Connect with us

News

Diduga Tilap Dana BST, Warga Minta Kades Bunto di Pecat

Published

on

Warga melakukan Aksi Demo

GORONTALO – Masyarakat yang geram nyaris baku hantam. Pasalnya, puluhan warga Bunto mengaku kecewa dengan tindakan yang dilakukan oleh oknum kepala desa dan mereka memaksa masuk untuk melakukan penyegelan kantor desa.

Buntut kekecewaan warga tersebut disinyalir terkait dugaan yang bersangkutan telah menggelapkan dana Bantuan Sosial Tunai (BST).

Koordinator Aksi, Kasmat Toliango dalam orasinya menyebutkan bahwa sebanyak ratusan juta rupiah dana BST telah hilang di Desa Bunto, Kabupaten Pohuwato. Ia mempertanyakan dana ratusan juta tersebut siapa yang mengambil. Apakah masyarakat?, sementara sebagian besar masyarakat belum menerima BST tersebut.

“Olehnya kami meminta kepada pihak Kepolisian untuk tidak menghalangi kami menutup Kantor Desa. Sebab ini bentuk kekecewaan kami terhadap Pemerintah daerah yang diduga telah membela oknum Kepala Desa Bunto tersebut,” ungkap Kasmat.

Disisi lain, Bupati Pohuwato, Saipul A. Mbuinga kata Kasmat, sudah berjanji kepada masyarakat akan menindak tegas oknum yang diduga bermain dana BST. Oleh karena itu, hari ini juga kita menagih janji dari Kepala Daerah Pohuwato tersebut.

“Ada ratusan juta rupiah dana BST yang hilang di Desa Bunto, berdasarkan hasil temuan Itda Pohuwato. Sehingga hari ini kami akan menutup kantor desa, sambil menunggu keputusan Bupati Pohuwato untuk memberhentikan Kades Bunto,” tegasnya.

Menanggapi hal itu, Camat Popayato Timur, Arifin menyampaikan, bahwa dirinya meminta kepada masyarakat setempat untuk tidak melakukan hal-hal yang dapat merusak fasilitas negara.

Terkait desakan masyarakat untuk meminta Kepala Desa Bunto segera diberhentikan, ia mengutarakan bahwa aspirasi tersebut akan disampaikannya langsung kepada Bupati Pohuwato.

“Ini akan saya tindaklanjuti. Dan saya minta tidak ada penutupan kantor desa. Kasiang masyarakat yang membutuhkan pelayanan administrasi, tetapi kantor desa ditutup,” pungkasnya.

Gorontalo

Pilkada 2024 Tinggal 1000 Jam

Published

on

Oleh : Dr. Funco Tanipu., ST., M.A (Founder The Gorontalo Institute, Pengajar Mata Kuliah Sosiologi Politik di Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Gorontalo).

GORONTALO – Pilkada 2024 menyisakan waktu sekitar 112 hari lagi atau 1000 jam. Tapi, jika dihitung secara lebih efektif, waktu “kerja” politisi termasuk Calon Kepala Daerah dan Calon Wakil Kepala Daerah, praktis tinggal 112 hari.

Bukannya Pilkada nanti tanggal 27 November 2024? Yang berarti masih 210 hari lagi? Tapi kok hanya dihitung “110 an Hari” lagi? Kenapa 112 hari, karena tiap minggu tidak mungkin ada yang kerja bisa 24/7 atau 24 jam dalam 7 hari. Itu tidak mungkin.

Jelang Pilkada yang waktu kalender masih sekitar 210 hari, tetapi waktu efektif hanya 112 hari. Itu bisa didapatkan dengan menghitung sederhana ; seminggu itu hanya bisa sekitar 4 hari efektif. 3 hari untuk keluarga dan diri sendiri. Artinya dari April sampai November ada sekitar 28 minggu. Jika seminggu hanya bisa 4 hari efektif maka tersisa hanya 112 hari

Sisa waktu hari pun tidak mungkin 24 jam sehari dihabiskan untuk kerja politik. Pasti ada agenda pribadi, misalnya tidur, makan, mandi, main hp, termasuk rebahan. Belum ditambah “mager” alias malas gerak.

