Connect with us

Kota Gorontalo

Memasuki Separuh Abad, Korpri Diminta Pertahankan Kekompakan

Published

on

Wakil Wali Kota Gorontalo Ryan Kono saat peringatan puncak HUT Ke -50 Korpri. Foto istimewa

KOTA GORONTALO – Wakil Wali Kota Gorontalo Ryan Kono meminta anggota korps pegawai negeri di lingkungan pemerintah Kota Gorontalo untuk tetap kompak dalam menjaga keutuhan bangsa dan negara. Kekompakan menjadi modal memperkokoh persatuan, berdampak memberikan kontribusi buat kepentingan masyarakat.

“Apabila korpri kompak dan tangguh maka bangsa akan tumbuh, sebab Korpri menjadi mesin roda pemerintahan baik dalam pola pikir maupun pola tindak yang dahsyat untuk menjaga keutuhan negara ini,” kata Ryan saat peringatan puncak HUT Ke -50 Korpri, (29/11/2021).

Ia menambahkan diawal berdirinya, Korpri selalu berupaya terus menerus dalam meneguhkan fungsinya sebagai perekat dan pemersatu bangsa, menjaga netralitas dan hanya berkomitmen tegak lurus terhadap kepentingan bangsa dan negara.

Selain itu Ryan berharap Korpri harus memiliki pardigma maju, mampu bertransformasi menjadi bagian integral dari pemerintahan sebagai pemersatu bangsa, memberikan perlindungan hukum, serta mengemban kesejahteraan anggota.

“Harapan itu sejalan dengan tema sentral peringatan HUT Korpri tahun ini, ASN bersatu, Korpri tangguh dan indonesia tumbuh,” Ujar Ryan.

Ryan menjelaskan bahwa tema HUT Korpri harus dimaknai secara komprehensif. Menurutnya tema ini dapat maknai sebagai mendorong spirit anggota Korpri untuk meningkatkan kontribusi dan upayanya untuk memajukan masyarakat dan negara. terutama di tengah situasi pandemi covid -19 yang masih mewabah.

Demikian juga bagi para guru, dimomentum yang secara bersamaan pada peringatan HUT Guru Nasional ke 25 dan PGRI ke – 76, Ryan meminta para guru harus bangkit membimbing anak didik sebagai aset bangsa. menurutnya harapan ini dapat dicapai apabila semua pihak saling mendukung, berkolaborasi, serta bersinergi untuk memulihkan pendidikan di negeri ini.

“Kepada para pendidik dan kependidikan di Kota Gorontalo yang tanpa mengenal lelah mendedikasikan ilmunya kepada para peserta didik, saya mengucapkan apresiasi sebesar – besarnya,” ucap Ryan.

Oleh karena itu Ryan mengajak semua pihak untuk memberikan dukungan kepada para guru, dalam mencetak generasi penerus yang berkualitas. Ia mengatakan pekerjaan seorang guru tidak mudah untuk dilakukan, profesi ini bertambah berat ketika dihadapkan dengan pandemi corona, segenap guru harus berupaya untuk beradaptasi dengan situasi, kondisi, serta sistem belajar-mengajar.

“Tepatlah jika tema yang diusung oleh pgri pada tahun ini yaitu ‘bangkit guruku, maju negeriku, indonesia tangguh, indonesia tumbuh,” kata Ryan.

Secara terpisah Walikota Gorontalo Marten Taha melalui media virtual memberikan dukungannya kepada para guru untuk terus memajukan pendidikan di Kota Gorontalo.

“Ataas pengabdian bapak dan ibu guru, saya ucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya. semoga waktu dan tenaga yang didedikasikan selama ini dapat menghasilkan para generasi terbaik bangsa,” ucap Marten.

Daerah

Polemik GHM: Mengapa Jalan Kota Gorontalo Dilarang Dipakai?

Published

on

Dok. Lecka

Kota Gorontalo – Wali Kota Gorontalo, Adhan Dambea, kembali mengeluarkan kebijakan yang menarik perhatian publik. Kali ini, ia melarang panitia Gorontalo Half Marathon (GHM) 2025 memanfaatkan jalan milik Pemerintah Kota Gorontalo sebagai lintasan lomba. Langkah ini bukan tanpa dasar. Adhan menegaskan, selama ini warga Kota Gorontalo yang mencoba mencari nafkah di trotoar sejumlah ruas jalan justru mendapat larangan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Gorontalo.

Pemprov Gorontalo mendasarkan larangan tersebut pada UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, serta PP No. 34 Tahun 2006. Selain itu, Pemprov juga mengklaim jalan tersebut adalah aset milik mereka. Padahal, Permen PUPR Nomor 03/PRT/M/2014 memberikan ruang bagi UMKM untuk berjualan di trotoar, asalkan tidak bersifat permanen. Di lapangan, pelaku UMKM Kota Gorontalo yang berjualan di trotoar memang hanya menggelar dagangan secara non-permanen dan hanya beroperasi malam hari.

Kebijakan Adhan ini merupakan respons terhadap kekecewaan masyarakat yang merasa kesulitan ekonomi karena dibatasi kebijakan provinsi. Selain itu, Adhan juga menyoroti sikap panitia GHM yang dianggap kurang menghargai Pemerintah Kota. Kepala Dinas Perhubungan Kota Gorontalo, Hermanto Saleh, mengungkapkan bahwa hingga Kamis, panitia belum hadir untuk membahas teknis jalur lomba, padahal surat mereka telah diterima sejak Senin.

