Ruang Literasi
Menuju Langit Kebahagiaan
Published
5 years agoon

Oleh : Muhammad Makmun Rasyid
Allah menuntun yang Dia kehendaki ke dalam cahaya-Nya. Kehendak-Nya itu harus diusahakan dengan penuh kegigihan. Kebahagiaan tidak terletak pada sisi materi yang dimiliki, melainkan berkenaan dengan kondisi spiritual. Al-Ghazali menyebutnya sebagai manifestasi berharga, lebih-lebih saat berada di puncak ketakwaan. Disini kebahagiaan yang menempel pada aspek duniawi merupakan pantulan dari sedikit cahaya-Nya yang menempel pada seseorang. Maksudnya, asbab adanya keyakinan diri akan hakikat segala yang ada bersumber dari-Nya (kondisi hati yang prima), kemudian melahirkan ketenangan pikiran.
Seseorang yang diberikan kelebihan segala sesuatu dalam aspek duaniwi tidak menjamin kebahagiaan menyertai dirinya. Dalam darasnya kaum bijak bestari bahwa puncak kebahagiaan adalah berjumpa dengan-Nya dan diberikan keteguhan menjalankan ibadah dalam bentuk dan ritual apapun.
Segala perbuatan manusia dalam kehidupannya, sangat tergantung dari ketenangan pikiran dan penerimaan hatinya. Sebab itu, suatu hari Buya Hamka melontarkan pertanyaan kepada muridnya, “apalah gunanya pena emas bagi orang yang tak pandai menulis? Apalah harga intan bagi orang gila?” Pertanyaan ini sedang menyimpan penjelasan akan keterhubungan akal pikiran yang jernih dan aktif.
Dalam ramadan ini, daras yang penting untuk diraih adalah kembalinya diri ke langit kebahagiaan dan menuju kampung surgawi. Tuhan, sesekali bertanya pada orang-orang yang hidupnya hanya bergumul pada materi, “fa aina tazhabûn?” atau “hendak kemana engkau pergi (pulang)?”. Juga menegur orang-orang yang hilang dari realitas kehidupan di dunia; hanya menyibukkan urusan vertikal (hubungan manusia dengan-Nya).
Lalu apa yang sebenarnya apa yang diinginkan-Nya? Keseimbangan dalam hidup selama di dunia. Setiap orang perlu menggunakan semua kekuatan akalnya untuk mencapai semua keinginan. Setelah dicapai, maka kebahagiaan akan didapatkan. Tapi Dia mengatakan, kebahagiaan hakiki adalah bermesraan antara kamu dan Aku. Sebab itu, orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal kebajikan akan dibalas oleh-Nya. Misalnya, “surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai dan kekal di dalamnya” (Qs. al-Nisâ’ [4]: 57. Upaya mendapatkan balasan itu dibutuhkan konsistensi.
Di bulan puasa ini, setidaknya kita belajar untuk konsisten dalam beribadah dan bersosial. Kondisi hati itu tidak boleh dipengaruhi oleh keadaan hidup yang enak maupun tengah dipenuhi onak; sedang lapang maupun sulit; sedang tenang atau gundah. Apapun kondisinya tidak mengubah bening dan jernihnya seseorang dalam mengabdi kepada Tuhan. Dinyatakan dalam sebuah hadis qudsi, “siapa yang tidak bersabar atas bala-Ku, tidak bersyukur atas ragam nikmat-Ku dan tidak ridha dengan keputusan-Ku, hendaklah dia keluar dari bawah langit-Ku dan carilah Tuhan selain Aku.”
Hadis qudsi itu sebagai teguran untuk mereka yang hanya mendekat pada-Nya dikala nestapa menimpanya. Penulis kitab “Al-Hikam”, Ibnu ‘Atha’illah menyatakan, “siapa yang tidak mengampiri-Nya dengan pemberian-Nya yang halus akan diseret kepada-Nya dengan rantai ujian”. Kita bisa belajar dari keteladanan Nabi Muhammad walau dijamin masuk surga, tapi tetap konsisten salat malam hingga kakinya bengkak dan tangis beliau yang membuat dada dan punggung berguncang terdengar jelas. Katanya, “masak aku tidak menjadi hamba yang bersyukur?”
