Gorontalo
Penyelenggara Pemilu Dikadali Caleg
Published
10 months agoon
Gorontalo – Seorang caleg justru dengan begitu cerdas mengerjai para penyelenggara pemilu, yaitu para anggota KPU dan BAWASLU di tingkat Kabupaten dimana kedua anggota institusi itu tidak merasa dikerjai. Keluarlah si caleg tersebut sebagai jawara di Pemilu sekaligus jawara di hati orang kebanyakan. KPU dan BAWASLU tingkat kabupaten pun secara tak sadar merayakan kemenangan si caleg.
Siapakah caleg yang menyerempet bahaya itu? Namanya Elnino Mohi, caleg DPR RI dari Partai GERINDRA dan apa yang dia lakukan pun nyaris tak tercatat–baik di KPU maupun di Bawaslu.
Sepertinya Elnino Mohi atau tim suksesnya telah melalap berulang-ulang isi undang-undang tentang Pemilu dan “berkampanye” jauh hari sebelum masa kampanye dimulai oleh KPU Daerah dan BAWASLU Daerah.
Masih ingat kasus karikatur Batman? Di masa Pemilu keluarlah gambar karikatur ini. Robin, teman Batman, berkata, “Kalau ngoni tetap ba coblos pa te Elnino, ngoni kita mo tabok,” (tabok = kemplang = paka = pukul sadiki) kata Robin kepada Batman. Lalu Batman menjawab, “Ngana yang kita mo tabok,” sambil memukul Robin. Dalam Pasal UU Tentang Pemilu, oleh Bawaslu karikatus ini mengandung unsur kekerasan dan tidak dibolehkan. Gara-gara karikatur ini, Elnino Mohi sempat di-BAP-kan oleh BAWASLU Provinsi dan sampai sekarang entah bagaimana kelanjutannya. Persoalannya, dengar-dengar nih atau hanya sekadar katanya-katanya, para penyidik dari pihak kepolisian RI dan para penyidik dari kejaksaan RI yang berada di Penegakan Hukum Terpadu (Satuan GAKKUMDU) yang merupakan organ di bawah BAWASLU malah berkata, “Kita harus menginterogasi pelaku dan korban peristiwa ini, yakni Batman dan Robin. Nah, siapa yang bisa mendatangkan dan atau mengundang mereka berdua di sini?”.
Itu pelajaran pertama untuk para anggota KPU Daerah maupun BAWASLU Daerah dan pelajaran itu datang dari seorang caleg.
Pelajaran kedua, Elnino Mohi mengedarkan paket-paket buku kepada ratusan ribu orang. Dalihnya adalah (1) Buku-buku ini dibuat supaya para pemilih memperoleh informasi yang cukup tentang caleg. (2) Buku sebagai media kampanye tidak termasuk dalam jenis atribut kampanye yang disebutkan oleh UU.
Kawan, kita semua termasuk KPU Daerah dan BAWASLU Daerah kembali Elnino Mohi kecoh tanpa perlawanan sama sekali. Cerdik betul timnya.
Saya adalah salah satu penerima buku yang Elnino Mohi edarkan. Buku yang berjudul Laporan Bertanggungjawaban (LPJ) ternyata tidak lebih tebal daripada buku yang bertajuk “ELNINO”, buku yang berisikan cerita tentang Elnino Mohi. Ringkasnya, bagi Elnino, buku profilnya lebih penting daripada buku LPJ-nya. Itu yang pertama. Hal kedua, ternyata kampanye Elnino Mohi bukan pada buku-buku yang berjenis-jenis itu, melainkan pada selembar surat yang tersisip di dalam paket buku ini. Baca ulang suratnya, maka engkau akan menyadari bahwa Elnino Mohi menyapa namamu seakan-akan dia adalah sahabat dekatmu. Dalam hal ini kita harus mengakui bahwa tidak ada caleg yang memiliki Basis-Data (Database) secanggih itu pada zamannya. Hanya Elnino Mohi. The one and only.
