Pancasila bagiku bukan sebatas ideologi, bukan sebatas groundnorm, tetapi sebuah nilai, sebuah jati diri, Pancasila adalah aku, Pancasila adalah kamu, Pancasila adalah kita, iya kita, bangsa INDONESIA.
Pancasila dirumuskan dengan berbagai problema dan tantangan. Karena tidak mudah untuk merumuskan dasar sebuah negara. dan kekhususannya lagi, bahwa Pancasila direstui oleh para Ulama, khususnya dikalangan nahdliyin bahwa Pancasila sangat istimewa bahkan harus dipertahankan keberadaannya, dikarenakan restu yang diberikan oleh Rais Akbar Nadhlatul Ulama yaitu Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari.
Dalam perestuan Pancasila ini terlihat kesakralannya, dikarenakan Hadratussyaikh melakukan beberapa tirakat dahulu sebelum memutuskan bahwa menerima dan merestui Pancasila sebagai Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Di bagian tim penyusunan juga yang tergabung dalam tim ada putra beliau sekaligus ayah dari Gus Dur, yaitu KH. Wahid Hasyim yang ikut andil dalam bagian penyusunan Pancasila dengan para founding fathers.
Pancasila adalah nilai yang diambil oleh para founding fathers dari jati diri bangsa ini, maka Pancasila bukan saja sebuah teks yang memiliki 5 poin penting belaka, tapi Pancasila adalah sebuah nilai yang dituangkan kedalam 5 poin tersebut.
Sebuah augerah untuk bangsa ini, yang niscaya dapat menyatukan dan mensinergikan antara warga satu dan warga lainnya, bergerak dinamis dan harmonis dalam perbedaan yang dianugerahkan Tuhan untuk bangsa ini.
Tda perlu adanya banyak perdebatan lagi, karena Pancasila telah dibuktikan oleh waktu, bukan hanya sebuah angan-angan dan cita-cita lagi, tapi telah menjadi sebuah bukti yang bisa dilihat dikehidupan sehari-hari bangsa ini.
Apalagi harus membawa banyaknya dalil untuk membantah keshahihan Pancasila, Pancasila sudah direstui oleh beliau, yang keilmuannya tidak diragukan lagi. hafal kuttubus sittah dan ahli dalam berbagai cabang ilmu agama, tapi sekarang dibantah oleh yang hafal satu atau dua hadist saja, sungguh miris.
Membantah dan memperdebatkan diri sendiri itu layaknya orang gila, yang mempertanyakan dirinya sendiri padahal nilai itu diambil dari dirinya sendiri yang dirangkum dan dituliskan ke dalam 5 poin tersebut, tapi masih juga dipertanyakan.
Maka Aku, Dia, Kamu, Kita adalah Pancasila, Kita adalah bangsa yang diberi anugerah perbedaan, warna warni layaknya sebuah pelangi yang menciptakan kesatuan warna yang indah dalam kerukunan dan keharmonisan.
Barakati.id – Di balik stigma serangga yang menjijikkan dan sering dianggap hama, kecoa ternyata menyimpan potensi besar dalam dunia nutrisi. Spesies Diploptera punctata, satu-satunya kecoa vivipar yang melahirkan ketimbang bertelur, ternyata menghasilkan cairan bergizi luar biasa yang disebut “susu kecoa”. Cairan ini bukan sekadar nutrisi biasa, melainkan kristal protein yang kaya akan energi dan asam amino esensial, berfungsi untuk memberi makan anak-anaknya yang masih berkembang di dalam tubuh induk.
Temuan ini menjadi perhatian global sejak diterbitkannya hasil studi oleh tim ilmuwan dari Institute of Stem Cell Biology and Regenerative Medicine di India. Penelitian yang dipublikasikan dalam International Union of Crystallography Journal (IUCrJ) pada tahun 2016 menunjukkan bahwa kristal susu kecoa mengandung semua asam amino esensial, lipid, serta gula dalam bentuk yang sangat terkonsentrasi. Bahkan, satu kristal kecil memiliki kandungan energi empat kali lebih tinggi daripada susu sapi dengan volume yang sama.
Para peneliti mengungkap bahwa kandungan gizi tinggi ini menjadikan susu kecoa sebagai kandidat superfood masa depan, terutama untuk mengatasi tantangan nutrisi global dan kebutuhan pangan berkelanjutan. Namun, untuk alasan etis dan teknis, tentu tidak ada rencana memerah jutaan kecoa. Sebagai solusinya, ilmuwan kini tengah mengembangkan metode biosintesis melalui modifikasi genetik guna memproduksi protein susu kecoa tanpa harus melibatkan serangga secara langsung.
Meski masih jauh dari pasar umum, kemungkinan besar dalam dekade mendatang kita bisa melihat kristal protein dari susu kecoa tersedia dalam bentuk suplemen atau campuran makanan tinggi gizi. Dunia mungkin belum siap menaruh tetesan susu kecoa ke dalam kopi pagi, tetapi dunia sains telah menegaskan satu hal: inovasi besar sering datang dari sumber paling tak terduga.
