News
Pola Kampanye yang Berubah pada 2024: Tantangan Baru di Era Digital
Published
2 years agoon
Oleh : Arlan Pakaya – Pemimpin Redaksi Barakati.id
NEWS – Pemilihan Umum di Indonesia yang akan berlangsung pada 14 Februari 2024 mendatang dihadapkan pada tantangan baru dalam pola kampanye politik, yang dipengaruhi oleh perkembangan teknologi informasi dan media sosial. Era digital membawa perubahan signifikan dalam cara politisi dan partai politik berinteraksi dengan pemilih, mempromosikan pesan-pesan kampanye, dan mengelola opini publik. Berikut adalah beberapa aspek perubahan dalam pola kampanye yang menjadi perhatian utama dalam pemilihan umum tahun 2024:
Media sosial, seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan YouTube, telah menjadi platform utama untuk kampanye politik. Politisi dan partai politik menggunakan media sosial untuk menyebarkan pesan kampanye, berinteraksi dengan pemilih, dan memobilisasi dukungan.
Salah satu tantangan besar dalam pola kampanye digital adalah penyebaran disinformasi dan hoaks. Informasi palsu atau tidak benar dapat dengan cepat menyebar melalui media sosial, mempengaruhi opini publik dan membingungkan pemilih
Teknologi digital memungkinkan kampanye politik untuk melakukan mikrotargeting, yaitu menyampaikan pesan-pesan yang disesuaikan dengan preferensi dan karakteristik individu pemilih. Hal ini dapat meningkatkan efektivitas pesan kampanye namun juga menimbulkan kekhawatiran terkait privasi dan manipulasi
Penggunaan data dan analitik dalam kampanye politik semakin berkembang. Data pemilih digunakan untuk mengidentifikasi tren politik, memetakan pemilih potensial, dan merancang strategi kampanye yang lebih efektif.
Penggunaan data dan analitik dalam kampanye politik semakin berkembang. Data pemilih digunakan untuk mengidentifikasi tren politik, memetakan pemilih potensial, dan merancang strategi kampanye yang lebih efektif.
Influencer digital, seperti selebriti, tokoh masyarakat, atau blogger, juga memiliki pengaruh yang signifikan dalam membentuk opini dan perilaku politik. Politisi dan partai politik sering bekerja sama dengan influencer untuk memperluas jangkauan pesan kampanye mereka.
Isu-isu yang viral di media sosial sering menjadi fokus utama kampanye politik. Politisi dan partai politik harus responsif terhadap perubahan tren dan memanfaatkan momentum isu-isu yang sedang populer di platform media sosial.
Dengan demikian, pola kampanye politik pada pemilihan umum tahun 2024 menghadapi tantangan baru yang kompleks dalam mengelola dinamika media sosial dan teknologi digital. Peran strategis media sosial dalam membentuk opini publik menuntut politisi dan partai politik untuk meningkatkan pemahaman dan kapasitas mereka dalam menggunakan platform digital dengan etika dan tanggung jawab.
Pengaruh kampanye digital terhadap aturan pemilu merupakan isu penting yang perlu diperhatikan dalam konteks demokrasi modern. Di bawah ini adalah beberapa poin yang menjelaskan bagaimana kampanye digital dapat mempengaruhi aturan pemilu:
- Transparansi Dana Kampanye:
-
- Kampanye digital memungkinkan penggunaan berbagai platform online untuk mengumpulkan dana kampanye. Aturan pemilu harus mengatur secara ketat transparansi dalam pengumpulan dan penggunaan dana kampanye, termasuk dana yang diperoleh melalui kampanye digital, untuk mencegah pengaruh keuangan yang tidak terkendali dalam proses pemilihan.
- Pembatasan Kampanye di Media Sosial:
-
- Aturan pemilu perlu mengakomodasi realitas baru kampanye politik di media sosial. Regulasi harus mengatur batasan dan kriteria yang jelas terkait dengan jenis kampanye politik yang diperbolehkan di platform online untuk mencegah penyebaran disinformasi, politik uang, dan penyalahgunaan lainnya.
- Pengawasan Terhadap Kampanye Digital:
-
- Regulasi pemilu harus mencakup mekanisme pengawasan yang efektif terhadap kampanye digital. Ini termasuk pengawasan terhadap iklan politik online, penggunaan data pemilih, dan kegiatan kampanye lainnya di platform digital.
- Pembatasan Mikrotargeting:
-
- Mikrotargeting adalah strategi kampanye yang menggunakan data pemilih untuk menyampaikan pesan politik yang disesuaikan secara individual. Regulasi pemilu perlu mempertimbangkan pembatasan terhadap praktik ini untuk mencegah penyalahgunaan data pribadi dan manipulasi pemilih.