Bayangkan saja, dia mengirimkannya sampai kepada bawahan BAWASLU Daerah yang ada di tiap TPS. Apa kata BAWASLU? “Kita sudah periksa dan isinya sudah sesuai peraturan tuh,” kata BAWASLU Boalemo.
Pernah pula Elnino kedapatan bagi-bagi pulsa. Bolehkah? Pastilah tidak boleh menurut BAWASLU. Pihak Elnino Mohi akan berkata, “Yang tidak boleh itu kan bagi-bagi uang atau benda yang tidak dibolehkan. Pulsa tidak termasuk kan…..?” kata timnya kepada wartawan yang pulang sambil terbengong-bengong.
Pelajaran ketiga adalah tim Elnino Mohi selalu selangkah lebih cepat. Mereka berkampanye sebelum masa kampanye diberlakukan. Ketika masa kampanye diberlakukan maka tim Elnino Mohi harus stop berkampanye. Pantas saja Elnino sendiri pernah berkata, “Saya tidak pernah tercatat berkampanye, saya tidak pernah bikin satu pun baliho kampanye. Saya sendiri juga heran kenapa orang tetap mencoblos nama saya.” Ya iyalah, siapa yang mencatat kampanye Elnino Mohi sementara KPU Daerah dan BAWASLU Daerah saja belum ada/belum berfungsi? Dan ketika KPU Daerah dan BAWASLU Daerah berfungsi, Elnino sudah tak ada sambil menertawakan para penyelenggara Pemilu di Provinsi Gorontalo.
You may like
-
Selesai Melaksanakan Tugas Pengawas TPS di Kab.Gorontalo Belum Juga menerima Honor
-
KPU Provinsi Gorontalo Mendata Petugas KPPS Sakit Saat Bertugas
-
UNG Gelar MBKM Pemilu Pertama di Indonesia
-
PSI Kota Gorontalo Target 2 Kursi di Parlemen
-
Fix Lolos Calon DPD-RI, Ronald S. Bidjuni: Semut Itu Pelan, Tapi Fokus!
-
Sosialisasikan Tahapan Pemilu, KPU Gorontalo Libatkan Media Massa
Gorontalo
Terungkap! Kepala Desa Prima Diduga Selewengkan Dana Rakyat
Published
2 hours agoon
13/11/2025
Gorontalo – Dugaan skandal penyelewengan anggaran desa kembali mengguncang Kabupaten Gorontalo. Kali ini, sorotan tertuju pada Kepala Desa Prima, Kecamatan Asparaga, yang diduga kuat melakukan beragam praktik penyimpangan dana mulai dari Bantuan Langsung Tunai (BLT), dana ketahanan pangan, hingga anggaran hibah masjid.
Ketua BPD Desa Prima, Saiful Hursan, mengungkapkan, sejumlah kejanggalan keuangan sudah terjadi sejak awal tahun. Salah satunya, BLT tahap 4 baru disalurkan pada bulan Juli, meskipun dananya sudah cair sejak April. “Kami sudah menyurat ke pemerintah kecamatan sejak 9 Juli, dan Camat sempat memediasi. Namun, Kepala Desa tidak hadir,” tegasnya.
Ketidakhadiran Kepala Desa Prima dalam mediasi pun mendorong Camat Asparaga memberi rekomendasi agar kasus ini dilaporkan ke Inspektorat. Namun, lanjut Saiful, BPD memilih langsung melapor ke Bupati Gorontalo demi mendorong APIP segera turun tangan. “Yang aneh, saat pemeriksaan, Kades mengaku BLT sudah dibayarkan. Ini menimbulkan dugaan kuat bahwa dana BLT April digunakan untuk keperluan lain sebelum disalurkan. Ini bentuk penyelewengan! Parahnya, Kades sudah dua kali melakukan penyimpangan yang sama,” ungkapnya.
