisa, Kabupaten Pohuwato, sekitar pukul 16.45 WITA. Bupati Pohuwato, Saipul A. Mbuinga, secara langsung melepas kepergian almarhum, serta menyampaikan rasa kehilangan yang mendalam.
“Toni Hasan, atau yang lebih akrab disapa Bapu Toni, kini telah tiada. Beliau dipanggil oleh Sang Pencipta bertepatan di bulan suci Ramadan, tepatnya pada 10 hari terakhir, yang diyakini sebagai pembebasan dari api neraka,” ungkap Bupati.
Bupati Saipul juga mengajak masyarakat untuk mendoakan almarhum agar mendapatkan tempat yang layak dan mulia di sisi Allah SWT. Ia turut menyampaikan doa dan dukungan kepada keluarga yang ditinggalkan, terutama istri, anak-anak, menantu, dan cucu almarhum, agar diberikan ketabahan.
Bupati Saipul mengenang kontribusi besar almarhum dalam dunia seni dan budaya Pohuwato. Sebagai seorang pelaku seni yang aktif, Bapu Toni telah menciptakan berbagai karya yang menginspirasi dan memperkaya budaya lokal.
“Beliau adalah sosok seniman sejati yang telah banyak berkontribusi bagi dunia seni di Pohuwato. Semoga segala amal kebaikannya selama hidup menjadi ladang pahala di sisi Allah,” tambahnya.
Terakhir, Bupati Saipul mengajak seluruh masyarakat untuk mengiringi kepergian almarhum dengan doa, serta melepasnya ke tempat peristirahatan terakhir di Limboto dengan penuh penghormatan.
“Insyaallah, beliau meninggal dalam keadaan husnul khatimah,” tutupnya.
Pohuwato – Warga Desa Telaga, Kecamatan Popayato, Yaslan Iyako, mengaku lahannya telah digali tanpa izin oleh Pemerintah Desa Dudewulo, Kecamatan Popayato Barat, Kabupaten Pohuwato. Penggalian yang dilakukan menggunakan alat berat eskavator itu terjadi pada Kamis (27/02/2025) lalu.
Yaslan mengaku mengetahui kejadian ini setelah menerima informasi dari seseorang. Setelah itu, ia langsung mengecek lokasi dan menemukan lahannya telah digali.
“Saya menerima informasi, lalu saya cek ke lahan saya, ternyata betul sudah ada galian,” ungkap Yaslan.
Merasa dirugikan, Yaslan segera meminta klarifikasi kepada aparat desa. Namun, menurutnya, tidak pernah ada izin yang diberikan untuk penggalian tersebut.
“Kata kepala dusun, mereka sudah memberi tahu ibu saya. Tapi saat saya tanya langsung ke ibu, dia bilang tidak ada seorang pun yang meminta izin untuk menggali lahan itu,” ujar Yaslan.
Menurut informasi yang beredar, penggalian tersebut dilakukan sebagai upaya penanganan banjir. Namun, Yaslan menyesalkan tidak adanya koordinasi atau izin resmi dari dirinya sebagai pemilik lahan.
Setelah melakukan konfirmasi langsung, Kepala Desa Dudewulo, Sulpan Pakaya, mengakui kesalahan dan meminta maaf karena tidak melakukan konfirmasi sebelumnya.
“Yang saya terima hanya permintaan maaf dari kepala desa karena tidak ada pemberitahuan sebelumnya,” kata Yaslan.
Meskipun kepala desa telah meminta maaf, Yaslan tetap meminta agar tanahnya dikembalikan seperti semula. Namun, pihak desa mengaku tidak mampu mengembalikan kondisi lahan seperti sebelumnya.
Sebagai solusi, Yaslan meminta ganti rugi sebesar Rp25 juta, tetapi pihak desa mengaku tidak memiliki anggaran untuk membayar kompensasi tersebut.
“Saya hanya meminta tanggung jawab. Kalau tidak bisa dikembalikan, setidaknya ada ganti rugi. Tapi kepala desa bilang mereka tidak mampu membayar,” ujarnya.
Di sisi lain, Kepala Desa Dudewulo, Sulpan Pakaya, tetap bersikeras bahwa kepala dusun telah meminta izin kepada ibu Yaslan sebelum penggalian dilakukan.
“Kadus sudah meminta izin kepada ibu dari Yaslan,” jelas Sulpan saat dikonfirmasi media, Minggu (23/03/2025).
Hingga saat ini, belum ada kepastian terkait penyelesaian kasus ini, baik dalam bentuk ganti rugi maupun upaya pemulihan lahan yang telah digali.