Connect with us

Tekno & Sains

Startup adds beds and Wi-Fi to buses to turn them into ‘moving hotels’

Nulla pariatur. Excepteur sint occaecat cupidatat non proident, sunt in culpa qui officia deserunt mollit anim id est laborum.

Published

on

Photo: Shutterstock

Et harum quidem rerum facilis est et expedita distinctio. Nam libero tempore, cum soluta nobis est eligendi optio cumque nihil impedit quo minus id quod maxime placeat facere possimus, omnis voluptas assumenda est, omnis dolor repellendus.

Nulla pariatur. Excepteur sint occaecat cupidatat non proident, sunt in culpa qui officia deserunt mollit anim id est laborum.

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque laudantium, totam rem aperiam, eaque ipsa quae ab illo inventore veritatis et quasi architecto beatae vitae dicta sunt explicabo.

Neque porro quisquam est, qui dolorem ipsum quia dolor sit amet, consectetur, adipisci velit, sed quia non numquam eius modi tempora incidunt ut labore et dolore magnam aliquam quaerat voluptatem. Ut enim ad minima veniam, quis nostrum exercitationem ullam corporis suscipit laboriosam, nisi ut aliquid ex ea commodi consequatur.

At vero eos et accusamus et iusto odio dignissimos ducimus qui blanditiis praesentium voluptatum deleniti atque corrupti quos dolores et quas molestias excepturi sint occaecati cupiditate non provident, similique sunt in culpa qui officia deserunt mollitia animi, id est laborum et dolorum fuga.

“Duis aute irure dolor in reprehenderit in voluptate velit esse cillum dolore eu fugiat”

Quis autem vel eum iure reprehenderit qui in ea voluptate velit esse quam nihil molestiae consequatur, vel illum qui dolorem eum fugiat quo voluptas nulla pariatur.

Temporibus autem quibusdam et aut officiis debitis aut rerum necessitatibus saepe eveniet ut et voluptates repudiandae sint et molestiae non recusandae. Itaque earum rerum hic tenetur a sapiente delectus, ut aut reiciendis voluptatibus maiores alias consequatur aut perferendis doloribus asperiores repellat.

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat.

Nemo enim ipsam voluptatem quia voluptas sit aspernatur aut odit aut fugit, sed quia consequuntur magni dolores eos qui ratione voluptatem sequi nesciunt.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News

Ditemukan Bahan Baku Nuklir “Uranium” di Melawi Kalimantan Barat, Potensi 24.112 Ton

Published

on

Di balik lebatnya hutan Kalimantan Barat, tepatnya di Kabupaten Melawi, tersimpan sebuah rahasia besar yang mulai terkuak: Indonesia memiliki cadangan bahan baku nuklir dalam jumlah yang mengejutkan. Sebanyak 24.112 ton uranium ditemukan di wilayah ini, menjadikannya salah satu lokasi strategis bagi masa depan energi nasional. Temuan ini tertuang dalam dokumen resmi milik Kementerian ESDM dan PLN, termasuk dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034.

Pemerintah tak tinggal diam. Bersama berbagai lembaga terkait seperti BRIN, Bapeten, hingga PLN, Kementerian ESDM tengah menyusun Peraturan Pemerintah (PP) khusus untuk mengatur eksplorasi, pemurnian, dan pengelolaan bahan radioaktif seperti uranium. Wakil Menteri ESDM, Yuliot Tandjung, menegaskan bahwa pemanfaatan energi nuklir kini bukan lagi wacana, melainkan sudah masuk ke tahap perencanaan konkret. Targetnya: Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) pertama di Indonesia bisa mulai beroperasi secara komersial pada tahun 2032.

Tak hanya Melawi, pemerintah juga mengkaji 28 wilayah lain yang potensial menjadi lokasi pengembangan PLTN, termasuk di Kepulauan Bangka Belitung. Dengan proyeksi kapasitas hingga 70 gigawatt, energi nuklir diharapkan menjadi tulang punggung baru dalam transisi energi rendah karbon Indonesia. Namun di balik potensi besar ini, tantangan tetap mengintai—mulai dari penerimaan masyarakat, jaminan keamanan lingkungan, hingga kesiapan infrastruktur teknologi tinggi. Dari Melawi, Indonesia mungkin akan menulis babak baru sejarah energinya—yang dimulai bukan dari tambang emas, melainkan dari uranium.

