Connect with us

Kesehatan

Tidak Ada Penutupan, Disinfektan Pasar Sentral Menggunakan Bahan Aman

Published

on

KOTA GORONTALO-Satuan Tugas (Satgas) Pencegahan Penyebaran Covid-19 Kota Gorontalo melakukan penyemprotan cairan disinfektan di areal Pasar Sentral Kota Gorontalo, Jumat (27/3/2020). Lebih dari 200 liter cairan disinfektan digunakan untuk disemprotkan di lapak-lapak para pedagang.

Juru Bicara Satgas C-19 Abdul Haris Ahmadong, menyebutkan, campuran disinfektan yang digunakan untuk penyemprotan di pasar sentral tentunya menggunakan bahan yang lebih aman.

“Jadi penyemprotan di terminal, mesjid, gereja itu beda bahannya. Karena ini lain, ini di pasar ada hubungan dengan bahan bahan jualan dari pedagang yang dari makanan sehingga bahan yang kita gunakan tidak sama. Dan aman dari makanan,” ungkap Haris kepada awak media.

Haris menjelaskan pula bahwa, selama penyemprotan, para pedagang beraktitas sebagaimana biasa. Tidak ada penutupan pasar seperti yang direncanakan sebelumnya.

“Jadi tdak ada penutupan pasar. Yang benar itu kita hanya melakukan penyemprotan tujuannya untuk melindungi para pelaku pasar yakni penjual dan pembeli agar terbebas dari Corona ini,” tegas Abdul Haris.

Selain Pasar Sentral, beberapa tempat lain yang nantinya akan di semprot dengan cairan disinfektan oleh Satgas, di antaranya Mall, tempat-tempat ibadah, dan sejumlah tempat umum. Bahkan, tempat lain yang di anggap rawan penularan karena sering disentuh manusia seperti gagang kunci dan tempat sandaran pun akan disemprot petugas.

“Dan ini semua kita lakukan untuk perlindungan pada masyarakat,” tukas Haris.

Dirinya mengimbau kepada masyarakat yang memiliki riwayat terkontak dengan daerah tertular bisa melakukan isolasi diri dan menjaga diri dari keluarga dan orang lain.

Gorontalo

Terik Tak Wajar di Gorontalo! BMKG Pastikan Suhu Panas Masih Akan Berlanjut

Published

on

Beberapa hari terakhir, masyarakat di Provinsi Gorontalo dan sejumlah wilayah Indonesia mengeluhkan suhu udara yang terasa jauh lebih terik dari biasanya. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memastikan fenomena panas tersebut merupakan efek dari pergeseran posisi matahari ke belahan selatan serta minimnya pembentukan awan hujan.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menjelaskan penyebab utama peningkatan suhu ini.
“Saat ini kenapa terlihat panas? Karena di sisi selatan matahari sekarang itu udah bergeser di selatan wilayah Indonesia,” ujarnya usai Ekspose Pengendalian Karhutla Tahun 2025 di Jakarta, Senin (13/10/2025).

Guswanto menambahkan, minimnya aktivitas awan di lapisan atmosfer menyebabkan radiasi sinar matahari langsung mengenai permukaan tanah tanpa penghalang.
“Ini juga menyebabkan pertumbuhan awan hujan itu juga sudah jarang di wilayah selatan,” tambahnya.

Menurut BMKG, suhu udara normal di wilayah perkotaan biasanya berkisar antara 31–34 derajat Celcius, namun dalam beberapa hari terakhir, beberapa wilayah mencatat suhu hingga 36–38 derajat Celcius. Data BMKG pada 13 Oktober 2025 memperlihatkan rata-rata temperatur udara di berbagai kota besar berada di kisaran 27–35 derajat Celcius.

Fenomena ini juga dirasakan di Gorontalo. Berdasarkan laporan BMKG Stasiun Djalaluddin, suhu udara di wilayah Gorontalo dan sekitarnya mencapai 34 hingga 35 derajat Celcius pada siang hari dengan kelembapan 60–95 persen. Cuaca umumnya cerah dan berawan, sementara hujan ringan baru diprediksi turun pada pekan depan.​

Menurut prakiraan cuaca mingguan BMKG, suhu panas ekstrem akan bertahan hingga akhir Oktober atau awal November 2025 sebelum memasuki musim hujan secara merata di seluruh Indonesia. Guswanto menegaskan bahwa kondisi ini bersifat musiman dan akan mereda seiring pergeseran posisi matahari ke utara ekuator pada November nanti.​

Sementara itu,  saat ini dilaporkan suhu tertinggi nasional saat ini tercatat di Kupang, Kalimantan Barat, dan Majalengka, menembus 37 derajat Celcius, dan diperkirakan berangsur menurun menjelang akhir bulan.​​

Kondisi panas ekstrem tahun ini juga diperkuat oleh fenomena El Niño dan pengaruh monsun Australia, yang membawa udara kering dan hangat ke sebagian besar wilayah Indonesia. BMKG menjelaskan kondisi ini membuat awan sulit terbentuk, sehingga wilayah Indonesia lebih banyak menerima radiasi matahari langsung.​

Ahli klimatologi Andri Ramdhani, memaparkan bahwa suhu ekstrem seperti ini semakin sering muncul akibat perubahan iklim global dan efek urban heat island, terutama di wilayah perkotaan padat penduduk.