Dalam sehari, aktifitas untuk agenda pribadi, paling tidak memakan waktu 10 jam sehari. Berarti tinggal 14 jam yang efektif per hari.

Jika sisa waktu 112 hari dikalikan 14 jam efektif berarti ada sekitar 1568 jam efektif yang tersisa sebelum Pilkada 2024.

1568 jam itu sangat tipis, karena anda (jika misalnya baru kali ini ikut Pilkada) berarti harus mencari “sumber daya” untuk bergerak, harus membangun jaringan baru, membangun popularitas, memperkuat likeabilitas (ketersukaan, atau bagaimana anda bisa disukai) hingga keterpilihan anda.

Syarat-syarat diatas tidak bisa kualitatif atau sekedar dapat masukan dari tim sukses, ring satu, tangan kanan, dan circle anda ; “pokoknya, aman ti pak/ibu pa saya sana, warga itu bolo ba tunggu saya pe perintah”, atau “hi iyoma ju ti tati to kambungu loodungohe tanggulo li pak”, atau “he du’a li tatiye to tihi lo kambungu turusi ti pak botiye, bo atie dipo le dingingo tihi lingoliyo”, ada juga “ali tatiey boyito penu bo pulsa, modungohu tingoliyo”, dan yang unik “ma ilo tohilopa li tatiye ngo kambungu ti pak boti, iyo-iyomo pake pake jas, madelo ma polantikan”.

Ukuran-ukuran kualitatif seperti diatas, bagi pemula lumayan “beken sanang talinga”. Dan, ada “kaidah umum” ; harus “ba lucur” dengan “ba siram”. Kalo tidak, akan keluar jawaban ancaman pamungkas : “ti tatiye to kambungu boyito mahe nao mao lo calon uwewo, bo pilele mao latiya, pohulata kode”.

Nah, 1000 an jam itu, akan ada model dan gaya dari “penyintas” politik, yang biasa main “dua kaki, “lima kaki” hingga “kaki saribu”. Yang ilmu tersebut sudah diupdate selama beberapa kali Pilkada yang semakin canggih, apalagi pengalaman Pemilu barusan.

Tapi, Pilkada butuh angka pasti, sangat kuantiatif. Selain ilmu dasar dalam politik lokal harus disesuaikan : “jangan cuma bisa kali-kali, tambah-tambah, dengan kurang-kurang, tapi juga debo harus tau bagi-bagi”.

Walaupun kategorinya sudah “pragmatis”, tapi itu fakta kontestasi politik pada ranah lokal. Jika popularitas anda dibawah, apalagi ketersukaan rendah, gagasan anda “taap”, jaringan anda cuma hanya dalam satu marga “baku kanal” itupun cuma karena “dorang hitung” keluarga. Maka, “resources” untuk cost harus anda siapkan. Butuh energi maksimal dalam 1000 an jam dalam meningkatkan itu.

Waktu 1000 an jam itu sangat tipis. Dan saya yakin, tidak semua kandidat punya hitungan detail soal jumlah pemilih, nama, alamat, keyakinan pemilih tersebut sudah berapa persen memilih anda, berapa banyak keluarga atau teman yang bisa dia ajak, hingga bagaimana dia mentransfer gagasan anda pada lingkungannya.

Jangan sampai narasi yang didistribusi itu hanya sekedar “orang bae dia”. Narasi “orang bae” apalagi “kancang te rajal” pasti membutuhkan anggaran yang tidak sedikit. Praktek “pragmatis” di masyarakat karena berasal dari konstruksi wacana “orang bae”, “kancang”.

Oleh karena itu, harus ada keseimbangan dalam agenda 1000 an jam. Tidak boleh tunggal, apalagi cuma modal “kuti-kuti” pada saat serangan fajar. Harus diingat, bukan cuma anda yang siap “bakuti-kuti”, yang lain juga. Karenanya, membangun narasi, personal branding harus hati-hati.

Membangun reputasi penting, tapi tidak sekedar anda membagikan “quote”, “kata-kata mutiara” yang entah anda copot dari mana, ditambah gambar anda sebagai pemanis, yang itu anda bagikan di whatsapp story, facebook, instagram story, dll, yang itu terus terang sangat membosankan.

Oleh karena itu, waktu 1000 an jam yang sangat pendek, membuat anda harus kurangi “mager”, dan hal-hal tidak produktif lainnya.

