GORONTALO-Pengurus Besar Himpunan Pelajar Mahasiswa Indonesia-Gorontalo (HPMIG), sukses melaksanakan Musyawarah Besar ke-12 organisasi. Sabtu (29/8), Pengurus PB-HPMIG hasil Mubes untuk periode 2020-2022, dilantik. Pelaksanaan pelantikkan berlangsung di Grand Q Hotel Kota Gorontalo.
Kegiatan-kegiatan penting organisasi pemersatu mahasiswa asal Gorontalo di rantau ini, tentu menjadi moment berharga bagi setiap kader untuk bisa bertemu sapa dengan para alumni serta senior yang saat ini tengah mengabdi di daerah.
Sebut saja Yukartin Abdullah. Selaku kader sekaligus pengurus yang baru saja dikukuhkan, mengaku sangat berharap moment-moment penting HPMIG seperti Mubes, Milad, dan juga pelantikkan yang baru saja digelar bisa menjadi ajang bersilaturahmi dengan para senior, utamanya para alumni yang tergabung dalam IKA HPMIG.
Namun, harapan para kader HPMIG untuk bisa bertemu dengan alumni tidak bisa terwujud. Setiap rangkaian kegiatan mulai dari MUBES, Milad dan Pelantikan PB HPMIG, para alumni tak hadir, utamanya ketua IKA HPMIG, Marten Taha.
“Sebagai Kader juga pengurus yang baru saja dilantik, saya sangat menyayangkan atas ketidak hadiran Ketua IKA-HPMIG dalam hal ini Pak Marten Taha, dalam setiap pelaksanaan kegiatan HPMIG. Padahal, semua kegiatan yang telah kami laksanakan itu bertempat di Kota Gorontalo yang merupakan daerah yang sementara beliau pimpin,” jelas Yukartin.
Sampai saat ini, Yukartin mengaku,belum ada jalinan silaturahmi yang terbangun antara kader HPMIG dengan ketua IKA-HPMIG.
“Secara pribadi, saya cukup paham dengan kesibukan beliau sebagai Wali Kota Gorontalo. Namun hal ini bukan menjadi alasan atas amanah yang diberikan kepada beliau sebagai ketua IKA. Jika terus dibiarkan, bisa jadi ini akan menjadi kutukan buruk dikemudian hari untuk jalannya solidaritas yang harmonis di tubuh HPMIG itu sendiri,” tegas Yukartin.
Bone Bolango – Seorang siswa berinisial AH (18) dari SMA 1 Suwawa melaporkan tindakan tidak senonoh yang diduga dilakukan oleh gurunya sendiri, RA. Insiden tersebut dikabarkan terjadi dua kali, yakni pada 24 dan 25 Februari 2025, saat jam sekolah berlangsung.
Menurut keterangan korban, pelaku awalnya menghubunginya melalui pesan singkat dengan alasan memperbaiki nilai akademik. Pada hari pertama kejadian, RA meminta korban datang ke ruangan OSIS. Begitu tiba di lokasi, pintu ruangan ditutup dan korban diajak untuk duduk di atas matras.
“Awalnya dia mengajukan pertanyaan-pertanyaan pribadi, lalu mulai menyentuh saya. Saya berusaha melawan, tapi tidak bisa, hingga akhirnya saya diperlakukan tidak senonoh,” ungkap AH dengan suara bergetar.
Yang lebih mengejutkan, pelaku diduga merekam kejadian tersebut dan mengancam korban agar tidak melaporkan kepada siapa pun. Ayah korban mengungkapkan bahwa anaknya merasa takut setelah mendapat ancaman dari pelaku.
“Pelaku mengatakan kalau anak saya berani bicara, video yang direkam akan disebarluaskan,” ujar ayah korban dengan tegas.
Merasa tidak terima dengan perlakuan yang menimpa putrinya, keluarga AH segera melaporkan kasus ini ke Polres Bone Bolango. Saat ini, pihak kepolisian tengah mendalami laporan tersebut dan mengumpulkan bukti serta keterangan saksi untuk proses lebih lanjut.
Kasus ini menjadi perhatian publik dan diharapkan pihak berwenang dapat segera mengambil tindakan tegas guna memberikan keadilan bagi korban serta mencegah kejadian serupa terulang di lingkungan pendidikan.
