UNG – Melalui inovasi pengelolaan air bersih dan sanitasi ramah lingkungan, mahasiswa KKN-T MBKM Universitas Negeri Gorontalo Desa Bongo, Kecamatan Batudaa Pantai berhasil menciptakan alat destilasi sederhana yang bisa mengubah air asin menjadi air tawar layak konsumsi.
Inovasi yang dikembangkan mahasiswa KKN MBKM Desa Bongo tak lain adalah untuk mencapai tujuan SDGs ke-6 yakni air bersih dan sanitasi pada sektor lingkungan hidup dengan memastikan masyarakat mencapai akses universal untuk meningkatan kualitas lingkungan, kemandirian dan kesehatan.
Produk Inovasi yang dibuat, Tak lepas dari peran Dosen pembimbing lapangan, Lydia S. Tatura, S.T., M.si, Abdi G. Djafar, S.T., M.T, Niniek Pratiwi, S.T., M.T, yang selalu mengarahkan mahasiswa KKN MBKM untuk menghasilkan karya terbaik dan berguna bagi banyak orang.
Dengan mengangkat tema KKN Terintegrasi MBKM Pemberdayaan Masyarakat Desa Bongo Melalui Inovasi Pengelolaan Air Bersih Dan Sanitasi Ramah Lingkungan Untuk Pencapaian Tujuan SDGs.
Koordinator Desa Usman Ibrahim mengatakan, sebelum itu pihaknya melakukan indentifikasi dimana di Desa Bongo ketersediaan air bersih sangat dibutuhkan. Ia menambahkan, krisis air bersih di desa itu sudah berlangsung lama, bahkan para warga rela mengeluarkan uang untuk membeli air 60 ribu/tong dari salah satu warga yang membuka usaha penyedian air bersih.
”Masyarakat setempat membuat sumur suntik sebagai sumber pengelolaan air bersih, tetapi hal itu belum juga mengatasi masalah kekurangan air bersih di desa tersebut. Beberapa titik sumur suntik yang digunakan masyarakat masih berasa asin atau mengandung garam dan penggunaan sumur belum menyeluruh,” Jelas Usman.
Ia juga menyampaikan, sanitasi di desa tersebut juga masi belum memadai dan terkelola dengan baik, karena sebagian masyarakat belum memiliki MCK pribadi.
“Penyebabnya faktor ekonomi masyarakat itu sendiri. sehingga kemandirian kesehatan merupakan tema utama dalam kegiatan ini dengan fokus utama ada pada ketersediaan pangan, air bersih, dan energi yang merupakan dasar dari kehidupan,” Tegas Usman.
Produk alat destilasi sederhana kata Usman, diterima masyarakat dan dinilai berhasil mengubah air asin menjadi air tawar dan dapat dimanfaatkan masyarakat yang memiliki masalah dalam hal kualitas air yang masih mengandung garam atau berasa asin.
“Akan tetapi kuantitas air hasil destilasi belum maksimal. Hal tersebut disebabkan masih terdapat sedikit kebocoran pada alat destilasi. Tim pelaksana dari mahasiswa KKN akan terus melakukan evaluasi dan perkembangan terkait alat ini,” Tandasnya.
UNG – Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Universitas Negeri Gorontalo (UNG) menggelar sosialisasi Tarif Layanan Penunjang Akademik Tahun 2025, Rabu (13/8/2025) di Aula FIS. Kegiatan yang dimulai pukul 09.00 WITA ini dipimpin langsung Wakil Rektor II UNG, Dr. Moh. Hidayat Koniyo, S.T., M.Kom., selaku narasumber utama.
Dalam paparannya, Dr. Hidayat memaparkan secara rinci ketentuan dan penyesuaian tarif yang akan mulai berlaku tahun depan. Ia menegaskan, kebijakan ini dirancang untuk meningkatkan kualitas layanan akademik sekaligus menunjang proses pembelajaran di UNG.
Dekan FIS, Dr. Drs. Zuchri Abdussamad, S.I.K., M.Si., mengapresiasi kehadiran Wakil Rektor II dalam kegiatan tersebut.