Continue Reading

News

Dari UI ke Harvard: Kisah Mutiara Baswedan Raih Beasiswa LPDP

Published

on

Gak banyak yang tahu, putri sulung Anies Baswedan, Mutiara Annisa Baswedan (28), alias Tia, barusan melesat meraih beasiswa LPDP buat lanjut S2 di Harvard University. Dia bakal ambil program Master of Education in Education Policy and Analysis di Harvard Graduate School of Education

Lewat akun LinkedIn-nya Tia nulis apa adanya:

“Perkenalkan, saya Mutiara Baswedan, akan melanjutkan studi Magister… Bersama @lpdp.ri dan @pk257.lpdp saya siap melanjutkan perjalanan akademik dan mengabdi bagi bangsa.”

Dia juga bilang:

“Saya berkomitmen untuk membawa semangat nasionalisme serta menjunjung tinggi nilai‑nilai budaya Indonesia dalam setiap langkah perjalanan saya.”

Perjalanan Tia selama ini bukan basa-basi. Dia sudah lulus dari Fakultas Hukum UI pada 2020, lalu aktif jadi Manager of External Affairs di Asian Law Students’ Association UI.

Beberapa pencapaiannya:

  • Exchange student Denmark (2014) lewat AFS & Bina Antarbudaya
  • Juara 3 ALSA National English Competition (2017)
  • Best Delegate & Best Position Paper di beberapa Model UN, dan jadi delegasi UI di Harvard National MUN 2017–2018
  • Finalis Duta Muda ASEAN‑Indonesia (2019), Youth Ambassador Indonesia-AS
  • Trio lulus hukum, organisasi aktif, hingga pernah kerja di firma hukum Assegaf Hamzah & Partners sebelum hijrah ke tim riset Anies untuk Pilpres 2024

Namanya publik, pasti aja ada komentar miring. Ada yang bilang:

“Anak pejabat kok pakai beasiswa?” Tapi, sejarah LPDP menunjukkan kalau beasiswa ini memang didesain buat “talenta terbaik bangsa”, bukan hanya orang dari kalangan tidak mampu. Jadi guyuran kritik publik tak bikin lo’s. Yang penting, kualitas dan kontribusi nyata di depan mata.

Continue Reading

Hiburan

Benarkah Kunang-Kunang Akan Segera Punah? Ini Kata Ahli.

Published

on

Sebuah pertanyaan yang mengusik hati belakangan ini ramai diperbincangkan di media sosial: benarkah kita adalah generasi terakhir yang berkesempatan menyaksikan keajaiban kunang-kunang di malam hari? Kekhawatiran ini bukan tanpa alasan, seiring dengan laporan yang menunjukkan penurunan drastis populasi serangga bercahaya ini di berbagai belahan dunia. Fenomena ini memicu pertanyaan mendalam tentang masa depan salah satu pesona alam ini.

Berbagai faktor menjadi biang keladi di balik surutnya populasi kunang-kunang. Para ahli menyoroti hilangnya habitat alami mereka akibat alih fungsi lahan, polusi cahaya yang mengganggu ritual kawin mereka, serta penggunaan pestisida yang membahayakan. “Para ahli memperingatkan bahwa persentase signifikan spesies kunang-kunang menghadapi ancaman kepunahan,” demikian disampaikan dalam laporan. Hal ini menjadi alarm serius bagi ekosistem global, mengingat peran penting kunang-kunang sebagai predator alami hama.

Meskipun ancaman kepunahan membayangi, harapan untuk menyelamatkan kunang-kunang masih ada. Artikel ini menggarisbawahi berbagai upaya konservasi yang bisa dilakukan. Mulai dari meminimalkan penggunaan insektisida, mencegah konversi lahan yang merusak ekosistem, hingga menjaga kelestarian lahan basah. “Mengatur polusi cahaya, dan mengedukasi publik untuk melindungi habitat kunang-kunang,” menjadi poin krusial yang juga ditekankan. Langkah-langkah ini menjadi kunci untuk memastikan generasi mendatang masih bisa menikmati kerlap-kerlip kunang-kunang.

Prediksi tentang menghilangnya kunang-kunang memang didasarkan pada tren saat ini. Namun, optimisme tetap menyala bahwa skenario terburuk dapat dihindari jika upaya konservasi segera dan konsisten diimplementasikan. Dengan kesadaran kolektif dan tindakan nyata, kita bisa menjadi generasi yang menyelamatkan, bukan generasi terakhir yang melihat kunang-kunang. Ini adalah panggilan bagi kita semua untuk menjaga keseimbangan alam dan memastikan keberlangsungan hidup kunang-kunang.

Continue Reading

Facebook

Terpopuler