Ruang Literasi
Menjamu Hidangan-Nya
Published
5 years agoon

Oleh : Mohamad Makmun Rasyid – Penulis
Bulan puasa kembali hadir menyeruak di tengah badai pandemik. Ujian dalam berpuasa pun semakin bertambah. Dinyatakan dalam hadis qudsi, “siapa yang tidak bersabar atas bala-Ku, tidak bersyukur atas nikmat-Ku dan tidak ridha atas keputusan-Ku, hendaknya dia keluar dari bawah langit-Ku dan carilah Tuhan selain Aku!”. Apakah Allah marah kepada mereka yang tidak menerima keadaan? Tidak.
Setelah sebelas bulan lamanya kita bergemilang dosa; badan telah tertaburi makan-makanan “syubhat” bahkan haram; mata memandang hal-hal yang mengundang murka-Nya; telinga mendengarkan bunyian yang berbau maksiat; tangan dipergunakan untuk menindas, memeras, memukul dan menyebarkan berita bohong, kini tiba ‘hidangan Allah’ yang tidak semua manusia menggumulinya. Marahkah Allah pada kita?
Begitu sayang dan kasihnya Dia kepada kita, meski berjuta noda menumpuk dan serangkaian pengkhianatan pada-Nya, dan janji antara ruh (kita) dengan-Nya diingkari dan dilanggar secara berkali-kali, tapi Allah tidak bosa menyapa dan menyayangi kita. Terkhusus sapaannya dengan puasa Ramadan.
Lagi, begitu kasihnya Dia. Dia menaburkan kenikmatan setiap saat tapi setiap hari pula malaikat mengantarkan catatan buruk pada-Nya. Marahkah Dia? Tidak. Segudang perbuatan maksiat kita lakukan tiada henti, tapi ampunan Allah pun tidak henti. Ia terus mengucurkan kepada manusia, walau manusia tidak menyadari. Beruntunglah kita semua, sebab masih diberikan kenikmatan untuk mencicipi dan menikmati ‘hidangan-Nya’ tahun ini.
Dalam buku saya, “Ramadan (Dari Kesalihan Pribadi Menuju Kesalihan Sosial)” tertulis bahwa puasa ini ibarat ‘sepotong surga’ yang dihadiahi-Nya pada kita. Tujuannya? Membasuh diri dan membersihkan jiwa dari daki-daki. Ibarat hidangan (yang) termahal, puasa ini hidangan dari-Nya yang diantar oleh bidadari-bidadari tercantik milik-Nya. Ambillah hidangan termahal ini dan jangan sia-siakan.
Saat masuk dan menikmati hidangan-Nya, Tuhan pun menyediakan sebuah cermin. Fungsinya, kita membersihkan karat yang melekat di permukaan cermin. Ketika cerminan bersih, Anda bisa melihat jelas dosa-dosa, kekurangan dan sifat alpa. Cermin itu, menurut KH. Hasyim Muzadi, bagaikan sepotong kolam yang berair tenang hingga kita dapat melihat diri kita sejelas-jelasnya. Hapuslah secara perlahan-lahan dan bangunlah ketulusan serta mendekat pada-Nya.
Dalam melihat ke cermin, Imam Ali bertutur, jika perangaimu indah dan bagus, anggaplah buruk karena telah engkau coreng oleh perbuatan buruk; dan jika buruk, anggaplah buruk karena memang engkau menggabungkan kedua keburukan; buruk rupa dan amal. Disini kita mengambil pelajaran, kelemahan manusia atas-Nya jangan sampai membangga-banggakan kelebihan. Saat kelebihan itu dimunculkan, secara tak sadar Allah menutup keburukan yang telah diperbuat.
Dalam proses mendekat pada-Nya, maka kewajiban utama Muslim adalah membangun ketulusan sebagai buah tangan yang engkau jinjing untuk-Nya tanpa mengharapkan imbalan atau oleh-oleh dari-Nya. Dan perlu diingat! Sisihkan jenis-jenis yang berat dalam pendakian ke dalam. Sebab, Tuhan “lebih dekat kepada manusia ketimbang urat lehernya sendiri” (Qs. Qâf [50]: 16). Maka perjalanan menuju-Nya sendiri harus dibayangkan dengan mudah, ringan dan menyenangkan. Sampai tahap bahwa perintah-Nya adalah kebutuhan bukan pelepas seremonial belaka.
