Connect with us

Gorontalo

Keterlibatan Alat Berat dalam Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) Mengkhawatirkan di Desa Karya Baru

Published

on

GORONTALO – Penggunaan alat berat dalam kegiatan Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di Desa Karya Baru, Kecamatan Dengilo, menjadi sumber kekhawatiran yang meningkat. Meskipun upaya penindakan telah dilakukan, para pelaku PETI terus menggunakan excavator untuk mengeksploitasi sumber daya alam dengan tujuan ekstraksi emas, mengabaikan dampak negatif yang ditimbulkannya pada lingkungan dan masyarakat setempat.

Kondisi lingkungan yang semakin terkikis oleh aktivitas PETI menimbulkan keprihatinan akan sulitnya memulihkan kerusakan yang telah terjadi dalam waktu singkat. Meskipun ada upaya pengawasan dari pihak berwenang, keberadaan tiga alat berat excavator yang masih aktif di PETI Desa Karya Baru, Kecamatan Dengilo, masih menjadi perhatian utama.

Menurut laporan dari Barakati.id, pada Rabu (03/4/2024), aktivitas operasional dua dari tiga alat excavator tersebut diduga milik salah satu pelaku usaha bernama Midun, seperti yang diungkapkan oleh salah satu warga setempat. Meski demikian, konfirmasi langsung terkait kepemilikan alat tersebut tidak dapat dilakukan karena pemiliknya tidak berada di lokasi pada saat itu.

Keberadaan alat berat ini bukan hanya mengkhawatirkan dari segi ekologis, tetapi juga memberikan dampak sosial dan ekonomi yang negatif bagi masyarakat setempat. Eksploitasi sumber daya alam yang tidak terkendali mengancam keberlangsungan hidup dan mata pencaharian masyarakat di sekitar wilayah PETI.

Pemerintah dan lembaga terkait diimbau untuk meningkatkan pengawasan dan penegakan hukum guna menghentikan aktivitas PETI yang merugikan ini. Kerjasama antara pemerintah, kepolisian, dan masyarakat setempat sangat diperlukan untuk melindungi lingkungan dan mencegah kerugian yang lebih besar di masa depan.

Gorontalo

Memeriahkan Harlah GP Ansor ke-90: Jalan Sehat dan Peduli Disabilitas, Komitmen PW Gorontalo dalam Membangun Masyarakat

Published

on

GORONTALO – Dalam rangka memperingati Hari Lahir ke-90 Gerakan Pemuda (GP) Ansor, Pengurus Wilayah GP Ansor Gorontalo mengadakan serangkaian kegiatan. Dimulai dari jalan sehat pada Ahad (28/4/2024) yang diawali dari markas PMII Kabupaten Gorontalo. Kegiatan ini kemudian diikuti dengan acara peduli terhadap disabilitas di Kota Gorontalo pada Senin (29/4/2024), yang akan dihadiri oleh Wali Kota Gorontalo, Marten Taha.

Kegiatan jalan sehat pagi tadi turut dihadiri oleh sejumlah tokoh, termasuk Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Gorontalo, M. Muflih B. Fattah, Kakan Kemenag Kota Gorontalo Misnawaty S. Nuna, Dekan Syariah IAIN Sultan Amai Gorontalo, Ketua PW GP Ansor Gorontalo Dikson Yasin, serta pengurus PW dan kader-kader GP Ansor se Provinsi Gorontalo.

Dalam kesempatan tersebut, Ketua PW Ansor Gorontalo, Dikson Yasin, menyatakan bahwa di usia ke-90 tahun GP Ansor, kehadiran organisasi ini di Gorontalo harus diperkuat. GP Ansor memiliki komitmen untuk menjaga keutuhan NKRI, Pancasila, dan mengawal para ulama. Organisasi ini juga siap bertindak jika ada upaya merusak kebinekaan NKRI dari pihak-pihak tertentu. Dikson juga menekankan pentingnya peran kader-kader Ansor dalam memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat, serta menjaga nilai-nilai toleransi dalam berdakwah Islam.

Selain itu, Dikson menegaskan bahwa GP Ansor akan terus mempertahankan nilai dan tradisi yang sudah terbangun, sambil terus mengembangkan sumber daya manusia dan berkolaborasi dengan pemuda-pemuda Gorontalo dan Indonesia secara umum.