Nabi terus mendekati Tuhan lewat bersyukur. Pada aspek ini saja, kita sebagai manusia yang mendapat jaminan masih mengalami pasang surut. Yang terbanyak adalah bersyukur kalau mendapat sesuatu yang memiliki takaran banyak. Lewat ungkapan itu, Nabi mengajarkan kepada ummatnya: melepas belenggu yang mengikat diri dan menjadi penghalang untuk bersyukur. Namun ingat, bersyukur yang dipraktikkan Nabi bukan pasrah tanpa ikhtiar dan usaha memenuhi kebutuhan akal dan hati.
Pelajaran berikutnya, seseorang harus mengibaratkan dirinya laksana supir. Seorang pengemudi yang memandang lalu lintas, tidak akan teralihkan oleh keadaan sekitarnya atau perangkat keindahan yang terdapat dalam mobilnya. Kaca yang berada di kiri-kanan pun hanya sesekali ia lihat. Begitulah perjalanan menuju Ilahi Rabbi. Ia terus merendahkan hatinya dengan menyakini bahwa perjalanan ini diperjalankan oleh-Nya. Karena diperjalankan, maka bersyukur pada-Nya adalah kepastian.
Penempuh jalan kebenaran melaluinya dengan penuh kewajaran. Apapun yang menempel di tubuhnya, baik pangkat dan jabatan tidak membuatnya silau. Ia teguh pada prinsip, semuanya hanyalah titipan-Nya. Dunia bagi salik, bukan untuk dijauhi, sebab itu semua bisa menjadi kendaraan menuju puncak kebahagiaan hakiki. Tuhan berharap, manusia tidak terjebak dalam membangun istana pasir yang tidak lekang oleh gelombang pasang yang melanda tepian pantai.
Memang, seseorang perlu sesekali melihat alam realitas. Di dunia ini, Allah telah memberikan contoh nyata melalui orang yang tersesat di gurun pasir dan terperdaya oleh fatamorgana; seorang membeli buku, namun sesampainya di rumah pesanannya, ia kecewa. Contoh nyata ini akibat dalam perjalanan menuju kebahagiaan hakiki terpesona oleh tampilan lahiriyah. Orang-orang yang mabuk akan agamanya dan bangga akan ibadahnya kerap terjebak pada simbol dan lambang kesalihan dan kesucian.
Obatnya itu hanya satu, sebagaimana tujuan puasa: mengekang nafsu. Jadi, kalau berpuasa dan mengaji agar tampak salih, maka orang tersebut belum melebur ke dalam Ramadan. Kenapa? Pengembaraan dalam Ramadan ini, khususnya menjelang malam-malam seribu bulan adalah pengembaraan dari luar ke dalam; dari yang tertangkap indera kasar menuju yang sangat amat halus dan lembut.
Maka tak heran, para penceramah kerap mendengungkan bahwa puasa adalah olah batin. Disini maksudnya adalah mengasah rasa. Rumi pernah berujar, “jika rahasia makrifat hendak kau capai; buanglah huruf, ambillah makna”. Bait tersebut menuntun siapa saja yang masuk ke dalam Ramadan harus menyebrangi ragam bentuk lahiriyah; menuju ke kedalaman untuk menemukan yang tersamar dalam ragam simbol dan bentuk.
Dalam Al-Qur’an sangat jelas. Perintahnya, “perhatikan apa yang ada di langit” bukan “lihatlah langit”. Kenapa? Ini perintah dari-Nya agar siapa saja tidak berhenti pada wujud materi belaka. Ia harus menyingkap tabir di balik materi itu. Kalau kita misalkan dengan al-Qur’an, ia ibarat sebuah permata yang memancarkan cahaya berbeda-beda sesuai dengan sudur si penglihat atau pembacanya. Sebab itu, Qur’an kerap disebut sebagai lautan tak bertepi, sumur tanpa dasar. Setiap yang diciptakan-Nya meniadakan makna tunggal.
Setidaknya, kita mulai menyicil semaksimal mungkin: membenahi sisi batiniyah tanpa melupakan aspek lahiriyah. Dengan begitu, setelah berpuasa, kita tidak dalam keadaan, apa yang saya sebut masih adanya lubang yang menganga teramat dalam dengan bara yang menjilat-jilat dada. Hal ini sebagai penggambaran akan keadaan manusia yang jiwanya gersang dan jauh dari-Nya. Harapan kita semua, setelah ramadan pergi, kita pun bersih dari kotoran dan menuju-Nya penuh kebahagiaan tanpa mengada-ngada.
