UNG – Dalam melebarkan program pengabdian kepada masyarakat melalui program UNG mengajar, Universitas Negeri Gorontalo melakukan kolaborasi bersama Pondok Pesantren (Ponpes) yang ada di Gorontalo.
Kolaborasi diwujudkan melalui penandatanganan nota kesepahaman oleh rektor UNG Eduart Wolok dengan Ketua Ponpes Al-Huda Kota Gorontalo KH. Burhanudin Umar dan Pimpinan Ponpes Salafiyah Syafi’iyah Banuroja KH. Abdullah Aniq Nawawi, Rabu (21/2), disela pelaksanaan wisuda ke 49 UNG.
“Kerjasama dengan kedua Ponpes ini merupakan ikhtiar UNG untuk memperlebar pengabdian UNG dalam rangka program UNG Mengajar,” ungkap rektor.
Menurut Rektor saat ini Ponpes rata-rata kekurangan tenaga pendidik guru di bidang pelajaran umum. Untuk itu UNG akan mengambil peran dengan mendistribusikan mahasiswa Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) dan program magang untuk kedua Ponpes, agar supaya peningkatan kapasitas keilmuan khususnya pelajaran umum dapat terjaga.
“Untuk kali ini baru dua pondok, nantinya setelah ini akan ada beberapa Ponpes lain termasuk rencana kerjasama dengan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama dan PW Muhammadiyah,” terang Rektor.
Rektor menegaskan seluruh alumni yang dihasilkan oleh Ponpes baik itu dari tingkatan Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, dan Madrasah Aliyah memiliki kesempatan yang sama, untuk melanjutkan pendidikan ditingkat pendidikan tinggi khususnya di kampus kerakyatan UNG.
“UNG tentunya sangat berterima kasih atas kepercayaan untuk mengabdi di kedua Ponpes, nantinya melalui program UNG mengajar akan terus kita kolaborasikan bersama,” pungkasnya.
UNG – Sebagai bentuk empati dan kepedulian mendalam, Rektor Universitas Negeri Gorontalo (UNG), Prof. Dr. Eduart Wolok, ST., MT., mengunjungi langsung keluarga mahasiswa yang menjadi korban dalam musibah banjir bandang saat kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Dunggilata, Kabupaten Bone Bolango. Kunjungan dilakukan pada Rabu (16/4/2025), dimulai dari rumah duka almarhumah Regina Malaka di Desa Taluduyunu, Kecamatan Buntulia, Kabupaten Pohuwato.
Didampingi jajaran pimpinan universitas, Rektor Eduart disambut langsung oleh kedua orang tua almarhumah, Ferdi Malaka dan Ningsih Dehiyo. Tangis haru dan duka tak terbendung saat pertemuan berlangsung, menggambarkan kesedihan mendalam yang dirasakan keluarga.
Dalam kunjungan tersebut, Rektor juga menyempatkan diri berziarah ke makam Regina Malaka yang terletak di belakang rumah orang tuanya. Di sana, Rektor bersama rombongan memanjatkan doa dan zikir sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada almarhumah.
“Atas nama pribadi dan seluruh civitas akademika UNG, saya menyampaikan belasungkawa yang sebesar-besarnya. Kami turut berduka dan merasa sangat kehilangan,” ungkap Rektor Eduart penuh haru.
Rektor menegaskan bahwa kehadiran UNG bukan sekadar bentuk tanggung jawab institusi terhadap korban, melainkan juga wujud ikatan kekeluargaan. “Regina adalah bagian dari keluarga besar UNG. Kami ikut merasakan kehilangan ini,” tambahnya.
Selain mengunjungi keluarga almarhumah Regina, Rektor dan rombongan juga melanjutkan perjalanan ke Provinsi Sulawesi Utara, tepatnya ke Desa Inobonto dan Ratatotok, untuk menyambangi keluarga dari dua mahasiswa lainnya yang menjadi korban serta mahasiswa yang selamat dalam insiden tersebut.
Kunjungan ini menjadi bagian dari komitmen UNG untuk terus hadir dan memberikan dukungan moril kepada seluruh pihak yang terdampak. Musibah ini tidak hanya menyisakan luka mendalam, tetapi juga menjadi refleksi penting bagi peningkatan standar keamanan kegiatan kampus di masa mendatang.
Rektor Prof. Eduart dan Civitas Akademika UNG saat berziarah ke makam Regina Malaka, Mahasiswa UNG yang Meninggal Dunia Saat Melaksanakan KKN MBKM di Kecamatan Bulawa, Bone Bolango.
UNG – Tragedi yang menelan 3 korban mahasiswi Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Universitas Negeri Gorontalo selasa (15/04/2025) menyisakan duka yang mendalam bagi seluruh civitas akademika UNG.
Ketiga mahasiswa yang meninggal dunia pada saat melaksanakan tugas penelitian dan pengabdian masing-masing Regina Malaka, Alfateha Ahmad dan Sri Magfira M.
Ketiganya merupakan peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Dunggilata, Kecamatan Bulawa, Kabupaten Bone Bolango.