Menurut Hermanto, pemaparan rute sangat penting agar Dinas Perhubungan bisa melakukan kajian lalu lintas dan memberikan rekomendasi kepada pimpinan daerah. Tanpa paparan tersebut, kajian teknis tidak dapat dilakukan.

Dengan demikian, masyarakat diimbau tidak salah dalam menilai kebijakan Wali Kota Adhan Dambea terkait pelarangan penggunaan jalan untuk lintasan GHM 2025.

Continue Reading

Advertorial

Tak Terbendung, 775 Pesilat Siap Ramaikan Turnamen Wali Kota Gorontalo

Published

on

Kota Gorontalo – Antusiasme peserta turnamen pencak silat Wali Kota Gorontalo Cup 2025 membludak. Gelaran open tournament yang akan memperebutkan trofi bergengsi ini menarik minat 775 atlet dari empat provinsi berbeda, menegaskan posisi Gorontalo sebagai panggung besar pencak silat di kawasan timur Indonesia.

Panitia penyelenggara telah mematangkan seluruh persiapan, dari penyesuaian arena hingga kelengkapan fasilitas bagi para atlet. Ketua Panitia Rochmat Gani mengonfirmasi bahwa pendaftaran resmi telah ditutup dengan jumlah peserta jauh melebihi ekspektasi. Meski demikian, sejumlah perguruan masih berupaya agar atlet mereka terdaftar dalam event yang menghadirkan total hadiah Rp 100 juta plus logam mulia 20 gram.

Rochmat menambahkan, bila antusiasme peserta terus meningkat, panitia berkomitmen untuk memberikan panggung di musim berikutnya. “Insya Allah yang belum bisa ambil bagian, bisa ikut pada turnamen season II,” ujarnya.

Lonjakan peserta membuat lokasi event dipindahkan dari Banthayo Lo Yiladia dan Halaman Rujab Wali Kota Gorontalo ke Gedung Olahraga (GOR) Kota Gorontalo. Ketua Pengkot IPSI Kota Gorontalo, Husin Ali menekankan perubahan ini sebagai upaya menampung seluruh kontingen, yang semula hanya diprediksi 300 atlet.

“Jumlah peserta ternyata melampaui perkiraan awal, sehingga Pak Wali meminta agar lokasi dipindahkan ke GOR,” jelas Husin.

Selain melibatkan 37 kontingen dari Gorontalo, tercatat perguruan dari Maluku Utara, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Tengah turut berpartisipasi, menambah semarak turnamen. Menurut Husin, inilah bukti Gorontalo kini punya panggung besar pencak silat yang diimpikan oleh seluruh insan bela diri.

“Dan hari ini, panggung itu kita bangun, di bawah sosok Orang Tua Kita Haji Adhan Dambea. Panggung yang kini membuat dunia silat menoleh ke Gorontalo,” tandas Husin.

Secara rinci, peserta tersebar dalam kategori dewasa (84), remaja (169), pra remaja (274), dan usia dini (261). Total pertandingan mencapai 788 nomor, memperebutkan prestise dan kejuaraan bagi 45 kontingen.

Continue Reading

Advertorial

Sekda Ismail: Literasi Butuh Kolaborasi Semua Pihak

Published

on

Kota Gorontalo – Festival Literasi Gorontalo 2025 yang digelar Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Gorontalo berlangsung meriah di Perpustakaan Daerah, Selasa (18/11). Acara tersebut dibuka langsung oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Gorontalo, Ismail Madjid, yang hadir mewakili Wali Kota Gorontalo, Adhan Dambea.

Dalam sambutannya, Sekda Ismail menyoroti pentingnya penguatan ekosistem literasi di Kota Gorontalo serta kondisi minat baca yang masih memprihatinkan. Ia mengutip hasil survei yang menunjukkan hanya satu dari seribu warga yang rutin membaca, sehingga diperlukan dorongan serius dari seluruh pihak.

“Kebiasaan membaca biasanya tumbuh dari lingkungan terdekat. Jika berada di lingkungan yang gemar membaca, orang lain pun akan terpengaruh dan terbentuk kebiasaan baru,” ujar Ismail.

Selain itu, Ismail juga menyoroti masih adanya kesenjangan akses buku dan pengetahuan di sejumlah wilayah. Ia mengajak semua elemen, baik pemerintah maupun masyarakat, untuk bersama-sama melakukan gerakan literasi yang terbuka, masif, dan kolaboratif.

Pada kesempatan tersebut, Sekda Ismail juga memberikan apresiasi kepada Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Gorontalo beserta seluruh pihak yang turut mendukung terlaksananya festival ini. Ia berharap kegiatan seperti ini mampu mendekatkan masyarakat pada bacaan dan sumber informasi bermanfaat yang mampu meningkatkan kualitas hidup.

Festival yang diisi dengan bedah buku “Adhan Dambea: Cerita di Balik Kontroversi” tersebut resmi dibuka setelah sambutan Sekda Ismail, menandai komitmen pemerintah memperkuat budaya literasi di Kota Gorontalo.

Continue Reading

Facebook

Terpopuler