Gorontalo – Suasana duka menyelimuti Desa Kaidundu, Kecamatan Bulawa, Kabupaten Bone Bolango, setelah Tim SAR Gabungan menemukan sepasang lansia, Rahmin Ulaika (80 tahun) dan Harni Tilome (75 tahun), dalam keadaan meninggal dunia di kebun terpencil. Keduanya dilaporkan hilang sejak tiga hari lalu, dan pencarian yang dilakukan oleh keluarga, warga, serta Tim SAR berakhir dengan kabar yang memilukan.
Kisah ini bermula pada Selasa pagi, 19 Februari 2025, ketika Rahmin dan Harni terakhir terlihat oleh tetangga mereka. Saat itu, mereka sempat mengatakan akan pergi ke kebun untuk memetik kemiri. Namun, keesokan harinya, keluarga yang datang ke rumah mereka tidak menemukan pasangan lansia itu. Pencarian pun dimulai.
Jekri Ulaika, salah satu anggota keluarga, dengan panik mencari ke rumah-rumah tetangga dan kerabat, namun hasilnya nihil. Hati keluarga semakin hancur ketika hari berganti, tetapi tidak ada kabar tentang keberadaan Rahmin dan Harni. Akhirnya, pada Sabtu siang, 22 Februari, keluarga memutuskan untuk melaporkan kejadian ini ke pihak desa dan kepolisian, yang kemudian diteruskan ke Kantor Pencarian dan Pertolongan (Kansar) Gorontalo.
Tim Rescue Kansar Gorontalo segera bergerak ke lokasi dengan membawa peralatan pendukung. Medan yang terjal dan cuaca hujan membuat proses pencarian semakin sulit. Setelah berjam-jam menjelajahi kebun yang luas dan curam, Tim SAR akhirnya menemukan kedua korban dalam keadaan meninggal dunia.
Kedua korban ditemukan terpisah sekitar 20 meter, di tengah kebun dengan kemiringan tanah mencapai 80 derajat. Kondisi medan yang ekstrem dan cuaca buruk menjadi tantangan besar bagi Tim SAR selama proses evakuasi.
Keluarga dan warga Desa Kaidundu tidak bisa menyembunyikan kesedihan mereka. Rahmin dan Harni dikenal sebagai pasangan yang ramah dan pekerja keras. Mereka sering menghabiskan waktu di kebun untuk memetik kemiri, sumber penghidupan mereka selama bertahun-tahun.
“Kami tidak menyangka ini akan terjadi. Mereka selalu pergi ke kebun dan pulang dengan selamat. Tapi kali ini, mereka tidak kembali,” ucap Jekri Ulaika, dengan suara terbata-bata.
Setelah berhasil mengevakuasi kedua korban ke rumah keluarga, Tim SAR Gabungan melakukan debriefing dan evaluasi. Operasi SAR dinyatakan selesai, dan seluruh unsur yang terlibat dikembalikan ke instansi masing-masing dengan ucapan terima kasih.
Kejadian ini menjadi pengingat bagi masyarakat untuk selalu waspada, terutama bagi keluarga yang memiliki anggota lanjut usia. Komunikasi dan pengawasan yang baik dapat mencegah kejadian serupa terulang di masa depan.
Gorontalo – Fraksi Partai Gerindra DPRD Kota Gorontalo menegaskan dukungan penuh terhadap Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) Tahun 2025 tentang Perubahan Kedua atas Perda Nomor 5 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah.
Pandangan umum tersebut disampaikan dalam Sidang Paripurna DPRD Kota Gorontalo yang digelar hari ini, dihadiri Wali Kota Gorontalo Adhan Dambea, Wakil Wali Kota, unsur Forkopimda, kepala OPD, camat, lurah, staf ahli, anggota DPRD, serta perwakilan masyarakat Kota Gorontalo.
Dalam pandangan resminya, Fraksi Gerindra menyatakan bahwa penyesuaian perangkat daerah harus memberi dampak langsung pada pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat.