You may like
-
Pengamen Gorontalo Ini Siap Ukir Prestasi di Indonesian Idol 2025
-
Genangan Air dan Jalan Rusak Jadi Sorotan Reses Fikran Salilama di Kota Gorontalo
-
Infrastruktur dan Pariwisata Jadi Fokus Komisi I Saat Tinjau Desa Tualango
-
Humas dan Protokol UNG Siap Unjuk Kinerja di Ajang Bergengsi Kemdiktisaintek 2025
-
Aktivis Lingkungan Tolak Revisi Palsu UU Kehutanan: “Jangan Jadikan Bioenergi Kedok Perampasan
-
Pungli di Balik Skripsi? UNIPO Didesak Bersih-Bersih Pejabat Kampus
News
Bukan Hoax! Susu Kecoa Sedang Diteliti Sebagai Makanan Masa Depan
Published
5 days agoon
26/06/2025
Barakati.id – Di balik stigma serangga yang menjijikkan dan sering dianggap hama, kecoa ternyata menyimpan potensi besar dalam dunia nutrisi. Spesies Diploptera punctata, satu-satunya kecoa vivipar yang melahirkan ketimbang bertelur, ternyata menghasilkan cairan bergizi luar biasa yang disebut “susu kecoa”. Cairan ini bukan sekadar nutrisi biasa, melainkan kristal protein yang kaya akan energi dan asam amino esensial, berfungsi untuk memberi makan anak-anaknya yang masih berkembang di dalam tubuh induk.
Temuan ini menjadi perhatian global sejak diterbitkannya hasil studi oleh tim ilmuwan dari Institute of Stem Cell Biology and Regenerative Medicine di India. Penelitian yang dipublikasikan dalam International Union of Crystallography Journal (IUCrJ) pada tahun 2016 menunjukkan bahwa kristal susu kecoa mengandung semua asam amino esensial, lipid, serta gula dalam bentuk yang sangat terkonsentrasi. Bahkan, satu kristal kecil memiliki kandungan energi empat kali lebih tinggi daripada susu sapi dengan volume yang sama.
Para peneliti mengungkap bahwa kandungan gizi tinggi ini menjadikan susu kecoa sebagai kandidat superfood masa depan, terutama untuk mengatasi tantangan nutrisi global dan kebutuhan pangan berkelanjutan. Namun, untuk alasan etis dan teknis, tentu tidak ada rencana memerah jutaan kecoa. Sebagai solusinya, ilmuwan kini tengah mengembangkan metode biosintesis melalui modifikasi genetik guna memproduksi protein susu kecoa tanpa harus melibatkan serangga secara langsung.
Meski masih jauh dari pasar umum, kemungkinan besar dalam dekade mendatang kita bisa melihat kristal protein dari susu kecoa tersedia dalam bentuk suplemen atau campuran makanan tinggi gizi. Dunia mungkin belum siap menaruh tetesan susu kecoa ke dalam kopi pagi, tetapi dunia sains telah menegaskan satu hal: inovasi besar sering datang dari sumber paling tak terduga.
Gorontalo
Ariyanto Yunus: Tuduhan Serius Harus Disertai Bukti, Jangan Rusak Institusi
Published
2 weeks agoon
17/06/2025
News – Tokoh Pemuda Kecamatan Popayato, Ariyanto Yunus, angkat bicara menanggapi pemberitaan di salah satu media online yang menyebut adanya dugaan keterlibatan oknum anggota kepolisian dalam aktivitas Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di wilayah Popayato Grup.
Dalam pernyataannya, Ariyanto menegaskan bahwa dalam logika hukum, pihak yang mengemukakan suatu tuduhan bertanggung jawab untuk menyertakan bukti yang kuat.
“Bagi saya, menduga adalah hal biasa. Tapi dalam berita itu, arahnya bukan lagi menduga, melainkan menuduh. Karena ini sudah masuk ranah tuduhan, maka harus bisa dibuktikan,” ujar Ariyanto kepada awak media, Rabu (18/06/2025).
Lebih lanjut, ia menyampaikan kekhawatirannya bahwa tuduhan tanpa dasar seperti ini rentan menimbulkan fitnah, yang bukan hanya mencemarkan nama baik individu, tetapi juga merusak citra institusi kepolisian secara keseluruhan.