“Sosialisasi ini penting agar seluruh civitas akademika memahami kebijakan yang berlaku. Transparansi dan pemahaman bersama akan mendorong penerapan kebijakan secara efektif,” ujarnya.
Kegiatan dihadiri pimpinan fakultas, dosen, tenaga kependidikan, dan perwakilan mahasiswa. Antusiasme peserta terlihat dari diskusi interaktif yang membahas dampak implementasi tarif terhadap aktivitas akademik.
FIS UNG menegaskan, sosialisasi ini merupakan wujud komitmen fakultas dan universitas dalam menjaga keterbukaan informasi serta memberikan pelayanan terbaik bagi seluruh civitas akademika.
UNG – Universitas Negeri Gorontalo (UNG) menerima kunjungan Tim Partnership for Australia–Indonesia Research (PAIR) Sulawesi bersama Konsulat Jenderal Australia di Makassar, Selasa (12/8). Rombongan dipimpin Direktur Indonesia untuk PAIR, Dr. Hasnawati Saleh, dan disambut langsung Rektor UNG, Prof. Dr. Ir. Eduart Wolok, S.T., M.T., di ruang kerja rektor.
Turut hadir mendampingi Rektor, Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerja Sama, dan Sistem Informasi Prof. Dr. Harto Malik, M.Hum., Kepala LPPM UNG Prof. Lanto Ningrayati Amali, S.Kom., M.Kom., Ph.D., serta tim peneliti UNG.
Rektor UNG, Prof. Eduart, menyampaikan apresiasi atas kunjungan tersebut dan menegaskan bahwa kolaborasi riset internasional ini sejalan dengan fokus pengembangan daerah berbasis kawasan, khususnya di Teluk Tomini.
“Kehadiran Tim PAIR dan Konjen Australia menjadi langkah penting memperkuat jejaring penelitian yang memberi kontribusi langsung bagi masyarakat. UNG akan memberikan dukungan penuh agar kolaborasi ini berjalan optimal,” ujar Eduart.
Sementara itu, Dr. Hasnawati Saleh menjelaskan bahwa kunjungan ini bertujuan mempererat komunikasi dengan mitra universitas dan stakeholder di Gorontalo, sekaligus memperkenalkan program PAIR kepada peneliti UNG yang menjadi mitra kerja.
Pertemuan akan dilanjutkan dengan kunjungan ke pusat riset di Desa Biluhu, daerah pesisir Gorontalo, sebagai bagian dari implementasi riset berbasis kawasan.
“Kami berterima kasih atas dukungan Rektor UNG dan berharap kerja sama ini menjadi awal yang baik antara seluruh pihak,” pungkas Hasnawati.
UNG – Sebanyak 5.281 mahasiswa baru resmi menjadi bagian dari keluarga besar civitas akademika Universitas Negeri Gorontalo (UNG). Mereka dibekali pengenalan kehidupan kampus melalui kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) 2025, yang berlangsung selama lima hari mulai 11–15 Agustus 2024.
Dalam arahannya, Rektor UNG, Prof. Dr. Ir. Eduart Wolok, S.T., M.T., menegaskan pentingnya PKKMB sebagai langkah awal bagi mahasiswa baru untuk beradaptasi dengan dunia perkuliahan.
“Kehidupan kampus sangat berbeda dengan masa sekolah. Melalui PKKMB, mahasiswa akan memahami sistem pembelajaran, budaya akademik, dan berbagai aktivitas yang akan dijalani selama masa studi,” ujar Eduart.
Rektor menekankan bahwa momen ini bukan sekadar seremonial, tetapi wadah strategis untuk membentuk kesiapan mental dan akademik mahasiswa dalam menghadapi dinamika perkuliahan selama empat tahun ke depan.
Ketua Panitia PKKMB 2025, Dr. Melan Angriani Asnawi, S.Pd., M.Si., menjelaskan kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia, dan dilaksanakan di tingkat universitas serta fakultas.
Selama pelaksanaan, mahasiswa baru dibekali materi penting, antara lain kehidupan berbangsa dan bernegara, jati diri bangsa dan bela negara, sistem pendidikan tinggi di Indonesia, perguruan tinggi di era digital dan revolusi industri, pengembangan karakter, serta muatan lokal dan kearifan lokal Kawasan Teluk Tomini.