Connect with us

Politik

GERINDRA Minta Pj. Gubernur Mengganti Sekda

Published

on

Ketua Fraksi GERINDRA DPRD Provinsi, Sulyanto Pateda || Foto Istimewa

GORONTALO – Gara-gara sembilan putra terbaik Gorontalo yang sedang studi di President University dibuat terlantar oleh Pemprov Gorontalo, Partai GERINDRA meminta Pj. Gubernur Hamka Hendra Noer untuk segera mengganti Sekda Provinsi Gorontalo supaya nasib ke-9 putra tersebut masih sempat diselamatkan.

Menurut Ketua Fraksi GERINDRA DPRD Provinsi, Sulyanto Pateda, ketelantaran anak-anak itu karena Sekda tidak mampu dan terlalu lamban dalam mengatasi persoalan kecil dan sepele soal kelanjutan beasiswa kepada 9 orang mahasiswa President University yang berlangsung dari zaman Rusli Habibie.

Sulyanto menyatakan demikian karena terpicu oleh tidak jelasnya nasib sembilan anak tersebut. “Anak-anak pintar ini telah menjadi korban kebijakan pemprov Gorontalo. Mereka harus mengadu kemana lagi kalau pemerintah provinsi merasa tidak bersalah atas nasib mereka?” tutur Sulyanto.

Bahkan menurutnya, dia dkk sedang mengkaji untuk menyelesaikan ini melalui jalur hukum. “Secara materiil dan non-materiil, juga secara psikologis dan mental, anak-anak tersebut sudah dirugikan, dibuat stress, tertekan, dan menyerah, akibat masalah ini. Kita kaji apakah mungkin dilanjutkan ke pengadilan,” kata Sulyanto.

Seperti diketahui, pada zaman Pemilu 2019 yang lalu, Gubernur Rusli Habibie menandatangani MoU dengan President University untuk membiayai anak-anak Gorontalo kuliah di situ, karena kampus tersebut termasuk dalam kampus terbaik di Indonesia.

Sembilan anak Gorontalo saja yang berhasil lulus tes tertulis setelah mendaftar di kampus tersebut dan dibiayai oleh Dinas Pendidikan Provinsi Gorontalo.

Beasiswa itu lancar-lancar saja sampai tersedak di awal 2022, dimana beasiswa ini ditangani oleh Sekretariat Daerah Provinsi, tidak lagi ditangani langsung oleh Dinas Pendidikan sebagai OPD.

Akibatnya, pembayaran SPP dan dana lainnya bagi 9 mahasiswa itu di kampus tersebut menjadi terhenti. Menagih ke ortu mahasiswa, mereka tidak sanggup. Sementara kabar terakhir dari Sekretariat Daerah Bagian Kesra bahwa pemprov hanya membayar SPP dan tidak membayar biaya wajib asrama serta keperluan lainnya.

“Sebagian ortu mahasiswa tersebut sudah menjual sapi, kendaraan, kebun, dll, tetap saja tidak mampu menutupi biaya satu semester beserta iuran asrama kampus,” tutur salah satu dari 9 mahasiswa tersebut.

Sebagian ortu mahasiswa tersebut bahkan sudah menyerah. Apabila anaknya di drop-out dari President University karena tidak lunas membayar maka itu dianggap sudah takdir dan sang anak akan dikuliahkan lagi di Gorontalo dari nol.

Sekarang para putra terbaik Gorontalo ini sudah dikeluarkan dari asrama kampus dan menumpang tinggal di asrama Jakarta. Kita berharap mereka jangan sampai di-DO dari kampus, sebab mereka sudah di tahap membuat skripsi.

Keluhan tentang keadaan ini sudah disampaikan berulang-ulang kepada Pemprov. DPRD Provinsi juga telah berkali-kali mendesak Pemprov di rapat DPRD untuk segera menyelesaikan masalah ini.