Cukuplah bagi siapa pun untuk menanam dan merawat dengan tekun keyakinan bahwa Dia amat dekat dengan siapa pun. Peralihan dari keterpaksaan menuju-Nya akan menjadi kenikmatan dan kesyahduan. Adalah kisah seorang salih dari Qazwin kala mengajar kepada santri-santrinya, ia mewejangkan “ketuklah pintu terus menerus, pada akhirnya pintu akan terbuka”. Mendengar ucapan ini, Rabi’ah Al-Adawiyah—sufi perempuan—menukas, “Hei! Kapankah pintu itu pernah ditutup-Nya?”
Pintu itu terus dibuka-Nya, sadar atau tidak. Dan puasa salah satunya. Maka pembagian dalam Ramadan berupa rahmat, ampunan dan keterlepasan dari siksaan haruslah ditempuh dengan penuh kenyamanan. Ibarat bertamu ke kediaman seseorang, maka puasa pun seperti kita berkunjung ke “kediaman”-Nya. Adapun tamu yang baik, bukanlah mengharapkan apa yang diberikan oleh tuan rumah, sedari awal keberangkatannya. Tapi menyajikan yang terbaik bagi tuan rumah yang dikunjunginya.
Maksudnya, kita persembahkan amal terbaik kita pada-Nya dan serahkanlah pada-Nya. Karena kita menghadap-Nya tidak sedang membawa proposal seperti kepada atasan kantor; yang bisa ditawar dan dilobi. Kita harus mengosongkan diri dari ragam pengharapan sambil berbuat yang terbaik pada-Nya. Pasca pembangunan ketulusan dan kenosis (pengosongan diri) dari kekeyangan dan kejumudan, maka berikanlah ruang demi masuk dan meresapnya cahaya dalam hati. Pada posisi inilah, horison penglihatan meluas. Dari semula yang tampak hanya pernik-pernik eksistensi, pasca masuknya cahaya akan tampak eksistensi kosmik yang tak terhingga.
Upaya kenosis ini merupakan pangkal pemulihan adi-krisis yang menimpa kita. Menyeruaknya basis spiritual di sana-sini. Sebab itu, Tuhan menyajikan pada kita, cukup sebulan di antara sebelas bulan dalam setiap tahun. Sebulan sungguh cukup lagi berat; menarik diri dari rutinitas duniawi demi memulihkan realitas dunia, dan memulihkan keadaan yang tidak subur akan kasih sayang, perdamaian dan kelemah lembutan.
Tidakkah engkau menyaksikan, betapa indah dan menakjubkan pohon yang dibonsai? Ada satu hal yang membuatnya sampai tampak indah dipandang: ia bersedia diatur, dirawat dan dibentuk dari hari ke hari oleh pemiliknya. Dan puasa inilah, cara Tuhan merawat diri dan jiwa kita agar kelak setelah keluar dari perawatan ini, kita kembali ke fitri (suci). Maka, pengosongan diri dalam rangka menunjukkan kesediaan untuk diubah dan dibentuk oleh-Nya.
You may like
-
Gerindra Kota Gorontalo: Perubahan Struktur Birokrasi Harus Berdampak Nyata untuk Rakyat
-
Terendus Batu Hitam Ilegal Menuju Pelabuhan Pantoloan Palu, Otoritas Pelabuhan & APH Diminta Bertindak
-
Aliansi Masyarakat Pinogu Geruduk DPRD, Tuntut Jalan Segera Dibangun
-
Jasa Raharja Salurkan Rp1,1 Miliar Santunan Kecelakaan di Pohuwato
-
Bupati Saipul Mbuinga: Mari Jaga Budaya Damai di Pohuwato
-
SRI MULYANI PASTIKAN TIDAK ADA PAJAK BARU DI TAHUN 2026
Ruang Literasi
Kopi, Meditasi, dan Olahraga: Kombinasi Ampuh untuk Kesehatan Otak!
Published
1 day agoon
02/09/2025
Dr. Wendy Suzuki, profesor ilmu saraf dan psikologi di New York University, mengungkap hubungan erat antara olahraga dan kesehatan otak dalam wawancara terbarunya di kanal Youtube The Diary Of A CEO. Ia menjelaskan pentingnya menjaga brain health untuk mencapai kualitas hidup terbaik dan meningkatkan kemampuan kognitif.