- Pelaporan dan Transparansi:
-
- Kampanye digital harus tunduk pada persyaratan pelaporan dan transparansi yang sama dengan kampanye konvensional. Partai politik dan kandidat harus secara terbuka melaporkan semua kegiatan kampanye digital, termasuk belanja iklan, sumber dana, dan strategi kampanye lainnya.
- Perlindungan Privasi dan Keamanan Data:
-
- Regulasi pemilu harus mengatur perlindungan privasi dan keamanan data pemilih dalam konteks kampanye digital. Langkah-langkah harus diambil untuk mencegah penyalahgunaan data pribadi oleh kampanye politik dan pihak-pihak yang terkait.
Pengaruh kampanye digital terhadap aturan pemilu menyoroti perlunya adaptasi dan reformasi regulasi pemilu untuk mengakomodasi realitas baru dalam politik modern. Sementara kampanye digital memiliki potensi untuk memperluas partisipasi politik dan meningkatkan akses informasi, tantangan yang terkait dengan penyebaran disinformasi, keamanan data, dan pengaruh keuangan yang tidak terkendali juga harus diatasi dengan bijaksana melalui regulasi yang tepat.
You may like
-
Pemilu 2024 di Kota Gorontalo: Peran Aktif Lembaga Pelaksana dan Masyarakat Sangat Penting
-
Narasi C1-KWK Hilang Dalam Kotak Logistik Pemilu 2024 di Kabupaten Paniai Keliru
-
Rektor UNG Eduart Wolok Memanfaatkan Hak Pilihnya dalam Pemilu 2024 untuk Menjaga Prinsip Demokrasi
-
Bupati Saipul A. Mbuinga Berpartisipasi dalam Pencoblosan Awal untuk Memeriahkan Semangat Demokrasi Pemilu 2024
-
Puluhan TPS di Gorontalo Utara Direlokasi ke Tempat Aman Akibat Bencana Alam
-
Pemilih Pemula dan Ancaman Hoaks: Tantangan Kompleks Menuju Pemilu 2024
Gorontalo
Berani Bongkar Tambang Ilegal, Aktivis Muda Gorontalo Dapat Ancaman Brutal
Published
5 hours agoon
08/11/2025
Gorontalo – Suasana mencekam tengah menyelimuti kehidupan salah satu aktivis muda Gorontalo, Zasmin Dalanggo, setelah dirinya diteror secara brutal oleh nomor tak dikenal. Teror tersebut diduga kuat berkaitan dengan sikap vokalnya dalam mengungkap praktik tambang batu hitam ilegal di wilayah Bone Bolango, Provinsi Gorontalo.
Zasmin mengungkapkan, ia menerima sejumlah pesan WhatsApp bernada ancaman berisi kata-kata kasar dan intimidatif dari pihak yang tidak dikenal. Pesan itu diduga dikirim oleh orang-orang yang merasa terusik oleh aktivitas advokasinya.
“Saya diteror melalui pesan dengan kata-kata yang sangat kasar. Nomor yang tidak saya kenal terus mengirim ancaman. Semua ini berkaitan dengan persoalan batu hitam,” ujarnya kepada wartawan.
Ancaman tersebut memuat intimidasi keras terhadap dirinya, disertai peringatan agar tidak lagi bersuara di media tentang persoalan tambang ilegal. Pesan itu bahkan menyebut beberapa nama yang diklaim sebagai “orang kuat” di balik bisnis tambang batu hitam.
Peristiwa menegangkan juga dialaminya saat melakukan peliputan langsung di lapangan.
“Waktu itu saya sedang mengambil video dan foto proses pengiriman batu hitam dengan truk. Tiba-tiba beberapa orang mendekat. Salah satunya mengendarai motor trail, dan saya melihat ada pisau di belakangnya. Saya langsung lari karena takut. Setelah itu, sekitar dua puluh orang datang mendekat,” cerita Zasmin.
Karena merasa terancam, ia pun mundur dari lokasi dan berusaha menjaga keselamatan. Kini, Zasmin berencana melaporkan seluruh bentuk ancaman tersebut ke aparat penegak hukum.
“Saya sudah memegang bukti-bukti ancaman yang masuk. Saya akan segera laporkan semuanya,” tegasnya.
Kasus ini menambah daftar panjang ancaman dan teror terhadap aktivis lingkungan di Tanah Air, yang kerap menjadi sasaran intimidasi saat menyoroti praktik pertambangan ilegal dan dugaan keterlibatan oknum berpengaruh di balik bisnis tersebut. Publik pun menyerukan agar aparat kepolisian segera menindaklanjuti laporan Zasmin demi menjamin perlindungan terhadap pegiat lingkungan serta memastikan penegakan hukum di sektor pertambangan liar berjalan sebagaimana mestinya.