Gorontalo – Sekretaris Pusat BEM Nusantara, Djamaludin Puluhulawa, menegaskan akan melaporkan Yosar Ruiba Monoarfa atas dugaan keterlibatan dalam pengumpulan iuran dari para penambang emas ilegal di Kabupaten Pohuwato. Ia menyerukan agar Kapolda Gorontalo yang baru segera turun tangan untuk menindaklanjuti kasus ini.
Menurut Djamaludin, praktik pengumpulan iuran yang dilakukan oleh Yosar Ruiba diduga menggunakan modus kegiatan bakti sosial. Namun, ia menilai bahwa kegiatan tersebut justru merugikan masyarakat serta memperburuk dampak sosial dan lingkungan akibat pertambangan ilegal di daerah tersebut.
“Bakti sosial atau kegiatan lainnya tidak seharusnya menjadi kedok untuk menutupi praktik-praktik ilegal yang merusak alam dan mengorbankan masyarakat,” tegas Djamaludin.
Ia menekankan bahwa Gorontalo tidak boleh menjadi sarang aktivitas ilegal, dan sebagai aktivis mahasiswa, dirinya berkomitmen untuk mengawal kasus ini hingga tuntas.
“Saya tidak akan tinggal diam! Ini adalah perjuangan demi keadilan dan kesejahteraan masyarakat, terutama di Kabupaten Pohuwato,” tambahnya.
Sebagai Sekretaris Pusat BEM Nusantara, Djamaludin meminta Polda Gorontalo segera memanggil dan memeriksa Yosar Ruiba terkait dugaan keterlibatannya dalam pengumpulan iuran serta penjualan hasil tambang ilegal kepada investor.
“Penegakan hukum yang adil dan tegas akan memberikan efek jera bagi para pelaku tambang ilegal serta mencegah terulangnya praktik serupa,” ujarnya.
Djamaludin juga mengingatkan bahwa bencana alam yang terjadi akibat tambang ilegal semakin nyata merugikan masyarakat sekitar. Ia menegaskan bahwa alam harus dilestarikan, bukan dieksploitasi tanpa regulasi yang jelas.
Djamaludin menyatakan siap mendukung langkah kepolisian dalam menangkap pelaku tambang emas ilegal di Kabupaten Pohuwato. Ia menegaskan bahwa penegakan hukum yang transparan sangat penting untuk mencegah kerusakan lingkungan lebih lanjut.
“Kelestarian lingkungan adalah kepentingan bersama, bukan hanya untuk keuntungan segelintir orang. Kita harus menghentikan normalisasi praktik ilegal yang mengatasnamakan kesejahteraan rakyat,” tegasnya.
Dengan sikap tegas ini, Djamaludin Puluhulawa berharap Mabes Polri segera turun tangan untuk mengusut tuntas kasus pertambangan ilegal yang merusak lingkungan dan menyengsarakan masyarakat.
“Kami akan memastikan proses ini berjalan sesuai hukum yang berlaku. Tidak boleh ada pembiaran terhadap aktivitas yang merugikan rakyat dan alam,” pungkasnya.
Jakarta – Tim Polda Metro Jaya berhasil mengamankan empat kontainer yang diduga berisi batu hitam ilegal asal Gorontalo. Keempat kontainer tersebut saat ini berada di kompleks parkiran Gudang Material SBST Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Jakarta, sejak Kamis (13/03/2025).
Sebagai bagian dari proses penyelidikan, seluruh kontainer telah dipasang pita kuning atau police line, menandakan bahwa barang tersebut dalam status penyitaan sementara oleh pihak kepolisian.
Berdasarkan hasil investigasi, diketahui bahwa kontainer tersebut diangkut menggunakan jasa Perusahaan Pelayaran Meratus. Berikut nomor kontainer yang berhasil diidentifikasi:
MRTU 200531 5
MRTU 235833 4
MRTU 236020 2
MRTU 238012 7
Semua kontainer tersebut tercatat telah tiba di Pelabuhan Jakarta setelah sebelumnya dikirim dari Gorontalo.
Saat ini, tim investigasi Barakati.id masih mengumpulkan data terkait kepemilikan barang, modus pengiriman, serta pihak ekspedisi yang diduga terlibat dalam pengiriman batu hitam ilegal ini.
Hingga berita ini diterbitkan, baik Polda Metro Jaya maupun pihak Pelayaran Meratus belum memberikan konfirmasi resmi terkait kasus ini. Tim investigasi akan terus mengikuti perkembangan penyelidikan guna mengungkap lebih lanjut pihak yang bertanggung jawab atas pengiriman batu hitam ilegal tersebut.