GORONTALO-Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid 19 Provinsi Gorontalo dr. Triyanto S. Bialangi kembali mengumumkan pasien yang terkonfirmasi positif covid-19. Hal ini disampaikan Tri dalam konferensi pers di Posko Penanganan Covid-19 Minggu (31/5/2020).
dr. Triyanto mengungkapkan pihaknya menerima hasil pemeriksaan spesimen dari Balai POM Gorontalo sebanyak 300 sampel. Dari jumlah tersebut 276 sampel dinyatakan negatif, 32 spesimen positif, dan satu di antaranya sembuh. Untuk pasien positif, 7 sampel pasien lama dan 25 pasien baru.
“Yang 25 orang ini terdiri dari 14 Kota Gorontalo, 8 pasien Kabupaten Gorontalo, 2 pasien Gorontalo Utara dan 1 kabupaten Bonebolango,” kata Triyanto.
Pasien yang dinyatakan sembuh satu orang merupakan pasien 48 dengan inisial BM. Ia adalah laki-laki asal Desa Tulabolo, Kecamatan Suwawa Timur, Kabupaten Bone Bolango. Pasien pada swab pertama dinyatakan positif dan pada pengambilan sampel swab kedua dan ketiga hasilnya negatif.
“Saat ini kondisi pasien dalam keadaan baik, pasien dirawat di RSAS selama 10 hari dan sudah bisa pulang ke rumahnya” jelas Tri.
Sementara itu, wilayah Kabupaten Gorontalo utara yang sebelumnya dinyatakan zona hijau kini berubah menjadi zona merah, dikarenakan munculnya dua pasien positif. Masing-masing pasien asal Gorut yang dinyatakan positif antara lain pasien 93 inisial RU (12), warga Desa Pontolo Atas, Kecamatan kwandang. Pasien memiliki riwayat perjalanan dari Manado dengan menumpangi kendaraan pickup yang bermuatan bahan makanan dan tiba di Gorontalo Utara pada tanggal 27 Mei.
Selain itu pasien 94 dengan inisial RB berusia 30 tahun. Pasien berjenis kelamin laki-laki warga Desa Cisadane. Pasien memiliki riwayat perjalanan yang sama dengan pasien 93 yakni dari Manado tetapi yang bersangkutan menggunakan jalur laut dengan menumpangi kapal nelayan.
Saat ini kondisi kedua pasien dalam keadaan sehat dan sementara persiapan untuk di rujuk ke Rumah Sakit ZUS.
NEWS – Pada Minggu, 14 September 2025, terjadi kecelakaan lalu lintas yang melibatkan sepeda motor CBR berwarna merah dengan sebuah mobil truk berwarna hijau. Peristiwa tersebut terjadi di Jalan Trans, Desa Libuo, Kecamatan Paguat, Kabupaten Pohuwato.
Menurut keterangan yang dihimpun oleh pihak kepolisian, sepeda motor CBR yang melaju dari arah timur diduga menabrak truk yang sedang terparkir di sisi kiri jalan. Akibat tabrakan ini, sepeda motor tersebut terseret hingga masuk ke dalam bagian belakang truk.
Kapolsek Paguat, Kusno Latjengke, mengonfirmasi kejadian tersebut dan menjelaskan bahwa setelah menerima laporan, pihaknya langsung menindaklanjuti peristiwa ini dengan mengirimkan personel piket ke lokasi kejadian. Selain itu, petugas juga telah menghubungi Unit Lalu Lintas Polres Pohuwato untuk menangani kasus ini lebih lanjut.
“Korban sudah dibawa ke Puskesmas Paguat untuk mendapatkan perawatan medis,” ujar Kusno Latjengke saat diwawancarai oleh Barakati.id.
Hingga saat ini, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan terkait kronologi kecelakaan tersebut. Media masih menunggu keterangan resmi lebih lanjut mengenai penyebab pasti dari insiden tersebut.
NEWS – Gelombang protes yang dipimpin anak muda mengguncang Nepal. Generasi Z, yang selama ini vokal menuntut perubahan, akhirnya berhasil memaksa Perdana Menteri K.P. Sharma Oli turun dari jabatannya.
Namun kisah tak berhenti di jalanan. Ketika kursi kepemimpinan kosong, para aktivis muda beralih ke dunia digital. Mereka membuka forum di Discord, ruang diskusi daring yang biasa dipakai untuk komunitas game dan hobi. Dari sana, ribuan suara berkumpul, berdebat, dan menentukan arah baru politik Nepal.
Hasilnya mengejutkan dunia. Lebih dari seratus ribu peserta sepakat memilih Sushila Karki, mantan ketua Mahkamah Agung, sebagai perdana menteri interim. Karki dipandang bersih, tegas, dan mampu mengembalikan kepercayaan publik setelah kasus korupsi merusak citra pemerintahan sebelumnya.
Bagi Gen Z Nepal, proses ini bukan sekadar pemilihan pemimpin, melainkan simbol kebangkitan demokrasi digital. Dari jalanan hingga layar komputer, mereka menunjukkan bahwa politik bisa diwarnai cara baru—lebih cepat, transparan, dan partisipatif.
Nas Daily, vlogger keturunan Arab Palestina-Israel bernama asli Nuseir Yassin, menuai kontroversi dan penurunan reputasi akibat serangkaian skandal yang menyangkut sensitivitas budaya dan politik. Salah satu kasus yang paling disorot adalah “Wang Od Academy” di Filipina, proyek masterclass tato tradisional yang diluncurkan di platform Nas Academy tanpa persetujuan penuh dari seniman Whang-Od dan komunitas adat Butbot. “Beberapa orang mencoba mengambil keuntungan dari kebudayaan kami. Tolong bantu kami menghentikan sikap tidak hormat terhadap Apo Whang-Od dan Suku Butbot ini,” ujar Grace Palicas, cucu Whang-Od, seperti dikutip dari Era.id dan Wikipedia. Skandal ini bahkan mendorong National Commission on Indigenous Peoples (NCIP) Filipina untuk turun tangan dan menyebabkan hilangnya lebih dari 500.000 followers Nas Daily hanya dalam sepekan.
Selain di Filipina, Nas Daily juga dikecam masyarakat Indonesia usai menyebut Bali sebagai “The Whitest Island in Asia” dalam salah satu videonya. Pernyataannya menuai protes karena dianggap merendahkan keragaman dan budaya lokal, serta tergolong dangkal karena hanya mengambil sampel dari area wisata tertentu. “She is white. He is white. And they are white. This is the whitest village in all of Asia,” ucap Nas dalam videonya yang dikutip CNN Indonesia dan IDN Times. Kritik tajam juga muncul dari netizen, terutama yang menilai pemilihan kata “desa” dan “paling putih” tidak pantas digunakan menggambarkan Bali sebagai pulau.
Kontroversi makin membesar setelah sikap Nas Daily dalam isu Israel–Palestina dipertanyakan oleh komunitas global. Aksinya di Jepang sempat dibubarkan demonstran pro-Palestina yang memprotes pernyataan dan keberpihakan Nas yang dianggap terlalu netral atau condong ke Israel. “Dia bukan sekadar pembuat konten, dia bersedia menjadi alat brutal mesin propaganda Israel,” tutur seorang aktivis demonstran dikutip Merdeka dan Middle East Eye. Sejumlah media menilai kejatuhan engagement Nas Daily terjadi karena kegagalan membangun kepercayaan publik di tengah sorotan atas etika, empati, dan sensitivitas sosial dalam konten digital.