Connect with us

Gorontalo

Forest Watch Indonesia (FWI) Serukan Penindakan Tegas Terhadap Aktivitas PETI di Pohuwato

Published

on

Pohuwato – Aktivitas Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di wilayah Popayato, Kabupaten Pohuwato, yang terus beroperasi meskipun minimnya penegakan hukum, mendapatkan perhatian serius dari Forest Watch Indonesia (FWI). Melalui pernyataan resmi, juru kampanye FWI, Anggi Prayoga, mengungkapkan keprihatinannya terkait dampak aktivitas ilegal ini terhadap lingkungan, khususnya hutan di Kabupaten Pohuwato.

“Saya mewakili FWI sangat menyayangkan adanya aktivitas PETI di Kabupaten Pohuwato, yang merupakan hutan terakhir di Provinsi Gorontalo, atau lebih dikenal dengan lanskap Paguat-Popayato. Aktivitas ini sama sekali tidak dapat dibenarkan,” tegas Anggi Prayoga.

Menurut Anggi, lokasi tambang ilegal tersebut merupakan habitat spesies yang dilindungi di Gorontalo. Selain itu, kerusakan yang ditimbulkan oleh aktivitas PETI dapat mempercepat laju degradasi hutan dan meningkatkan risiko bencana alam di Gorontalo, yang seharusnya menjadi perhatian utama.

“Selain mengancam keanekaragaman hayati, hilangnya hutan ini akan memperbesar potensi bencana alam yang dapat membahayakan masyarakat. Baik aktivitas tambang legal maupun ilegal yang merusak hutan di Pohuwato tidak bisa dibenarkan. Oleh karena itu, penting sekali untuk mengusut tuntas dalang di balik perusakan hutan ini,” ujarnya.

Anggi juga menekankan pentingnya fungsi ekologis hutan yang tidak dapat digantikan oleh kegiatan lain, termasuk tambang. “Hutan berfungsi menyediakan oksigen, menciptakan iklim mikro yang sejuk, serta menjaga keseimbangan air dan tanah. Jika aktivitas seperti PETI terus dibiarkan, hal ini akan merusak fungsi-fungsi tersebut dan mengancam kelangsungan hidup generasi di Popayato.”

Ia mengharapkan aparat penegak hukum untuk segera mengambil tindakan tegas terhadap aktivitas tambang ilegal tersebut. “Aparat penegak hukum memiliki kewajiban untuk turun ke lapangan dan melakukan penindakan. Jangan sampai pembiaran dan minimnya respon mempercepat kerusakan hutan dan mengakibatkan bencana yang lebih besar. Intinya, apapun alasannya, aktivitas ini harus dihentikan,” tegas Anggi.

FWI menyerukan agar seluruh pihak terkait, baik dari pemerintah maupun aparat hukum, bersinergi dalam menghentikan aktivitas PETI di Kabupaten Pohuwato untuk melindungi hutan yang tersisa dan menjaga keseimbangan ekosistem di Provinsi Gorontalo.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Gorontalo

Roni Sampir dan Adnan Entengo Optimis Bawa Perubahan Melalui Visi Misi Pada Debat Kedua Pilkada Gorontalo

Published

on

Foto bersama usai debat Tim ROAD

KABGOR – Pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Gorontalo, Roni Sampir dan Adnan Entengo, tampil optimis dalam debat kedua yang digelar oleh KPU, Rabu (13/11/24), dengan menyampaikan komitmen untuk melanjutkan capaian positif pemerintahan sebelumnya dan memperbaiki aspek-aspek yang masih memerlukan perhatian.

Dalam paparannya, Roni Sampir menyampaikan visi misi yang bertujuan menguatkan perekonomian, memperbaiki layanan kesehatan, dan memperkuat kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Gorontalo. Roni menekankan pentingnya pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat pasca-pandemi COVID-19, yang sempat melemahkan stabilitas ekonomi di wilayah tersebut. Ia menyatakan kesiapannya untuk meningkatkan ekonomi daerah hingga mencapai 6 persen.

“Kami akan berupaya keras untuk menaikkan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Gorontalo hingga 6 persen sebagai upaya pemulihan yang berkelanjutan,” jelas Roni.

Di sektor kesehatan, pasangan ini berkomitmen untuk fokus pada penanganan stunting, isu yang cukup serius di Gorontalo. Dengan pengalaman Roni sebagai mantan Kepala Dinas Kesehatan yang telah melaksanakan proyek percontohan dalam upaya penurunan angka stunting, ia optimis dapat memberikan dampak nyata terhadap kesehatan anak-anak dan masyarakat.

“Ini bukan hanya janji kosong. Pengalaman saya di bidang kesehatan menjadi bukti bahwa kita mampu menurunkan angka stunting di daerah ini,” tegasnya.

Roni Sampir juga menekankan keberlanjutan sebagai prinsip dasar program kerja mereka, dengan komitmen untuk melanjutkan segala pencapaian positif dan memperbaiki segala kekurangan.