Rektor UNG Prof. Dr. Ir. Eduart Wolok, S.T., M.T, usai bertakziah ke rumah duka Regina Malaka di Marisa Kabupaten Pohuwato menyampaikan duka yang mendalam, sekaligus mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan menolong semua mahasiswa baik yang meninggal dunia maupun korban selamat.
“Atas nama Rektor dan seluruh sivitas akademika UNG, saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang ikut membantu anak anak saya saat tragedi terjadi, bantuan ini sangat berarti bagi kami” Ujar Eduart Wolok.
Eduart juga mengatakan, Proses evakuasi saat musibah itu terjadi sangat sulit dilakukan, bahkan berpotensi membahayakan petugas dan masyarakat yang ikut membantu menolong anak anak saya. “Cuaca buruk saat kejadian memang sempat menyulitkan proses evakuasi korban selamat maupun jenazah anak-anak saya yang meninggal dunia saat kejadian, namun semua bekerja sama dengan Ikhlas dan tulus, saya berharap bantuan semua pihak mendapat balasan dari ALLAH SWT, tutup Eduart.
Rektor juga menekankan pentingnya menjadikan insiden ini sebagai peringatan agar keselamatan mahasiswa di lapangan dapat lebih diperhatikan.
“Kita harus melihat bahwa kejadian ini, meskipun merupakan musibah, tetap harus menjadi peringatan bagi kita semua. Ini menjadi pengingat penting bagi kami di UNG untuk meningkatkan aspek keamanan, terutama bagi mahasiswa yang sedang melaksanakan kegiatan lapangan,” pungkas Eduart Wolok.
Rektor Universitas Negeri Gorontalo (UNG), Prof. Dr. Ir. Eduart Wolok, S.T., M.T., Jenguk Korban Selamat Tragedi KKN Desa Dunggilata || Foto Humas
UNG – Rektor Universitas Negeri Gorontalo (UNG), Prof. Dr. Ir. Eduart Wolok, S.T., M.T., menunjukkan kepedulian mendalam terhadap mahasiswa korban tragedi arus deras Sungai Bone Bolango di Desa Dunggilata, Kabupaten Bone Bolango. Peristiwa tragis yang menimpa peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) Terintegrasi MBKM itu langsung mendapat perhatian khusus dari pihak kampus.
Begitu menerima kabar duka saat mengikuti Rapat Koordinasi bersama Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi di Jakarta, Rektor Eduart Wolok segera meninggalkan agenda tersebut dan kembali ke Gorontalo. Setibanya di bandara, Rektor langsung menuju RSUD Aloei Saboe, Rabu (16/04/2025), untuk menjenguk dua mahasiswa korban selamat yang masih menjalani perawatan medis.
Dalam kunjungan tersebut, Rektor didampingi oleh jajaran pimpinan universitas. Ia memberikan semangat serta dukungan moril kepada para korban dan keluarga yang sedang mendampingi. Rektor menyampaikan rasa syukur atas keselamatan tujuh mahasiswa yang selamat dari kejadian naas tersebut.
“Dari tujuh mahasiswa yang selamat, dua orang masih menjalani perawatan akibat cedera, sementara lima lainnya sudah kembali ke rumah masing-masing,” jelasnya.
UNG, kata Rektor, akan terus melakukan pemantauan dan pendampingan terhadap seluruh korban. Ia menegaskan bahwa proses rehabilitasi fisik dan psikologis pasca tragedi akan menjadi prioritas sebagai bentuk tanggung jawab institusi.
“Peristiwa ini menjadi pengingat penting bagi kita semua untuk mengevaluasi dan meningkatkan aspek keamanan bagi mahasiswa yang melakukan kegiatan di lapangan,” tambahnya.
Kunjungan Rektor UNG ke rumah duka korban Regina Malaka di Marisa || Foto HUMAS
Usai menjenguk korban di rumah sakit, Rektor Eduart Wolok melanjutkan perjalanan menuju rumah duka almarhumah Regina Malaka di Marisa, Kabupaten Pohuwato. Kunjungan ini dilakukan untuk menyampaikan belasungkawa secara langsung kepada keluarga.
“Kami atas nama sivitas akademika UNG menyampaikan duka cita yang mendalam untuk almarhumah Regina dan dua korban lainnya. Ini bukan musibah yang diinginkan siapapun. Semoga mereka mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT,” ungkap Rektor dengan penuh haru.
Tragedi yang terjadi pada Selasa, 15 April 2025, saat mahasiswa KKN melaksanakan praktik pemetaan geologi, telah menyisakan duka mendalam bagi civitas akademika UNG dan masyarakat Gorontalo.
Rektor Eduart menutup pernyataannya dengan mengajak seluruh masyarakat untuk turut mendoakan para mahasiswa yang wafat dalam musibah tersebut.
“Mohon doa dari kita semua agar mereka yang gugur dalam tugas menuntut ilmu ini diberikan husnul khotimah dan diterima di sisi Allah sebagai syuhada ilmu,” pungkasnya.