“Kami tidak ingin perubahan ini hanya sebatas penyesuaian nama dinas atau jabatan. Rakyat harus merasakan pelayanan yang lebih cepat, transparan, dan berkualitas. Politik bagi kami adalah jalan pengabdian, dan tugas pejabat adalah melayani, bukan dilayani,” tegas juru bicara Fraksi Gerindra.
Gerindra juga memberikan catatan penting terkait langkah reformasi birokrasi di Kota Gorontalo, di antaranya:
•Penempatan aparatur harus berdasarkan integritas dan kompetensi, bukan kepentingan politik;
•Kecamatan dan kelurahan sebagai ujung tombak pemerintahan harus diperkuat sumber daya dan anggaran;
•Transparansi dan akuntabilitas harus menjadi dasar setiap kebijakan daerah.
“Kami mendukung penuh kebijakan Wali Kota Gorontalo untuk memperkuat birokrasi daerah, asalkan orientasinya jelas: memudahkan rakyat dan mempercepat pembangunan,” lanjut pernyataan Fraksi Gerindra.
Sidang paripurna ini menjadi langkah awal pembahasan Ranperda, yang diharapkan segera rampung dan membawa perubahan nyata untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik di Kota Gorontalo.
Gorontalo – Masyarakat Desa Parungi, Boalemo berhasil mengungkap aksi penyelundupan kekayaan Mineral, Batu Hitam yang diduga berasal dari Suwawa, Bone Bolango, Senin 1 September 2025 malam.
Dari informasi masyarakat, tiga truk masing-masing bernomor polisi DM 8314 BF, DM 8335 EC, dan DM 8475 CA semula berhasil ditahan namun berhasil kabur karena masyarakat terkendala terhadap wewenang atau otoritas.
Namun dari informasi masyarakat yang sempat menahan menyebut bahwa ketiga truk tersebut akan menuju ke Pelabuhan Pantoloan, Palu.
Berdasarkan hal ini, informasi yang coba dihimpun juga menduga bahwa batu hitam selundupan tersebut milik salah satu investor bernama Djolie Trisno.
Alhasil, karena telah jadi komsumsi publik, masyarakat meminta agar pihak otoritas Pelabuhan Pantoloan di Palu beserta APH setempat menindak tegas truk yang memuat batu hitam ilegal.
“Semoga dorang dapa tangkap di Pelabuhan Palu sana, APH juga harus bertindak tidak boleh mo kase biar bagini terus,” ketus Masyarakat yang berhasil mengendus aktivitas ilegal tersebut.
Jika hal tersebut lagi-lagi dibiarkan, maka ini membuktikan lemahnya pengawasan dari pihak Aparat Penegak Hukum (APH).
Sebelumnya, temuan penyelundupan batu hitam asal Suwawa juga menjadi sorotan publik saat pihak Bea Cukai di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta juga berhasil membongkar aktivitas ilegal tersebut beberapa waktu silam.
Gorontalo – Arus lalu lintas di kawasan Simpang Lima Kota Gorontalo kembali normal pasca kericuhan demonstrasi yang digelar Aliansi Mahasiswa Merah Putih, Senin (09/01/2025).
Aksi unjuk rasa yang dimulai sejak pukul 13.00 Wita sempat membuat lalu lintas dari berbagai arah menuju Simpang Lima terhambat. Namun, pada malam harinya, kendaraan roda dua, roda empat hingga kontainer sudah kembali bisa melintas di lokasi tersebut.
Meski demikian, aparat keamanan dengan perlengkapan lengkap masih terlihat berjaga di sekitar area demonstrasi untuk mengantisipasi potensi gangguan.
Dalam kericuhan yang terjadi, tidak ada korban jiwa. Namun, beberapa mahasiswa dilaporkan diamankan pihak kepolisian dan dibawa ke Polda Gorontalo. Selain itu, sejumlah massa aksi harus mendapat perawatan di rumah sakit akibat sesak napas setelah menghirup gas air mata yang ditembakkan aparat untuk membubarkan demonstrasi.