Sementara Penjabat Gubernur tinggal membutuhkan telaah teknis untuk memperpanjang MoU dan Perjanjian Kerjasama (PKS) demi menyelamatkan nasib 9 putra tersebut.

Tetapi dari level Sekda terdengar hanya bayar SPP saja, tidak tangani dana lainnya.

“Saya kuatir, masalah ini jadi politis karena sudah mendekati Pemilu. Pak Penjagub perlu segera mengganti Sekda yang lamban agar substansi masalah-masalah bisa langsung teratasi dan tidak menjadi ranah politik dan hukum,” tegas Sulyanto.

Sejak awalnya sebelum Pemilu 2019, kata Sulyanto, Pemprov berjanji membayar penuh biaya para mahasiswa itu. “Katanya waktu itu akan ditanggung pemprov sampai selesai Wisuda, tapi ternyata Pemprov ingkar janji,” tegas Sulyanto. Karena janji beasiswa itulah 9 mahasiswa memilih kuliah di President University walaupun terterima di beberapa perguruan tinggi ternama.

Rupanya pemprov berhenti membayar pada saat para mahasiswa brilian itu sudah memasuki tahap akhir, yaitu skripsi.

“Kalau Sekda tidak segera diganti oleh bapak Pj Gubernur, maka semakin banyak persoalan tidak akan beres di pemprov seperti masalah janji beasiswa ini,” tandas Sulyanto.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Gorontalo

Putri Ka Pulu Mbuinga Masuk GERINDRA

Published

on

Zulviana Mbuinga || foto istimewa

Pohuwato – Semakin kinclong saja Partai GERINDRA. Putri Ka Pulu Mbuinga, pengusaha konstruksi nomor satu di Gorontalo, yakni Zulviana Mbuinga alias Via Mbuinga atau akrab dipanggil dengan Oya kini keluar dari partai lamanya dan memutuskan diri masuk GERINDRA.

Oya adalah putri dari Ka Pulu Mbuinga yang sedang diproyeksikan di wilayah politik Gorontalo. Seperti diketahui, Ka Pulu sering disebut sebagai God Father setelah berhasil 2 kali membupatikan Syarief Mbuinga di Kabupaten Pohuwato dan kemudian 2 x membupatikan Saipul Mbuinga. Sebagai catatan, baik Syarief maupun Saipul adalah adik langsung dari Adnan Mbuinga, nama asli Ka Pulu.

Oya Mbuinga telah memegang SK sebagai Ketua PIRA (Perempuan Indonesia Raya), sayap Partai GERINDRA, tingkat Provinsi Gorontalo.

“Bu Oya itu juga ditunjuk sebagai jubir GERINDRA. Sama kayak saya. Tapi masa’ dia bicara tentang dirinya. Biar saya saja yang bicara lah tentang dia, hehehe,” kata Wahidin Ishak, juru bicara GERINDRA.

Continue Reading

Gorontalo

Berbondong-Bondong Intelektual Masuk Struktur GERINDRA

Published

on

GORONTALO – Rupanya GERINDRA lagi panen. Kalangan intelektual masuk dalam jajaran pengurusnya. Contoh; praktisi dan teorisi politik seperti Adhan Dambea, Nurmin K. Martam, Novaliastuti Masiaga, Yusuf Giasi, Bilyarto Lahay, Nixon Ahmad, Roni Sampir, Adi Pala, Ramli Djafar, I Gede Dewa Widiana, Sukiman Kadir dan sebagainya.

Mereka tercatat pada surat usulan anggota DPR RI untuk struktur baru GERINDRA di tingkat provinsi Gorontalo maupun tingkat kab/kota se-Gorontalo. Beberapa di antara mereka malah menjadi Ketua Dewan Penasehat.

Dikonfirmasi kepada juru bicara GERINDRA, Wahidin Ishak, dia menanggapi dengan datar. “Biasa-biasa jo. Mungkin karena Ketua GERINDRA cukup pintar maka para intelektual banyak yang ke GERINDRA. Wajar…kan circle-nya,” kata Wahidin.