Dalam pembukaannya, Dr. Wendy menegaskan, “Olahraga adalah alat paling kuat yang bisa kamu lakukan untuk melindungi otak dari penuaan dan penyakit neurodegeneratif.” Ia menyebutkan olahraga aerobik, seperti berjalan cepat dan sepak bola, sangat efektif meningkatkan fungsi hippocampus dan prefrontal cortex, yang berperan penting dalam memori dan konsentrasi.
Neuroplastisitas, konsep bahwa otak dapat berubah dan beradaptasi, menjadi bagian utama risetnya. “Otakmu bisa menjadi besar, gemuk, dan fluffy — artinya sehat dan penuh koneksi,” kata Dr. Wendy. Hal ini terbukti lewat studi pada pengemudi taksi London yang belajar ribuan rute kota dan akhirnya mengalami pertumbuhan signifikan pada bagian hippocampus mereka.
Dr. Wendy juga berbagi pengalamannya, “Ketika saya mulai berolahraga secara rutin, mood saya berubah drastis jadi lebih baik dan fungsi otak saya meningkat. Itu titik balik yang mengubah hidup saya.” Pengalaman pribadinya terinspirasi setelah menyaksikan penurunan kognitif ayahnya akibat Alzheimer.
Selain olahraga, ia menyarankan pola makan sehat ala Mediterania dan interaksi sosial yang aktif. “Saat kita memiliki sedikit teman atau kurang hubungan sosial, otak akan menyusut dan lebih rentan terhadap demensia,” ujarnya. Menjaga koneksi sosial tidak hanya membuat pasien lebih bahagia, tapi juga memperpanjang umur.
Video podcastnya juga mengupas teknik meningkatkan daya ingat seperti “Memory Palace”, dan menjelaskan cara kerja memori jangka panjang dan memori kerja di hippocampus dan prefrontal cortex. “Emosi memberi kekuatan pada memori lewat amygdala, jadi pengalaman yang emosional akan lebih mudah diingat,” tambah Dr. Wendy.
Mengenai demensia dan Alzheimer, ia menjelaskan, “Kita belum tahu penyebab pasti, namun berjalan kaki tiga kali seminggu bisa mengurangi risiko terkena demensia hingga 30%.” Jangan lupa dampak buruk kurang tidur, yang menghambat konsolidasi memori dan membersihkan racun otak, serta kecanduan media sosial yang berdampak negatif.
Tips hidup sehat lain yang ia berikan termasuk meditasi, kopi secukupnya, mandi air dingin, dan mengelola stres lewat mindfulness. Ia mengingatkan, “Setiap tetes keringat itu penting untuk membuat otakmu lebih sehat.”
Kesimpulannya, menjaga kesehatan otak bergantung pada gaya hidup aktif dan dukungan sosial yang kuat. Dr. Wendy mengajak semua orang untuk mulai berolahraga dan merawat otak demi kehidupan yang lebih produktif dan bahagia.
Gorontalo
Bom Ikan di Perairan Desa Kalia: Alarm Keras untuk Selamatkan Laut Tojo Una-Una
Published
3 weeks agoon
16/08/2025
Penulis: Mohamad Rizki Kakilo S.Pi (Pemuda Tojo Una-Una)
Opini – Penangkapan dua pelaku bom ikan di perairan Desa Kalia, Kecamatan Talatako, pada 6 Agustus 2025 oleh Satpolairud Polres Tojo Una-Una bersama Dinas Perikanan menjadi sebuah momen penting dalam sejarah pengawasan laut di daerah ini. Aksi dramatis yang diwarnai pengejaran, tembakan peringatan, hingga penahanan saat mesin perahu pelaku rusak, bukan hanya menggambarkan keberanian aparat, tetapi juga menandai bahwa situasi laut Tojo Una-Una telah sampai pada titik kritis. Barang bukti berupa tiga botol bom ikan aktif dan peralatan selam yang diamankan menjadi bukti konkret bahwa praktik perusakan laut masih berlangsung.
Namun, di balik keberhasilan tersebut, muncul pertanyaan penting: apakah penegakan hukum yang sifatnya represif saja cukup menghentikan fenomena ini? Atau justru kita membutuhkan strategi yang lebih holistik, yang mampu memutus siklus kerusakan dari akarnya?
Sejarah Panjang Bom Ikan: Luka Lama yang Belum Sembuh