Tak hanya BLT, BPD juga menelusuri pengadaan fiktif, seperti kasus pakan dan bibit ikan bioflok tahun 2024 senilai Rp13,5 juta dan pengadaan Holtikultura dana desa tahun 2025 sebesar Rp5 juta yang tidak pernah direalisasikan. Ada juga pengadaan AC, di mana seharusnya dua unit terpasang, namun satu unit baru muncul setelah ada pemeriksaan khusus. “Di lapangan tidak ada realisasi, tapi anggaran sudah habis. Kami pertanyakan kemana uangnya,” katanya.
Penyimpangan lainnya turut menyeret dana hibah masjid sebesar Rp10 juta. Dana yang semestinya dikelola bendahara masjid diduga dipinjam oleh Kepala Desa yang juga merangkap sebagai Ketua Ta’mirul Masjid. “Uang 10 juta itu di-transfer ke bendahara masjid. Tapi setelah itu, Kades meminjam bertahap: 3 juta, 1,5 juta, 1,5 juta, 1 juta, dan terakhir 500 ribu, total 7,5 juta. Menurut bendahara yang kini berada di Ternate, uang itu belum dikembalikan,” jelasnya. Ironisnya, pembangunan tempat parkir masjid malah menggunakan dana infak jamaah, sementara nota bahan bangunan tetap dicantumkan dalam laporan hibah.
Dampak dari penyimpangan anggaran juga merembet ke penundaan gaji guru PAUD, kader desa, hingga sejumlah pengurus PKK dan warga. Permasalahan makin pelik setelah diketahui Kepala Desa sempat meminjam uang koperasi desa sebesar Rp10 juta dan belum dikembalikan. Tunggakan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) sejak 2023 juga belum terselesaikan.
BPD Desa Prima menyebut bukti-bukti serta dokumen dugaan pelanggaran sudah lengkap, dan berharap proses hukum berjalan adil tanpa pandang bulu. “Kami sudah kumpulkan bukti dan dokumen pendukung. Sekarang harapan kami ada di aparat penegak hukum untuk bersikap adil. Jujur saja, sejak 2019 kami melihat kezahilan, sebegitu lamanya kami sabar, namun di tahun 2025 ini telah meluap, sepertinya kami sudah tak tahan. Masyarakat sudah muak atas ulah Kades yang hanya bersenang-senang di atas penderitaan rakyatnya,” tutup Saiful Hursan.
Proses hukum sendiri kini memasuki tahap penyelidikan di Kejaksaan Negeri Gorontalo. Dari laporan Saiful, panggilan telah dijalani pihak BPD ke bagian Pidana Khusus pada 6 November 2025. “Dari Inspektorat, kami juga sudah konfirmasi. Mereka bilang hingga saat ini belum ada pengembalian Tuntutan Ganti Rugi (TGR) dari Kepala Desa,” tambahnya.
Fenomena dugaan korupsi kepala desa juga mendapat perhatian serius di mana mantan kepala desa dan bendahara desa didakwa korupsi dana desa ratusan juta rupiah serta sempat ditahan aparat penegak hukum. Hal ini menegaskan bahwa pengawasan dana desa semakin ketat dan pelaku penyimpangan bisa dijerat tindak pidana korupsi.
Sampai berita ini terbit, redaksi masih berupaya menghubungi Bendahara dan Kepala Desa Prima untuk mendapat klarifikasi lebih lanjut.
Gorontalo
GERINDRA Gorontalo Mendukung Gelar Pahlawan pak Harto, Wahidin: Jangan mengarang-ngarang Sejarah
Published
2 hours agoon
13/11/2025
Gorontalo – Juru bicara Partai GERINDRA Gorontalo, Wahidin Ishak tampak sewot dengan munculnya beberapa mahasiswa yang menolak pemberian gelar kepada Suharto.