“Sekali lagi, yang dirugikan nantinya bukan hanya individu yang disebut, tapi satu institusi. Ini tuduhan serius yang harus dipertanggungjawabkan secara hukum dan moral,” tegasnya.
Ariyanto pun meminta kepada pihak yang menyampaikan tuduhan, dalam hal ini Ketua KPMP, agar segera menyampaikan bukti konkret jika memang memiliki dasar atas pernyataan yang disampaikan ke publik.
Dirinya berharap seluruh pihak dapat bersikap bijak dan bertanggung jawab dalam menyampaikan informasi, agar tidak menciptakan kegaduhan atau menimbulkan keresahan di tengah masyarakat Popayato yang selama ini dikenal hidup dalam suasana damai.
News
Tak Punya Banyak, Tapi Narapidana Ini Memberi Segalanya Untuk Gaza
Published
2 weeks agoon
17/06/2025
NEWS – Seorang narapidana di California telah menyentuh hati ribuan orang di seluruh dunia setelah menyumbangkan seluruh pendapatannya yang sangat kecil untuk bantuan kemanusiaan di Gaza. Pria tersebut, yang dikenal dengan nama “Hamza”, bekerja sebagai petugas kebersihan di dalam penjara dan menerima upah hanya sekitar 13 sen AS per jam. Dalam kurun waktu 21 hari pada Oktober 2023, ia bekerja selama lebih dari 130 jam dan memperoleh total gaji sebesar 17,74 dolar AS. Tanpa ragu, seluruh uang itu ia donasikan untuk membantu warga sipil Palestina yang terdampak konflik.
Kisah Hamza menjadi sorotan setelah slip gaji dan surat pengajuan donasinya diunggah oleh pembuat film asal Los Angeles, Justin Mashouf, ke platform media sosial X (dulu dikenal sebagai Twitter). Postingan tersebut langsung viral dan memicu gelombang dukungan luas dari warganet. Banyak yang tersentuh oleh tindakan penuh empati dari seseorang yang hidup dalam keterbatasan tetapi tetap berupaya memberi manfaat bagi sesama.
Respon positif dari publik tak berhenti di situ. Banyak orang bertanya bagaimana mereka bisa memberikan bantuan langsung kepada Hamza sebagai bentuk apresiasi atas niat mulianya. Justin Mashouf pun meluncurkan penggalangan dana melalui GoFundMe untuk mendukung Hamza setelah pembebasannya yang direncanakan pada akhir Maret 2024. Dana tersebut akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti tempat tinggal, pakaian, transportasi, hingga pelatihan kerja. Dalam waktu singkat, lebih dari 100 ribu dolar AS berhasil dikumpulkan.
Hamza sendiri merupakan mantan terpidana pembunuhan tingkat dua yang dihukum pada tahun 1986, saat usianya masih remaja. Selama hampir 40 tahun, ia menjalani masa hukuman di balik jeruji dan beberapa kali ditolak dalam sidang pembebasan bersyarat. Setelah masa panjang itu, ia akhirnya akan dibebaskan tahun ini. Dalam sebuah pernyataan, Hamza menyampaikan rasa terima kasihnya kepada seluruh donatur, tetapi ia juga mengajak masyarakat agar tidak hanya fokus membantunya, melainkan turut memprioritaskan bantuan kepada keluarga-keluarga di Gaza, Yaman, dan Afrika yang hidup tanpa akses air bersih, makanan, atau layanan kesehatan.
Kisah Hamza bukan hanya tentang kemurahan hati, tetapi juga tentang harapan, kemanusiaan, dan solidaritas global yang bisa muncul dari tempat yang paling tak terduga. Ia bahkan berjanji untuk menyumbangkan gaji terakhirnya sebelum bebas dan menyalurkan sebagian dari donasi yang ia terima kepada bantuan kemanusiaan di Gaza. Di tengah dunia yang sering kali penuh dengan ketidakadilan dan keputusasaan, tindakan kecil Hamza menjadi pengingat bahwa kebaikan bisa datang dari mana saja—bahkan dari balik tembok penjara.