Praktik destructive fishing di perairal laut Tojo Una-Una bukanlah fenomena baru. Catatan dari Balai Taman Nasional Kepulauan Togean sejak 2019 menunjukkan adanya kasus berulang penggunaan bom ikan oleh warga lokal di wilayah konservasi. Bahkan, dalam sebuah patroli di tahun tersebut, petugas berhasil mengamankan pelaku beserta alat bukti bom ikan. Tak berhenti di situ, laporan dari National Geographic Indonesia pernah mengungkap praktik penangkapan ikan menggunakan kompresor di Reef Tangkubi, Desa Patoyan, yang juga berada di kawasan Togean. Fakta ini membuktikan bahwa Tojo Una-Una selama bertahun-tahun telah menjadi arena praktik penangkapan ikan ilegal dengan berbagai modus, dan setiap kali ada penindakan, pelaku baru seolah terus bermunculan. Kondisi ini menunjukkan bahwa masalahnya bukan hanya soal lemahnya patroli, tetapi juga minimnya alternatif ekonomi bagi nelayan, rendahnya kesadaran ekologi, dan lemahnya sinergi antarinstansi.
Dari Represif Menuju Preventif: Jalan Menuju Laut yang Berkelanjutan
Penangkapan pada 6 Agustus 2025 yang lalu memang patut diapresiasi, tetapi momentum ini harus dimanfaatkan untuk melakukan reformasi kebijakan yang lebih menyentuh akar masalah. Beberapa langkah kunci yang bisa menjadi pijakan ke depan antara lain:
1. Penguatan patroli berbasis teknologi — Penggunaan drone, sensor laut, atau sistem pemantauan real-time yang dapat mendeteksi aktivitas mencurigakan sebelum kerusakan terjadi. Model ini telah diadopsi di beberapa negara kepulauan dan terbukti efektif .
2. Edukasi dan pemberdayaan masyarakat pesisir — Mengubah pendekatan dari persuasif menjadi partisipatif, di mana nelayan menjadi bagian dari pengawasan dan pelestarian. Kesadaran bahwa bom ikan merusak terumbu karang dan memutus rantai ekosistem akan memperkuat komitmen lokal.
3. Penciptaan alternatif ekonomi — Ekowisata selam, snorkeling, budidaya laut berkelanjutan, atau pembentukan Marine Protected Area Center bisa menjadi sumber pendapatan yang ramah lingkungan.
4. Penegakan hukum berorientasi pemulihan — Restorative justice yang tidak hanya menghukum, tetapi juga mengedukasi pelaku untuk menjadi agen perubahan di komunitasnya.
Dari Krisis ke Kesempatan
Kasus bom ikan di Desa Kalia adalah alarm keras sekaligus peluang emas. Alarm, karena menunjukkan bahwa ancaman terhadap ekosistem laut Tojo Una-Una masih nyata. Peluang, karena memberikan momen kebangkitan aparat dan publik untuk melakukan transformasi pengelolaan laut.
Sejarah panjang kerusakan laut di kawasan laut Tojo Un-Una mengajarkan bahwa solusi tidak bisa berhenti pada patroli dan penangkapan. Dibutuhkan kebijakan yang memadukan penegakan hukum, teknologi pengawasan, edukasi, dan pemberdayaan ekonomi. Laut Tojo Una-Una bisa diselamatkan, tetapi hanya jika aparat dan masyarakat berjalan di jalur yang sama—bukan sebagai musuh, melainkan sebagai mitra menjaga masa depan biru yang lestari.
Gorontalo
Wakil Gubernur Gorontalo Buka Gelar Budaya Nusantara dan Lomba Puisi, Apresiasi FKPT Gorontalo Dorong Generasi Muda Cinta Damai
Published
3 weeks agoon
13/08/2025
Gorontalo – Forum Komunikasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Gorontalo menggelar Gelar Budaya Nusantara dan Lomba Puisi tingkat SMP dan SMA bertema Sudara (Suara Damai Nusantara) di Gorontalo, Selasa (12/8/2025). Kegiatan ini menjadi wadah bagi generasi muda untuk mengekspresikan pesan damai, toleransi, dan cinta tanah air melalui seni budaya dan karya sastra.