“Ingat uti, torang ini pernah merasakan akibat dari Orde Lama, torang lahir di Orde Baru, torang mengalami zaman Reformasi dan sampai sekarang masih eksis. Ente yang masih kecil tidak perlu ajari angkatan kami tentang sejarah. Karena kami mengalami apa yang kau sebut sejarah itu. Jadi, kalau kau masih muda jangan justru mengarang-ngarang sejarah kepada kami supaya kau tidak tampak lucu di mata kami. Kami tetap akan selalu menyayangimu dan memikirkan masa depanmu,” tutur Wahidin Ishak sambil tenang dan tersenyum tipis.
Menurut Wahidin sudah banyak beredar di medsos beripa komentar-komentar yang setuju pemberian gelar pahlawan kepada pak Harto.
Menurut Wahidin, di jaman Orla harga-harga naik gila-gilaan, ekonomi terpuruk, rakyat juga miskin. Maka yang dituntut pada unjuk rasa waktu itu terutama adalah Turunkan Harga.
Di Orde Baru, jaman pak Harto, untuk beli 1 botol minyak tanah saja cukup membawa uang seribu. Dan mudah pula dapatnya. “Itu selama 32 tahun, lho. Ente kira gampang itu… ,” kata Wahidin.
Walaupun begitu rakyat Indonesia menghargai Bung Karno sebagai Pahlawan Nasional dengan berbagai macam alasan benar.
“Bung Karno itu adalah manusia yang tidak sempurna tapi kita akui sebagai pahlawan. Kenapa pak Harto yang juga manusia biasa dan ada kekurangannya justru ditolak untuk kita akui sebagai pahlawan? Bro, gitu-gitu ada jutaan orang yang pernah terselamatkan karena jasa pak Harto,” tutur Wahidin.
Di jaman Reformasi dan sekarang. “Sudah…sudah….jaman itu sudah kita alami sama-sama, tidak perlulah diceritakan,” potongnya.
Gorontalo
Viral di Medsos, Kuhu Diduga Langgar Hak Cipta Wartawan
Published
2 hours agoon
13/11/2025
Gorontalo – Seorang konten kreator asal Gorontalo yang dikenal dengan nama panggilan Kuhu, atau bernama asli Zainudin Hadjarati, dilaporkan ke Polda Gorontalo. Laporan itu dilayangkan setelah Kuhu diduga menggunakan foto seorang wartawan tanpa izin untuk kepentingan konten pribadinya di media sosial Facebook.
Pelapor dalam kasus ini adalah Kadek Sugiarta, seorang wartawan asal Kecamatan Tilango, Kabupaten Gorontalo. Berdasarkan Surat Tanda Terima Laporan Pengaduan yang dikeluarkan Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Gorontalo, laporan diterima pada Kamis (13/11/2025) sekitar pukul 13.32 WITA. Dalam laporan tersebut, Kadek melaporkan akun Facebook atas nama Zainudin Hadjarati.
Kadek menjelaskan, dugaan pelanggaran bermula saat dirinya mengunggah foto di akun Facebook pribadinya, “Kade Sugiarta”, usai menghadiri konferensi pers terkait penetapan tersangka kasus dugaan penipuan haji dan umrah di Polda Gorontalo pada Selasa (11/11/2025). Tak lama kemudian, foto yang ia unggah diambil dan digunakan oleh akun “Zainudin Hadjarati” tanpa izin.
“Saya merasa keberatan karena foto saya digunakan tanpa izin untuk konten pribadinya. Ini sudah termasuk pelanggaran hak cipta dan penyalahgunaan konten,” ujar Kadek saat memberikan keterangan usai membuat laporan di Mapolda Gorontalo.
Dalam proses pelaporan, Kadek turut didampingi pendamping hukumnya, Ronki Ali Gobel.