Gorontalo
Warga Resah, Ada Dugaan “Retribusi” dari Tambang Ilegal di Pohuwato
Published
5 hours agoon
08/11/2025
Pohuwato – Dugaan adanya pengumpulan retribusi dari setiap alat berat, khususnya eskavator, yang melintas menuju lokasi tambang ilegal di Kecamatan Taluditi, Kabupaten Pohuwato, mulai mencuat ke permukaan. Informasi tersebut menarik perhatian publik karena berkaitan dengan aktivitas pertambangan yang diduga tidak memiliki izin resmi di wilayah tersebut.
Camat Taluditi, Irfan Lalu, saat dikonfirmasi mengenai dugaan pungutan liar di pos wilayahnya, mengaku belum dapat memastikan kebenaran kabar tersebut.
“Saya belum bisa memberikan tanggapan karena belum melihat langsung. InsyaAllah dengan adanya pemberitaan ini, saya akan mengumpulkan data dan melakukan pengecekan terlebih dahulu,” ujarnya, Kamis (6/11/2025).
Ketika ditanya apakah pihak kecamatan akan mengambil langkah tegas, termasuk kemungkinan penutupan tambang ilegal jika informasi tersebut benar, Irfan menegaskan pihaknya masih menelusuri temuan tersebut.
“Benar atau tidak, kan belum ada bukti. Jadi, saya belum bisa berkomentar lebih jauh,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Desa Tirto Asri, Kecamatan Taluditi, Hajir Towalu, membenarkan adanya pengumpulan dana dari setiap alat berat, terutama eskavator, yang melintasi pos menuju area pertambangan. Menurutnya, pengumpulan dana tersebut merupakan hasil kesepakatan bersama dengan alasan untuk perbaikan infrastruktur.
“Setahu saya, itu dilakukan untuk perbaikan jalan yang dilalui alat berat. Setiap alat menyumbang Rp5 juta, dan dana itu digunakan memperbaiki jalan di tiga desa, yakni Tirto Asri, Kalimas, dan Puncak Jaya,” ungkap Hajir.
Kendati demikian, hingga kini belum ada kejelasan apakah pungutan tersebut memiliki dasar hukum atau justru termasuk dalam kategori pungutan liar (pungli). Masyarakat berharap aparat penegak hukum dapat segera menyelidiki kebenaran informasi ini agar aktivitas di wilayah Taluditi berjalan sesuai ketentuan hukum yang berlaku.
News
PNS (ASN) Pria Bisa Berpoligami, Bagaimana Dengan Perempuan? Begini Aturannya
Published
11 hours agoon
08/11/2025
Aturan mengenai ASN pria yang boleh berpoligami dan larangan bagi ASN perempuan menjadi istri kedua tengah menjadi sorotan publik, seiring terbitnya Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 2 Tahun 2025 yang memperketat tata cara izin perkawinan dan perceraian bagi aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemprov Jakarta. Kebijakan ini menuai pro dan kontra, terutama terkait ketentuan yang dinilai diskriminatif terhadap ASN perempuan.
Ketentuan tentang poligami bagi ASN pria sebenarnya telah berlaku cukup lama, merujuk pada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 10 Tahun 1983 jo. PP Nomor 45 Tahun 1990. Dalam aturan ini, ASN pria diperbolehkan memiliki lebih dari satu istri, dengan syarat-syarat yang cukup ketat antara lain: harus mendapat persetujuan tertulis dari istri sah, memiliki penghasilan yang cukup, melampirkan jaminan tertulis akan berlaku adil, serta harus ada alasan kuat seperti istri tidak dapat menjalankan kewajiban, sakit tak sembuh, atau tidak bisa melahirkan keturunan.
Sementara itu, ASN perempuan tidak diperbolehkan menjadi istri kedua, ketiga, atau keempat sebagaimana tertuang dalam Pasal 4 ayat (2) PP Nomor 45 Tahun 1990: “Pegawai Negeri Sipil wanita tidak diizinkan untuk menjadi istri kedua/ketiga/keempat.” Pelanggaran terhadap aturan ini dapat berujung pada sanksi disiplin berat berupa pemberhentian dari status ASN.
Wakil Menteri Dalam Negeri, Bima Arya Sugiarto menegaskan: “Intinya memperketat. Agar ASN ini nggak gampang kawin-cerai,” ujarnya terkait tujuan penerbitan Pergub terbaru di Jakarta yang kini mewajibkan putusan pengadilan negeri sebelum izin poligami disetujui.