Sementara itu, Kakanwil Kemenag Provinsi Gorontalo, M. Muflih B. Fattah, menyampaikan ucapan selamat Harlah ke-90 untuk GP Ansor. Beliau juga menekankan bahwa kontribusi GP Ansor di Gorontalo harus lebih besar lagi, terutama dalam meningkatkan kemaslahatan umat. GP Ansor diharapkan dapat menjadi wadah positif bagi pemuda-pemuda di Gorontalo dan terus bergerak menuju masa depan yang lebih baik.

Continue Reading

Gorontalo

Pilkada 2024 Tinggal 1000 Jam

Published

on

Oleh : Dr. Funco Tanipu., ST., M.A (Founder The Gorontalo Institute, Pengajar Mata Kuliah Sosiologi Politik di Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Gorontalo).

GORONTALO – Pilkada 2024 menyisakan waktu sekitar 112 hari lagi atau 1000 jam. Tapi, jika dihitung secara lebih efektif, waktu “kerja” politisi termasuk Calon Kepala Daerah dan Calon Wakil Kepala Daerah, praktis tinggal 112 hari.

Bukannya Pilkada nanti tanggal 27 November 2024? Yang berarti masih 210 hari lagi? Tapi kok hanya dihitung “110 an Hari” lagi? Kenapa 112 hari, karena tiap minggu tidak mungkin ada yang kerja bisa 24/7 atau 24 jam dalam 7 hari. Itu tidak mungkin.

Jelang Pilkada yang waktu kalender masih sekitar 210 hari, tetapi waktu efektif hanya 112 hari. Itu bisa didapatkan dengan menghitung sederhana ; seminggu itu hanya bisa sekitar 4 hari efektif. 3 hari untuk keluarga dan diri sendiri. Artinya dari April sampai November ada sekitar 28 minggu. Jika seminggu hanya bisa 4 hari efektif maka tersisa hanya 112 hari

Sisa waktu hari pun tidak mungkin 24 jam sehari dihabiskan untuk kerja politik. Pasti ada agenda pribadi, misalnya tidur, makan, mandi, main hp, termasuk rebahan. Belum ditambah “mager” alias malas gerak.

Dalam sehari, aktifitas untuk agenda pribadi, paling tidak memakan waktu 10 jam sehari. Berarti tinggal 14 jam yang efektif per hari.

Jika sisa waktu 112 hari dikalikan 14 jam efektif berarti ada sekitar 1568 jam efektif yang tersisa sebelum Pilkada 2024.

1568 jam itu sangat tipis, karena anda (jika misalnya baru kali ini ikut Pilkada) berarti harus mencari “sumber daya” untuk bergerak, harus membangun jaringan baru, membangun popularitas, memperkuat likeabilitas (ketersukaan, atau bagaimana anda bisa disukai) hingga keterpilihan anda.

Syarat-syarat diatas tidak bisa kualitatif atau sekedar dapat masukan dari tim sukses, ring satu, tangan kanan, dan circle anda ; “pokoknya, aman ti pak/ibu pa saya sana, warga itu bolo ba tunggu saya pe perintah”, atau “hi iyoma ju ti tati to kambungu loodungohe tanggulo li pak”, atau “he du’a li tatiye to tihi lo kambungu turusi ti pak botiye, bo atie dipo le dingingo tihi lingoliyo”, ada juga “ali tatiey boyito penu bo pulsa, modungohu tingoliyo”, dan yang unik “ma ilo tohilopa li tatiye ngo kambungu ti pak boti, iyo-iyomo pake pake jas, madelo ma polantikan”.

Ukuran-ukuran kualitatif seperti diatas, bagi pemula lumayan “beken sanang talinga”. Dan, ada “kaidah umum” ; harus “ba lucur” dengan “ba siram”. Kalo tidak, akan keluar jawaban ancaman pamungkas : “ti tatiye to kambungu boyito mahe nao mao lo calon uwewo, bo pilele mao latiya, pohulata kode”.

Nah, 1000 an jam itu, akan ada model dan gaya dari “penyintas” politik, yang biasa main “dua kaki, “lima kaki” hingga “kaki saribu”. Yang ilmu tersebut sudah diupdate selama beberapa kali Pilkada yang semakin canggih, apalagi pengalaman Pemilu barusan.

Tapi, Pilkada butuh angka pasti, sangat kuantiatif. Selain ilmu dasar dalam politik lokal harus disesuaikan : “jangan cuma bisa kali-kali, tambah-tambah, dengan kurang-kurang, tapi juga debo harus tau bagi-bagi”.