Kepala Bidang Humas Polda Gorontalo, Kombes Pol. Desmont Harjendro, mengonfirmasi keberadaan laporan tersebut. “Benar, laporan terkait dugaan penggunaan foto tanpa izin telah diterima dan sedang dalam proses di Ditreskrimsus Polda Gorontalo,” ujar Desmont.
Ia menambahkan, penyidik saat ini tengah melakukan pemeriksaan awal dan pengumpulan bahan keterangan untuk menentukan langkah hukum selanjutnya. “Kasus ini masih dalam tahap penyelidikan. Kami meminta semua pihak menunggu hasil pemeriksaan resmi dari penyidik,” tambahnya.
Kasus ini menjadi perhatian publik karena berkaitan dengan pelanggaran etika penggunaan konten digital dan hak kekayaan intelektual di ranah media sosial. Aparat kepolisian mengimbau agar masyarakat lebih berhati-hati dalam menggunakan materi visual milik pihak lain tanpa izin, agar tidak berurusan dengan hukum di kemudian hari.
Langkah Strategis Nasional! Bupati Saipul Hadiri Rakor Revitalisasi Pendidikan
Tidak Mau Menunggu Lama, Adhan Tuntut Kejelasan dari Bank SulutGo
Terungkap! Kepala Desa Prima Diduga Selewengkan Dana Rakyat
GERINDRA Gorontalo Mendukung Gelar Pahlawan pak Harto, Wahidin: Jangan mengarang-ngarang Sejarah
Viral di Medsos, Kuhu Diduga Langgar Hak Cipta Wartawan
Warga Kota Gorontalo ini Tawarkan Konsep Dual-Fungsi Pasar Sentral: Solusi untuk Ekonomi dan Kreativitas Gorontalo
Menakar Fungsi Kontrol di DPRD Kota Gorontalo
Fakta Mengejutkan dari Mantan Menteri Jokowi : Freeport Dilindungi Pasal Tersembunyi
Prestasi Luar Biasa! Kota Gorontalo Raih 6 Medali Emas dan Perak di Germas SAPA 2025
Utang Kereta Cepat Whoosh Setara Bangun 5 Menara Burj Khalifa, Siapa yang Bertanggung Jawab?
PKK GELAR JAMBORE PKK TINGKAT KABUPATEN GORUT
Kota Gorontalo Peringkat kedua Internet Paling Ngebutt se-Indonesia
PIMPIN RAPAT PENYERAPAN PROGRAM, BUPATI PUAS HASIL EVALUASI
PEMKAB GORUT BERIKAN BANTUAN RP. 1 JUTA/ORANG UNTUK JAMAAH CALON HAJI
Dua Kepala Desa Di copot Bupati
Terpopuler
-
Gorontalo2 months agoDiusir Pemprov Saat Rakor, Kwarda Pramuka: “Kami yang Inisiasi Rapat, Kok Kami yang Tidak Dikasih Masuk?”
-
News1 month agoMenggugat Kaum Terpelajar di Tengah Demokrasi yang Dikuasai Kapital
-
Gorontalo2 months agoDugaan Pungli di SPBU Popayato, Kasmat Toliango Menantang Pihak Direktur untuk Lapor Polisi
-
Advertorial2 months agoSkorsing dan Sanksi Berat untuk MAPALA UNG: Temuan Kasus Meninggalnya Mahasiswa
-
Gorontalo2 months agoTerendus Batu Hitam Ilegal Menuju Pelabuhan Pantoloan Palu, Otoritas Pelabuhan & APH Diminta Bertindak
-
Gorontalo3 weeks agoWarga Kota Gorontalo ini Tawarkan Konsep Dual-Fungsi Pasar Sentral: Solusi untuk Ekonomi dan Kreativitas Gorontalo
-
Gorontalo2 months agoMabuk Picu Aksi Brutal, Iptu di Pohuwato Bacok Bripka Hingga Luka Parah
-
Advertorial2 months agoJasa Raharja Salurkan Rp1,1 Miliar Santunan Kecelakaan di Pohuwato