Sementara itu, Penjabat Gubernur Jakarta Teguh Setyabudi menjelaskan, pergub tersebut menyempurnakan pengaturan agar proses perkawinan dan perceraian ASN lebih tertib dan adil.
Komisioner Komnas Perempuan, Andi Yentriyani, menyoroti adanya efek domino dari peraturan nasional yang diskriminatif: “Pergub Jakarta Nomor 2 ini merupakan efek domino dari peraturan diskriminatif yang ada di tingkat nasional.”
Tak kalah tegas, anggota DPRD DKI Jakarta Elva Farhi Qolbina menilai: “Alih-alih memberikan solusi bagi masalah rumah tangga ASN, peraturan ini justru dapat memperparah ketidakadilan gender. Persyaratan yang membolehkan poligami jika istri dianggap tidak dapat menjalankan kewajibannya atau memiliki cacat tubuh, hanya akan semakin meminggirkan perempuan dalam institusi pernikahan.”
Terkait polemik ini, Pj. Gubernur Pramono bahkan secara terbuka menyatakan ketidaksepakatannya: “Saya penganut monogami dan saya akan merealisasikan dalam kehidupan sehari-hari, di kantor Gubernur Jakarta. Kalau tempat lain, monggo silakan aja. Ini bagi ASN,” tegasnya.
Pramono juga menambahkan, ASN yang melanggar ketentuan bisa menerima sanksi berat, hingga pemecatan dari ASN. Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menekankan bahwa aturan ini bertujuan melindungi istri ASN dan memastikan proses berjalan sesuai hukum.
Jualan Gratis Tanpa Biaya, Wali Kota Adhan: “Laporkan Jika Ada yang Minta Uang”
Berani Bongkar Tambang Ilegal, Aktivis Muda Gorontalo Dapat Ancaman Brutal
Warga Resah, Ada Dugaan “Retribusi” dari Tambang Ilegal di Pohuwato
PNS (ASN) Pria Bisa Berpoligami, Bagaimana Dengan Perempuan? Begini Aturannya
Diserang Fitnah Hutang, PT Annahl Abadi Ambil Sikap Tegas
Warga Kota Gorontalo ini Tawarkan Konsep Dual-Fungsi Pasar Sentral: Solusi untuk Ekonomi dan Kreativitas Gorontalo
Menakar Fungsi Kontrol di DPRD Kota Gorontalo
Fakta Mengejutkan dari Mantan Menteri Jokowi : Freeport Dilindungi Pasal Tersembunyi
Prestasi Luar Biasa! Kota Gorontalo Raih 6 Medali Emas dan Perak di Germas SAPA 2025
Pemerintah Korea Selatan kasih warganya yang pacaran uang 5 Juta, lamaran 23 Juta, menikah 230 Juta
PKK GELAR JAMBORE PKK TINGKAT KABUPATEN GORUT
Kota Gorontalo Peringkat kedua Internet Paling Ngebutt se-Indonesia
PIMPIN RAPAT PENYERAPAN PROGRAM, BUPATI PUAS HASIL EVALUASI
PEMKAB GORUT BERIKAN BANTUAN RP. 1 JUTA/ORANG UNTUK JAMAAH CALON HAJI
Dua Kepala Desa Di copot Bupati
Terpopuler
-
Gorontalo1 month agoDiusir Pemprov Saat Rakor, Kwarda Pramuka: “Kami yang Inisiasi Rapat, Kok Kami yang Tidak Dikasih Masuk?”
-
News1 month agoMenggugat Kaum Terpelajar di Tengah Demokrasi yang Dikuasai Kapital
-
Gorontalo2 months agoDugaan Pungli di SPBU Popayato, Kasmat Toliango Menantang Pihak Direktur untuk Lapor Polisi
-
Daerah3 months agoDPD Partai Gerindra Provinsi Gorontalo Serahkan Bantuan Kemerdekaan RI ke-80 ke Panti Asuhan di Tiga Wilayah
-
Gorontalo3 months agoDPD Gerindra Provinsi Gorontalo Bagikan 1000 Bendera Merah Putih untuk Warga
-
Advertorial3 months agoProf. Eduart Wolok Tegaskan UNG Siap di Garis Depan Lawan Kemiskinan Ekstrem
-
Advertorial1 month agoSkorsing dan Sanksi Berat untuk MAPALA UNG: Temuan Kasus Meninggalnya Mahasiswa
-
Gorontalo2 months agoTerendus Batu Hitam Ilegal Menuju Pelabuhan Pantoloan Palu, Otoritas Pelabuhan & APH Diminta Bertindak