Pengamen Gorontalo Ini Siap Ukir Prestasi di Indonesian Idol 2025

Genangan Air dan Jalan Rusak Jadi Sorotan Reses Fikran Salilama di Kota Gorontalo

Infrastruktur dan Pariwisata Jadi Fokus Komisi I Saat Tinjau Desa Tualango

Humas dan Protokol UNG Siap Unjuk Kinerja di Ajang Bergengsi Kemdiktisaintek 2025

Aktivis Lingkungan Tolak Revisi Palsu UU Kehutanan: “Jangan Jadikan Bioenergi Kedok Perampasan

Gerindra Sambut Tokoh Baru, Indra Gobel Resmi Bergabung

SATRIA Provinsi Gorontalo Gelar Bakti Sosial dalam Rangka HUT ke-17

Rumah Hangus, Harapan Pupus: Warga Bonepantai Kehilangan Tempat Tinggal dan Pakaian Sekolah Anak

Limonu Hippy: “Petani Ditipu, Lahannya Dijadikan Jaminan Bank oleh Perusahaan Sawit”

Desak Evaluasi Polres Boalemo, Marten Basaur Lapor Langsung ke Bambang Soesatyo

PKK GELAR JAMBORE PKK TINGKAT KABUPATEN GORUT

Kota Gorontalo Peringkat kedua Internet Paling Ngebutt se-Indonesia

PIMPIN RAPAT PENYERAPAN PROGRAM, BUPATI PUAS HASIL EVALUASI

PEMKAB GORUT BERIKAN BANTUAN RP. 1 JUTA/ORANG UNTUK JAMAAH CALON HAJI

Dua Kepala Desa Di copot Bupati
Terpopuler
-
Gorontalo3 weeks ago
Gerindra Sambut Tokoh Baru, Indra Gobel Resmi Bergabung
-
Gorontalo2 months ago
Aleg DPR RI Rusli Habibie Nyatakan Dukungan Penuh untuk Pelaksanaan CSP XVIII di Gorontalo
-
DPRD PROVINSI2 months ago
Limonu Hippy : Digitalisasi dan harga Gabah yang stabil kunci Swasembada Pangan di Gorontalo
-
Bone Bolango3 months ago
Sungai Bilungala Tak Kunjung Dinormalisasi, Warga Bonepantai Terus Diteror Banjir Bandang
-
DPRD PROVINSI2 months ago
Iqbal Al Idrus Desak Pemprov Gorontalo rampungkan kesiapan Lahan Sekolah Rakyat
-
Bone Bolango3 months ago
Evakuasi Mahasiswa Terjebak: Lima Selamat, Tiga Dinyatakan Meninggal Dunia
-
Daerah3 months ago
Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Gorontalo Soroti Ketimpangan RUPS Bank SulutGo: “Ini Bentuk Arogansi Korporasi
-
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO3 months ago
Rektor UNG Eduart Wolok: Belasungkawa untuk Mahasiswa Geologi Korban Musibah di Bulawa