“Kami akan melanjutkan hal-hal baik yang sudah ada dan memperbaiki aspek yang masih perlu ditingkatkan. Komitmen ini merupakan janji kami untuk masyarakat Gorontalo,” tutup Roni dalam debat yang berlangsung hangat dan penuh antusiasme.

Dengan visi dan misi yang kuat, pasangan Roni-Adnan optimis bahwa kolaborasi mereka mampu membawa perubahan positif bagi masyarakat Kabupaten Gorontalo, menuju pembangunan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Continue Reading

Gorontalo

AMMPL Gelar Aksi Demo di Gorontalo, Desak Tindakan Tegas Terhadap PETI di Popayato

Published

on

Gorontalo – Aliansi Mahasiswa dan Masyarakat Peduli Lingkungan (AMMPL) kembali menggelar aksi demonstrasi di Gorontalo, menuntut tindakan tegas terhadap aktivitas Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di wilayah Popayato, Kilometer 18, Kabupaten Pohuwato. Aksi ini digelar sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan yang semakin rusak akibat maraknya aktivitas pertambangan ilegal di daerah tersebut.

Massa aksi yang terdiri dari mahasiswa dan masyarakat mulai berkumpul di depan Kampus Universitas Negeri Gorontalo (UNG) sebelum bergerak ke beberapa lokasi aksi. Demonstrasi dijadwalkan berlangsung di empat titik berbeda, dimulai dari Kantor Mapolda Gorontalo, Kantor Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Gorontalo, Kantor PDAM, dan berakhir di Kantor Gubernur Gorontalo.

Dalam orasinya, Reksa, selaku orator aksi, menekankan pentingnya penegakan hukum terhadap aktivitas tambang ilegal di Popayato yang telah berdampak buruk pada lingkungan dan kesejahteraan masyarakat setempat.

“Kami menuntut pemerintah untuk segera menyelesaikan permasalahan tambang ilegal yang telah merusak alam dan membahayakan kehidupan warga sekitar,” ujar Reksa dalam orasinya.

Aksi ini merupakan kelanjutan dari rangkaian demonstrasi yang telah dilakukan oleh AMMPL, menjadikannya Aksi Jilid ke-3 untuk isu yang sama. Mereka berharap aksi kali ini bisa memberikan dorongan yang lebih kuat kepada pemerintah untuk segera bertindak menyelesaikan masalah PETI yang hingga kini belum sepenuhnya tertangani.

“Selain menuntut tindakan tegas, aksi ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran publik akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan dan mendesak penegakan hukum yang jelas terhadap praktik pertambangan ilegal yang meresahkan,” tambah Reksa.

AMMPL berkomitmen untuk terus menyuarakan aspirasi mereka hingga pemerintah daerah dan aparat penegak hukum memberikan perhatian lebih serius terhadap kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh PETI di wilayah Popayato.

Continue Reading

Gorontalo

Insiden Longsor di Kawasan PETI Popayato, Dua Penambang Tradisional Selamat dengan Luka Patah Tulang

Published

on

Pohuwato – Sebuah insiden longsor terjadi di kawasan Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) yang berlokasi di Kilometer 53 Popayato, berbatasan dengan lahan Hak Guna Usaha (HGU) milik PT. Loka Indah Lestari. Berdasarkan informasi yang dihimpun, dua penambang tradisional dilaporkan tertimpa longsoran tanah dan batu saat tengah melakukan aktivitas pertambangan secara manual di wilayah tersebut.

Korban longsor tersebut adalah GP alias Gufran Pasisingi (19), warga Desa Telaga Biru, Kecamatan Popayato, dan PM alias Paisal Mantulangi (28), warga Desa Dedewulo, Kecamatan Popayato Barat. Kedua penambang ini dilaporkan mengalami patah tulang pada bagian kaki namun berhasil diselamatkan dan saat ini dalam penanganan medis.

Freddy P. Simamora, Pimpinan PT. Loka Indah Lestari, membenarkan peristiwa yang terjadi di perbatasan kawasan HGU perusahaan. Freddy menyampaikan bahwa pihaknya, setelah menerima informasi dari pos keamanan, segera menginstruksikan bantuan evakuasi secara sukarela untuk membawa para korban ke pusat medis terdekat.

“Kami mendapat kabar dari pos terdekat dan langsung memberikan bantuan mobilisasi untuk evakuasi korban menuju puskesmas terdekat,” ungkap Freddy. Namun, ia mengaku belum mengetahui detail kronologis kejadian yang menyebabkan longsor dan menimpa dua penambang tradisional tersebut. Berdasarkan informasi awal yang diperolehnya, kedua korban tertimpa batu gunung yang tiba-tiba longsor.

“Saat ini, kedua korban masih dalam penanganan medis di puskesmas dan berada dalam kondisi selamat meski mengalami cedera patah tulang pada kaki,” tambahnya.

Hingga berita ini dirilis, pihak kepolisian setempat belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait insiden ini.

Continue Reading

Facebook

Terpopuler