Dalam imbauannya, BMKG mengingatkan warga tetap waspada terhadap potensi dehidrasi, kelelahan, dan kebakaran lahan akibat tingginya suhu udara. Warga disarankan mengurangi aktivitas luar ruangan di siang hari, menggunakan pelindung kepala, dan memperbanyak asupan cairan.

Continue Reading

Kesehatan

Seorang Pria Ungkap 87 Persen Lansia Laki-Laki Terlantar Karena Menyakiti Pasangannya

Published

on

Sebuah video viral menyoroti realita kelam kehidupan lansia terlantar di Indonesia. Dalam video berdurasi dua menit yang ramai di platform media sosial, seorang pria bernama Arief Camra dari Griya Lansia Malang, Jawa Timur menceritakan hasil penelitiannya setelah puluhan tahun terjun langsung di bidang perawatan lansia.

“Delapan puluh tujuh persen lansia terlantar yang laki-laki, kurang lebih jumlahnya 300 orang, itu dimulai dari menyakiti pasangannya,” ujar Arief dalam video yang kini banyak dibagikan warganet.​

Arief mengaku telah merawat lebih dari 500 lansia terlantar di Griya Lansia Husnul Khatimah, Wajak, Kabupaten Malang—sebuah rumah perawatan bagi mereka yang ditinggalkan keluarga atau terlantar tanpa sanak saudara. Arief menyebutkan bahwa saat ini lembaganya menampung 194 lansia dari berbagai daerah, dan sejak berdiri telah merawat lebih dari 480 orang lansia dengan 290 di antaranya meninggal dunia di panti yang dikelolanya.​

Fenomena penelantaran lansia ini bukanlah kasus sepele. Menurut Tempo (2025) dan Kompas.com, Indonesia kini memasuki era penuaan populasi dengan jumlah penduduk lanjut usia (di atas 60 tahun) mencapai sekitar 36 juta jiwa atau 11 persen populasi. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan populasi lansia terbesar di Asia Tenggara.​

Data dari CNN Indonesia dan Kementerian Sosial (2025) melaporkan bahwa sebagian besar lansia terlantar berasal dari kalangan ekonomi menengah ke bawah, sering kehilangan kontak dengan keluarga, serta minim dukungan kesehatan dasar.
Kondisi sosial ini diperparah oleh rendahnya kesadaran keluarga dalam merawat anggota usia lanjut.

Arief Camra yang dikenal kerap mengevakuasi lansia secara mandiri berharap masyarakat lebih peka terhadap tanggung jawab sosial.
“Banyak dari mereka yang dulu keras atau menyakiti pasangannya, tapi di masa tua tidak punya siapa-siapa. Tugas kami bukan menghakimi, tapi merawat mereka dengan kasih,” katanya dalam wawancara dilansir dari Tribun News Bogor.​

Fenomena ini menimbulkan perdebatan publik mengenai hubungan antaranggota keluarga di usia senja. Sejumlah netizen menyebut pernyataan Arief sebagai wake-up call agar keluarga tidak mengabaikan tanggung jawab mereka.

Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) juga pernah menyinggung soal krisis moralitas dalam perawatan lansia di Jawa Timur, menegaskan bahwa “penelantaran lansia termasuk pelanggaran nilai kemanusiaan, bukan sekadar masalah keluarga”.​

Continue Reading

Kesehatan

Sensasi Baru! USG 4D Ditingkatkan Pakai Ai dan 8K Jadi Potret Bayi Super Detil

Published

on

Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan teknologi ultrasound untuk kehamilan mengalami revolusi signifikan. Dari gambar USG 2D yang buram dan datar, kini para orang tua dapat menikmati potret bayi mereka dalam resolusi tinggi yang tampak sangat nyata, berkat penggabungan teknologi 3D, AI (Artificial Intelligence), dan resolusi 8K.

Awalnya, USG 3D sudah mampu menangkap gambar bayi dengan kedalaman realistis yang lebih baik daripada USG 2D. Kemudian kehadiran USG 4D membawa pengalaman menjadi hidup dengan melihat gerakan bayi secara langsung: menguap, meregangkan badan, hingga menghisap jempol tangan.

Kini, klinik-klinik kehamilan menggunakan perangkat lunak canggih berbasis AI untuk meningkatkan hasil USG 3D/4D menjadi potret ultra-resolusi 8K yang begitu detail. Teknologi ini menyempurnakan tepi kasar pada gambar, menonjolkan fitur wajah secara jelas, sehingga setiap lekuk lembut terlihat dengan ketajaman sempurna.

Biasanya, orang tua melakukan USG antara usia kehamilan 28 hingga 34 minggu. Setelah itu, gambar tersebut diproses oleh software AI yang secara dramatis meningkatkan kualitas visualnya. Dalam beberapa hari saja, mereka menerima potret yang detail dan menyerupai foto asli bayi yang belum lahir.

Banyak orang tua membandingkan potret bayi hasil peningkatan AI ini dengan foto bayi baru lahir dan terkesan dengan tingkat akurasinya yang luar biasa.

Teknologi ini memberikan kesempatan langka bagi orang tua, yakni dapat melihat wajah buah hati mereka dengan sangat nyata bahkan sebelum sang bayi dilahirkan.

Menurut laporan dari The New York Times, inovasi ini mulai digunakan secara luas di klinik-klinik besar di Amerika Serikat dan didukung pula oleh beberapa penelitian medis yang menyebutkan manfaat psikologis positif bagi para calon orang tua.

Continue Reading

Facebook

Terpopuler