Connect with us

Politik

Di Survei MSI, Tuty Hamid Pesaing Ketat Wenny Bukamo

Published

on

BALUT- Asumsi yang menyebut Wenny Bukamo masih perkasa di Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Banggai Laut dibanding calon bupati lainnya belum bisa dipertanggungjawabkan. Kehadiran Tuty Hamid, wakil bupati Balut, di bursa pencalonan bupati Banggai Laut periode 2020-2025 menjadi ancaman bagi kekuatan Wenny.

Hal ini dapat dilihat dari hasil survey Media Survey Indonesia (MSI) yang menempatkan elektabilitas Ketua Dewan Pertimbangan DPD Nasdem Balut itu unggul dari elektabilitas Wenny.

Tim Pemenangan Calon Bupati Balut Tuty Hamid, Adhy Phut Selasa (30/6) menyebutkan, persentase keunggulan Tuty Hamid di Survey MSI cukup jauh dibanding sejumlah nama termasuk Wenny Bukamo. Ditanya berapa angka rill capaian survey tersebut, Adhy belum mau membocorkan dengan alasan pihak MSI dalam waktu dekat akan merilisnya secara resmi.

“Cuma yang pasti ibu lebih unggul,” ujar Adhy singkat.

Aroma rivalitas Wenny-Tuty di Pilkada Balut memang sudah tercium sejak beberapa waktu kemarin. Setelah Tuty Hamid, wakil bupati Balut sekarang, mendeklarasikan diri untuk maju di Pilbup pada April 2020 lalu.

Kans politik pemilik jargon Tante Tuty (Tan Tu) itu pun semakin terbuka lebar setelah partai Nasdem menunjukkan gestur bakal mengusungnya. Belum lagi, Partai Demokrat, juga dikabarkan akan berkoalisi bersama Nasdem dengan skema Richard Manuas selaku ketua DPD Demokrat Balut maju sebagai calon wakil bupati mendampingi Tuty. Wacana ini bahkan sudah diakui Tuty Hamid di mana dengan tegas dirinya menyatakan akan berpasangan dengan Richard Manuas di Pilbup nanti. Dan di awal Juli ini, dirinya akan berangkat ke Jakarta guna menerima rekomendasi dari DPP partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tersebut.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Kabupaten Gorontalo

GERINDRA: Keluar Satu, Masuk Seribu

Published

on

Sarjon Adarani - Sekretaris DPC Gerindra Kab. Gorontalo

LIMBOTO–Sekretaris DPC GERINDRA Kabupaten Gorontalo Sarjon Adarani menanggapi adanya oknum-oknum yang keluar dari partai berlambang Kepala Garuda itu.

“Dari dulu ada banyak yang masuk dan keluar parpol. Itu biasa. Bukan hanya GERINDRA, partai lain juga mengalami orang masuk maupun yang dikeluarkan dari partai. Jadi ndak usah dibahas lah. Biasa itu,” ucap Sarjon asal Boliyohuto itu.

Menurut Sarjon, kalau keluar satu maka bergabunglah ribuan orang dengan GERINDRA. “Ibarat pepatah ‘patah satu tumbuh seribu’. Kan begitu,” ungkap Sarjon.

Dia kemudian bercerita bahwa pada Pemilu 2014 setelah jadi caleg yang gagal alias tidak ta dudu, yang bersangkutan pindah partai 2019 dan tetap gagal jadi aleg juga. “Artinya, yang bermasalah bukan parpol, tapi dianya,” ungkap Sarjon yang pada Pemilu 2024 lalu dipilih oleh lebih dari seribu orang tapi Sarjon sendiri tetap ditakdirkan tidak jadi aleg.

Sarjon menambahkan, kader GERINDRA sejati hanya orang-orang yang sudah selesai dengan dirinya sendiri. “Intinya, kalau tukang koprol maka carilah partai yang bukan GERINDRA. Kalau mau berkorban untuk partai, silahkan masuk ke GERINDRA. Begitu….” tandasnya.

Menurut Sarjon, bila sudah keluar atau dikeluarkan dari GERINDRA maka tetap silaturrahim tapi sudah tidak boleh lagi membawa nama partai GERINDRA. “Kalau mau keluar, ya keluar saja. Kan bebas. Demokrasi tiyali. So bagitu. Tapi ybs tidak boleh lagi bawa nama partai, organisasi sayap partai maupun simbol-simbol partai secara gambar maupun bahasa tutur,” tutup Sarjon Adarani.