Tokoh Pemuda Kecamatan Popayato, Ariyanto Yunus || Foto Istimewa
News – Tokoh Pemuda Kecamatan Popayato, Ariyanto Yunus, angkat bicara menanggapi pemberitaan di salah satu media online yang menyebut adanya dugaan keterlibatan oknum anggota kepolisian dalam aktivitas Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di wilayah Popayato Grup.
Dalam pernyataannya, Ariyanto menegaskan bahwa dalam logika hukum, pihak yang mengemukakan suatu tuduhan bertanggung jawab untuk menyertakan bukti yang kuat.
“Bagi saya, menduga adalah hal biasa. Tapi dalam berita itu, arahnya bukan lagi menduga, melainkan menuduh. Karena ini sudah masuk ranah tuduhan, maka harus bisa dibuktikan,” ujar Ariyanto kepada awak media, Rabu (18/06/2025).
Lebih lanjut, ia menyampaikan kekhawatirannya bahwa tuduhan tanpa dasar seperti ini rentan menimbulkan fitnah, yang bukan hanya mencemarkan nama baik individu, tetapi juga merusak citra institusi kepolisian secara keseluruhan.
“Sekali lagi, yang dirugikan nantinya bukan hanya individu yang disebut, tapi satu institusi. Ini tuduhan serius yang harus dipertanggungjawabkan secara hukum dan moral,” tegasnya.
Ariyanto pun meminta kepada pihak yang menyampaikan tuduhan, dalam hal ini Ketua KPMP, agar segera menyampaikan bukti konkret jika memang memiliki dasar atas pernyataan yang disampaikan ke publik.
Dirinya berharap seluruh pihak dapat bersikap bijak dan bertanggung jawab dalam menyampaikan informasi, agar tidak menciptakan kegaduhan atau menimbulkan keresahan di tengah masyarakat Popayato yang selama ini dikenal hidup dalam suasana damai.
NEWS – Seorang narapidana di California telah menyentuh hati ribuan orang di seluruh dunia setelah menyumbangkan seluruh pendapatannya yang sangat kecil untuk bantuan kemanusiaan di Gaza. Pria tersebut, yang dikenal dengan nama “Hamza”, bekerja sebagai petugas kebersihan di dalam penjara dan menerima upah hanya sekitar 13 sen AS per jam. Dalam kurun waktu 21 hari pada Oktober 2023, ia bekerja selama lebih dari 130 jam dan memperoleh total gaji sebesar 17,74 dolar AS. Tanpa ragu, seluruh uang itu ia donasikan untuk membantu warga sipil Palestina yang terdampak konflik.
Kisah Hamza menjadi sorotan setelah slip gaji dan surat pengajuan donasinya diunggah oleh pembuat film asal Los Angeles, Justin Mashouf, ke platform media sosial X (dulu dikenal sebagai Twitter). Postingan tersebut langsung viral dan memicu gelombang dukungan luas dari warganet. Banyak yang tersentuh oleh tindakan penuh empati dari seseorang yang hidup dalam keterbatasan tetapi tetap berupaya memberi manfaat bagi sesama.
Respon positif dari publik tak berhenti di situ. Banyak orang bertanya bagaimana mereka bisa memberikan bantuan langsung kepada Hamza sebagai bentuk apresiasi atas niat mulianya. Justin Mashouf pun meluncurkan penggalangan dana melalui GoFundMe untuk mendukung Hamza setelah pembebasannya yang direncanakan pada akhir Maret 2024. Dana tersebut akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti tempat tinggal, pakaian, transportasi, hingga pelatihan kerja. Dalam waktu singkat, lebih dari 100 ribu dolar AS berhasil dikumpulkan.
Hamza sendiri merupakan mantan terpidana pembunuhan tingkat dua yang dihukum pada tahun 1986, saat usianya masih remaja. Selama hampir 40 tahun, ia menjalani masa hukuman di balik jeruji dan beberapa kali ditolak dalam sidang pembebasan bersyarat. Setelah masa panjang itu, ia akhirnya akan dibebaskan tahun ini. Dalam sebuah pernyataan, Hamza menyampaikan rasa terima kasihnya kepada seluruh donatur, tetapi ia juga mengajak masyarakat agar tidak hanya fokus membantunya, melainkan turut memprioritaskan bantuan kepada keluarga-keluarga di Gaza, Yaman, dan Afrika yang hidup tanpa akses air bersih, makanan, atau layanan kesehatan.
Kisah Hamza bukan hanya tentang kemurahan hati, tetapi juga tentang harapan, kemanusiaan, dan solidaritas global yang bisa muncul dari tempat yang paling tak terduga. Ia bahkan berjanji untuk menyumbangkan gaji terakhirnya sebelum bebas dan menyalurkan sebagian dari donasi yang ia terima kepada bantuan kemanusiaan di Gaza. Di tengah dunia yang sering kali penuh dengan ketidakadilan dan keputusasaan, tindakan kecil Hamza menjadi pengingat bahwa kebaikan bisa datang dari mana saja—bahkan dari balik tembok penjara.