Walaupun kategorinya sudah “pragmatis”, tapi itu fakta kontestasi politik pada ranah lokal. Jika popularitas anda dibawah, apalagi ketersukaan rendah, gagasan anda “taap”, jaringan anda cuma hanya dalam satu marga “baku kanal” itupun cuma karena “dorang hitung” keluarga. Maka, “resources” untuk cost harus anda siapkan. Butuh energi maksimal dalam 1000 an jam dalam meningkatkan itu.

Waktu 1000 an jam itu sangat tipis. Dan saya yakin, tidak semua kandidat punya hitungan detail soal jumlah pemilih, nama, alamat, keyakinan pemilih tersebut sudah berapa persen memilih anda, berapa banyak keluarga atau teman yang bisa dia ajak, hingga bagaimana dia mentransfer gagasan anda pada lingkungannya.

Jangan sampai narasi yang didistribusi itu hanya sekedar “orang bae dia”. Narasi “orang bae” apalagi “kancang te rajal” pasti membutuhkan anggaran yang tidak sedikit. Praktek “pragmatis” di masyarakat karena berasal dari konstruksi wacana “orang bae”, “kancang”.

Oleh karena itu, harus ada keseimbangan dalam agenda 1000 an jam. Tidak boleh tunggal, apalagi cuma modal “kuti-kuti” pada saat serangan fajar. Harus diingat, bukan cuma anda yang siap “bakuti-kuti”, yang lain juga. Karenanya, membangun narasi, personal branding harus hati-hati.

Membangun reputasi penting, tapi tidak sekedar anda membagikan “quote”, “kata-kata mutiara” yang entah anda copot dari mana, ditambah gambar anda sebagai pemanis, yang itu anda bagikan di whatsapp story, facebook, instagram story, dll, yang itu terus terang sangat membosankan.

Oleh karena itu, waktu 1000 an jam yang sangat pendek, membuat anda harus kurangi “mager”, dan hal-hal tidak produktif lainnya.

Selamat memasuki etape 1000 jam, rencanakan dengan baik, persiapkan mental, perbaiki hubungan yang telah rusak, perbanyak modal sosial, dan pada intinya sejauh dan sekeras apapun anda, Allah sebagai penentu, serahkan padaNya setiap urusan dalam setiap tarikan nafas dan gerak ikhtiar anda.

Continue Reading

Gorontalo

FOPI Gorontalo Siap Bersaing di Pentaque Tournament 2024 Gresik

Published

on

GORONTALO – FOPI Gorontalo, di bawah kepemimpinan Dr. dr. Cecy Wolok Karim, Sp. GK, siap menantang 122 peserta dalam Pentaque Tournament 2024 di Gresik. Mereka mengirimkan 12 tim, termasuk 7 tim double dan 5 tim triple, untuk bersaing dalam Kejuaraan Petanque Double Open & Triple Open New Kampret Tournament pada tanggal 26-28 April 2024.

Meskipun belum berhasil lolos ke PON XXI Aceh-Sumut, FOPI Gorontalo terus berkomitmen pada pembinaan dan partisipasi dalam berbagai event pentaque nasional, yang bertujuan untuk mendukung pembinaan prestasi pentaque di Gorontalo. Keikutsertaan mereka dalam event pentaque juga akan melibatkan atlet-atlet yang berhasil lolos PON XXI dari seluruh Indonesia.

Tournament ini, yang diikuti oleh 74 peserta tim double dan 48 tim triple, diharapkan akan meningkatkan jam terbang atlet-atlet pentaque Gorontalo. Arif Rahman Hakim Abdul, ketua rombongan, menyatakan bahwa salah satu evaluasi dari kualifikasi PON tahun sebelumnya adalah kurangnya jam terbang atlet dalam mengikuti event pentaque, baik regional maupun nasional.

FOPI Gorontalo akan bertanding dalam dua nomor perlombaan, double open dan triple open. Mereka berharap para atlet seperti Dr. Safriyanto Dako, Edy Dharma Putra Duhe, dan lainnya dapat meraih hasil yang memuaskan di turnamen ini, yang kabarnya akan diikuti oleh atlet-atlet PON dari berbagai Provinsi di Indonesia.

Arif berharap agar mereka dapat kembali dengan hasil yang memuaskan, terutama mengingat banyaknya atlet yang akan berlaga di PON XXI Aceh-Sumut. Sementara itu, Edy Dharma Putra Duhe, yang juga wakil Dekan FOK UNG, menyatakan bahwa turnamen ini akan menjadi ajang untuk mengasah kemampuan dan mengevaluasi pembinaan atlet selama ini. Mereka berharap event ini juga akan meningkatkan pengalaman dan jam terbang atlet dalam berbagai event pentaque nasional.

Continue Reading

Facebook

Terpopuler