Selamat memasuki etape 1000 jam, rencanakan dengan baik, persiapkan mental, perbaiki hubungan yang telah rusak, perbanyak modal sosial, dan pada intinya sejauh dan sekeras apapun anda, Allah sebagai penentu, serahkan padaNya setiap urusan dalam setiap tarikan nafas dan gerak ikhtiar anda.

Continue Reading

Gorontalo

FOPI Gorontalo Siap Bersaing di Pentaque Tournament 2024 Gresik

Published

on

GORONTALO – FOPI Gorontalo, di bawah kepemimpinan Dr. dr. Cecy Wolok Karim, Sp. GK, siap menantang 122 peserta dalam Pentaque Tournament 2024 di Gresik. Mereka mengirimkan 12 tim, termasuk 7 tim double dan 5 tim triple, untuk bersaing dalam Kejuaraan Petanque Double Open & Triple Open New Kampret Tournament pada tanggal 26-28 April 2024.

Meskipun belum berhasil lolos ke PON XXI Aceh-Sumut, FOPI Gorontalo terus berkomitmen pada pembinaan dan partisipasi dalam berbagai event pentaque nasional, yang bertujuan untuk mendukung pembinaan prestasi pentaque di Gorontalo. Keikutsertaan mereka dalam event pentaque juga akan melibatkan atlet-atlet yang berhasil lolos PON XXI dari seluruh Indonesia.

Tournament ini, yang diikuti oleh 74 peserta tim double dan 48 tim triple, diharapkan akan meningkatkan jam terbang atlet-atlet pentaque Gorontalo. Arif Rahman Hakim Abdul, ketua rombongan, menyatakan bahwa salah satu evaluasi dari kualifikasi PON tahun sebelumnya adalah kurangnya jam terbang atlet dalam mengikuti event pentaque, baik regional maupun nasional.

FOPI Gorontalo akan bertanding dalam dua nomor perlombaan, double open dan triple open. Mereka berharap para atlet seperti Dr. Safriyanto Dako, Edy Dharma Putra Duhe, dan lainnya dapat meraih hasil yang memuaskan di turnamen ini, yang kabarnya akan diikuti oleh atlet-atlet PON dari berbagai Provinsi di Indonesia.

Arif berharap agar mereka dapat kembali dengan hasil yang memuaskan, terutama mengingat banyaknya atlet yang akan berlaga di PON XXI Aceh-Sumut. Sementara itu, Edy Dharma Putra Duhe, yang juga wakil Dekan FOK UNG, menyatakan bahwa turnamen ini akan menjadi ajang untuk mengasah kemampuan dan mengevaluasi pembinaan atlet selama ini. Mereka berharap event ini juga akan meningkatkan pengalaman dan jam terbang atlet dalam berbagai event pentaque nasional.

Continue Reading

Gorontalo

Banjir Melanda Desa Puncak Jaya, Kabupaten Pohuwato

Published

on

POHUWATO – Akibat curah hujan yang tinggi, Desa Puncak Jaya, yang terletak di Kecamatan Taluditi, Kabupaten Pohuwato, mengalami banjir pada hari Senin (22/04/2024).

Berdasarkan laporan dari media barakati.id, banjir tersebut disebabkan oleh meluapnya sungai dari dua sumber, yaitu air terjun Harapan dan air terjun Indah.

Kepala Desa Puncak Jaya, Halim, menjelaskan bahwa banjir telah menggenangi dua titik di desa tersebut, mempengaruhi sekitar 60 rumah warga beserta kantor desa.

“Sungainya sudah dangkal, dan jika hujan deras terjadi selama 2 jam, pasti banjir datang,” ungkap Halim.

Dia melaporkan bahwa tinggi air yang menggenangi daerah tersebut mencapai sekitar 1 meter, setara dengan ketinggian lutut orang dewasa.

Halim berharap pemerintah daerah segera mengambil tindakan untuk melakukan normalisasi aliran sungai dari air terjun Harapan dan air terjun Indah.

“Kami tidak memerlukan bantuan makanan instan, yang kami butuhkan adalah normalisasi sungai,” tegasnya.

Continue Reading

Facebook

Terpopuler