Menurutnya hal ini pertanda bahwa GERINDRA dianggap sebagai partai yang sangat rasional. “Kami jadi ikut senang dengan pertanda itu,” kata jubir GERINDRA itu.

Kata Wahidin, dalam demokrasi tidak penting dirimu pintar atau bodoh. Semuanya sama rata. “Ukurannya pada berapa banyak orang yang mendukung dirimu,” ujarnya. Oleh karena itu, tutupnya, Partai GERINDRA fokus pada pemenangan Pemilu 2029.

Continue Reading

Gorontalo

GERINDRA akan Bangun Kantor Tingkat Provinsi, Sudah Ada Panitianya

Published

on

Nasir Majid, sekretaris partai GERINDRA Gorontalo || Foto Istimewa

Gorontalo – Sekali lagi, partai GERINDRA menunjukkan bahwa pendanaan untuk membangun kantor tingkat provinsi berasal dari dana gotong royong dari para kader GERINDRA di seantero provinsi Gorontalo.

Bahkan GERINDRA sudah bikin tim pembangunan kantor partai itu. “Kami sudah menunjuk agar Tomy Ishak jadi ketua tim pembangunan kantor DPD sekretarisnya adalah pak Sulyanto Pateda,” ungkap Nasir Majid, sekretaris partai GERINDRA Gorontalo.

Seperti yang telah diketahui, Tomy Ishak adalah salah satu orang yang sangat dipercaya oleh Elnino Mohi. Ketua GERINDRA Kabgor itu adalah ketua tingkat kabupaten dan prosentase kemenangan GERINDRA di daerah tersebut adalah yang paling tinggi di provinsi Gorontalo.

Contoh, Kab Pohuwato di Pemilu lalu meningkat dari 3 kursi menjadi 6 kursi, di Boalemo dari 3 kursi menjadi 4 kursi, di Gorut malah turun dari 2 kursi menjadi 1 kursi, di Kota Gorontalo GERINDRA meningkat dari 3 kursi menjadi 4 kursi, di Bonbol partai itu mempertahankan 3 kursi, di Kabgor naik dari 1 kursi berkembang menjadi 4 kursi.

Jadi, Kabgor adalah peningkatan yang paling tinggi. “Itu terjadi di masa kepemimpinan Tomy Ishak,” ucap Nasir Majid. Jadi, lanjutnya, wajar kalau Tomy dipercayakan sebagai ketua tim pembangunan kantor GERINDRA tingkat provinsi.

Sementara itu, ketua GERINDRA Kota Gorontalo, Sulyanto Pateda ditunjuk sebagai sekretaris tim pembangunan tersebut. Sulyanto adalah Wakil Ketua DPRD Provinsi Gorontalo. “Sengaja kami tunjuk pak Sulyanto sebab beliau dapat bekerja maksimal dengan kondisi seperti apa pun,” kata Nasir pula.

Beralih ke Tomy Ishak. Dia dengan senang hati diberi tanggung jawab ini. “Apalagi ini tugas yang sederhana, uangnya ada, SDMnya ada, bahkan sampai kontraktornya juga ada secara internal partai,” urainya.

Menurut Tomy Ishak, tim pembangunan tersebut sedang bekerja secara maksimal. “Yang pertama, saya dkk diberikan waktu yang relatif sangat singkat untuk membangun kantor DPD. Yang kedua, kita memalsimalkan Dana Gotong Royong yang melibatkan semua kader GERINDRA,” cetus Tomy Ishak.

Menurut Tomy, yang akan dilakukan oleh tim ini pertama kali adalah mendesain secara teknis, kemudian melaksanakan pembangunan. “Sederhana kan ya…desain lalu bangun. Aa bo gampang, hehe,” ungkap Tomy sambil tersenyum.

Continue Reading

Facebook

Terpopuler