Continue Reading

Daerah

Tomy Ishak: Kantor DPD GERINDRA Gorontalo Kelar 2027

Published

on

Foto Tomy Ishak : Ketua pembangunan kantor DPD Gerindra Provinsi Gorontalo

Gorontalo – Partai GERINDRA diam-diam sedang merancang serta membangun kantor DPD Provinsi Gorontalo. Rencananya, kantor itu bukan sekadar kantor, melainkan semacam wisma bersama. Dananya pun berupa gotong-royong para kader partai besutan Prabowo Subianto itu.

“Dalam visi kami, yang sedang kami bangun ini adalah wisma bersama GERINDRA, bukan sekadar kantor DPD. Kalau wisma, konsepnya beda lagi kan,” ungkap Ketua Pembangunan Kantor GERINDRA Gorontalo, Tomy Ishak.

Kata dia, ada baiknya dia bicara setelah wisma itu selesai pembangunannya, ketimbang dia bicara sekarang padahal wismanya belum ada.

Informasi yang dapat kami kumpulkan, pembanguan wisma GERINDRA itu bisa menjadi kantor bersama antara DPD GERINDRA Provinsi Gorontalo dan DPC GERINDRA Kota Gorontalo
“Mungkin saja begitu. Pak Sulyanto Pateda (Ketua GERINDRA Kota Gorontalo) adalah sekretaris pembangunan wisma kan…,” ungkap sebuah sumber.

Sementara menurut Tomy Ishak, pihaknya bertarget bahwa wisma itu selesai dibangun 2027. “Namanya juga target. Bisa meleset dari tahun 2027. Bisa lebih cepat, bisa lebih lamban,” ungkap Tomy Ishak yang juga Ketua DPC GERINDRA Kabgor itu.

Continue Reading

Daerah

Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Gorontalo Soroti Ketimpangan RUPS Bank SulutGo: “Ini Bentuk Arogansi Korporasi

Published

on

Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Gorontalo, Ikbal Al-Idrus || Foto istimewa

DEPROV – Kekecewaan mendalam muncul dari berbagai pihak di Provinsi Gorontalo usai hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Bank SulutGo diumumkan tanpa menyertakan satu pun perwakilan Gorontalo dalam jajaran komisaris. Tanggapan tajam datang dari Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Gorontalo, Ikbal Al-Idrus, yang juga merupakan politisi dari Partai Gerindra.

Dalam pernyataannya, Ikbal menyebut keputusan RUPS tersebut sebagai bentuk nyata dari ketidakadilan korporasi yang selama ini terakumulasi.

“Gorontalo bukan penumpang di Bank SulutGo. Kita adalah pemilik saham, penyumbang aset, dan bagian sah dari struktur korporasi ini. Tapi hari ini, kita diperlakukan seperti penonton yang tak punya suara,” tegas Ikbal saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (09/04/2025).

Menurutnya, pengabaian terhadap representasi Gorontalo dalam jajaran komisaris bukan sekadar soal kursi, tetapi menyangkut martabat dan posisi strategis daerah sebagai pemegang saham yang sah. Ia menilai keputusan tersebut mencerminkan arogansi manajemen dan lemahnya komitmen terhadap semangat kemitraan antardaerah.

“Jika kehadiran kita hanya dianggap formalitas, maka wacana menarik seluruh penyertaan modal dari Bank SulutGo adalah langkah yang sah dan rasional. Kita perlu berpikir realistis: kenapa kita harus terus menyokong institusi yang menafikan eksistensi kita?” lanjutnya.

Ikbal juga mendorong para kepala daerah di Provinsi Gorontalo untuk mempercepat pembahasan rencana pembentukan bank daerah tersendiri yang benar-benar mencerminkan nilai-nilai keadilan, transparansi, dan kedaulatan ekonomi daerah.

“Sudah saatnya Gorontalo berdiri di atas kaki sendiri dalam hal pengelolaan keuangan daerah. Kita punya sumber daya, kita punya kapasitas, tinggal kemauan politik yang harus disatukan,” pungkasnya.

Pernyataan Ikbal tersebut mendapat dukungan dari berbagai elemen masyarakat yang menginginkan adanya reposisi peran Gorontalo dalam sistem keuangan daerah yang lebih berkeadilan.

Continue Reading

Facebook

Terpopuler