Acara dibuka secara resmi oleh Wakil Gubernur Provinsi Gorontalo, Dra. Hj. Idah Syaidah Rusli Habibie, M.H., setelah sebelumnya diawali dengan pengantar dari Ketua FKPT Gorontalo, Dr. Funco Tanipu, ST., M.A., serta sambutan Direktur Pencegahan BNPT RI, Prof. Dr. Irfan Idris, MA.
Dalam sambutannya, Wakil Gubernur Idah Syaidah mengatakan bahwa terorisme merupakan ancaman yang dapat muncul di berbagai tempat dan tidak memandang usia.
“Saya sangat mengapresiasi kegiatan ini. Ini adalah salah satu upaya pencegahan terorisme melalui sastra dan budaya, dengan melibatkan anak-anak bangsa untuk mencintai kearifan lokal, seni, dan budaya sebagai tameng dari pengaruh radikalisme dan terorisme,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Idah Syaidah memotivasi seluruh peserta lomba untuk terus menumbuhkan semangat nasionalisme demi memperkokoh persatuan bangsa.
Sebelumnya, Ketua FKPT Gorontalo, Dr. Funco Tanipu, menegaskan pentingnya ruang kreatif bagi pelajar untuk menyampaikan pesan damai.
“Puisi dan budaya adalah senjata tanpa kekerasan. Melalui kata-kata dan seni, kita membentuk generasi yang cinta damai, toleran, dan memiliki jiwa kebangsaan,” ujarnya.
Direktur Pencegahan BNPT RI, Prof. Irfan Idris, dalam sambutannya menambahkan bahwa pencegahan terorisme tidak cukup dilakukan melalui penegakan hukum saja.
“Kegiatan seperti ini adalah bentuk nyata pencegahan yang efektif. Kita membangun kesadaran dan ketahanan melalui seni, budaya, dan literasi,” katanya.
Kegiatan ini dihadiri sejumlah stakeholder Goromtalo antara lain AKBP Nugraha Chandra Lintang selaku Kasatgaswil Gorontalo Densus 88 AT Polri, Wakil Kepala Badan Intelijen Daerah Gorontalo Kolonel Ivans Romel, Kabid Kanwil Kemenag Fitri Humokor, perwakilan Polda dan Korem Gorontalo, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), serta para dewan juri yaitu Prof. Sayama Malabar (Guru Besar UNG), Neliana Puspita Sari, M.Psi (Psikolog), dan Dr. I Wayan Sudana (FKUB).
Proses seleksi SUDARA 2025 dilaksanakan secara bertahap dan pada puncaknya menghasilkan 27 pelajar yang terdiri dari 15 peserta SMA dan 12 peserta SMP. Tingkat SMA diwakili MAN 1 Kota Gorontalo, SMA 1 Telaga, SMA 1 Limboto, SMA 3 Gorontalo Utara, dan SMK Gotong Royong Telaga. Tingkat SMP diwakili SMP Kristen Maesa, SMP 1 Lemito, SMP 5 Kota, SMP 7 Kota, SMP 6 Kota, dan SMP 12 Kota.
Suasana acara semakin meriah saat pengumuman para pemenang. Di kategori SMP untuk lomba membaca puisi, Asila Usman dari SMP Negeri 6 Gorontalo tampil sebagai juara pertama dengan pembacaan yang menyentuh hati. Rekan sekolahnya, Rahman Alfarisi Baridu, berhasil meraih posisi kedua dengan penampilan yang penuh penghayatan, sementara posisi ketiga diraih Putri Aisyarani Paputungan dari SMP Negeri 7 Gorontalo yang memukau dewan juri dengan teknik vokal dan ekspresi yang kuat.
Di kategori SMA untuk lomba gelar budaya, Tiara Nur Utari Dai dari SMA Negeri 3 Gorontalo Utara memikat penonton sekaligus juri dan berhak membawa pulang gelar juara pertama. Di belakangnya, Moh. Abd. Virgiyawan Arnold dari SMA Negeri 1 Limboto tampil mengesankan dan menempati posisi kedua, disusul rekan satu sekolahnya, Wahyu Putra Kurniawan, yang meraih juara ketiga dengan penampilan yang tak kalah memukau.
Acara berlangsung penuh semangat dan menjadi bukti bahwa melalui seni dan sastra, generasi muda mampu menyuarakan pesan perdamaian yang tulus dan membangun.

Gerindra Kota Gorontalo: Perubahan Struktur Birokrasi Harus Berdampak Nyata untuk Rakyat

Terendus Batu Hitam Ilegal Menuju Pelabuhan Pantoloan Palu, Otoritas Pelabuhan & APH Diminta Bertindak

Aliansi Masyarakat Pinogu Geruduk DPRD, Tuntut Jalan Segera Dibangun

Jasa Raharja Salurkan Rp1,1 Miliar Santunan Kecelakaan di Pohuwato

Bupati Saipul Mbuinga: Mari Jaga Budaya Damai di Pohuwato

DPD Partai Gerindra Provinsi Gorontalo Serahkan Bantuan Kemerdekaan RI ke-80 ke Panti Asuhan di Tiga Wilayah

DPD Gerindra Provinsi Gorontalo Bagikan 1000 Bendera Merah Putih untuk Warga

Prof. Eduart Wolok Tegaskan UNG Siap di Garis Depan Lawan Kemiskinan Ekstrem

Diduga Ada Kolusi Tambang Emas Ilegal, Aktivis Desak Propam Periksa Polres Pohuwato

Nama Oknum Disebut, Pelaku Usaha Keluhkan Beban Kontribusi Siluman di Pohuwato

PKK GELAR JAMBORE PKK TINGKAT KABUPATEN GORUT

Kota Gorontalo Peringkat kedua Internet Paling Ngebutt se-Indonesia

PIMPIN RAPAT PENYERAPAN PROGRAM, BUPATI PUAS HASIL EVALUASI

PEMKAB GORUT BERIKAN BANTUAN RP. 1 JUTA/ORANG UNTUK JAMAAH CALON HAJI

Dua Kepala Desa Di copot Bupati
Terpopuler
-
Gorontalo3 months ago
Gerindra Sambut Tokoh Baru, Indra Gobel Resmi Bergabung
-
Gorontalo2 months ago
Warisan Budaya Terabaikan, Tim Langga Gorontalo Kesulitan Dana Menuju Ajang Nasional
-
Gorontalo2 months ago
Dugaan Kepanikan ESDM dan Kejanggalan Izin PT Gorontalo Minerals, Ini Buktinya!
-
Bone Bolango3 months ago
Rumah Hangus, Harapan Pupus: Warga Bonepantai Kehilangan Tempat Tinggal dan Pakaian Sekolah Anak
-
Gorontalo2 months ago
CSP XVIII 2025 Sukses Digelar: Ribuan Scooterist Ramaikan Bone Bolango
-
Gorontalo3 months ago
Desak Evaluasi Polres Boalemo, Marten Basaur Lapor Langsung ke Bambang Soesatyo
-
Gorontalo3 months ago
Ariyanto Yunus: Tuduhan Serius Harus Disertai Bukti, Jangan Rusak Institusi
-
Daerah3 months ago
Siap-Siap! Lyodra Bakal Guncang Stadion Merdeka Gorontalo, Tiket Mulai Dijual Besok!